Anda di halaman 1dari 2

Definisi

Merupakan penyakit neurodegeneratif yang paling sering terjadi, penyakit


Alzheimer merupakan penyebab dua pertiga dari keseluruhan gejala pikun
(berkisar pada berbagai studi dari 42 sampai 81%), dengan kasus lain sisanya
disebabkan penyakit jantung dan neurodegeneratif yang lain seperti penyakit
Picks dan diffuse Lewy-body dementia.
Penyakit Alzheimer adalah penyakit pada syaraf yang sifatnya irreversible akibat
penyakit ini berupa kerusakan ingatan, penilaian, pengambilan keputusan, orientasi
fisik secara keselurahan dan pada cara berbicara.
Sumber: Japardi, Iskandar, 2002, Penyakit Alzheimer, USU, Medan
Etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui. Beberapa alternatif penyebab yang
telah dihipotesa adalah intoksikasi logam, gangguan fungsi imunitas, infeksi virus,
polusi udara/industri, trauma, neurotransmiter, defisit formasi sel-sel filament,
presdiposisi heriditer. Dasar kelainan patologi penyakit alzheimer terdiri dari
degenerasi neuronal, kematian daerah spesifik jaringan otak yang mengakibatkan
gangguan fungsi kognitif dengan penurunan daya ingat secara progresif.
Adanya defisiensi faktor pertumbuhan atau asam amino dapat berperan
dalam kematian selektif neuron. Kemungkinan sel-sel tersebut mengalami
degenerasi yang diakibatkan oleh adanya peningkatan calsium intraseluler,
kegagalan metabolisme energi, adanya formasi radikal bebas atau terdapatnya
produksi protein abnormal yang non spesifik.
Penyakit alzheimer adalah penyakit genetika, tetapi beberapa penelitian
telah membuktikan bahwa peran faktor genetika, tetapi beberapa penelitian telah
membuktikan bahwa peran faktor non-genetika (lingkungan) juga ikut terlibat,
dimana faktor lingkungan hanya sebagai pencetus faktor genetika.

Patofisiologi
Pada penyakit Alzheimer ditemukan karakteristik neuropatologikal seperti
hilangnya neuronal selektif dan sinap, adanya plak neurits yang mengandung
peptida A dan neurofibrilary tangles (NFTs) yang membentuk hiperfosforilasi dari
protein tau. Plak neuritk yang terjadi merupakan lesi ekstraseluler yang tersusun
atas inti sentral dari agregasi A peptida yang dikelingi oleh neurit distropi,
mikroglial yang teraktivasi, dan atrosit reaktif. Sedangkan NFTs merupakan buntalan
filamen di dalam sitoplasma sel saraf yang mengelingi sel saraf.

Deposisi A pada otak merupakan salah satu implikasi dari patogenesis


penyakit Alzheimer. Akumulasi A (khususnya A42 peptida) pada otak merupakan
inisiasi terjadinya disfungsi neuron, neurodegenerasi, dan dementia. Mutasi gen AP
pada kromosom 21, PS1 pada kromosom 14, dan PS2 pada kromosom 1 mengarah
pada early- onset penyakit Alzheimer tipe familial yang terjadi dalam produksi
berlebihan dan/atau peningkatan agregasi dari A. Beta-Amyloid merupakan produk
fisiologi normal dari AP dan merupakan komponen soluble dari plasma dan cairan
cerebrospinal.
Dalam pembentukan A, AP dipecah oleh tiga enzim yaitu -, -, dan secretase. Pemecahan AP oleh -secretase kemudian oleh -secretase
menghasilkan A sedangkan bila dipecah oleh -secretase akan menghasilkan
peptida yang bersifat nontoxic. Mutasi ganda pada AP mengarah pada peningkatan
A akibat pemecahan AP oleh -secretas yang meningkat. Beta-Amyloid peptida
merupakan komponen protein utama pada plak neuritk yang merupakan
karakteristik dari penyakit Alzheimer.
Beta-Amyloid terkadang memulai aksi toksik sebelum terbentuknya fibril.
Peningkatan derajat A soluble dan bukan plak A berhubungan dengan disfungsi
kognitf pada penyakit Alzheimer. Adanya ganguan kognitf pada individu yang
menderita penyakit Alzheimer sangat kuat dihubungkan dengan hilangnya sinap
yang melewati region kortikal otak. Self-agregation dari A menjadi oligomer
soluble low-n merupakan penyebab utama sinaptoksisitas pada penyakit Alzheimer.
Terdapat dua varian terminal karboksil dari A yaitu A40 yang merupakan sekret
spesies utama dari sel kultur dan terdapat pada cairan cerebrospinal sedangkan
A42 merupakan komponen utama amyloid yang berdeposit di otak pada penyakit
Alzheimer. Peningkatan A42 lebih sering mengalami agregasi dan membentuk
fibril. Neurotoksik yang dihasilkan oleh agregasi A menghasilkan beberapa
mekanisme, seperti adanya akumulasi radikal bebas, disregulasi dari homeostatis
kalsium, respon inflamasi, dan adanya aktivasi dari beberapa signaling pathway.
Sumber : Pattny, K.A.M., 2010, Beta Amyloid sebagai Patogenesis Pada
Penyakit Alzheimer, UNUD, Denpasar.

Anda mungkin juga menyukai