Anda di halaman 1dari 4

7

BAB 2. Deskripsi Proses


2.1

Persiapan Umpan
Air dan butanol yang masing-masing berasal dari aliran 1 dan 2 dicampurkan
terlebih dahulu kedalam mixer (M-101) menghasilkan keluaran aliran 3 yang merupakan
campuran keduanya (larutan butanol-air). Katalis PTSA dibagi alirannya menggunakan
splitter (S-101) menjadi aliran 5 dan aliran 16. Kemudian pati yang berasal dari aliran 4
dan katalis PTSA yang berasal dari aliran 5 diumpankan dan dicampur kedalam mixer (M102) bersama dengan aliran larutan air-butanol.
Campuran yang dihasilkan (aliran 6) berupa campuran bahan baku untuk
menghasilkan butanol diumpankan kedalam heat exchanger (HE-101) untuk menaikkan
suhu mulai dari suhu ruang 25oC menjadi suhu 140oC - 145oC. Utilitas yang digunakan
pada heat exchanger (HE-101) berupa steam. Aliran keluaran dari heat exchanger yang
kemudian akan masuk kedalam tahap butanolisis (aliran 7).
2.2

Reaksi
Reaksi yang terjadi pada proses pembuatan alkil poliglikosida ini terdiri atas reaksi
butanolisis dan reaksi transasetalisasi.
1.

Tahap Butanolisis
Pada tahap awal proses ini terjadi reaksi antara larutan butanol (aliran 3) dan sumber
karbohidrat berupa pati (aliran 4) dengan menggunakan katalis asam untuk membentuk
produk butil glikosida. Katalis yang digunakan pada sintesis surfaktan APG yaitu katalis
asam para toluene sulfonat/PTSA), karena PTSA merupakan katalis organik yang
merupakan asam lemah dan bersifat mudah terurai oleh lingkungan. Selain itu, penggunaan
jenis asam lemah bertujuan untuk memudahkan jalannya reaksi netralisasi. Katalis PTSA
juga bersifat tidak korosif terhadap pipa besi ataupun stainless steel.
Aliran bahan baku seperti pati, PTSA, butanol-air yang telah dipanaskan (aliran 7),
dimasukkan kedalam reaktor tangki berpengaduk (continuous stirrer tank reactor) (R-101)
selama 20 menit dengan kondisi suhu 140-145oC dan tekanan 4.3-4.7 atm. Oleh karena
reaksi butanolisis merupakan reaksi yang eksoterm, maka pada R-101 ini dipasang jaket
pendingin yang bertujuan untuk menjaga agar suhu reaksi sesuai pada rentang suhu yang
kita inginkan. Pada tahap ini akan dihasilkan produk berupa butil glikosida sebagai produk
utama dan butanol beserta air sebagai produk samping (aliran 8).
Selama proses terjadi, akan terbentuk campuran azeotrop antara air dan butanol
(aliran 9). Air yang terbentuk pada proses ini harus segera dikeluarkan. Oleh karena itu,
pada reaktor butanolisis (R-101) ini dipasang separator berupa flash drum (FD-101) yang
dilengkapi dengan flash drum kedua (FD-102). Butanol yang terbentuk akan diumpankan
kembali sebagai aliran recycle (aliran 11) kedalam reaktor butanolisis (R-101) sedangkan

Pra- Rancangan Pabrik Alkil Poliglikosida (APG)


2016
By
Checked
M. Reizal Ath Thariq
Nurlis
Peter

Kelompok III/S-Ganjil/2015Approved

air (aliran 12) akan diumpankan ke sistem pengolahan limbah. Konversi yang terjadi pada
tahap ini mencapai 98% (Wuest, et al., 1992).
Sedangkan untuk aliran keluaran tahapan butanolisis yang akan dilanjutkan ke tahap
selanjutnya (aliran 10) didinginkan suhunya menggunakan cooler (HE-102) hingga suhu
70-80oC. Dan setelah didinginkan aliran keluaran (aliran 13) tadi kemudian dipisahkan
menggunakan alat cyclone (CY-201) untuk dipisahkan antara pati sagu yang tidak
terkonversi maksimal dengan butyl glucosides yang ada. Sistem kerja dari alat cylone
adalah menggunakan prinsipgaya sentrifugal dimana berat jenis bahan yan ringan akan
terdorong keatas sedangkan yang berta jenis yang lebih berat akan terdorong kebawah.
Kemudian pati sagu yang tidak terkonversi di recycle kembali kedalam tangki pengaduk
(M-102) sehingga pati sagu digunakan kembali untuk tahapan pencampuran. Sedangkan
aliran 15 berupa butyl glucosides dialirkan menuju tangki pengaduk M-103 untuk
diumpankan dengan dodekanol dari aliran 17 dan katalis PTSA dari aliran 16.
2.

Tahap Transasetalisasi
Selanjutnya sebelum masuk dalam tahapan prsoses transasetalisasi, aliran dodekanol,
katalis PTSA dan aliran produk tahapan butanolisis tadi dicampur didalam mixer M-103.
Kemudian aliran yang dihasilkan setelah pencampuran (alilran 19) dipanaskan hingga
suhunya menjadi 115oC-118oC menggunakan Heat Exchanger (HE-103) dan aliran
keluaran berupa aliran panas (aliran 19) diumpankan kedalam reaktor R-102 untuk
dilakukan proses transasetalisasi. Perbandingan molar antara pati dengan dodekanol yaitu
1:6, sedangkan katalis yang digunakan pada tahap ini yaitu PTSA dengan perbandingan
antara pati dengan PTSA yaitu 1:0.0167 (Wuest, et al., 1992)..
Campuran tersebut direaksikan selama 2 jam pada reaktor tangki berpengaduk
(continuous stirrer tank reactor) (R-102). Konversi yang dihasilkan pada reaksi
transasetalisasi adalah 45%. Pada proses ini akan menghasilkan produk utama alkil
poliglikosida berupa dodecyl polyglucoside dan produk samping berupa butanol, air, dan
alkohol lemak berupa butyl glocosides sisa reaksi (aliran 20). Butyl glocosides dan dodecyl
polyglucoside dipisahkan menggunakan cylone (CY-202). Aliran keluarannya adalah aliran
22 yang kemudian dipisahkan dengan flash drum (FD-103). Sedangkan hasil sampingnya
adalah produk butyl glocosides yang akan di recycle kembali (aliran 21). Kemudian suhu
dari butyl glocosides juga dinaikkan menggunakan HE-104 menjadi 115 oC-118oC,
keluarannya adalah aliran 22 yang masih merupakan aliran butyl glucosides. Kemudian
barulah diumpakan kedalam mixer M-103 untuk digunakan kembali dalam proses
transasetalisasi.
Sedangkan aliran 25 yang merupakan hasil keluaran dari flash drum diumpankan
kedalam M-105 yang selanjutnya digunakan untuk proses pemisahan dan pemurnian.
Reaksi pembuatan APG dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut.

Pra- Rancangan Pabrik Alkil Poliglikosida (APG)


2016
By
Checked
M. Reizal Ath Thariq
Nurlis
Peter

Kelompok III/S-Ganjil/2015Approved

Gambar 2.1 Reaksi Pembuatan APG


2.3

Pemisahan dan Pemurnian


Tahapan pemisahan dan pemurnian terdiri atas proses-proses sebagai berikut:

1.

Tahap Netralisasi
Pada tahapan ini, akan digunakan NaOH (Natrium Hidroksida) yang bersifat basa
untuk menetralkan keasaman akibat penggunaan alkohol lemak dan katalis asam yang
digunakan. NaOH yang diperoleh masih dalam bentuk padatan, sehingga harus dicairkan
terlebih dahulu menggunakan air sehingga dihasilkan larutan NaOH dengan konsentrasi
50%. Air yang berasal dari aliran 27 diumpankan kedalam mixer M-104, dimana
kedalamnya juga diumpankan NaOH (aliran 26). Aliran yang dihasilkan adalah aliran 28
yang berisi larutan NaOH yang kemudian akan dicampurkan dengan aliran produk dodecyl
polyglucoside (aliran 25) yang bersamaan diumpankan kedalam tangki pengaduk M-105.
Keluarannya adalah aliran 29 yang berupa campuran larutan NaOH dan aliran dodecyl
polyglucoside. Kemudian aliran 29 tadi dimpankan kedalam reaktor (R-103) untuk
dilakukan proses netralisasi.
Perbandingan molar pati dengan NaOH yaitu 1:0.0822. Suhu yang terjadi dalam
proses ini yaitu 90oC Tangki netralisasi ini dilengkapi dengan pengaduk berkecepatan 200
rpm (Wuest, et al., 1992)..
2.

Tahap Distilasi
Hasil keluaran dari tahap netralisasi, kemudian akan diumpankan kedalam flash
drum (FD-104). Sebelum masuk kedalam flash drum (FD-104). Aliran keluaran (aliran 30)

Pra- Rancangan Pabrik Alkil Poliglikosida (APG)


2016
By
Checked
M. Reizal Ath Thariq
Nurlis
Peter

Kelompok III/S-Ganjil/2015Approved

10

akan dinaikkan suhunya menjadi 180oC menggunakan heat exchanger (HE-105), hasilnya
adalah aliran 31. Tahapan distilasi bertujuan untuk menghilangkan fatty alcohol dan air
yang tidak ikut bereaksi. Proses distilasi ini dilakukan dua tingkat gunanya untuk
mendapatkan hasil pemisahan yang lebih bagus dan efisien. Tahapan destilasi ini
memerlukan suhu tinggi dan tekanan rendah untuk memisahkan / menguapkan fatty
alcohol yang tidak ikut bereaksi. Proses distilasi ini dapat dilakukan pada suhu sekitar 140
- 180 C dengan tekanan sekitar 0,1 - 2 mmHg, tergantung fatty alcohol yang digunakan
(Wuest, et al., 1992)..
Untuk pemisahan dalam flash drum pertama DS-104 produk atas berupa air dan
alkohol lemak dengan fraksi 95% yang akan direcycle untuk proses transasetalisasi.
Produk dalam tahap distilasi adalah APG (aliran 33) yang berbentuk pasta, alkohol lemak
dengan fraksi <5%, air dan NaOH. Aliran 33 tadi akan diumpankan kedalam flash drum
pertama FD-105. Untuk dilakukan proses distilasi lanjutan. Sama halnya dengan yang
terjadi pada kolom distilasi pertama, dodekanol yang terbentuk akan dialirkan kembali ke
mixer M-103 (aliran 32) dan aliran 34 berupa APG dialirkan menuju coller (HE-106)
untuk menurunkan suhu menjadi 90oC.
3.

Proses Pemucatan (Bleaching)


Proses pemucatan merupakan suatu tahap pemurnian surfaktan APG, yang bertujuan
untuk menghilangkan zat-zat warna dan bau yang tidak diinginkan (Schmitt, 1993). Proses
pemucatan (bleaching) merupakan tahap akhir dari proses sintesis surfaktan APG. Aliran
35 yang merupakan aliran APG dari proses pemisahan diumpankan kedalam kolom
pemucat (CO-101) yang kedalamnya juga diumpankan H2O2 dari aliran 36. Didalam
reaktor terjadi proses pemucatan dodecyl polyglucoside. Selanjutnya dodecyl
polyglucoside yang sudah dipucatkan (aliran 37) dialirkan menuju cooler (HE-107) untuk
diturunkan suhunya menjadi 25oC (aliran 38).
4.

Proses Filtrasi
Proses filtrasi dodecyl polyglucoside dimulai ketika aliran dari proses bleaching
(aliran 38) masuk kedalam alat filtrasi (F-201). Keluaran dari proses filtrasi ini adalah
limbah yang kemudian dialirkan menuju aliran 40 untuk dibuang selanjutnya. Sedangkan
keluaran selanjutnya adalah aliran 39 berupa APG murni yang merupakan produk akhir
dari produksi pabrik APG.
5.

Proses Pelarutan
Prses pelarutan dilakukan karena permintaan pasar dimana APG yang diperjual
belikan memiliki kadar 50% saja. Maka aliran APG (aliran 39) dilarutkan dengan air dari
aliran 41 didalam mixer M-106 dan barulah didapat APG (aliran 42) yang sseuai dengan
permintaan pasar.

Pra- Rancangan Pabrik Alkil Poliglikosida (APG)


2016
By
Checked
M. Reizal Ath Thariq
Nurlis
Peter

Kelompok III/S-Ganjil/2015Approved

Anda mungkin juga menyukai