Anda di halaman 1dari 17

REGRESI LINEAR

Dalam praktek sering kali kita hendak mengetahui


hubungan antara dua variabel, misalnya hubungan
antara tekanan-suhu (p vs T), diameter-Gaya tarik
maksimum (d vs F), dll.
Untuk mendapatkan suatu persamaan antara dua variabel
x dan y, mula-mula kita mengumpulkan data (x,y).
Misalnya x menyatakan diameter dan y gaya tarik
maksimum, maka kita mempunyai data :
x1 , y1 , x 2 , y 2 , x3 , y3 , ........... , x n , y n masing-masing
pasangan bebas dan x serta y didefinisikan pada ruang
sampel yang sama yaitu kumpulan data yang sedang
diselidiki. Kemudian semua data tersebut digambar pada
sistem koordinat tegak lurus, hasilnya disebut diagram
titik atau diagram pencar atau scatter diagram

Dari diagram tersebut dapat diketahui apakah ada hubungan dan


bila ada, apakah hubungan tersebut linear atau non linear.

Gambar 1. Tidak Ada Hubungan

Gambar 3. Linear

Gambar 2. Non Linear

Dalam bab ini kita batasi kepada hal yang linear saja dan
untuk mendapatkan garis lurus yang paling baik, kita
gunakan metode kuadrat terkecil.

Gambar 4. Regresi Linear

Misal persamaan tersebut adalah : y a b x


Dimana x variabel bebas dan y variabel tidak bebas.

Dari gambar 4, ada beda d1 antara ordinat y1 dan y ,yaitu :


d1 y1 y
d1 y1 (a b x)
d1 y1 a b x1

(pada x = x1, atau ber absis sama)

Beda tersebut disebut deviasi atau simpangan, mungkin


positif atau negatif dan untuk menjadikan semua positif
diambil kuadratnya.
Misal S adalah jumlah kuadrat deviasi, maka :

S d12 d 22 d 32 ........... d n2
S ( y1 a b x1 ) 2 ( y 2 a b x2 ) 2 ( y3 a b x3 ) 2 ........... ( y n a b x n ) 2

Untuk mendapatkan garis lurus paling baik, harus


meminimumkan S, sehingga :
s
s
dan
0
0
a

s
2 ( y1 a b x1 ) 2 ( y 2 a b x 2 ) 2 ( y3 a b x3 ) ........ 2 ( y n a b x n ) 0
a
s
2.x1 ( y1 a b x1 ) 2.x 2 ( y 2 a b x 2 ) 2.x3 ( y3 a b x3 ) ........ 2.x n ( y n a b x n ) 0
b

Dari persamaan tersebut dapat diringkas menjadi :


y i n.a b xi

xi y i a xi b x

y n.a b x
2
i

atau

x y a x b x 2

Nilai a da b dari kedua persamaan tersebut dapat dicari


dengan determinan atau substitusi :
y . x 2 x . x y
a
n x 2 ( x ) 2

n . x y x . y
b
n x 2 ( x ) 2

Dengan demikian kita memperoleh garis kuadrat terkecil


yang dalam hal ini disebut garis regresi y pada x.
Garis ini menunjukkan hubungan antara y dan x, dan
dapat dipakai untuk menaksir y apabila nilai x diketahui
Selain garis regresi y pada x, juga ada garis regresi x pada
y yang diperoleh jika y variabel bebas dan x variabel
tidak bebas.
Persamaannya adalah : x = c + dy
x . y 2 y . x y
c
n y 2 ( y ) 2

n . x y x . y
d
n y 2 ( y ) 2

Jadi kita memperoleh persamaan x pada y yang


menunjukkan hubungan antara x dan y dan dapat
dipakai untuk menaksir x, apabila nilai y diketahui.
Contoh :
Dari uji tarik besi beton di Laboratorium Uji Bahan Teknik
Mesin Politeknik Negeri Semarang didapat data sbb. :
Ditanyakan :
a. Gambar diagram pencar !
b. Cari persamaan garis
gaya tarik maksimum (F)
terhadap diameter besi
beton (d) !
c. Taksir gaya maksimum
(F), apabila direncanakan
d besi beton = 40 (mm) !

Penyelesaian :
a. Gambar diagram pencar :

b. Persamaan garis gaya tarik maksimum (F) terhadap


diameter besi beton (d) dapat dicari dari persamaan :

y n.a b x

dan

x y a x b x 2

Variabel a da b dapat dicari sbb. (buat tabel) :


d 2

n . d F d . F
n d 2 ( d ) 2

Dengan memasukkan nilai-nilai pada tabel ke dalam kedua


persamaan tersebut didapatkan hasil sebagai berikut :

Sehingga persamaan F thd d F = -96,54762 + 90,47619. d

c. Menaksir gaya maksimum (F), apabila direncanakan d


besi beton = 40 (mm)
Persamaan F thd d telah didapat yaitu :
F = -96,54762 + 90,47619. d
Sehingga apabila d besi beton = 40 (mm), F dapat dicari:
F = -96,54762 + 90,47619. d
F = -96,54762 + 90,47619 x 40
F = 3522,5 (N)
Jadi apabila direncanakan d besi beton = 40 (mm),
maka dapat ditaksir F = 3.522,5 (N)

Korelasi
Pada pembahasan sebelumnya dari bab ini telah dibahas
tentang persoalan regresi mengenai penaksiran variabel
tidak bebas jika variabel bebasnya diketahui.
Korelasi adalah ukuran mengenai hubungan antara dua
variabel tersebut (bebas dan tidak bebas).
Apabila pada diagram pencar semua titik terletak pada
garis lurus (gambar 3), kita katakan ada korelasi
sempurna antara x dan y. Jika tidak ada hubungan sama
sekali antara x dan y gambar 1), kita katakan x dan y
tidak berkorelasi. Jika pada diagram pencar semua titik
terletak dekat dengan satu garis lurus maka korelasi
adalah linear. Korelasi dalam hal ini ada 2 hal (bisa
positif, bisa negatif).

Korelasi positif : apabila x dan y naik (Gambar 5)


Korelasi negatif : apabila x naik tetapi y turun (Gambar 6)
Y

Gambar 5
Gambar 6
Kuat tidaknya hubungan antara x dan y, diukur dengan
suatu nilai yang disebut Koefisien Korelasi (r), dengan
nilai antara -1 dan +1
( dapat ditulis -1 r 1 )

r = 1 , hubungan x dan y sempurna dan positif


(mendekati nilai 1, hubungan sangat kuat & positif)
r = -1, hubungan x dan y sempurna dan negatif
(mendekati nilai -1, hubungan sangat kuat & negatif)
r = 0 , hubungan x dan y sangat lemah atau tidak ada hub.
Selain variabel x, ada juga faktor lain yang mempengaruhi
nilai y.
Untuk menghitung besarnya kontribusi x terhadap naik
turunnya nilai y, dihitung dengan Koefisien Penentuan
(coefficient of determinant) KP
KP = r
Contoh : Untuk r = 0,9 KP = (0,9) = 0,81 = 81%
Artinya besar sumbangan var x terhadap naik
turunnya y = 81%, sedang 19% karena faktor lain

Koefisien Korelasi ( r ), dapat dihitung dengan rumus :


r

n . X

n . XY X . Y
2

( X ) 2 . n . Y 2 ( Y ) 2

xy
x . y
2

xX X

dan

atau

y Y Y

Contoh :
Tabel berikut menyatakan hubungan antara F dan d pada
hasil pengujian uji tarik

Hitung koefisien korelasinya !

Penyelesaian :
Buat tabel sebagai berikut :

Angka-angka dalam tabel masukkan dalam rumus berikut, r


Maka didapatkan nilai r = 0,9879

xy
x 2 . y 2

no
1
2
3
4
5

d [mm]
4
6
8
10
12

F [N/mm ]
2

7536
15072
30144
47100
67824

1. GBR DIAGRM PNCR


2. PRS GRISNYA.
3. F MAK UTK D 25MM
4. KORELASINYA

Anda mungkin juga menyukai