Anda di halaman 1dari 24

SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER

(mencari akar persamaan)

Dalam bidang sains dan rekayasa, para ahli ilmu


alam dan rekayasawan sering berhadapan dengan
persoalan mencari solusi persamaan yang lazim
disebut akar persamaan (roots of equation) atau
nilai-nilai nol yang berbentuk f(x) = 0.
Beberapa persamaan sederhana mudah
ditemukan akarnya.
Misalnya 2x 3 = 0, maka solusinya x = 3/2.
Begitu juga persaman kuadratik seperti x2 4x
5 = 0, akar-akarnya mudah ditemukan dengan
cara pemfaktoran menjadi (x 5)(x + 1) = 0
sehingga x1 = 5 dan x2 = -1.

Umumnya persamaan yang akan dipecahkan


muncul dalam bentuk nonliner yang melibatkan
bentuk sinus, cosinus, eksponensial, logaritma,
dan fungsi transenden lainnya, misalnya ;
1. Tentukan akar riil terkecil dari
9.34 - 21.97x + 16.3x3 - 3.704x5 = 0
2. Kecepatan ke atas sebuah roket dapat dihitung
dengan
memakai rumus berikut :
dalam hal ini v = kecepatan ke atas, u = kecepatan relatif
pada saat bahan bakar dikeluarkan terhadap roket, m0 =
massa awal roket pada saat t = 0, q = laju pemakaian
bahan bakar, dan g= percepatan gravitasi (= 9.8 m/det2).
Jika u = 2200 m/det, m0 = 160000 kg, dan q = 2680
kg/det, hitunglah waktu saat v = 1000 m/det. (Nyatakan
persamaan dengan ruas kanan sama dengan 0: v - u
ln[m0/(m0 - qt)] + gt = 0 )

3. Dalam teknik kelautan, persamaan gelombang


berdiri yang
dipantulkan oleh dermaga pelabuhan diberikan
oleh
maka,

4. Dalam bidang teknik lingkungan, persamaan


berikut ini dapat
digunakan untuk menghitung tingkat oksigen
pada hilir sungai dari tempat pembuangan limbah
:
dalam hal ini x = jarak hilir sungai ke tempat pembuangan
limbah (mil).
Tentukan jarak kehilir sungai bila pembacaan pertama pada
alat pengukur tingkat oksigen adalah 4.
Nyatakan persamaan dengan ruas kanan sama dengan 0:
maka,

Rumusan Masalah
Persoalan mencari solusi persamaan nonlinier
dapat dirumuskan secara singkat sebagai
berikut:
tentukan nilai x yang memenuhi persamaan f(x)
= 0,
yaitu nilai x = s sedemikian hingga f(s) sama
dengan nol.

Penyelesaian konvensional

1. Penyelesaian coba-banding (trial & error)

2. Penyelesaian cara grafis

ngat tidak efisien untuk persamaan-persamaan kompl

I. METODE SETENGAH INTERVAL

Langkah analisis
1. Hitung fungsi pada interval yang sama dari x sampai
pada perubahan
tanda dari fungsi f(xn) dan f(xn+1), yaitu f(n) x f(xn+1)
<0
2. Estimasi awal dari akar xt dihitung dengan ;
3. Buat evalusi berikut untuk menentukan didalam sub
interval mana akar
persamaan berikut berada :
a) Jika f(xn) x f(xn+1) < 0, tetapkan xn+1=xt, lanjutkan
langkah 4
b) Jika f(xn) x f(xn+1) > 0, tetapkan xn=xt, lanjutkan
langkah 4
c) Jika f(xn) x f(xn+1) =0, akar persamaan adalah xt dan
4. Hitung perkiraan baru dari akar persamaan dengan,
hitungan selesai
5. Apabila perkiraan baru sudah cukup kecil (sesuai batas toleransi
yang ditentukan)
maka hitungan selesai, dan xt adalah akar persamaan yang
dicari. Jika belum maka hitungan kembali ke langkah 3.

Bagan alir metode setengah interval

Contoh :
Hitung salah satu akar dari persamaan berikut :

Penyelesaian :

Dihitung nilai f(x) pada interval antara dua titik, missal x


=1 dan x = 2.
Untuk x = 1, f(x=1) = (1)3+(1)2-3(1)-3= -4
Untuk x = 2, f(x=2) = (2)3+(2)2-3(2)-3 = 3
Mengingat fungsi adalah kontinyu, berarti perubahan tanda
dari fungsi antara x=1 dan x=2 akan memotong sumbu x
paling tidak satu kali. Titik perpotongan antara sumbu x dan
fungsi merupakan akar-akar persamaan.
Dihitung nilai xt dan
f(xt),
f(xt=1.5) = (1.5)3 + (1.5)2 - 3(1.5) - 3 =
-0.01831
Oleh karena f(xt) x f(xn) bertanda (-), maka akar persamaan
terletak antara x=1 dan x=2.

Perhitungan selanjutnya dapat disajikan dalam bentuk tabel


berikut :
Iterasi

xn

xn+1

xt

f(xn)

f(xn+1)

f(xt)

f(xt)*f(xn)

1.000

2.000

1.500

-4.0000

3.0000

-1.8750

7.5000

1.500

2.000

1.750

-1.8750

3.0000

0.1719

-0.3223

1.500

1.750

1.625

-1.8750

0.1719

-0.9434

1.7688

1.625

1.750

1.688

-0.9434

0.1719

-0.4094

0.3862

1.688

1.750

1.719

-0.4094

0.1719

-0.1248

0.0511

1.719

1.750

1.734

-0.1248

0.1719

0.0220

-0.0027

1.719

1.734

1.727

-0.1248

0.0220

-0.0518

0.0065

1.727

1.734

1.730

-0.0518

0.0220

-0.0150

0.0008

1.730

1.734

1.732

-0.0150

0.0220

0.0035

-0.0001

10

1.730

1.732

1.731

-0.0150

0.0035

-0.0057

0.0001

11

1.731

1.732

1.732

-0.0057

0.0035

-0.0011

0.0000

Contoh soal penerapan pada rekayasa saluran terbuka :


Aliran air pada saluran terbuka dengan debit 50 m3/detik. Bila
karakteristik fisik saluran diketahui sebagai berikut ;
Penampang
= Trapesium
Kemiringan lereng
= 1:2
Kekasaran Manning (n) = 0.023
Kemiringan dasar saluran = 0.00015
Lebar dasar saluran (B)
= 8.00 meter

h
B

Dengan asumsi aliran bersifat uniform flow,


HITUNG KEDALAMAN ALIRAN !

II. METODE INTERPOLASI LINIER (FALSE


POTISION)
Metode interpolasi linier didasarkan pada interpolasi antara dua nilai
dari fungsi yang mempunyai tanda berlawanan.
Mula-mula dicari nilai fungsi untuk setiap interval x yang sama
sampai akhirnya didapat dua nilai fungsi f(xn) dan f(xn+1) berturutan
yang mempunyai tanda berlawanan. Dari kedua nilai fungsi tersebut
ditarik garis lurus sehingga terbentuk segitiga. Dengan menggunakan
sifat segitiga sebangun, maka didapat persamaan ;

Nilai
x*
digunakan
untuk menghitung nilai
f(x*) yang kemudian
digunakan lagi untuk
interpolasi linier dengan
nilai f(xn) atau f(xn+1)
sedemikian
hingga
kedua fungsi memiliki
tanda
berbeda.
Prosedur ini diulang lagi
sampai didapat nilai
f(x*) mendekati nol.

Contoh :
Hitung salah satu akar dari persamaan
Penyelesaia
n
Mencari x1 dan x2 yang berseberangan.
Misal :
x1 =1
f(x1=1) = -4
x2 = 2
f(x2=2) = 3
karena f(x1) dan f(x2) berbeda tanda, maka x1 dan x2
berseberangan dan
dapat digunakan untuk langkah selanjutnya.
Menghitung x* dan
f(x*)

Karena f(x*) dan f(xn) bertanda sama, maka akar persamaan terletak
antara x=1.57142 dan x=2.
Selanjutnya dihitung x* yang
baru ;

Prosedur hitungan tersebut dilanjutkan sampai akhirnya didapat nilai


f(x*)~0, seperti ditunjukkan tabel berikut :
Iteras
i
1
2
3
4

xn
1.000
0
1.571
4
1.705
4
1.727
9
1.731

xn+1

f(xn)

f(xn+1)

x*

f(x*)

f(xn)*f(x*)

2.000 -4.000

3.000 1.571429

-1.36443

5.45772595

2.000 -1.364

3.000 1.705411

-0.24775

0.33803121

2.000 -0.248

3.000 1.727883

-0.03934

0.00974618

2.000 -0.039

3.000 1.731405

-0.00611

0.00024039

METODE NEWTON
RAPHSON

Prosedur Metode Newton Raphson secara grafis

Dari gambar diatas, turunan pertama pada xi adalah ekivalen


dengan kemiringan.
atau,

FLOWCHART PERHITUNGAN METODE NEWTON RAPHSON

Contoh :
Hitung salah satu akar dari persamaan

Penyelesaian
Persamaan yang diselesaikan
Turunan pertama dari persamaan

:
:

Pada awal hitungan ditentukan x1 = 1


(sembarang), maka ;

Langkah pada iterasi ke-2 ditetapkan x2=3,


maka ;

Perhitungan iterasi berikutnya ditunjukkan pada tabel berikut,


Iterasi

xi

f(xi)

f'(xi)

xi+1

1.000

-4.000

2.000

3.000

24.000

30.000

2.200 5.88800

2.200

5.888

15.920

1.830 0.98900

1.830

0.989

10.709

1.738 0.05457

1.738

0.055

9.535

1.732 0.00020

1.732

0.000

9.464

1.732 0.00000

3.000

f(xi+1)
24.00

METODE SECANT
Kelemahan Metode Newton Raphson adalah diperlukannya
turunan pertama (deferensial) dari f(x) dalam hitungan.
Kadang-kadang sulit untuk mendeferensialkan persamaan yang akan
diselesaikan. Untuk itu maka diferensial didekati dengan nilai
perkiraan berdasarkan diferensial beda hingga.
Gambar
disamping
menunjukkan bahwa garis
singgung di titik xi didekati
dengan gradient garis AB
dengan rumus berikut :

Bila persamaan tersebut


disubti-tusikan
kedalam
persamaan
Newton
Raphson, maka diperoleh :

Penyelesaian persamaan ini memerlukan dua


nilai awal dari x.

Flowchart perhitungan Metode Secant

Contoh :
Hitung salah satu akar dari persamaan

Penyelesaian :
Iterasi ke-1 :
Diambil dua nilai awal (sembarang),
misalnya :
x1 = 1, maka f(x1=1) = -4
x2 = 2, maka f(x2=2) = 3
Dengan menggunakan persamaan dari metode
secant, maka ;

Iterasi ke-2 :
x1 = 2
f(x1=2)=3
x2 = 1.57142 f(x2=1.57142) =
-1.36449

Perhitungan dilanjutkan pada iterasi berikutnya hingga f(x3) mendekati 0.

Iterasi

x1

1.000

2.000

1.571

1.705

1.735

x2
2.000
1.5714
29
1.7054
11
1.7351
36
1.7319
96

f(x1)

f(x2)

-4.0000

3.0000

3.0000

-1.3644

-1.3644

-0.2477

-0.2477

0.0293

0.0293

-0.0005

x3
1.5714
29
1.7054
11
1.7351
36
1.7319
96
1.7320
51

f(x3)
-1.36443149
-0.24774510
0.02925540
-0.00051518
-0.00000104

Anda mungkin juga menyukai