M. Tanzil Aziz
010110a064
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
ABSTRAK
Upaya yang dilakukan lansia untuk meningkatkan kesejahteraannya adalah dengan
memenuhi kebutuhan dasarnya. Salah satu kebutuhan dasar tersebut adalah tidur dan istirahat.
Tetapi, sekitar 60% lansia mengalami insomnia. Salah satu upaya untuk mengatasi insomnia
adalah dengan terapi pijat (massage). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi
pijat (massage) terhadap tingkat insomnia pada lansia di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading
Semarang.
Teknik pengambilan data menggunakan rancangan eksperimen semu (Quasi Eksperiment),
yaitu dengan menggunakan Non Equivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini
adalah sejumlah 115 lansia. Teknik sampling menggunakan purposive sampling dengan jumlah
sampel yaitu 34 responden, 17 responden kelompok perlakuan dan 17 responden kelompok
kontrol. Pengumpulan data data menggunakan kuesioner Kelompok Study Psikiatri Biologi
Jakarta-Insomnia Rating Scale (KSPBJ-IRS). Analisis data dengan menggunakan t tes.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mean pada post perlakuan 4,29, sedangkan pada post
kelompok kontrol 6,00. Dengan menggunakan t tes independen post perlakuan didapatkan hasil
p-Value = 0,030 bila dibandingkan dengan (0,05) berarti ada pengaruh terapi terapi pijat
(massage) terhadap tingkat insomnia pada lansia di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading
Semarang.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan lansia dapat melaksanakan terapi pijat (massage)
secara rutin dan menjaga pola hidup sehat.
Kata kunci
ABSTRACT
One of the efforts to improve elderly peoples welfare is by fulfilling their basic needs.
The basic requirements are sleeping and taking rest. However, approximately 60% of elderly
people experience insomnia or sleeping problems. This study aimed to determine the influence of
massage therapy toward insomnia level on elderly people at Pucang Gading Social Rehabilitation
Unit in Semarang in 2014.
Data collecting technique used quasi experiment, which used Non Equivalent Control
Group Design. The population in this study was all elderly people living in the Social
Rehabilitation Unit or as many as 115 people Sampling technique used purposive sampling with
the samples of 34 respondents. 17 respondents were in the intervention group and 17 respondents
in the control group. Data collecting used questionnaires of the study group of Psychiatrybiologi-Insomnia-Insomnia Rating Scale (KSPBJ-IRS). Data Analysis used t test.
The results show that the mean in the post treatment group is 4,29, and the mean in the
post control group is 6,00. By using independent t test in post treatment grap gets p-value =
0.030 compared with (0.05) meaning that there is an influence of massage therapy toward the
level of insomnia on elderly people in pucang gading social rehabilitation unit in Semarang.
Based on these results, the elderly people are advised to implement progressive
relaxation exercise routine and regularly and to implement a healthy lifestyle.
Key words
PENDAHULUAN
Maha
Esa
(Nugroho,
2008).
semakin
bahkan
2006).
bertambah
banyak,
(Widya,
sebanyak
14,44
juta
Seiring
dengan
2010).
jiwa.
Movement)
cenderung
memendek.
cepat
atau
NREM
(Non
Rapid
eye
bertambahnya
umur
pada
malam
hari
dan
membutuhkan
banyak
Perry, 2005).
(Nugroho,
Menurut
Francesco
Cappuccio,
terbangun
pada
2006).
malam
hari
Implikasi
ini
national
institute
of
menangani
dikatagorikan
1.)Biological
penduduk
perkirakan
2010).
Indonesia
di
5.)Ancient
insomnia
pada
lansia
yaitu
Practice
:herbal,
menjadi
Based
medical
systems
:obat
terdapat
perasaan nyaman.
Pijat
(massage)
juga
dapat
(2009),
melenturkan
pijat
punggung
meningkatkan
tubuh,
memulihkan
sakit.
Sedangkan
menurut
Duke
mengurangi
Terapi
membantu
pijat
(massage)
penyembuhan
dapat
berbagai
kegelisahaan
dan
depresi
hasil
studi
Sosial
Pucang
mengatakan
bahwa
Rehabilitasi
Sosial
Gading
Semarang
Lansia
Di
Pucang
Unit
Gading
Berdasarkan
fenomena
permasalahan tersebut
untuk
melakukan
dan
penulis tertarik
penelitian
tentang
Rehabilitasi
Semarang.
hasil
Sosial
Pucang
Gading
wawancara
memberikan
obat-obatan
untuk
ini
Rehabilitasi
Semarang
pihak
Sosial
mengatakan
pengelola
Pucang
belum
Sosial
Pucang
Gading
Semarang.
Unit
Manfaat peneliti dalam teoritis
Gading
pernah
pengalaman
dalam
mengatasi
METODE PENELITIAN
Penelitian
metode
ini
quasy
menggunakan,
experiment
design.
intervensi
dan
17
untuk
purposive
sampling.
Kriteria
responden,
belum
pernah
ini
dilakukan
Sosial
Waktu
di
Pucang
penelitian
Unit
Gading
pada
(KSPBJ-IRS)
dimodifikasi
sesuai
yang
telah
kondisi
lansia.
dianalisis
uji
mengetahui data
dengan
Shapiro-Wilk
berdistribusi
untuk
normal.
digunakan
untuk
mengetahui
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian mengenai pengaruh
pemberian terapi pijat (massage) terhadap
tingkat
Distribusi Frekuensi
Berdasarkan
Tingkat
Insomnia
B. Analisa Bivariat
3. Tabel 5.3
Uji
Kesetaraan
Tingkat Insomnia Lansia Sebelum
Perlakuan
antara
Kelompok
Intervensi dan Kontrol di Unit
Rehabilitasi Sosial Pucang Gading
Semarang, 2014
(Massage)
pada
Variabel
Kelompo
k
Mean
Sd
pvalue
Insomnia
Intervensi
17
5,76
1,821
-0,193
0,848
Kontrol
17
5,88
1,728
Kelompok
Rehabilitasi
Sosial
Pucang
Insomnia
Tidak insomnia
Ringan
Sedang
Berat
Jumlah
Intervensi
Kontrol
Frekuen Persenta Frekuen Persentas
si
se (%)
si
e (%)
0
0,0
0
0,0
1
5,9
1
5,9
13
76,5
14
82,4
3
17,6
2
11,7
17
100
17
100
Intervensi
Kontrol
Frekuens Persentase
Persentase
Frekuensi
i
(%)
(%)
0
0,0
0
0,0
8
47,1
3
17,6
8
47,1
12
70,6
1
5,9
2
11,8
17
100
17
100
4. Tabel 5.4
Perbedaan Insomnia
Lansia
Sebelum
dan
Sesudah
Diberikan Terapi Pijat (Massage)
pada Kelompok Intervensi di Unit
Rehabilitasi Sosial Pucang Gading
Semarang, 2014
Variabel
Perlakuan
Mean
Sd
p-value
Insomnia
Sebelum
17
5,76
1,821
6,428
0,000
Sesudah
17
4,29
2,144
5. Tabel 5.5
Perbedaan Insomnia
Lansia
Sebelum
dan
Sesudah
Perlakuan pada Kelompok Kontrol di
Unit Rehabilitasi Sosial Pucang
Gading Semarang, 2014
7
Variabel
Perlakuan
Mean
Sd
pvalue
Insomnia
Sebelum
17
5,88
1,728
-0,316
0,756
Sesudah
17
6,00
2,236
diberikan
terapi
pijat
(massage).
0,000
<
(0,05),
ini
Variabel
Kelompo
k
Mea
n
Insomnia
Intervensi
17
Sd
pvalue
Gading
Semarang
perlakuan
Kontrol
17
pada
kelompok
0,030
sebelum
dan
sesudah
6,00 2,236
hasil
memperlihatkan
PEMBAHASAN
a. Perbedaan Terapi Pijat (Massage)
penelitian
adanya
pengaruh
pada
lansia
di
Unit
tabel
5.4,
rata-rata
skor
tingkat
terapi
pijat
(massage),
yang
menyenangkan
yang
dapat
b. Perbedaan
Terapi
Pijat
(Massage)
terhadap
Tingkat
Insomnia
Lansia
Pretest
dan
fakta
diatas
di
lansia
Unit
Rehabilitasi
Sosial
Rehabilitasi
tabel
bahwa
yang
tinggal
Sosial
di
Unit
dan
tidak
5.5,
pada
perbedaan
3 dan 4,
(0,05).
Apalagi lansia
Ini
berarti
bahwa
ada
yaitu
dapat
mereka
harus
Tingkat
Insomnia
kontrol
tidak
ada
(massage).
diberikan
pada
terapi
pijat
dapat
memperlancar
kelompok
dan
tekanan
(Anonim, 2001).
letih,
dengan
pada
titik
melakukan
tertentu
10
meningkat,
asetilkolin.
memicu
Melalui
respon
yang
pembuangan
hormone
sisa-sisa
endorphin
yang
dikarenakan
seperti
hipertensi,
dikeluarkan
medula
relaksasi
dapat
hormon
yang
adrenal
pada
berbagai
kelenjar
pada
tubuh,
epineprin
darah,
yang
dilepaskan
oleh
mengembalikan
pengeluaran
(Olney, 2005).
Massase
dapat
membuat
Dari
fakta
diatas
dapat
terapi
baroreseptor
mempengaruhi
sistem
penurunan
yang
aktivitas
saraf
pijat
(massage)
dapat
11
signifikan.
d. Keterbatasan
adalah
peneliti
tidak
dapat
ruangan.
kelompok
kontrol
dengan
p-value
KESIMPULAN
hasil
penelitian
dapat
terhadap
tingkat
insomnia
lansia.
kontrol
yaitu
14
SARAN
orang
(82,4%).
2. Sebagian besar lansia pada kelompok
intervensi sesudah diberikan terapi pijat
(massage) mengalami insomnia ringan
yaitu 8 orang (47,1%), sedangkan pada
1. Bagi perawat
Hendaknya
Terapi
pijat
12
2. Bagi lansia
Hendaknya
Lansia
dapat
(massage)
terhadap
Pegawai
Rehabilitasi
Sosial
Sosial
di
Pucang
tingkat
Bambang
Trisnowiyanto.
(2012).
Keterampilan Dasar Massage.
Yogjakarta: Muha Medika.
Unit
2008.
Teknik
Prosedural
Keperawatan
Konsep
dan
Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta: Salemba Medika.
Gading
Cassar,
Semarang
Dapat menerapkan terapi pijat
lansia.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, H., Aziz. 2003. Riset keperawatan
dan teknik penulisan ilmiah.
Jakarta : Salemba Medika.
Amir, N.2007. Gangguan Tidur pada
Lanjut Usia. 22 desember 2009,
From
:
www.google.net/
13
practices/massage-therapy/howdoes-massage-work. Tanggal 2
November 2011. Jam 14.20 WIB.
Japardi,
Kanisius. (2009).
Yogjakarta
Bebas
Insomnia.
Notoatmodjo,
Soekidjo.
(2005).
Metodologi Penelitian Kesehatan.
Edisi Revisi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo,
Soekidjo.
(2010).
Metodologi Penelitian Kesehatan.
Edisi Revisi. Jakarta: Rineka
Cipta.
14
Perry
Pembimbing II
Perry