Anda di halaman 1dari 13

Strenght(kekuatan)

Weakness(kelem
ahan)

Opportunity
(peluang)

Treath(ancaman)

Tindak lanjut

1. Menyebabkan

1.Banyak

1. Usia dapat

1. Perlu adan

mengobati

konstipasi

terdapat

dijadikan factor resiko

pengawasan

berbagai

2.dapat

tumbuhan

terjadinya

dalam

penyakit

mengeluarkan

sirsat di sekitar

gout karena ketika

mengkonsum

diantaranya

banyak keringat

panti

seseorang bertambah

dan proses

gout, nyeri haid, yang berlebih

2.Tidar perlu

tua maka akan terjadi

pembuatan ai

reumatik,

3.dapat

mengeluarkan

perubahan

daun sirsak

infeksi kandung

menyebabkan

uang

(penurunan) pada

2.Konsultasi

kemih, asma,

dehidrasi akut

3.mudah

proses metabolisme

dengan tenag

didapat

dalam tubuh.

medis terdeka

1. Dapat

masuk
angin,sembelit

2.Perubahan gaya

dan lainnya

hidup dan pola makan,

dengan buah

konsumsi alkohol

sirsak/daun

yang berlebihan dan

sirsak (Annona

medikasi

Muricata)
2. kandungan
daun sirsak
memiliki
ekstrak etanol

-medikasi lain
3.Resiko keracunan
jika ditambah dengan
zat farmakologi yang
berlebihan

yang berperan
sebagai
antiinflamasi.Di
dalam etanol
terdapat ekstrak
mangostin yang
mempunyai
aktivitas
sebagai
penghambat,
prostaglandin

1.

sebagai
mediator
inflamasi, dan
metanol dari
daun sirsak
mempunyai
efek meredam
nyeri yang
terjadi pada
penderita
Artritis
3. mengkonsumsi
rebusan daun
sirsak terhadap
penurunan nyeri
pada penderita
gout artritis
dikarenakan
kandungan
tanin, resindan
crytallizable
dalam daun
sirsak dan
responden tidak
menunjukan
efek samping
karena
kandungan
dalam daun
sirsak tidak
berbahaya
dalam tubuh
4. Bisa ditemukan

dimana saja
serta
pengolahan
daun sirsak
yang begitu
mudah.

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


TUMBUH KEMBANG ANAK
A. Pengertian
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang
sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu
pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam
besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang
bias diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram) ukuran panjang
(cm, meter) umur tulang dan keseimbangan metabolic (retensi kalsium dan
nitrogen tubuh).
Perkembangan (development) adalah berkembangnya kemampuan
(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih komplek dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pemotongan. Disini
menyangkut adanya proses deferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh,
organ-organ dan sistem yang berkembang sedemikian rupa sehingga
masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan
emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungan.
(Soetjiningsih, 1995:1)
B. Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
Secara umum ada dua faktor utama yang mempengaruhi terhadap
tumbuh kembang anak yaitu :

1. Faktor Genetik
Faktor genetic merupakan modal dasar dalam mencapai hasil
akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui intruksi genetic yang
terkadang di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan
kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan
kecepatan

pembelahan,

derajat

sensitivitas

jaringan

terhadap

rangsangan, umur, pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang.


Termasuk faktor genetic antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang
normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa.
2. Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai
atau tidak potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan
membangkitkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang
baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan bio-fisikapsiko-sosial yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari
konsepsi sampai hari akhir hayatnya.
(Soetjiningsih, 2008:2)
C. Tahapan Tumbuh Kembang
Ada beberapa tahap-tahap tumbuh kembang anak. Pada dasarnya
manusia dalam kehidupannya mengalami berbagai tahapan tumbuh
kembang dan setiap tahap mempunyai ciri tertentu. Tahapan tumbuh
kembang yang paling memerlukan perhatian adalah pada masa anak-anak
(Nursalam, 2008:32-33).
Menurut

(Nursalam, 2008:32-33),

ada

beberapa

tahap-tahap

tumbuh kembang anak. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut :


Masa Pranatal
Kehidupan bayi pada masa prenatal dikelompokkan menjadi dua
periode yaitu:
1. Masa embrio yang dimulai sejak konsepsi sampai kehamilan 8 minggu.
Ovum yang telah dibuahi akan datang dengan cepat menjadi suatu
organisme

yang

berdeferensiasi

secara

pesat untuk membentuk

berbagai sistem organ tubuh.


2. Masa fetus yang dimulai sejak kehamilan 9 minggu sampai masa
kelahiran. Masa fetus terbagi menjadi dua. Yang pertama adalah masa

fetus dini (usia 9 minggu sampai trimester dua), dimana terjadi


percepatan pertumbuhan dan pembentukan manusia sempurna serta
alat tubuh mulai berfungsi. Yang kedua adalah masa fetus lanjut
(trimester akhir) yang ditandai dengan pertumbuhan tetap yang
berlangsung cepat disertai dengan perkembangan fungsi-fungsi.
Masa Neonatal
Masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi
darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh. Saat lahir, berat badan
normal dari bayi yang sehat berkisar antara 2500-4000

gram, panjang

badan berkisar 50 cm dan berat otak sekitar 350 gram. Selama 10


hari pertama biasanya terdapat penurunan berat badan sekitar 10% dari
berat badan lahir, kemudian berat badan bayi akan berangsur-angsur
mengalami kenaikan.
Masa bayi 1-12 bulan
Pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara cepat. Pada umur 5
bulan berat badan anak sudah 2 kali lipat berat badan lahir, sementara pada
umur 1 tahun berat badannya sudah menjadi 3 kali lipat. Sedangkan untuk
panjang badan, pada umur 1 tahun sudah menjadi satu setengah kali
panjang badan saat lahir. Pertambahan lingkar kepala juga pesat. Pada 6
bulan pertama, pertumbuhan lingkar kepala sudah mencapai 50%. Oleh
karena

itu,

diperlukan pemberian

gizi

yang

baik,

yaitu

dengan

memperhatikan prinsip menu gizi seimbang.


Masa Balita (1-3 tahun)
Pada masa ini, pertumbuhan fisik anak relatif lebih lambat
dibandingkan dengan masa bayi, tetapi perkembangan motoriknya berjalan
lebih cepat. Anak sering mengalami penurunan nafsu makan dan anak
mulai belajar jalan. Pada mulanya, anak berdiri tegak dan kaku,
kemudian berjalan dengan berpegangan. Sekitar usia 16 bulan, anak
mulai belajar berlari dan menaiki tangga, tetapi masih kelihatan kaku. Oleh
karena

itu anak perlu diawasi, karena dalam beraktivitas anak tidak

memperhatikan bahaya.
Masa Pra sekolah akhir (3-5 tahun)

Pada

masa

ini,

pertumbuhan

gigi

susu

sudah

lengkap.

Pertumbuhan fisik relatif pelan, naik turun tangga sudah dapat


dilakukan sendiri. Demikian pula halnya dengan berdiri satu kaki secara
bergantian atau melompat. Anak mulai berkembang superegonya (suara
hati), yaitu merasa bersalah bila ada tindakannya yang keliru.

D. Tugas Perkembangan Anak


Pengertian Tugas Perkembangan
Tugas perkembangan adalah sesuatu tugas yang timbul pada periode
tertentu dalam kehidupan seseorang. Adapun menurut Gunarsa, tugas
perkembangan ialah tugas yang terdapat pada suatu tahap kehidupan
seseorang, yang akan membawa individu kepada kebahagiaan dan
keberhasilan dalam tugas-tugas pengembangan berikutnya yaitu apabila
tahap kehidupan tersebut dijalani dengan berhasil. Sedangkan kegagalan
dalam melaksanakan tugas pengembangan, akan mengakibatkan kehidupan
tidak bahagia pada individu dan kesukaran-kesukaran lain dalam hidupnya
kelak.
(Gunarsa, 2008:63)
Tugas Perkembangan Anak
Di bawah ini dikemukakan rincian tugas perkembangan dari setiap
tahapan menurut (Gunarsa, 2008:63) :
1.

Tugas Perkembangan Masa Bayi dan Anak-anak Awal (0-6 bulan)


a) Belajar Berjalan pada usia 9 15 bulan.
b) Belajar makan-makanan padat.
c) Belajar berbicara.
d) Belajar buang air besar dan kecil.
e) Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
f) Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
g) Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam.
h) Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orrang tua,
i)

saudara, dan orang lain.


Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk serta pengembangan
kata hati.

2.

Tugas Perkembangan Masa Kanak-kanak Akhir dan Anak Sekolah


(6-12 tahun)
a) Belajar memperoleh

keterampilan

fisik

untuk

melakukan

permainan.
b) Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri
sebagai makhluk biologis.
c) Belajar bergaul dengan teman sebaya.
d) Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
e) Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan

3.

berhitung.
f) Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari.
g) Mengembangkan kata hati.
h) Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
i) Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial.
Tugas Perkembangan Masa Remaja (12-21 tahun)
a) Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
b) Mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita.
c) Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
d) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa
e)
f)
g)
h)

lainnya.
Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
Memilih dan mempersiapkan karier.
Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.
Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang

i)
j)

diperlukan bagi warga negara.


Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.
Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk/
pembimbing dalam berperilaku.

E. Penilaian Pertumbuhan Fisik Pada Anak


Dapat melakukan penilaian terhadap pertumbuhan anak, terdapat
beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi tumbuh kembang
anak, diantaranya dengan pengukuran antropometri, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi.
1.

Pengukuran antropometri
Pengukuran antropometri ini meliputi pengukuran berat badan,
tinggi badan (panjang badan), lingkar kepala dan lingkar lengan atas.
Dalam pengukuran antropometri terdapat 2 cara dalam pengukuran,
yaitu pengukuran berdasarkan usia dan pengukuran tidak berdasarkan
usia.

Pengukuran berdasarkan usia misalnya berat badan berdasarkan


usia, tinggi badan berdasarkan usia, dan lain-lain. Pengukuran tidak
berdasarkan berdasarkan usia misalnya pengukuran berat badan
berdasarkan tinggi badan, lingkar lengan atas berdasarkan tinggi badan,
dan lain-lain.
a. Pengukuran Berat Badan
Pengukuran

berat

badan

digunakan

untuk

menilai

paeningkatan atau penuruan semua jaringan yang ada pada tubuh,


misalnya tulang, otot, lemak, organ tubuh dan cairan tubuh
sehingga dapat diketahui status keadaan gizi atau tumbuh kembang
anak. Selain menilai berdasarkan status gizi dan tumbuh kembang
anak, berat badan juga dapat digunakan sebagai dasar perhitungan
dosis dan makanan yang diperlukan dalam tindakan pengobatan.
Penilaian berat badan berdasarkan usia menurut WHO
dengan standar NCHS (National Center for Health Statistics) yaitu
menggunakan presentil kurang atau sama dengan tiga termasuk
kategori malnutrisi.
Penilaian berat badan berdasarkan tinggi badan menurut
WHO yaitu menggunakan presentasi dari median sebagai berikut :
antara 80 100% dikatakan malnutrisi sedang dan kurang dari
80% dikatakan malnutrisi akut (wasting).
Penilaian berat badan berdasarkan tinggi badan menurut
standar baku NCHS yaitu menggunakan presentil sebagai berikut :
persentil 72-25 dikatakan normal, persentil 10-5 dikatakan
malnutrisi sedang, dan kurang dari persentil 5 dikatakan
malnutrisi berat.

b. Pengukuran Tinggi Badan


Pengukuran ini digunakan untuk menilai status perbaikan
gizi. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan sangat mudah dalam
menilai gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Penilaian

tinggi badan berdasarkan usia menurut WHO dengan standarr baku


NCHS yaitu menggunakanpresentase dari median sebagai berikut :
lebih dari atau sama dengan 90 % dikatakan normal, sedangkan
kurang dari 90% dikatakan malnutrisi kronis (abnormal).
c. Pengukuran Lingkar Kepala
Pengukuran lingkar kepala ini digunakan sebagai salah satu
parameter untuk menilai pertumbuhan otak. Dengan penilaian ini,
dapat dideteksi secara dini apabila terjadi pertumbuhan otak
mengecil yang abnormal (mikrosefali) yang dapat mengakibatkan
adanya retardasi mental atau pertumbuhan otak membesar yang
abnormal (volume kepala meningkat) yang dapat disebabkan oleh
penyumbatan pada aliran cairan serebrospinalis.
d. Pengukuran Lingkar Lengan Atas
Penilaian ini digunakan untuk menilai jaringan lemak dan
otot, namun penilaian ini tidak banyak berpengaruh pada keadaan
jaringan tubuh apabila di bandingkan dengan berat badan.
2.

Pemeriksaan Fisik
Penilaian terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak dapat
juga ditentukan dengan melakukan pemeriksaan fisik; melihat bentuk
tubuh; membandingkan bagian tubuh dan anggota gerak lainnya;
menentukan jaringan otot dengan memeriksa lengan atas, bokong dan
paha; menentukan jaringan lemak; melakukan pemeriksaan pada trisep;
serta menentukan pemeriksaan rambut dan gigi.

3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan ini dilakukan guna meliai keadaan pertumbuhan dan
perkembangan
anak yang berkaitan dengan keberadaan penyakit. Adapun
pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan kadar
hemoglobin, pemeriksaan serum protein (albumin dan globulin),
hormonal, dan pemeriksaan-pemeriksaan lain yang dapat menunjang
penegakan diagnosis suatu penyakit ataupun evaluasinya.

4.

Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan ini dilakukan guna untuk menilai usia tumbuh
kembang, seperti usia tulang apabila dicurigai adanya gangguan
pertumbuhan.
(Soetjiningsih, 2006:33)
F. Penilaian Perkembangan Pada Anak
Untuk menilai perkembangan anak, hal yang dapat dilakukan pertama

kali adalah melakukan wawancara tentang factor kemungkinan yang


menyebabkan gangguan dalam perkembangan, tes skrining perkembangan
anak dengan DDST, tes IQ dan tes psikologi, atau pemeriksaan lainnya.
Pada penilaian tahap ini, beberapa tes yang dapat digunakan di
antaranya tes intelegensi Stanford Binet, skala intelegensi Wechsler untuk
anak prasekolah dan sekolah, skala perkembangan menurut Gesell (Gesell
infant scale), skalai Bayle (Bayle infant scale of development), tes bentuk
geometris, tes motor visual bender Gestalt, tes menggambar orang, tes
perkembangan adaptasi social, DDST, serta diagnostic perkembangan fungsi
munchen tahun pertama. Disini hanya akan dibahas mengenai tes
perkembangan menurut DDST.
Pada saat ini terdapat beberapa perkembangan dalam penggunaan tes
DDST, misalnya revisi atau perubahan dalam penggunaan tes yang dikenal
dengan nama DDST II. Penilaian DDST ini menilai perkembangan anak
dalam 4 faktor, diantaranya terhadap personal social, motorik halus, bahasa
dan motorik kasar dengan persyaratan tes sebagai berikut:
a.

Lembar formulir DDST II

b.

Alat bantu atau peraga seperti benang wol merah; manic-manik; kubus
berwarna merah, kuning, hijau, dan biru; permainan bola kecil; serta
bola tenis kertas dan pensil

Adapun cara pengukuran DDST dijabarkan sebagai berikut:


a.

Tentukan usia anak saat pemeriksaan

b.

Tarik garis pada lembar DDST II sesuai usia yang telah di tentukan

c.

Lakukan pengukuran pada anak tian komponen dengan batasan garis


yang ada mulai motorik kasar, bahsa, motorik halus dan personal social.

(Joyce Engel, 2004: 256)


a. Stimulasi Pada Anak
Stimulasi adalah adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru
lahir (bahkan sebaiknya sejak di dalam kandungan) dilakukan setiap hari,
untuk merangsang semua sistem indera (pendengaran, penglihatan,
perabaan, pembauan, pengecapan). Selain itu harus pula merangsang gerak
kasar dan halus kaki, tangan dan jari-jari, mengajak berkomunikasi, serta
merangsang perasaan yang menyenangkan bayi dan anak-anak.
Contoh Stimulasi Perkembangan Anak Berdasarkan Tahapan Usia
I

Bayi 0-1 bulan


1. Ketika bayi rewel dipeluk dengan kasih saying
2. Meletakan benda yang bergerak-gerak di atas bayi
3. Melatih menelungkupkan bayi
4. Mengajak bayi tersenyum

II

Bayi 1-4 bulan


1. Bayi dipeluk, dicium, dinyanyikan lagu dan dibuainya
2. Bayi diajak bicara, menirukan gerak dan mimik

bayi,

diperdengarkan suara lainnya


3. Melatih bayi membalik badan (ditelungkupkan)
4. Melatih bayi mengenggam
III

IV.

V.

VI.

Bayi 4-6 bulan


1. Melatih bayi didudukan
2. Melatih bayi menggunakan kedua tangan memegang benda
3. Melatih bayi menirukan bunyi agar ditirukan
4. Melatih bayi menirukan bunyi (main ci-luk-ba, da-da)
Bayi 6-9 bulan
1. Melatih mengangkat bayi untuk berdiri
2. Melatih bayi memasukan/mengeluarkan benda dari suatu wadah
3. Memperlihatkan gambar dan menyebutkan namanya
4. Mengajak bayi dengan cara/bentuk permainan bersama-sama
Bayi 9-12 bulan
1. Melatih bayi berjalan berdiri
2. Melatih bayi menggelindingkan bola
3. Melatih bayi corat-coret menggambar
4. Mengajak bayi makan bersama keluarga
Bayi 12-18 bulan
1. Melatih anak naik turun tangga (rumah)
2. Bermain melempar dan menangkap bola
3. Melatih menunjuk dan menyebut bagian tubuh
4. Memberi kesempatan anak melepas baju

VII

Bayi 18-24 bulan


1. Melatih keseimbangan anak berdiri dengan satu kaki bergantian
2. Melatih anak menggambar bulatan, segitiga
3. Melatih anak mau menceritakan apa yang dilihatnya
4. Melatih anak tentang kebersihan diri (buang air kecil/besar pada

tempatnya)
5. Mengajak anak bermain bola dan melompatnya
6. Mengajak untuk ikut bernyanyi
VIII Bayi 2-3 tahun
1. Melatih anak berdiri dengan satu kaki
2. Melatih anak menyusun balok
3. Melatih anak mengenal bentuk benda dan warnanya
4. Melatih anak tentang kebersihan diri seperti mencuci kaki, buang air
kecil/besar di toilet
5. Melatih anak dibaju sendiri
6. Sering mengajak anak keluar (tempat bermain, toko, kebun binatang,
dll)
(Suherman, 200 :23)

Anda mungkin juga menyukai