Anda di halaman 1dari 6

Nama : TIO PRASETYO

NIM : 2311141080
KIMIA ANALISIS
TITRASI KOMPLEKSOMETRI

Tirasi kompleksometri merupakan titirasi yang didasarkan atas reaksi pembentukan


kompleks dari reaksi komponen zat yang diuji dengan titran. Reaksi pembentukan kompleks
harus memenuhi syarat yaitu kompleks yang terbentuk haus tsabil dalam jangka waktu yang
cukup lama. Senyawa kompleks yang terbentuk dinamakan senyawa sepit (chelate). Salah satu
titrasi pembentukan kompleks ini adalah penetapan kadar logam atau senyawa dengan
menggunakan etilene diamine tetra asetat acid (EDTA) sebagai titran pembentuk kompleks.
Prosedur-prosedur penting untuk titrasi ion-ion logam dengan EDTA adalah sebagai
berikut:
1. Titrasi langsung. Larutan yang mengadung ion logam yang akan ditetapkan kadarnya
dibufferkan hingga pH yang dikehendaki (misalnya hingga pH =10 dengan NH4+ larutan air dan
NH3) dan langsung dititrasi dengan larutan EDTA standar.
2. Titrasi balik. Karena berbagai alasan, banyak logam tak dapat dititrasi langsung. Mereka
mungkin mengendap dari dalam larutan dalam jangka pH yang perlu untuk dititrasi; atau mereka
mungkin membentuk kompleks-kompleks yang inert; atau indikator logam yang sesuai tidak
tersedia. Dalam hal-hal demikian, ditambahkan larutan EDTA berlebih. Larutan yang dihasilkan
dibufferkan hingga pH yang dikehendaki dan kelebihan reagensia dititrasi balik dengan suatu
larutan ion logam standar. Titik akhir dideteksi dengan bantuan indikator logam yang berespon
terhadap ion logam yang ditambahkan pada titrasi balik..
Reaksi kesetimbangan pembentuk kompleks banyak digunakan dalam titrimetri. Cara
titrimetri ini didasarkan pada kemampuan ion-ion logam membentuk senyawa kompleks yang
mantap dan dapat larut dalam air. Karena itu cara ini sering disebut titrasi kompleksometri. Atas
dasar ini, sejumlah cara titrasi untuk menentukan kadar ion-ion logam dalam cuplikan telah
dikembangkan oleh para ahli.

Reaksi-reaksi kesetimbangan pembentukan kompleks banyak digunakan dalam titrimeri.


Cara titrimetri ini didasarkan pada kemampuan ion-ion logam membentuk senyawa kompleks
yang mantap dan dapat larut dalam air. Karena itu cara ini sering disebut titrasi kompleksometri.
Zat pengompleks (pereaksi) yang sering digunakan adalah ligan bergigi banyak, yaitu
asam etilen diamin tetra asetat atau EDTA dengan rumus sebagai berikut :
HOOC - CH2

CH2 - COOH
N CH2 CH2 - N

HOOC - CH2

CH2 - COOH

Dari strukturnya, bahwa molekul tersebut (EDTA) mengandung baik donor elektron dari
atom oksigen maupun donor dari atom nitrogen sehingga dapat menghasilkan khelat bercincin
sampai dengan enam secara serentak. EDTA mudah larut dalam air, dapat diperoleh dalam
keadaan murni, tapi karena adanya dengan jumlah yang tidak tertentu, sebaiknya distandarisasi
dulu.
EDTA berpotensi sebagai ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan sebuah ion
logam melalui gugus dua nitrogen dan empat karboksilnya. Dalam kasus lainnya, EDTA dapat
bertindak sebagai ligan kuinkedendat atau kuadridentat dengan satu atau dua gugus karboksilnya
bebas dari interaksi kuat dengan logam. Untuk mudahnya, bentuk asam bebas dari EDTA sering
disingkat H4y.
Karena EDTA mengandung enam situs basa-empat karbosilat oksigen dan dua nitrogen.
Maka enam spesies asam dapat hadir : H6y2+, H5y+, H4y, H3y-, H2y2-, dan H3y3-. Dua asam pertama
adalah asam-asam yang relatif kuat dan biasanya tidak penting dalam perhitungan
kesetimbangan. Dari sekian banyak ligan organik, asam-asam Paramino-karboksilat
(komplekson) merupakan ligan yang sangat penting dalam pemeriksaan kimia.
Sifat yang sangat penting dan khas dari senyawa-senyawa komplekson adalah
kemampuannya membentuk senyawa kompleks kelat bertangan banyak, karena kompleks EDTA
sangat mantap, maka jelaslah bahwa di daerah titik kesetaraan kepekatan ion logam akan
menurun sangat tajam.
EDTA adalah asam tetraprotik dengan 4 macam tetapan disosiasi yaitu:

K1 = 1.10-2

K3 = 6,9. 10-7

K2 = 2,1.10-3

K4 = 7. 10-11

Dari harga tetapan disosiasi tersebut, jelas bahwa hanya 2 proton yang bersifat asam kuat.
Pada pH tersebut reaksi pembentukan kompleks dari EDTA dengan ion logam polivalen : Mnn+,
dinyatakan sebagai berikut :
Mn2+ + H2Y2-

MY(n-4) + 2H+

Reaksi tersebut bolak balik (reversible) dan ke arah pembentukan kompleks logam disetai
dengan pelepasan H+. Bila keasaman larutan tinggi (pH rendah) maka kompleks logam akan
terdisosiasi dan kesetimbangan akan bergeser ke kiri. Bila larutan alkalis (pH tinggi) maka
kemungkinan akan terbentuk hidroksida dari logam yang bersangkutan. Untuk menjaga hal ini
maka dilakukan penambahan pH tertentu. Makin rendah stabilitas kompleks metal EDTA, maka
pada titrasi harus digunakan pH yang tinggi.
Bukti yang menunjukkan bahwa EDTA mempunyai rumus bangun zwitter rangkap
yaitu sebagai berikutL:
-

OOC - CH2 H+

H+

H+

H+ - CH2 - COOH

N CH2 CH2 - N
-

CH2 - COO-

OOC - CH2

Senyawa ini biasanya digunakan dalam bentuk garam natriumnya yang sering digunakan
juga disebut EDTA atau kadang-kadang Na2EDTA. Pelepasan empat proton dari molekul EDTA
menyebabkan ligan ini mempunyai enam pasang elektron bebas. Untuk mencegah perubahan
digunakan larutan buffer pada titrasi kompleksometri ini. Salah satu penggunaan titrasi
kompleksometri adalah digunakan untuk penentuan kesadahan air dimana disebabkan oleh
adanya ion Ca2+ dan Mg2+. Titrasi ini langsung dengan EDTA pada pH 10 yang menggunakan
indikator Erichom Black T(H3In) titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna dari merah
menjadi biru. Pada pH 10, EBT (Hin = berwarna biru) bentuk ini bereaksi dengan Mg
membentuk kompleks dengan berwarna merah.
Mg2+ + Hln2-

Mgln- + H+

Kelat logam terbentuk dengan molekul EBT dengan hilangnya ion-ion hidrogen dari
fenolat-gugus OH dan pembentukan ikatan antara ion logam dan atom-atom oksigen. Molekul
EBT biasanya dihadirkan dalam bentuk singkatan sebagai asam triprotik, H3In. Spesies asam
sulfonat yang terlihat pada gambar sebagai terionisasi, ini adalah sebuah gugus asam kuat yang
terurai dalam sebuah larutan berair yang tidak bergantung pH, sehingga struktur yang
ditunjukkan adalah H2In.
Komplek terbentuk 1:1 yang stabil berwarna anggur merah, dengan sejumlah kation
seperti Mg2+, Ca2+, Zn2+, dan Ni2+. Banyak titrasi EDTA terjadi dalam penyangga pH 8 sampai 10.
Suatu rentang dimana bentuk dominan dari EBT adalah bentuk Hin2- baru.
Kompleks yang dibentuk indikator dengan ion logam lebih lemah daripada kompleks
antara ion logam dengan EDTA (kompleks Mgln lebih lemah dari MgY2-) dengan demikian
kelebihan EDTA akan mengikat Mg dari Mgln membentuk kompleks Mg2+.
Mgl- + H2Y2Merah

MgY2- + Hln2- + H+
Tak berwarna

Biru

Senyawa ini dengan banyak kation membentuk kompleks dengan perbandingan 1 : 1,


Beberapa valensinya:
M2+ + (H2Y)= (MY)2- + 2 H+
M3+ + (H2Y)= (MY)- + 2 H+
M4+ + (H2Y)= (MY) + 2 H+
Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks,
membentuk hasil berupa kompleks. Reaksireaksi pembentukan kompleks atau yang
menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi.

Karena itu perlu pengertian yang cukup luas tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama
akan diterapkan pada titrasi. Contoh reaksi titrasi kompleksometri:
Ag+ + 2 CN- =Ag(CN)2
Hg2+ + 2Cl- =HgCl2
Salah satu tipe reaksi kimia yang berlaku sebagai dasar penentuan titrimetrik melibatkan
pembentukan (formasi) kompleks atau ion kompleks yang larut namun sedikit terdisosiasi.
Kompleks yang dimaksud di sini adalah kompleks yang dibentuk melalui reaksi ion logam,
sebuah kation, dengan sebuah anion atau molekul netral.
Titrasi kelatometri, seperti yang menyangkut penggunaan EDTA. Gugus-yang terikat
pada ion pusat, disebut ligan, dan dalam larutan air, reaksi dapat dinyatakan oleh persamaan :
M(H2O)n + L = M(H2O)(n-1) L + H2O
Faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan kompleks, yaitu :
a. Kemampuan mengkompleks logam-logam.
Kemampuan mengkompleks relatif (dari) logam-logam digambarkan dengan baik
menurut klarifikasi Schwarzenbach, yang dalam garis besarnya didasarkan atas pembagian
logam menjadi asam Lewis (penerima pasangan elektron) kelas A dan kelas B.
b. Ciri-ciri khas ligan itu.
Di antara ciri-ciri khas ligan yang umum diakui sebagai mempengaruhi kestabilan kompleks
dalam mana ligan itu terlibat, adalah :
1. kekuatan basa dari ligan itu,
2. sifat-sifat penyepitan (jika ada), dan
3. efek-efek sterik (ruang).
Keinertan atau kelabilan kinetik dipengaruhi oleh banyak faktor, tetapi pengamatan umum
berikut ini merupakan pedoman yang baik akan perilaku kompleks-kompleks dari berbagai
unsur, yaitu diantaranya :
1. Unsur grup utama, biasanya membentuk kompleks-kompleks labil.
2.
Dengan kekecualian Cr(III) dan Co(III), kebanyakan unsur transisi
baris-pertama, membentuk kompleks-kompleks labil.
3. Unsur transisi baris kedua dan baris ketiga, cenderung membentuk
kompleks-kompleks inert.
Suatu reaksi kompleks dapat dipakai dalam penitaran apabila:
Kompleks cukup memberikan perbedaan pH yang cukup besar
pada daerah titik setara.
Terbentuknya cepat.

Beberapa jenis senyawa Kompleks


Ada 2 jenis lignand dilihat dari jumlah atom donor di dalamnya :
1. Ligand monodentat : terdapat 1 atom di dalamnya

2.

Ligand polidentat : terdapat lebih dari 1 atom donor di dalamnya


Contoh beberapa komplekson :
1. Asam nitrilotriasetat(III)
Nama lainnya adalah :

NITA

NTA

Komplekson I
2 . Asam trans-1,2-diaminosikloheksana-N,N,N,N-tetraasetat(IV)
Nama lainnya adalah:

EDTA

DcyTA

DCTa

Komplekson IV
3. Asam 2,22etilenadioksibis(etiliminodiasetat) (V)
Nama lainnya:

Asam etilenaglikolbis (2-aminoetil eter) N,N,N,N-tetraasetat


(EGTA)
4. Asam trietilenatetramina-N,N,N,N,N,N-heksaasetat (TTHA)
Asam etilen diamin tetra asetat atau yang lebih dikenal dengan EDTA, merupakan salah satu
jenis asam amina polikarboksilat. EDTA sebenarnya adalah ligan seksidentat yang dapat
berkoordinasi dengan suatu ion logam lewat kedua nitrogen dan keempat gugus karboksil-nya
atau disebut ligan multidentat yang mengandung lebih dari dua atom koordinasi per molekul,
misalnya asam 1,2-diaminoetanatetraasetat (asametilenadiamina tetraasetat, EDTA) yang
mempunyai dua atom nitrogen - penyumbang dan empat atom oksigen penyumbang dalam
molekul.
Suatu EDTA dapat membentuk senyawa kompleks yang mantap dengan sejumlah besar ion
logam sehingga EDTA merupakan ligan yang tidak selektif. Dalam larutan yang agak asam,
dapat terjadi protonasi parsial EDTA tanpa pematahan sempurna kompleks logam, yang
menghasilkan spesies seperti CuHY-. Ternyata bila beberapa ion logam yang ada dalam larutan
tersebut maka titrasi dengan EDTA akan menunjukkan jumlah semua ion logam yang ada dalam
larutan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai