inborn
error
of
metabolism
misalnya
erythrocyte
porphobilinogen synthetase untuk tyrosinemia tipe 1, filipin staining untuk NiemannPick C disease, dan lain-lain.3
1
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama
:JF
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 1 bulan
: 3200 gram
Suku/Bangsa
: Minahasa/Indonesia
Agama
: Kristen Protestan
Alamat
: Kombi Jaga V
: 28 November 2013
Jam
: 14.10 WITA
Ruangan
: Irina E bawah
Partus
: Spontan
Oleh
: Biang Kampung
Family Tree
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Kuning di seluruh tubuh sejak 2 hari setelah lahir + muntah 1 minggu sebelum masuk
rumah sakit + panas 1 minggu sebelum masuk rumah sakit + batuk beringus 3 hari
sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Penyakit Sekarang :
Kuning di seluruh tubuh dialami penderita sejak 2 hari setelah lahir sampai sekarang.
Kuning muncul makin lama makin banyak dan saat ini sudah dirasakan di seluruh
tubuh. Penderita juga mengalami muntah sejak 1 minggu sebelum masuk rumah
sakit. Frekuensi muntah bisa sampai 4x/hari namun tidak tetap, terkadang tanpa
muntah dalam sehari. Muntah berisi cairan campur susu dengan volume gelas
aqua. Muntah berisi lendir, namun darah tidak ada. Saat dibawa ke RS, sudah tidak
muntah lagi. Penderita juga mengalami panas sejak 1 minggu sebelum masuk rumah
sakit. Panas sumer-sumer naik turun tanpa dipengaruhi waktu. Panas bisa turun
sampai normal jika diberikan obat penurun panas. Menggigil, kejang dan perdarahan
gusi, hidung serta mulut tidak dialami penderita. Saat ini penderita sudah tidak panas
lagi. Penderita juga mengalami batuk kering serta beringus sejak 3 hari sebelum
masuk rumah sakit. Batuk beringus tidak dipengaruhi waktu, aktivitas dan cuaca.
Lendir ingus warna putih. Sesak tidak ditemukan pada penderita. BAB : berwarna
dempul. BAK : berwarna kuning pekat. Penderita sempat berobat dan dirawat di
RSUD Tondano, dengan diagnosa hiperbilirubinemia ec suspect sepsis + obs
kolestasis dd/ hepatitis neonatorum + atresia bilier. Penderita pun dirujuk ke RSUP
Prof. dr. R. D Kandou Manado.
Anamnesis Ante Natal
Morbili
: (-)
Varicella
: (-)
Pertusis
: (-)
Diare
: (-)
Cacingan
: (-)
Batuk/Pilek
: (-)
Lain-lain
: (-)
: 1 bulan
:-
:-
:-
:-
:-
:-
: -
:-
:-
: 0 bulan - sekarang
PASI
: (-)
Bubur Susu
: (-)
: (-)
Imunisasi
BCG
: 1 kali
Polio
:-
DPT
:-
Campak
:-
Hepatitis
:-
Riwayat Keluarga
Riwayat Sosial
Keadaan Umum
: Tampak sakit
Kesadaran
: Compos Mentis
Gizi
: Baik
Anemia
: (-)/(-)
Ikterus
: (+)/(+)
Kejang
: (-)
Tensi
:-
Nadi
: 140 x/m
Respirasi
: 32 x/m
Suhu
: 36,5C
Tumor
: (-)
Edema
: (-)
Kulit
Warna
Pigmentasi
: (-)
Efloresensi
: (-)
Jaringan Parut
: cukup
Lapisan Lemak
: (-)
Kepala
Bentuk
: mesocephal
Rambut
Ubun-ubun Besar
: datar
Conjungtiva
: anemis (-)
Sklera
: ikterik (+)
Refleks Kornea
: normal
Pupil
Telinga
: sekret -/-
Hidung
: sekret -/-
Mulut :Bibir
: sianosis (-)
Lidah
: beslag (-)
Gigi
: carries (-)
Selaput Mulut
: mukosa basah
Gusi
: perdarahan (-)
Bau Pernapasan
: foetor (-)
Tenggorokan : Tonsil
Pharynx
Leher : Trakea
: letak tengah
Kelenjar
Kaku Kuduk
: (-)
Thorax
: simetris
Jantung
Xiphosternum (-)
Lain-lain (-)
Retraksi (-)
: Detak jantung
Iktus Cordis
: tidak teraba
Batas Kiri
Batas Kanan
Batas Atas
: ICS II-III
: (-)
Paru-paru
Inspeksi
Palpasi
: 140 x/m
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Bentuk
Lien
: schufner 1
Hepar
Lain-lain
Genitalia
: laki-laki, normal
Kelenjar
Anggota Gerak
Tulang-tulang
: deformitas (-)
Otot-otot
: atrofi (-)
Reflek-reflek
RESUME
10
: Tampak sakit
N : 140x/m
Kes
: CM
S : 36,5C
R : 32x/m
Kepala
Thorax
Abdomen
Extremitas
Diagnosa
Terapi
Anjuran
Visebad 1 x 0,3 ml
Urdafalk 1 x 30 mg
: DL, DC, Bilirubin total, Bilirubin Direk-Indirek, SGOT, SGPT, Ur,
Cr, Protein total, Albumin-Globulin, Na, K, Cl, ALP, TORCH, HbsAg,
Feses 3 porsi, USG abdomen 2 fase.
11
S : muntah 1x, demam (-), kuning seluruh tubuh (+), BAB kuning pucat (+)
O : KU : tampak sakit
N : 132x/m
Kes : CM
R : 40x/m
S : 36,2C
Pro : Feses Lengkap, Feses 3 porsi, Urin Lengkap, Protein total, Albumin, Globulin,
Bilirubin Total, Bilirubin Direk, Indirek, Alkali Fosfatase, HbsAg, Blood Smear,
Kolesterol Total, Trigliserida, LDL, HDL, USG abdomen 2 fase, cek TORCH
Pemeriksaan Laboratorium :
Hemoglobin : 8,0 gr/dL
Leukosit : 12.500/mm3
Hematokrit : 22,6%
Trombosit : 224.000/mm3
12
MCH : 28,1
MCHC : 35,3
MCV : 80
Ureum : 17 mg/dL
SGPT : 88 U/L
HbsAg : (-)
Kes : CM
R : 44x/m
S : 36,1C
13
Hipoalbuminemia (2,8)
P : - Cefixime 2 x 12,5 mg pulv
-
Kes : CM
R : 40x/m
S : 36C
14
Pro : USG abdomen 2 fase, cek TORCH, pT, apTT, Darah Lengkap,Diffcount
Pemeriksaan Laboratorium :
Hematokrit : 27%
Eritrosit : 3,35
Hb : 9,4
Leukosit : 15.600
Trombosit : 276.000
eosinofil : 0
Basofil : 0
batang : 0
Segmen : 24
limfosit : 69
Monosit : 7
Kes : CM
R : 40x/m
S : 36,3C
15
Kes : CM
R : 40x/m
S : 36,5C
16
Anemia (9,4)
Hipoalbuminemia (2,8)
P : - Cefixime 2 x 12,5 mg pulv
-
Kes : CM
R : 48x/m
S : 36,5C
17
Pro : USG abdomen 2 fase (27/01/2014), IgM anti CMV, Konsul ke divisi bedah anak
Kes : CM
R : 30x/m
S : 36,1C
18
Kes : CM
R : 52x/m
S : 36,3C
19
Pro : Rawat Jalan dan control membawa hasil IgM anti CMV
PEMBAHASAN
20
A. DEFINISI
Kolestasis pada bayi adalah hambatan aliran empedu dan bahan-bahan yang
harus diekskresikan oleh hati, yang menghasilkan terjadinya peningkatan bilirubin
direk dan penumpukan garam empedu.6 Parameter yang paling banyak digunakan
adalah kadar bilirubin direk serum > 1 mg/dL bila bilirubin total < 5 mg/dL atau
bilirubin direk > 20% dari bilirubin total bila kadar bilirubin total > 5 mg/dL.4
Pada kasus ini, ditemukan kadar bilirubin total 18,86 mg/dL dan kadar
bilirubin direk 14,64 mg/dL. Sesuai dengan parameter di atas, maka diagnosis pada
kasus ini yaitu kolestasis.
B. ETIOLOGI
Etiologi kolestasis dibagi menjadi 2 yaitu kolestasis ekstrahepatik dan kolestasis
intrahepatik. Kolestasis ekstrahepatik yaitu suatu keadaan yang dapat mengakibatkan
obstruksi saluran empedu ekstrahepatik baik total maupun parsial. Kolestasis
intrahepatik yaitu gangguan yang terjadi pada tingkat hepatosit ataupun elemen
duktus biliaris yang ada di dalam hati atau intrahepatal.4,16
1. Kolestasis Ekstrahepatik :
* Atresia Biliaris Ekstrahepatik : suatu obstruksi total duktus biliaris ekstrahepatal
* Kista duktus koledokus : dilatasi dari suatu segmen duktus biliaris ekstrahepatal
* Stenosis duktus biliaris : obstruksi parsial duktus biliaris ekstrahepatal
* Sludge dan batu atau kolelitiasis : adanya suatu penumpukan endapan2 pada
duktus biliaris ekstrahepatal, misalnya sebagai akibat dari proses hemolitik yang
berlebihan.
2. Kolestasis Intrahepatik :
* Infeksi : - bakteri : sepsis, ISK
- virus : rubella, CMV, herpes simpleks, virus hepatotropik
- parasit : toksoplasma
* Metabolik :
- gangguan metbolisme karbohidrat : Galaktosemia, Fruktosemia, Gycogen
Storage Disease type IV
- gangguan metabolism asam amino : Tirosinemia, Hipermetioninemia
- gangguan metabolism lipid : Penyakit Niemann-Pick, Penyakit Wolman,
Penyakit Gaucher
21
empedu
SGOT, SGPT, Alkali Fosfatase, Glutamil Transpeptidase
meningkat
Manifestasi klinik pada pasien ini, yaitu tinja berwarna dempul, urin berwarna
kuning pekat, ikterus seluruh tubuh, dan terjadi peningkatan kolesterol, SGOT, SGPT,
Alkali Fosfatase, Glutamil Transpeptidase sesuai dengan penjelasan diatas.
D. DIAGNOSIS
Diagnosis kolestasis ditegakkan seperti diagnosis penyakit lainnya, berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium/penunjang.4,14,15
Anamnesis :
22
didapatkan
Sesuai
Masa
Kehamilan),
infeksi
genetic/metabolic.
Paparan terhadap toksin/obat-obatan hepatotoksik.
Pemeriksaan Fisik
Fasies dismorfik : pada sindrom Alagille
Mata : a. Katarak (pada infeksi TORCH)
b. Choreoretinitis (pada infeksi TORCH)
c. Posterior embryotoxon (pada sindrom Alagille)
23
lien (Schufner I), asites, ikterus seluruh tubuh. Diagnosis pasti pada pasien ini belum
dapat ditegakkan karena belum dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui etiologi dan
untuk menunjang diagnosis pasti.
E. PEMERIKSAAN LABORATORIUM/PENUNJANG
a. Pemeriksaan Darah Lengkap : Hemoglobin, hematokrit, hitung jumlah
eritrosit, leuokosit, retikulosit dan trombosit
b. Pemeriksaan Kimia Darah lain : SGOT, SGPT, bilirubin total, direk-indirek,
Ureum, Creatinin, Protein Total, Albumin, Globulin, Natrium, Kalium,
Clorida, alkali fosfatase, kolesterol total, MCH, MCHC, MCV, alkali
fosfatase, GGT, HBsAg.
c. USG abdomen
Pada pemeriksaan laboratorium kasus ini didapatkan :
Hemoglobin : 8,0 gr/dL
Leukosit : 12.500/mm3
Hematokrit : 22,6%
Trombosit : 224.000/mm3
HbsAg : (-)
MCH : 28,1
MCHC : 35,3
MCV : 80
Ureum : 17 mg/dL
SGPT : 88 U/L
F. PENATALAKSANAAN
24
25
empedu toksik.11 Terapi nutrisi pada pasien ini diberikan multivitamin drops
untuk mencegah kekurangan energy protein (KEP) yang merupakan salah satu
akibat tersering dari kolestasis.13
G. PROGNOSIS
Prognosis penyakit ini tergantung pada penyakit dasar, umumnya baik
yaitu 60% sembuh pada kasus sindrom hepatitis neonatal yang sporadic,
sementara pada kasus yang bersifat familial, prognosisnya buruk (60%
meninggal). Prognosis hepatitis neonatal idiopatik biasanya baik dengan
mortalitas sebesar 13%-25%. Predictor untuk prognosis buruk adalah: kuning
hebat yang berlangsung lebih dari 6 bulan, tinja dempul, riwayat penyakit
dalam keluarga, hepatomegali persisten dan terdapatnya inflamasi hebat pada
hasil biopsy hati.9,10,12
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsul A. Early Detection Of Neonatal Cholestasis. Divisi Hepatologi
Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIR. 2009;2:1-13.
2. Pudjiadi A. Kolestasis. Dalam: Badriul H, Setyo H, Nikmah SI, Ellen PG, Eva
DH, editor. Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta: Balai Penerbit IDAI; 2009.
hal.171-4.
3. Kusumawati N, Hartantyo I, Vina R. Aspartat Amino Transferase-Platelet
Ratio Index (APRI), Kadar Bilirubin dan Venektasi Penderita Kolestasis Anak
di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Media Medika Indonesiana. 2012;46:57-61.
4. Kadim M. Kolestasis. Dalam: Juffrie M, Mulyani N, editor. UKK Gastrohepatologi IDAI; 2009. hal.5-23.
5. Karpen SJ. Update On The Etiologies And Management Of Neonatal
Cholestasis. Clin Perinatol. 2005;39:115-128
26
27