MKN Mar2007 40
MKN Mar2007 40
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki gambaran mengenai masalah emosi dan
perilaku pada anak yang menderita hipotiroid kongenital. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, pemberian tes Child Behavior
Check List (CBCL/4-18) dan AAMD Adaptive Behavior Scale bagian II. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif dengan mengggunakan 3 orang subjek
yang didiagnosa hipotiroid kongenital. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat gangguan pada
masalah perilaku sosial, perhatian, perilaku agresif dan reaksi buruk terhadap frustrasi.
Selanjutnya pada masing-masing subjek terdapat variasi masalah emosi dan perilaku lainnya. Hasil
penelitian juga menemukan adanya perubahan perilaku sebelum dan sesudah pengobatan
hipotiroid, yang awalnya pasif menjadi aktif dan lebih agresif.
Kata kunci: hipotiroid kongenital, masalah emosi, dan perilaku
Abstract: The aim of the study is to describe about emotional problem and behavior at children,
which are suffering congenital hypothyroidism. The data collected by using observation,
interview, Child Behavior Checklist test (CBCL/4-18) and AAMD Adaptive Behavior Scale part
of II. This study using a qualitative approach and the subject were three children who are
suffering congenital hypothyroidism. The result shows there were social behavioral problem
disorder, attention, aggressive behavioral and bad reaction to frustration. Hereinafter, each
subject has a variation of emotional problem and behavior. Its also found that the existence of
behavioral change before and after medical treatment of hypothyroidism, what is initially passive
becomes active and more aggressive.
Keywords: congenital hypothyroidism, emotional problem, and behavior
PENDAHULUAN
Memiliki anak yang tumbuh dan
berkembang secara normal merupakan idaman
setiap orang tua, tetapi pada kenyataannya
tidak jarang dijumpai anak-anak yang
mengalami gangguan perkembangan yang
mengakibatkan alur tumbuh kembangnya
tidak mengikuti alur perkembangan yang
normal. Hal ini dapat disebabkan oleh
pengaruh bawaan (faktor biologis, nature),
faktor
lingkungan
(nurture),
maupun
kombinasi di antara keduanya. Kedua faktor
ini berinteraksi mempengaruhi aspek fisik dan
psikologis anak.
Salah satu faktor biologis yang dapat
menghambat tumbuh kembang anak adalah
adanya
abnormalitas
fungsi
tiroid.
Abnormalitas tiroid dapat dibagi atas 2 bagian
besar, yaitu hipertiroid dan hipotiroid.
Hipertiroid
adalah
tiroid
hiperaktif
(hipertiroidisme) yang terjadi karena produksi
hormon tiroid yang berlebihan. Sedangkan
fungsi tiroid yang kurang aktif, disebut sebagai
hipotiroid yang terjadi bila kelenjar tiroid
tidak atau kurang memproduksi hormon
tiroid. Salah satu jenis hipotiroid adalah
hipotiroid
kongenital
(congenital
hypothyroidism), yaitu gangguan metabolisme
yang disebabkan kurangnya hormon tiroid
pada saat bayi berada dalam kandungan dan
1
berlanjut setelah lahir.
Divisi Tiroid pada The Magic Foundation
for Children Growth menjelaskan bahwa
hipotiroid kongenital adalah gangguan yang
mempengaruhi anak sejak lahir (kongenital)
disebabkan hilangnya fungsi tiroid akibat
kegagalan perkembangan kelenjar tiroid.
Kadangkala pada anak tidak terdapat kelenjar
Karangan Asli
14
Karangan Asli
aggressive behavior
-
16
Subjek Penelitian
Dengan fokus pada kedalaman dan proses,
penelitian kualitatif cenderung dilakukan
dengan
jumlah
kasus
yang
sedikit.
Poerwandari menyebutkan bahwa tidak
terdapat aturan yang pasti mengenai jumlah
15
responden dalam studi kualitatif. Dalam
penelitian ini jumlah subjek penelitian adalah
tiga orang anak dengan diagnosa Hipotiroid
Kongenital berdasarkan data medis.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan riwayat hipotiroid kongenital,
selama masa kehamilan ketiga ibu dalam kondisi
sehat, namun berbeda dalam hal penerimaan
atas kehamilan. Ibu subjek pertama sehat tetapi
stress, ibu subjek kedua sehat dan sangat
menerima kehamilan, sementara ibu subjek
ketiga sehat tetapi berusaha membuang
kehamilan dan secara psikologis tidak siap
menerima kelahiran. Selain itu subjek pertama
memiliki riwayat keluarga hipotiroid kongenital
sementara dua subjek lainnya tidak memiliki
riwayat hipotiroid kongenital dalam keluarga.
Hipotiroid terdeteksi pada waktu yang
berbeda pada ketiga subjek. Orang tua subjek
pertama sudah mulai curiga ia berbeda dari
anak lainnya sejak lahir disebabkan badannya
yang kuning, lidah yang besar sehingga sulit
minum dan badan yang menciut. Subjek juga
belum mengalami proses berjalan dan
berbicara sampai usia 1,3 tahun. Sedangkan
orang tua subjek kedua sudah curiga akan
kelainannya. Pada saat usia 9 bulan, leher dan
kepalanya masih lemas serta belum ada
perkembangan kemampuan fisik dan bahasa.
Keadaan fisiknya juga menunjukkan gejala
lidah tebal sehingga sulit minum dan ia sulit
buang air besar dan baru dapat berjalan dan
berbicara pada usia 7-8 tahun. Sementara itu
orang tua subjek ketiga curiga tentang
kelainan saat usia 1-2 tahun subjek belum bisa
berbicara dan berjalan. Kondisi fisiknya
menjadi perhatian orang lain karena
bentuknya yang kerdil dan bengkak, lidah
besar, kuning (pucat) dengan kepala yang
membenjol. Perkembangan fisik subjek juga
lambat, ia bisa berdiri dan merambat
dipinggiran meja namun sampai usia 4 tahun
7 bulan belum bisa berjalan dan bicara.
Ketiga subjek memulai pengobatan dalam
waktu yang berbeda yaitu subjek pertama
pada usia 1 tahun 3 bulan, subjek kedua dan
Tabel 1.
Perbandingan keadaan umum antar-subjek
Keadaan Umum
Riwayat HK
Fisik
Intelektual
Subjek ke-1
Diagnosa HK usia 1 tahun 3
bulan,
ada
riwayat
keluarga HK
Sebelum
pengobatan:
tangisan
serak,
ling-kar
kepala kecil, makroglosi,
jalan 2.5 tahun kurang
kokoh, bicara + 3 tahun -belum jelas. Saat ini tubuh
kurus, membungkuk, kepala
menunduk.
IQ 62 ( mild MR), sekolah SD
Inpres
Subjek ke-2
Diagnosa HK pada usia 4
tahun 7 bulan, tidak ada
riwayat keluarga HK
Sebelum pengobatan lidah
tebal, kulit kering, rambut
jarang,
bentuk
tubuh
pendek
dan
bengkak,
berjalan 7.5 tahun, bicara 8
tahun tapi belum jelas.
Saat ini postur tubuh sesuai
dengan rata-rata
Anak seusia, wajah tipikal
IQ 39 (severe MR), sekolah
SD SLB
Subjek ke-3
Diagnosa HK usia 4 tahun 7
bulan, tidak ada riwayat
HK
Sebelum
pengobatan
ubun-ubun kepala belum
menutup,
tubuh
kerdil,
lidah besar, perut buncit
ber jalan dan 4 tahun 8
bulan, cadel.
Saat ini postur tubuh kecil
namun
tampak
cukup
normal
IQ 51 (moderate MR), tidak
sekolah, mengaji
Karangan Asli
Tabel 2.
Perbandingan permasalahan emosi dan perilaku antar-subjek
Permasalahan emosi &
perilaku
1. Kecemasan
Subjek ke-I
Subjek ke-2
Subjek ke-3
2. Mudah
terganggu
3. Depresi
Ada indikasi
4. Masalah
Perilaku sosial
5. Fatique
Ada indikasi
Ada indikasi
Ada indikasi
6. Menarik diri
Ada indikasi
7.Keluhan Somatis
Ada indikasi
Ada indikasi
8. Masalah atensi
Ada indikasi
Ada indikasi
Ada indikasi
9. Perilaku soliter
Ada indikasi
Ada indikasi
Ada indikasi
Subjek ke-1
Subjek ke-2
Subjek ke-3
Ada indikasi
Ada indikasi
2. Agresif
Ada indikasi
Ada indikasi
Ada indikasi
Ada indikasi
Ada indikasi
Ada indikasi
Ada indikasi
3. Menyakiti diri
sendiri
4. Reaksi buruk terhadap
frustrasi
DISKUSI
Ada beberapa hal yang didiskusikan dalam
penelitian ini yaitu riwayat hipotiroid, kondisi
fisik, intelektual, masalah emosi, dan perilaku
anak hipotiroid kongenital dalam kaitannya
dengan
teori
serta
temuan
adanya
permasalahan emosi dan perilaku lain pada
ketiga subjek penderita hipotiroid kongenital.
Dalam hal riwayat hipotiroid, ketiga
subjek didiagnosa menderita hipotiroid dan
mendapatkan pengobatan pada usia yang
berbeda. Namun persamaannya adalah bahwa
ketiganya mendapatkan pengobatan sesudah
di atas usia 6 bulan sehingga berpengaruh
terhadap
kondisi
kecerdasannya,
yaitu
mengalami mental retardasi. Hal ini sejalan
dengan apa yang dikemukakan para ahli
seperti La Franchi, Simon et.al dan Rovet &
Erlich bahwa pengobatan yang dilakukan
terhadap anak di atas usia 6 bulan dapat
3,5,4
Subjek
menyebabkan mental retardasi.
pertama yang memulai pengobatan pada usia
1 tahun 3 bulan menderita mild mental
retardation, subjek kedua yang memulai
pengobatan pada usia 4 tahun 7 bulan
18
severe
mental
retardation,
mengalami
sedangkan subjek kedua yang memulai
pengobatan pada usia yang sama dengan
subjek ketiga mengalami moderate mental
retardation. Hal ini juga sesuai dengan hasil
penelitian Deliana terhadap pasien anak
hipotiroid kongenital di Jakarta yang
menemukan lebih banyak anak yang
menderita mental retardasi dari pada
berintelegensi rata-rata (5 dari 8 anak
10
menderita mental retardasi atau + 60 %).
Dalam kaitannya dengan masalah emosi
dan perilaku terlihat bahwa subjek pertama
yang mengalami mental retardasi ringan
memiliki banyak persamaan masalah emosi
dan perilaku seperti yang dikemukakan para
11,4,3,5
Ia mengalami 7 dari 10 masalah
ahli.
emosi dan perilaku yaitu mudah terganggu
(2), masalah perilaku sosial (4), Internalizing
problem: menarik diri (6) dan keluhan somatis
(7), juga masalah atensi (8), perilaku soliter
(9) dan perilaku tidak menyenangkan (10).
Hal ini berkaitan dengan penelitian yang
mereka lakukan di negara maju yang sudah
skrining
neonatal
untuk
menerapkan
Karangan Asli
DAFTAR PUSTAKA
1. Semiardji, G., 2003. Penyakit Kelenjar
kedokteran
C.,
A Topical
Approach to Life Span Development.
6. Santrock,
J.W.,
2002.
9. Pulungan,
E.J,
&
Wolfe,
D.A.,
1999.
Thompson
20