Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Udara merupakan campuran mekanis dari bermacam-macam gas.
Komposisi udara normal terdiri atas gas nitrogen 78,1 %, oksigen 20,93 %,
dan karbondioksida 0,03%, sementara selebihnya berupa gas argon, neon,
kripton, xenon dan helium. Udara juga mengandung uap air, debu, bakteri,
spora dan sisa tumbuh-tumbuhan. (Chandra, 2006)
Udara juga merupakan zat yang paling penting setelah air dalam
memberikan kehidupan di permukaan bumi. Selain memberikan oksigen,
udara juga menghantarkan suara, bunyi-bunyian, pendingin benda-benda
yang panas dan dapat pula menjadi media penyebaran penyakit pada manusia.
Kualitas udara perkotaan di Indonesia menunjukkan kecenderungan menurun
dalam beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh yang ditandai
dengan laju urbanisasi yang tinggi telah mendorong peningkatan kebutuhan
energi, terutama energi yang berasal dari bahan bakar minyak atau fosil, yang
pada akhirnya menyebabkan bertambahnya buangan sisa energi.
Dari data BPS tahun 1999, di beberapa provinsi, terutama di kota-kota
besar seperti Medan, Surabaya dan Jakarta, emisi kendaraan bermotor
merupakan kontribusi terbesar terhadap konsentrasi NO2 dan CO di udara
yang jumlahnya lebih dari 50%. (Sudrajad, 2005)
Seiring dengan kemajuan teknologi, udara yang mulanya mengandung
berbagai macam jenis gas dapat dipilah-pilah dan diolah lebih lanjut sehingga
mendatangkan nilai ekonomis. Dalam dunia industri saat ini, kandungan
udara yang terdapat pada atmosfer bumi banyak dimanfaatkan untuk proses
produksi diantaranya yaitu Nitrogen, Oksigen, dan Argon. Seperti PT. Gresik
Gases Indonesia (BOC Gases) merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dalam bidang gas industri. Pabrik pengolah udara ini diharapkan
mampu memenuhi kebutuhan gas industri, mengingat perannya terhadap

pertumbuhan pabrik pabrik lain yang membutuhkan. Contoh industri yang


membutuhkan produk gas tersebut adalah :
a. Pabrik Petrokimia yang membutuhkan Nitrogen sebagai salah satu
penunjang dalam prosesnya atau sebagai gas purge.
b. Pabrik makanan dan minuman menggunakan Nitrogen liquid untuk
membekukan

dengan

cepat

beberapa

jenis

makanan

dengan

meminimalkan kerusakan sel dari kristal es, memperbaiki penampilan,


rasa dan textur.
c. Pabrik Perkapalan yang membutuhkan Argon dan Oksigen sebagai
penunjang pembuatan kapal, sebagai contohnya untuk pengelasan.
Pertumbuhan ekonomi telah meningkatkan kegiatan industri dan
transportasi yang berkontribusi pada penurunan kualitas udara. Penurunan
kualitas udara ini terjadi karena emisi yang berasal dari industri, transportasi,
domestik ataupun kebakaran hutan yang telah melampaui daya dukung
lingkungan.
Sebagai gambaran Pertumbuhan jumlah kendaraan di kota besar hampir
mencapai 15% pertahun. Dengan proyeksi 6-8% maka penggunaan bahan
bakar di Indonesia diperkirakan sebesar 2,1 kali konsumsi tahun 1990 pada
tahun 1998, sebesar 4,6 kali pada tahun 2008 dan 9,0 kali pada tahun 2018.
(Gunawan, 2007)
1.2 Tujuan
a. Mengetahui komposisi gas dalam udara.
b. Mengetahui fungsi elemen-elemen gas dalam udara

BAB II
2

PEMBAHASAN

2.1 Atmosfer Bumi


Bumi merupakan salah satu planet yang ada di tata surya yang
memiliki selubung yang berlapis-lapis. Selubung bumi tersebut berupa
lapisan udara yang sering disebut dengan atmosfer. Atmosfer terdiri
atas bermacam-macam unsur gas dan di dalamnya terjadi proses
pembentukan dan perubahan cuaca dan iklim. Atmosfer melindungi
manusia dari sinar matahari yang berlebihan dan meteor-meteor yang
ada. Adanya atmosfer bumi memperkecil perbedaan temperatur siang
dan malam. Gejala yang terjadi di atmosfer sangat banyak dan
beragam. Pada lapisan

bawah angin berhembus, angin terbentuk,

hujan dan salju jatuh, dan terjadilah musim panas dan musim dingin.
Semua ini merupakan gejala yang lazim terjadi yang sering disebut
cuaca.
Atmosfer bumi merupakan selubung gas yang menyelimuti
permukaan padat dan cair pada bumi. Selubung ini membentang ke
atas sejauh beratusratus kilometer, dan akhirnya bertemu dengan
medium antar planet yang berkerapatan rendah dalam sistem tata
surya. Atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan
tanah sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan bumi.
2.2

Komposisi Udara Pada Atmosfer


Komposisi atmosfer yang utama adalah gas, uap air dan partikel
halus (minute particles) dan tetes cairan (liquid droplets) dalam
jumlah yang sangat sedikit (trace amounts), padatan halus dan tetes
cairan yang terdispersi di udara secara kolektif dinamakan aerosol.
Gas di atmosfer terbagi menjadi 2, yaitu gas dengan konsentrasi tetap
(constant gases) dan gas yang berubah-ubah konsentrasinya (variable
gases) tergantung tempat dan waktu. Nitrogen (78,09%) dan oksigen

(20,94%) merupakan gas konstan yang menyusun hampir 99% udara,


keduanya sangat penting dalam menjaga kehidupan di muka bumi.
Sisanya sebesar 0,97% merupakan gas konstan lain, yaitu nitrogen
oksida dan beberapa gas lembam (inert gases), seperti argon, helium,
kripton, xenon dan beberapa gas variabel, seperti karbondioksida, uap
air, dan ozon. Nitrogen, oksigen, argon, dan karbondioksida
merupakan komponen utama (major) atmosfer dan selebihnya
merupakan komponen pendukung (minor).
Selain itu, terkandung pula uap air dan partikel lain seperti debu
dan garam-garaman yang kita sebut aerosol. Udara di permukaan
bumi yang mengandung uap air disebut udara lembab, sedangkan jika
tidak mengandung uap air disebut udara kering. Komponen gas
penyusun atmosfer bumi terdiri dari berbagai komponen gas,
komponen gas penyusun atmosfer bumi dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 1 Komposisi Gas Dalam udara

a. Nitrogen ( N2 )

Peran nitrogen yang merupakan gas tidak beracun (non-poisonous)


dalam atmosfer tidaklah begitu penting walaupun jumlahnya paling
berlimpah di atmosfer. Akan tetapi, secara tidak langsung berperan
signifikan dalam kehidupan jika bentuknya telah diubah (converted into
useful forms) oleh beberapa mikroba tertentu. Nitrogen banyak
dimodifikasi oleh bakteri dalam tanah, bakteri tersebut menggabungkan
nitrogen dengan oksigen maupun nitrogen dengan hidrogen untuk
membuat nitrit (NO2-), nitrat (NO3-), ataupun amonia (NH4+). Siklus
nitrogen adalah suatu proses konversi senyawa yang mengandung unsur
nitrogen menjadi berbagai macam bentuk kimiawi yang lain.
Transformasi ini dapat terjadi secara biologis maupun non-biologis.
Beberapa proses penting pada siklus nitrogen, antara lain fiksasi
nitrogen, mineralisasi, nitrifikasi, dan denitrifikasi. Fiksasi nitrogen
yang lain terjadi karena proses geofisika, seperti terjadinya kilat. Kilat
memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan, tanpanya tidak
akan ada bentuk kehidupan di bumi. Walaupun demikian, sedikit sekali
makhluk hidup yang dapat menyerap senyawa nitrogen yang terbentuk
dari alam tersebut. Hampir seluruh makhluk hidup mendapatkan
senyawa nitrogen dari makhluk hidup yang lain. Oleh karenanya, reaksi
fiksasi nitrogen sering disebut proses topping-up atau penambahan pada
tersedianya cadangan senyawa nitrogen.
Bakteri pengikat nitrogen baik yang hidup bebas atau dalam
hubungan simbiosis dengan tanaman polongan (kacang polong, buncis,
kacang tanah). Para bakteri simbiotik menggunakan karbohidrat dari
tanaman untuk menghasilkan amoniak yang berguna untuk tanaman.
Tanaman menggunakan nitrogen tetap untuk membentuk asam amino
sebagai penyusun utama (building blocks) protein, asam nukleat (DNA
dan RNA), dan klorofil. Ketika legum mati, nitrogen tetap mengandung
menyuburkan tanah.
Selain itu Nitrogen berfungsi sebagai gas penyusun pada
greenhouse effect apabila bereaksi dengan Oksigen di udara.

Greenhouse effect adalah efek rumah kaca yang dalam prosesnya


mengatur suhu di permukaan bumi. Tanpa bereaksi dengan oksigen di
udara, nitrogen akan tetap menjaga suhu/temperatur di permukaan bumi
sehingga bumi menjadi nyaman bagi yang menghuni.
b. Oksigen (O2)
Oksigen sangatlah penting dalam menopang kehidupan semua
organisme di muka bumi termasuk manusia. Oksigen diperlukan untuk
proses pernafasan (respiration) organisme. Respirasi merupakan proses
dimana energi kimia yang berasal dari makanan diubah menjadi bentuk
energi lain yang berguna oleh sel-sel organisme.
Selain itu, oksigen berperan dalam proses pembakaran bahan bakar
fosil yang sempurna (menghasilkan karbondioksida dan tidak
menghasilkan jelaga karbon) dalam aktitivas manusia, dimana
dihasilkan energi yang lebih efisien dan mengurangi tingkat
pencemaran udara. Akan tetapi, kadarnya yang lebih rendah daripada
nitrogen, menjadikan proses pembakaran di muka bumi tidak terjadi
secara spontan dan sporadis, karena nitrogen sendiri merupakan gas
yang digunakan sebagai pengusir oksigen.
Oksigen juga berfungsi sebagai gas penghasil ozon (O3) di
atmosfer. Keberadaan ozon di atmosfer (dengan jumlah yang sebanding
dengan ketebalan lapisan 3 mm dengan kondisi tekanan dan suhu yang
luar biasa) mencegah sinar Ultraviolet yang berbahaya dari matahari
sebelum mencapai permukaan. Pencemaran udara di atmosfer dapat
merusak lapisan ozon ini.

c. Argon (Ar)

Argon mempunyai sifat larut dalam air, 2.5 kali lipat daripada
nitrogen, dan memiliki kelarutan yang sama dengan oksigen. ARGON
(Ar) tidak berwarna dan tidak berbau, baik dalam bentuk gas dan cair.
ARGON (Ar) dikenal sebagai gas inert dan tidak diketahui senyawa
kimia yang dibentuknya seperti halnya krypton, xenon dan radon.
Nama elemen Argon, diambil dari bahasa Yunani Argos yang
artinya tidak aktif, karena Argon tidak mudah ber-reaksi dengan elemen
lain. Komposisi argon dalam atmosfer mencapai 1%. Fungsi argon di
atmosfer adalah sebagai isolator energi panas yang dipancarkan dari
matahari. Argon merupakan gas yang terjadi secara alami dan akan
terlarut dengan cepat di area yang memiliki ventilasi baik. Tidak
ditemukan kerusakan ekologis yang disebabkan oleh argon, mungkin
dikarenakan argon merupakan gas yang tidak bereaksi.
d. Karbondioksida (CO2)

Karbondioksida mempunyai berat sebesar 1,5 kali dari berat udara


Stabil, tenang dan tidak beracun Tidak berbau beracun Tidak berbau,
tidak berwarna dan tidak berasa, CO2 ini dapat berupa gas, cair atau
solid. Dalam keadaan solid (-79oC) dikenal dengan nama dry ice
digunakan sebagai pengawet es krim, sebagai bahan dasar pembuat
hujan buatan. Karbondioksida merupakan senyawa kimia yang
diperlukan tumbuhan berklorofil dalam memproduksi makanannya
sendiri melalui fotosintesis. Namun demikian. Karbondioksida yang
digunakan

oleh

persentasenya

sebagian

hanya

besar

0,04%

dari

tumbuhan
udara

untuk
kering.

fotosintesis
Selain

itu,

karbondioksida juga diperlukan dalam menjaga suhu permukaan bumi


agar tetap hangat karena perannya sebagai gas rumah kaca yang
dominan.
Bagian terbesar dari karbon yang berada di atmosfer Bumi adalah
gas karbon dioksida (CO2). Meskipun jumlah gas ini merupakan bagian

yang sangat kecil dari seluruh gas yang ada di atmosfer (hanya sekitar
0,04% dalam basis molar, sekarang ini sedang mengalami kenaikan),
gas ini berperan penting dalam menyokong kehidupan. CO2 berperan
sebagai penyusun gas rumah kaca. Dimana telah disebutkan
sebelumnya bahwa gas rumah kaca akan menjaga temperatur bumi agar
kehidupan diatasnya bisa berlangsung. CO2 dapat melewatkan sinar
tampak (cahaya), tetapi menahan sinar inframerah (panas). Hal ini
dikenal sebagai efek rumah kaca (green house effect). Jadi, gas rumah
kaca di udara menahan radiasi panas dari Matahari maupun radiasi
panas yang dipancarkan Bumi, kemudian meradiasikannya kembali
sebagian ke Bumi. Sistem inilah yang mengatur suhu di permukaan
Bumi yang menjadi faktor yang memungkinkan adanya kehidupan.
e. Neon (Ne)
Neon adalah gas atmosfer langka, tidak beracun serta bersifat inert.
Neon tidak menimbulkan ancaman bagi lingkungan karena tidak
membentuk senyawa kimia dengan unsur lain. Ne di atmosfer dapat
mengurangi tegangan listrik yang ditimbulkan akibat adanya petir.
f. Helium
Helium merupakan gas yang ringan dan tidak mudah terbakar. Helium
di atmosfer sebagai zat pendingin karena memiliki titik uap yang sangat
rendah. Helium yang tidak reaktif akan berfungsi sebagai pendingin untuk
bumi saat sinar matahari yang panas akan memasuki atmosfer bumi. Atau
dengan kata lain helium berfungsi sebagai penyaring panas di atmosfer.

g. Ozon (O3)

Ozon tertumpu di bawah stratosfer di antara 15 dan 30 km di atas


permukaan bumi yang dikenal sebagai 'lapisan ozon'. Ozon dihasilkan
dengan

pelbagai

persenyawaan

kimia,

tetapi

mekanisme

utama

penghasilan dan perpindahan dalam atmosfer adalah penyerapan tenaga


sinar ultraviolet (UV) dari matahari.
Ozon (O3) dihasilkan apabila O2 menyerap sinar ultraviolet pada jarak
gelombang 242 nanometer dan disingkirkan dengan fotosintesis dari sinar
bagi jarak gelombang yang besar dari 290 nm. O 3 juga merupakan
penyerap utama sinar UV antara 200 dan 330 nm. Penggabungan prosesproses ini efektif dalam meneruskan kekonstanan bilangan ozon dalam
lapisan dan penyerapan 90% sinar UV. Ozon amat mengkikis dan
dipercayai sebagai bahan beracun dan bahan cemar biasa. Ozon
mempunyai bau yang tajam, menusuk hidung.

h. Hidrogen (H2)
Hidrogen sangatlah mudah terbakar di udara bebas. Gas hidrogen
sangat mudah terbakar dan akan terbakar pada konsentrasi serendah
4% H2 di udara bebas. Entalpi pembakaran hidrogen adalah -286
kJ/mol. Hidrogen terbakar menurut persamaan kimia:
2 H2(g) + O2(g) 2 H2O(l) + 572 kJ (286 kJ/mol)
Ketika dicampur dengan oksigen dalam berbagai perbandingan,
hidrogen meledak seketika disulut dengan api dan akan meledak
sendiri pada temperatur 560 C Lidah api hasil pembakaran hidrogenoksigen murni memancarkan gelombang ultraviolet dan hampir tidak
terlihat dengan mata telanjang. Oleh karena itu, sangatlah sulit
mendeteksi terjadinya kebocoran hidrogen secara visual. Karakteristik
lainnya dari api hidrogen adalah nyala api cenderung menghilang
dengan cepat di udara, sehingga kerusakan akibat ledakan hidrogen
lebih ringan dari ledakan hidrokarbon. H2 bereaksi secara langsung

dengan unsur-unsur oksidator lainnya. Ia bereaksi dengan spontan dan


hebat pada suhu kamar dengan klorin dan fluorin, menghasilkan
hidrogen halida berupa hidrogen klorida dan hidrogen fluorida.
i. Kripton (Kr)
Walaupun jejak krypton ditemukan dalam berbagai mineral,
sumber krypton yang paling utama adalah atmosfer bumi. Udara juga
sebagai sumber yang paling utama untuk gas mulia lain, kecuali helium
(yang diperoleh dari gas alam) dan Radon (yang diperoleh dari
pembusukan gas radioaktif), Krypton juga dapat diperoleh dari
pembelahan uranium. Kripton bersama argon digunakan sebagai pengisi
lampu fluoresen bertekanan rendah. Kripton juga digunakan dalam lampu
mercusuar, laser untuk perawatan retina
j. Xenon (Xe)
Xenon berasal dari bahasa Yunani yang artinya asing. Xenon
merupakan gas mulia, tidak berwarna dan tidak berbau, Gas Xenon tidak
berreaksi dengan elemen lain. Xenon digunakan untuk menghasilkan
cahaya terang pada lampu shell (flash gun), pembuatan tabung elektron,
komponen reaktor nuklir. Xenon merupakan satu-satunya gas mulia yang
bersifat anestesi/membius pada tekanan atmosfer.

k. Metana (CH4)
Sebagai komponen utama gas alam, metana adalah sumber bahan
bakar utama. Pembakaran satu molekul metana dengan oksigen akan
melepaskan satu molekul CO2 (karbondioksida) dan dua molekul H 2O
(air):
CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O

Metana adalah salah satu gas rumah kaca. Konsentrasi metana di


atmosfer pada tahun 1998, dinyatakan dalam fraksi mol, adalah 1.745
nmol/mol (bagian per miliar), naik dari 700 nmol/mol pada tahun

10

1750. Pada tahun 2008, kandungan gas metana di atmosfer sudah


meningkat kembali menjadi 1.800 nmol/mol.

11

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Atmosfer mengandung campuran gas-gas yang lebih dikenal dengan nama
udara dan menutupi seluruh permukaan bumi. Campuran gas-gas ini
menyatakan komposisi dari atmosfer bumi.
Perubahan dalam komposisi atmosfer dan rentang waktu di mana mereka
terjadi, para pendorong (buatan manusia dan alam) yang mendorong
perubahan, reaksi komponen jejak di atmosfer terhadap perubahan
lingkungan global dan dampak yang dihasilkan pada iklim, pengaruh kimia
atmosfer global dan perubahan iklim, dan kualitas udara.
3.2 Saran
Diharapkan agar makalah ini dapat berguna bagi kami, khususnya
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat dan berguna pula bagi pembaca
khususnya kepada diri saya sendiri.

12

Anda mungkin juga menyukai