Anda di halaman 1dari 4

HIPNOTIKA BARU

MEKANISME KERJA
Pengikatan GABA (asam gamma amino butirat) ke reseptornya pada membran sel akan
membuka saluran klorida, meningkatkan efek konduksi klorida. Aliran ion klorida yang
masuk menyebabkan hiperpolarisasi lemah menurunkan potensi postsinaptik dari ambang
letup dan meniadakan pembentukan kerja-potensial.
Benzodiazepin terikat pada sisi spesifik dan berafinitas tinggi dari membran sel, yang
terpisah tetapi dekat reseptor GABA. Reseptor benzodiazepin terdapat hanya pada SSP dan
lokasi nya sejajar dengan neuron GABA. Pengikatan benzodiazepin memacu afinitas reseptor
GABA untuk neurotansmitter yang bersangkutan, sehingga saluran klorida yang berdekatan
lebih sering terbuka keadaan tersebut akan memacu hiperpolarisasi dan menghambat letupan
neuron [ catatan : benzodiazepin dan GABA secara bersama-sama akan meningkatkan
afinitas terhadap sisi sisi ikatannya tanpa perubahan jumlah total sisi tersebut ].
Efek klinis berbagai benzodiazepin tergantung afinitas ikatan obat masing-masing pada
kompleks ikatan ion, yaitu kompleks GABA reseptor dan klorida. Barbiturat barangkali
mengganggu transpor natrium dan kalium melewati membran sel. Ini mengakibatkan inhibisi
aktivitas sistem retikular mesensefalik. Transmisi polisinaptik SSP dihambat . Barbiturat juga
meningkatkan fungsi GABA memasukkan klorida ke dalam neuron, meskipun obatnya tidak
terikat pada reseptor benzodiazepin ( Mycek,2003).
https://klinisifarmasi.wordpress.com/2013/01/09/interaksi-obat-farmakodinamik/

Kombinasi & Interaksi


a. Kombinasi dari dua atau lebih obat hipnotika dapat memberikan efek adisi
(hasil penambahan) atau potensiasi (kekuatan atau kemampuan).
b. Pada umumnya, alkohol memperkuat efek obat hipnotika.
c. Efek antikoagulan diperkuat oleh obat tidur, kecuali golongan benzodiazepin dan
glutetimide relatif tidak mempengaruhi efek antikoagulan.
d.Memperlemah efek kortikosteroid, tetrasiklin, antidepresan trisiklin, dan kinidin.
e.Kloralhidrat tidak dapat diberikan bersama furosemide karena akan menyebabkan
terjsdinya vasodilatasi atau vasokontriksi pembuluh darah.
Efek Samping
Kebanyakan obat tidur memberikan efek samping umum yang mirip dengan
morfin,antara lain sebagai berikut:
a.Depresi pernafasan, terutama pada dosis tinggi, maka perlu hati-hati pada pasien

asma. Contohnya flurazepam, kloralhidrat,dan paraldehida.


b.Tekanan darah menurun, terutama oleh obat-obat golongan barbiturat.
c. Obsipasi, yaitu pada penggunaaan lama terutama obat barbiyurat.
d. Hang-over, yaitu efek sisa pada keesokan harinya yang dapat berupa mual,
perasaan ringan di kepala dan pikiran kacau. Hal ini disebabkan oleh hampir
semua hipnotika long acting. Contohnya golongan benzodiazepine dan barbiturat.
e. Berakumulasi/berkumpul di jaringan lemak karena umumnya hipnotika bersifat
lipofil (menyukai minyak).
f. Lain-lain, seperti toleransi dan ketergantungan dan bahaya bunuh diri, contohnya
glutetimid dan derivatnya, metaqualon dan derivatnya, serta golongan barbiturat.
http://angestiarum-ff14.web.unair.ac.id/artikel_detail-111909-FARMASI-HIPNOTIKA
%20DAN%20SEDATIVA.html

Dosis:
BROMAZEPAM
Untuk ansietas: dosis dimulai dengan 0,75-1,5 mg sehari, diberikan dalam dosis terbagi.
Untuk gangguan panik: 0,5-1 mg diberikan menjelang tidur atau 0,5 mg 3x sehari. Pada
pasien usia lanjut: 0,5 sampai 0,75 mg sehari diberikan dalam dosis terbagi. Anak tidak
direkomendasikan
Diazepam : oral: ansietas 2 mg 3 kali/hari, dinaikkan bila perlu sampai 15-30 mg/hari dalam
dosis terbagi. Untuk LANSIA atau debil dosis setengahnya. Insomnia yang disertai ansietas
5-15 mg sebelum tidur. Injeksi intramuskular atau injeksi intravena lambat (kedalam vena
yang besar dengan kecepatan tidak lebih dari 5 mg/menit) untuk ansietas akut berat,
pengendalian serangan panik akut, dan putus alkohol akut: 10 mg diulangi bila perlu setelah
tidak kurang dari 4 jam. Infus intravena lihat 4.8.1. Dengan melalui Rektal sebagai larutan
untuk ansietas akut dan agitasi: 10 mg (lansia 5 mg) diulang setelah lima menit bila perlu.
Untuk ansietas apabila pemberian oral tidak dapat dilakukan obat diberikan melalui rektum
sebagai supositoria: 10-30 mg (dosis lebih tinggi terbagi).
KALIUM KLORAZEPAT
7,5-22,5 mg/hari dalam dosis terbagi 2-3 kali atau dosis tunggal 15 mg sebelum tidur.
LANSIA atau debil setengah dosis dewasa. ANAK tidak dianjurkan

KLOBAZAM :
Ansietas: 20-30 mg/hari dalam dosis terbagi atau dosis tunggal sebelum tidur, dinaikkan pada
ansietas yang berat (pasien rawat inap) sampai dosis maksimal 60 mg/ hari dalam dosis

terbagi. LANSIA atau debil 10-15 mg/hari. ANAK: di atas 3 tahun, tidak lebih dari setengah
dosis dewasa.
KLORDIAZEPOKSID:
ansietas: 10 mg 3 kali sehari dinaikkan bila perlu sampai 60-100 mg/hari dosis terbagi.
LANSIA atau debil setengah dosis dewasa. ANAK: tidak dianjurkan
LORAZEPAM :oral: ansietas 14 mg/hari dosis terbagi. Lansia atau debil
setengah dosis dewasa. Insomnia yang berkaitan dengan ansietas, 12 mg
sebelum tidur.ANAK tidak dianjurkan. Injeksi intramuskular atau injeksi
intravena lambat (ke dalam vena yang besar); serangan panik akut 25-30
mcg/kg bb

http://pionas.pom.go.id/book/ioni-bab-4-sistem-saraf-pusat-41-hipnosis-dan-ansietas-412ansietas/benzodiazepin

.
Farmakokinetik
Sifat fisikokimia dan farmakokinetik benzodiazepine sangat mempengaruhi penggunaannya
dalam klinik karena menentukan lama kerjanya. Semua benzodiazepine dalam bentuk
nonionic memiliki koefesien distribusi lemak : air yang tinggi; namun sifat lipofiliknya daoat
bervariasi lebih dari 50 kali, bergantung kepada polaritas dan elektronegativitas berbagai
senyawa
benzodiazepine.
Semua benzodiazepin pada dasarnya diabsorpsi sempurna, kecuali klorazepat; obat ini cepat
mengalami dekarboksilasi dalam cairan lambung menjadi N-desmetil-diazepam
(nordazepam), yang kemudian diabsorpsi sempurna. Setelah pemberian per oral, kadar
puncak benzodiazepin plasma dapat dicapai dalam waktu 0,5-8 jam. Kecuali lorazepam,
absorbsi
benzodiazepin
melalui
suntikan
IM
tidak
tratur.
Secara umum penggunaan terapi benzodiazepine bergantung kepada waktu paruhnya, dan
tidak selalu sesuia dengan indikasi yang dipasarkan. Benzodiazepin yang bermanfaat sebagai
antikonvulsi harus memiliki waktu paruh yang panjang, dan dibutuhkan cepat masuk ke
dalam otak agar dapat mengatasi status epilepsi secara cepat. Benzodiazepin dengan waktu
paruh yang pendek diperlukan sebagai hipnotik, walaupun memiliki kelemahan yaitu
peningkatan penyalahgunaan dan dan berat gejala putus obat setelah penggunaannya secara
kronik. Sebagai ansietas, benzodiazepine harus memiliki waktu paruh yang panjang,
meskipun disertai risiko neuropsikologik disebabkan akumulasi obat.
http://kardusindomi.weebly.com/tentang-benzodiazepine.html

Anda mungkin juga menyukai