Oleh:
NURUL HIKMAH RANGKUTI
NIM : 030600062
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Tanda tangan
TIM PENGUJI
KETUA
ANGGOTA
Gambaran klinis yang khas dari hairy leukoplakia adalah adanya rambut pada
permukaan lesi yang disebabkan oleh hiperplasia epitel yang padat disamping adanya
keratinisasi. Gambaran seperti rambut inilah yang membedakan gambaran klinis
leukoplakia dan hairy leukoplakia.
Leukoplakia dan hairy leukoplakia dapat dibedakan dengan penegakan
diagnosis yang meliputi : anamnese, pemeriksaan pasien, dan pemeriksaan
histopatologis. Kedua lesi tersebut dapat dibedakan berdasarkan etiologi, gambaran
klinis dan gambaran histopatologis.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi kewajiban
untuk diajukan sebagai salah satu syarat untk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran
Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Rasa hormat, cinta dan terimakasih yang dalam penulis persembahkan kepada
ayahanda H. Mhd. Nasrun Rangkuti dan ibunda Hj. Murni Nasution, kak Irma, bang
Isan, kak Rahmah, bang Irham, kak Uni, bang Hazmin, adik Lukman, serta
keponakan-keponakan Amel, Dini, Sopi, Idzil dan Dinda, serta abangda Mohd. Aeiri
Abas atas segala doa, kasih sayang, pengertian, dukungan dan kesabarannya kepada
penulis.
Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ibu
Syuaibah Lubis, drg selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan
waktunya dan memberikan bimbingan, petunjuk, pengarahan serta saran dalam
penulisan skripsi ini. Kepada bapak Prof. Ismet Danial Nasution, drg., Ph.D., Sp.
Prosto, ibu Wilda Hafni Lubis, drg, M.Si sebagai Ketua Departemen Ilmu Penyakit
Mulut beserta seluruh staf Departemen Ilmu Penyakit Mulut. Kepada bapak Simson
Damanik, drg, M. Kes, selaku dosen pembiming akademis atas bimbingan dan
motivasinya selama ini. Seluruh staf pengajar dan pegawai Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis selama menjalani
perkuliahan di fakultas kedokteran gigi.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN ..
ii
iii
KATA PENGANTAR
iv
DAFTAR ISI ..
DAFTAR GAMBAR ..
viii
BAB 1. PENDAHULUAN ..
BAB 2. LEUKOPLAKIA
2.1. Definisi
2.2. Etiologi .
14
3.2. Etiologi .
14
15
15
20
KESIMPULAN ..
24
DAFTAR PUSTAKA .
25
BAB 5.
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Leukoplakia Homogenous .
2. Eritroleukoplakia
3. Leukoplakia Nodular .
4. Leukoplakia Verukosa
5. Hiperkeratosis
6. Hiperparakeratosis ..
7. Hiperortokeratosis ..
8. Akantosis
9
10
11
12
9. Diskeratosis 10. Karsinoma in situ
Gambaran histopatologis hairy leukoplakia ..
13
13
16
16
18
19
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah leukoplakia pertama kali digunakan oleh Schimmer pada tahun 1877,
untuk menerangkan sebuah lesi putih pada lidah, yang kemungkinan merupakan
gambaran klinis glositis sifilis
1,2
bercak putih pada gusi, pipi bagian dalam dan kadang - kadang ditemukan pada
lidah..
Hairy Leukoplakia pertama kali ditemukan pada thun 1981 pda pri
homoseksual pengidap HIV.5 Hairy Leukoplakia adalah salah satu bentuk dari
leukolakia dengan etilogi khusus.,
biasanya
ditemukan pada bagian lateral lidah pada paien dengan imun rendah.
Hairy
5,6,7
leukoplakia tidak termasuk lesi praganas, sedangkan leukoplakia yang berasal dari
1,
iritasi kronis merupakan lesi praganas. 6 Hairy leukoplakia ditemukan pada orang
dewasa yang terinfeksi HIV sekitar 25% dan pada penderita AIDS memiliki
prevalensi yang tinggi yaitu sekitar 80%.
Sejak Hairy leukoplakia menjadi ciri utama yang ditemukan pada pasien
AIDS, pembedaannya dengan lesi lain terutama leukoplakia yang disebabkan oleh
iritasi kronis, yang memiliki gambaran klinis yang mirip menjadi
penting.
5,9,10
sangant
bodi HIV positif yang menular, dan mempunyai resiko tinggi melampaui 75% untuk
berkembang menjadi AIDS dalam waktu tiga bulan.
dapat
BAB 2
LEUKOPLAKIA
DEFINISI
WHO (1978) mendefinisikan leukoplakia sebagai lesi putih keratosis berupa
bercak atau plak pada mukosa muut yang tiak dapat diangkat dari mukosa mulut
dengan cara usapan atau kikisan dan secara klinis maupun histopatologis berbeda
dengan penyakit lain didalam mulut.
2,9,10
didefinisikan sebagai bercak atau plak putih yang tidak mempunyai ciri khas secara
klinis atau patologis seperti penyakit lain dan tidak dapat dihubungkan dengan suatu
penyebab fisik atau kimia kecuali penggunaan tembakau.
9,11
Secara histopatologis,
leukoplakia didefinisikan sebagai bercak putih pada mukosa dengan epitel mengalami
hiperkeratosis dengan dasar yang terdiri dari sel spinosum.
ETIOLOGI
Etilogi leukoplakia belum diketahui dengan pasti sampai saat ini. Menurut
beberapa klinikus, predisposisi leukoplakia terdiri atas beberapafaktor yang multipel,
yaitu: faktor lokal, faktor sistemik, dan malnutrisi vitamin.
12
1. Faktor lokal
Fakor lokal biasanya berhubungan dengan segala macam bentuk iritasi kronis,
12
antara lain:
a. Trauma, trauma dapat berupa gigitan pada tepi atau akar gigi yang tajam, iritasi dari
gigi yang malposisi, pemakaian protesa yang kurang baik, serta adanya kebiasaan
12
b. Kemikal atau termal, iritan mekanis lokal dan berbagai iritan kimia akan
menimbulkan hiperkeratosis dengan atau tanpa disertai perubahan displastik.
10
12
Terjadinya iritasi pada jaringan mkosa mulut tidak hanya disebabkan oleh
asap rokok dan panas yang terjadi pda waktu merokok, tetapi dapat juga disebabkan
oleh zat-zat yang terdapat didalam tembakau yang ikut terkunyah. Banyak peneliti
yang berpendapat bahwa merokok dengan menggunakan pipa dapat menyebabkan
lesi yang spesifik pada palatum yang disebut stomatitis nicotine . Selanjutnya lesi
akan berwarna putih kepucatan, serta terjadi penebalan yang sifatnya merata.
Ditemukan pula adanya multinodulair dengan bintk kemerahan pada pusat noduli.
Kelenjar ludah akan membengkak dan terjadi perubahan didaerah sekitarnya. Banyak
peneliti yang kemudian berpendapat bahwa lesi ini merupakan salah satu bentuk dari
leukoplakia.
12
3,12
c. Faktor lokal lain yang menyebabkan terjadinya leukoplakia adalah infeksi bakteri,
penyakit periodontal serta higiene mulut yang jelek, seperti kandida yang sering
Selain dari faktor yang terjadi secara lokal diatas,kondisi dari membran
mukosa mulut yang dipengaruhi oleh penyakit lokal maupun sistemik berperan
penting dalam meningkatkan efektifitas yang bekerja secara lokal.
a.
10
b.
Bahan-bahan
yang
diberikan
secara
sistemik,
seperti:
alkohol,
obat-obat
10
12
GAMBARAN KLINIS
Leukoplakia bervariasi dalam ukuran, bentuk dan gambran klinis.
13
Secara
klinis lesi ini sukar dibedakan dan dikenal, karena banyak lesi lain memberikan
12
ditemukan pada daerah alveolar, bibir, palatum lunak dan keras, daerah dasar mulut,
gingiva, mukosa lipatan bukal, serta mandibular alveoalar ridge dan kadang-kadang
lidah.
10,12,13
Perubahan patologis mukosa mulut menjadi leukoplakia terdiri dari dua tahap,
yaitu tahap praleukoplakia dan tahap leukoplakia. Pada tahap praleukoplakia mulai
terbentuk warna plak berwarna abu-abu tipis, bening dan tranlusen, permukaannya
1,5,9,14
halus dengan konsistensi lunak dan datar.
Tahap leukoplakia ditandai dengan
pelebaran lesi kearah lateral dan membentuk keratin yang tebal sehingga warna
menjadi lebih putih, berfisura dan permukaan kasar sehingga mudah membedakannya
dengan mukosa di sekitarnya.
tepat.
Klasifikasi
leukoplakia
berdasarkan
gambaran
klinisnya,
terdiri
dari:4,9,11,13
1. Homogeneous leukoplakias disebut juga leukoplakia simpleks, berupa lesi berwarna
keputih-putihan, dengan permukaan rata, licin atau berkerut, dapat pula beralur atau
berupa suatu peninggian dengan pinggiran yang jelas (gambar1).
1,5,6,10
Nurul Hikmah Rangkuti : Perbedaan Leukoplakia Dan Hairy Leukoplakia Di Rongga Mulut, 2007.
USU Repository 2009
1,4,9
13
Nurul Hikmah Rangkuti : Perbedaan Leukoplakia Dan Hairy Leukoplakia Di Rongga Mulut, 2007.
USU Repository 2009
Saat ini lesi sudah dianggap menjadi ganas. Karena biasanya dalam waktu singkat
akan berubah menjadi tumor ganas seperti karsinoma sel skuamousa, terutama bila le
ini terdapat di lidah dan dasar mulut.
12
akan
tampak adanya perubahan keratinisasi sel epitel, terutama pada bagian siperfisial.
12
1. Hiperkeratosis
Proses ini ditandai dengan adanya suatu peningkatan yang abnormal dari
lapisan ortokeratin atau stratum korneum (gambar 5). Dengan adanya sejumlah
ortokeratin pada daera permukaan yang normal maka akan menyebabkan permukaan
epitel rongga mulut menjadi tidak rata serta memudahkan terjadinya iritasi.
10,12
parakeratin
hiperparakeratosis.
maka
Dalam
penebalan
pemeriksaan
parakeratin
tersebut
histopatologis,
disebut
adanya
sebagai
ortokeratin,
parakeratin dan hiperkeratosis kurang dapat dibedakan antara satu dengan lainnya.
Hiperortokeratosis yaitu keadaan dimana lapisan granularnya terihat menebal dan
sangat dominan, sedangkan hiperparakeratosis sendiri jarang ditemukan, meskipun
12,15,16
pada kasus-kasus yang parah.
12,15
Mendiagnosis suatu displasia epitel. Meskipun demikian, tidak ada perbedaan yang
jelas antara displasia ringan, displasia parah, dan atipia yang mungkin dapat
menunjukkan adanya suatu keganasan atau berkembang kearah karsinoma in situ.
Kriteria yang digunakan untuk mendiagnosis adanya displasia epitel adalah : adanya
peningkatan yang abnormal dari mitosis ; keratinisasi sel-sel secara individu; adanya
pembentukan epithel pearls pada lapisan spinosum; perubahan perbandingan antara
inti sel dengan sitoplasma; hilangnya polaritas dan disorientasi dari sel; adanya
hiperkromatik; adanya pembesaran inti sel atau nekleus; adanya dikariosis atau
nuclear atypia dan giant nuclei; pembelahan inti tanpa disertai pembelahan
sitoplasma; serta adanya basiler hiperplasia dan karsinoma intra epitel atau karsinoma
in situ (gambar 9 dan 10).
12,15
tidak memiliki perbedaan yang jelas. Displasia mengenai permukaaan yang luas
n
Gambar 9. Gambaran mikroskopis leokoplakia denga
Karatinisasi sel-sel dan diskeratosis.
BAB 3
HAIRY LEUKOPLAKIA
DEFINISI.
Hairy leukoplakia merupakan lesi putih yang hampir selalu terjadi unilateral
atau bilateral pada tepi lateral lidah, sering tampak menyerupai rambut atau
bergelombang, dapat pula seperti plak.
ETIOLOGI
Hairy leukoplakia disebabkan oleh aoutoinokulasi Virus Epstein Bar (EBV)
melalui saliva dan ada hubungannya dengan imunosupresi yang biasanya disebabkan
8,17,18
oleh infeksi HIV.
EBV yang telah menginfeksi epitel akan menetap secara
laten dan secara periodik menjadi aktif.
2,10
terdahulu, bahwa pada hairy leukoplakia ditemukan partikel EBV hampir 100%.
Genom EBV yang berada pada sel inang umumnya dalam bentuk latent episome.
Penelitian membukt ikan bahwa replikasi EBV didalam sel-sel lidah hanya dijumpai
pada penderita imunosupresi berat.
19
19
berat oleh EBV atau oleh karena infeksi laten yang menyebabkan imunosupresi yang
tidak diketahui penyebabnya.
17
Biasanya infeksi primer EBV terjadi pada awal kehidupan atau selama usia
belasan tahun dan umumnya berbentuk infeksi subklinis, dan 50%
diantaranya
3 GAMBARAN KLINIS
Hairy leukoplakia tampak sebagai lesi putih seperti leukoplakia, namun
memiliki gambaran klinis yang unik. Bentuk lesi tidak teratur, bercak sedikit
menonjol, dan warna putih keabu-abuan, dengan pertumbuhan keratin seperti rambut
pada batas lateral lidah, sehingga dinamakan hairy leukoplakia. Bentuk lesi seperti
rambut disebabkan oleh hiperplasia epitel yang padat sepanjang 1cm pada permukaan
parakeratotik yang terbukti ada secara histologis.
8,13
13
lipatan agak putih dan berlekuk-lekuk merah muda disekitarnya yang saling
bergantian sehingga tampak garis vertikal yang khas atau bercak-bercak putih tebal
yang luas, sedangkan lesi yang lama dapat menutup seluruh lateral dan permukaan
dorsal lidah dan meluas ke mukosa pipi dan palatum.
13,20
7,8,13,19
4 GAMBARAN HISTOPATOLOGIS
Dengan menggunakan mikroskop cahaya, lesi memperlihatkan gambaran
histopatologis yang bervariasi pada jaringan epitel seperti infeksi virus lainnya.
Tampak hiperkeratosis yang tidak teratur, hiperplasia epitel disertai akantosis,
hiperparakeratosis yang menghasilkan permukaan keratin bergelombang atau
kerutan.
9,10
penonjolan dalam bentuk lipatan khas seperti rambut. Istilah hairy berasal dari
gambaran proyeksi keratin dan epitel skuamosa yang memberi gambaran seperti kulit
lunak berwarna putih pada permukaan lidah. Gambaran ini terjadi akibat proliferasi
EBV di lapisan epitel skuamosa lidah (gambar 14 dan 15).
Atipia sel seperti hiperkromatik sel basal dan mitosis abnormal merupakan
perubahan displasia yang mengarah terjadinya keadaan prakanker, tetapi hal ini
jarang terjadi. Peradangan epitel dan subepitel jarang dijumpai, kadang-kadang
terlihat adanya infiltrasi sel-sel mononuklear pada jaringan subepitel. Hal ini
disebabkan jamur kandida. Hifa candida albicans dapat meluas ke lapisan permukaan
epitel. Sel-sel spinosum menggelembung, menghasilkan degenerasi balon, koilotosis,
perpindahan kromatin ke daerah tepi, dan daerah peradangan ringan.
Menurut Charle dkk, gambaran seperti rambut pada hairy leukoplakia terjadi
karena proliferasi virus Epstein-Barr dilapisan epitel skuamosa lidah. Hal senada
diungkapkan oleh Silverman (1998) bahwa vakuol sel pada hairy leukoplakia sering
dianggap sebagai koilosit yaitu sel-sel yang mengindikasikan adanya infeksi virus.
Menurut Greenspan (1998), adanya benda inklusi dalam sel epitel atau adanya
homogenisasi pada sel keratinosit dari lesi hairy leukoplakia diyakini sebagai tanda
spesifik untuk virus Epstein-Barr dan digunakan sebagai petunjuk adanya infeksi
virus disamping tanda-tanda seperti vakuolisasi sitoplasma sel, homogenisasi dan
zona perinuklear. Menurut Pindborg (1984), sel epitel mukosa mulut yang membesar
dan membalon pada hairy leukoplakia mencerminkan sl epitel yang mengalami
hambatan pada tahap awal mitosis.
Gambar 14. Pembesaran inti memperlihatkan detil partikel cincin virus sebelah lua
BAB 4
CARA MEMBEDAKAN LEUKOPLAKIA
DAN HAIRY LEUKOPLAKIA
Perbedaan leukoplakia dan hairy leukoplakia sangat penting diketahui untuk
keperluan terapi dan pertimbangan biopsi,
11
diagnosis. Untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, baik bagi leukoplakia maupun
hairy leukoplakia diperlukan data lengkap pasien untuk mengetahui etiologi lesi serta
diperlukan pemeriksaan morfologi, warna, dan tekstur klinis dari lesi. Selanjutnya
diagnosis
yang
histopatologis.
telah
ditegakkan
perlu
dipastikan
dengan
pemeriksaan
21
11
21
Tembakau
merokok sangat erat kaitannya dengan leukoplakia, mengingat lebih dari 80%
penderita
leukoplakia
leukoplakia adalah
perokok.
Jika
dilihat
dari
jenis
kelamin,
hampir selalu ditemukan pada pria, kecuali pada populasi yang wanitanya banyak
mengkonsumsi tembakau.
14
21
21
normal,
21
Pada pemeriksaan fisik dalam rongga mulut akan diperoleh gambaran klinis
rongga mulut. Dari gambaran klinis tersebut, leukoplakia dan hairy leukoplakia dapat
dibedakan. Bentuk dan ukuran lukoplakia pada setiap individu berbeda. Beberapa
Nurul Hikmah Rangkuti : Perbedaan Leukoplakia Dan Hairy Leukoplakia Di Rongga Mulut, 2007.
USU Repository 2009
diantaranya kecil dan bersifat lokal, dan ada pula yang menyebar, kadangkala
ditemukan dengan ukuran yang sangat lebar dan pada beberapa pasien leukoplakia
ditemukan dengan lokasi yang terpisah-pisah di rongga mulut. Leukoplakia memiliki
gambaran klinis yang bervariasi, mulai dari bentuk homogenus, berupa plak putih
tipis yang dapat berubah menjadi tebal dan opak, kemudian menjadi lesi putih dengan
bentuk nodular atau lesi putih dengan campuran warna merah,
sedangkan hairy
leukoplakia memiliki gambaran klinis yang tampak unik, tidak teratur, berwarna
putih keabuan, dengan penebalan keratin seperti rambut pada tepi lateral lidah.
8
permukaan karpet yang kasar.
Survei lesi leukoplakia yang dikirim untuk dibiopsi, dan telah dipublikasikan
menyebutkan mukosa bukal dan mukosa mandibula sebagai tempat yang paling
sering terkena, dan tempat yang jarang terkena adalah bibir dan palatum, mukosa
rahang atas, daerah retromolar, dasar mulut dan lidah. Kurang lebih 50% dari lesi ini
mengenai pipi, mukosa rahang bawah, dan sulkus,
10
leukoplakia yang paling sering ditemukan adalah pada bagian unilateral dan bilateral
pada tepi batas lateral lidah. Lesi ini jarang atau tidak terjadi pada mukosa bukal,
labial, dasar mulut, palatum unak dan orofarings.
5,8
21
Pemeriksaan
histologis ini penting untuk dapat menegakkan diagnosis yang tepat baik bagi
Nurul Hikmah Rangkuti : Perbedaan Leukoplakia Dan Hairy Leukoplakia Di Rongga Mulut, 2007.
USU Repository 2009
Nurul Hikmah Rangkuti : Perbedaan Leukoplakia Dan Hairy Leukoplakia Di Rongga Mulut, 2007.
USU Repository 2009
21
Gambaran yang paling sering terlihat adalah hiperkeratosis dan penebalan epitel.
Hiperkeratosis dapat berupa hiperortokeratosis atau hiperparakeratosis, atau
gabungan keduanya. Pemeriksaan histologis pada leukoplakia juga diperlukan agar
dapat mengidentifikasi perubahan sel seperti displasia yang merupakan tanda
praganas. Tingkat keganasan leukoplakia didasarkan atas 3 kriteria dasar, yaitu
adanya gambaran hiperkeratosis (dapat berupa ortokeratosis atau parakeratosis),
displasia epitel (hiperplasia sel basal, hilangnya polaritas sel basal,
sel pleomorfik,
5,15
BAB 5
KESIMPULAN
Leukoplakia dan hairy leukoplakia merupakan lesi putih rongga mulut. Kedua
lesi tersebut dapat dibedakan dengan cara penegakan diagnosis. Leukoplakia dan
hairy leukoplakia berbeda pada etiologi, gambaran klinis dan gambaran
histopatologisnya.
Etilogi yang pasti dari leukoplakia sebenarnya belum diketahui, namun
leukoplakia yang disebabkan oleh iritasi kronis sering dikaitkan dengan tembakau,
sedangkan hairy leukoplakia erat kaitannya dengan autoinokulasi virus Epstein Barr.
Gambaran klinis yang membedakan kedua lesi tersebut adalah adanya rambut pada
permukaan lesi hairy leukoplakia, sedangkan pada leukoplakia yang disebabkan oleh
iritasi kronis tidak ada. Selanjutnya dengan pemeriksaan histopatologis dapat
ditegakkan diagnosis leukoplakia dan hairy leukoplakia secara pasti. Pada gambaran
histopatologis hairy leukoplakia yang diyakini sebagai tanda spesifik untuk virus
Epstein-Barr sedangkan pada gambaran histopatologis leukoplakia yang disebabkan
iritasi kronis tidak ditemukan gambaran dan virus tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Neville WB, Day AT. Oral cancer and precancerous lesions. In CA Cancer J
Clin. 2002; 52:195.
2. Agus P. Diagnosa dini dan prevensi kanker rongga mulut. Dalam Majalah
Kedokteran Gigi, Dental Journal. Edisi khusus temu Ilmiah Nasional IV Agustus
11-13, 2005 : 1-7.
3. Staff MC. Leukoplakia (08 Nop 2004).
<http:www.mayoclinic.com/health/
Dalam
9. Axell T, Pinborg JJ, Smith CJ, et all. Oral white lessions with special reference to
precancerous and tobacco-related lessions: conclusions of an international
symposium held in Uppsala, Sweden, May 18-21 1994. In J Oral pathol Med.
1996: 25:49-54.
10. Burket. Lesi merah dan lesi putih pada mukosa mulut. Dalam Ilmu Penyakit
Mulut, Diagnosis dan terapi. Alih Bahasa : Drg. P. P. Sianita Kurniawan. Edisi
kedelapan. 1994: 299-316.
11. Sayuti H, Aliyah S. Status klinis leukoplakia mulut setelah berhenti merokok dan
responnya terhadap vitamin A topical (laporan kasus). Dalam Dentika Den J.
2004:9:1:33-8.
12. Budiasuri AM. Leukoplakia: lesi praganas rongga mulut yang sering dijumpai.
(Sept 2002). <http://www.tempo.co.id/medika/arsip/092002/pus>. (16 Agustus
2006).
13. Langlais PR, Miller SC. Atlas berwarna rongga mulut yang lazim. Alih bahasa:
Budi Susetyo. 1992. 44,54,62,63,06.
14. Anonymus.
Leukoplakia.
<http://www.maxillofacialcenter.com/BondBook/
Lilian Yuwono.
17. Sams HH, Hairy Leukoplakia. In Medicine. (11 April 2004). <http://www.
emedicine.com/med/topic.938.htm>. (17 Oktober 2006).
18. Ngan V. Hairy leukoplakia. (20 Nop 2005). <http://www.dentalgentlecare
com/mouthsores.htm>. (17 oktober 2006)
19. Sumaryono B dan Budhy IT. Persentase karsinoma sel skuamosa rongga mulut
yang terinfeksi Epstein-Barr virus. Dalam Majalah Kedokteran Gigi, Dental
Journal. Edisi Khusus Temu Ilmiah Nasional IV Agustus 11-13. 2005: 405-7.
20. Sciubba JJ, Regezi AJ, Rogers III SR. Hairy Leukoplakia. In PDQ Oral Disease,
Diagnosis and Treatment. Hamilton, London. 2002: 12-13.
21 Sayuti H. Proedur-prosedur untuk menegakkan diagnosa penyakit jaringan lunak
mulut. Dalam Penuntun Prosedur Diagnosa Penyakit Mulut. Bina Teknik Press.
2005: 28-62.