Anda di halaman 1dari 6

MIGRASI

Migrasi adalah pergerakan oil dan gas di bawah perm.


Migrasi primer meliputi ekspulsi HC dr batuan induk
yg berukuran halus, memp permeabilitas rendah, ke
lap. pembawa yg memp permeabilitas yg lebih besar.
Migrasi sekunder adalah pergerakan oil dan gas di dlm
lap pembawa
MIGRASI PRIMER
Mekanisme Migrasi Primer
1.

Difusi
Dlm skala kecil, jarak pendek
Efektif pada bat yg belum matang

2. Oil phase expulsion


Melalui rekahan skala kecil (contoh bidang perlapisan)
Batuan yg mempunyai laminasi > batuan yg massive
Dari bat yg kaya organik, dan bitumen membentuk
jaringan yg menerus yg menggantikan air

3. Larut dlm gas (solution in gas)


Memerlukan fase gas yg terpisah
Jumlah gas > jumlah HC cair
Terjadi pada tingkat akhir katagenesa (batuan induk yg
sudah mampu membentuk gas)

Jarak Migrasi Primer


Pendek, sulit dan pelan krn low permeability
Jarak migrasi antara 10 cm 100 m
Dlm keadaan overpressure, ekspulsi terjadi secara
lateral, ke arah atas, bawah, tgt pd bat sekitarnya

MIGRASI SEKUNDER
Pergerakannya dipengaruhi oleh buoyancy, krn
densitas HC < air formasi, shg terapung
Buoyancy pressure X capillary entry pressure
Faktor-Faktor yg Mempengaruhi Migrasi Sekunder
Menurut England et al., (1991), 3 faktor yg berperan
dlm migrasi sekunder adalah :
Gaya pengapungan (buoyancy)
Tekanan kapiler (capillary pressure)
Hidrodinamik
Mekanisme Migrasi Sekunder
1. Larut di dlm air
Sebagian besar peneliti menolak mekanisme ini sbg
mekanisme utama dlm proses migrasi, disebabkan
daya larut yg rendah dari sebagian besar unsur-unsur
petroleum dlm air (McAuliffe, 1980).
2.Migrasi dlm dua fase
Migrasi sekunder terjadi dlm 2 fase, petroleum & air
Petroleum yg dikeluarkan dr bat induk, secara
berangsur terkumpul sbg fase yg terpisah dgn air
Petroleum dlm bentuk gas atau cairan mempunyai
densitas < dari air pori disekitarnya, terjadi gerakan
ke arah atas, dlm bentuk globule or stringer
Ketika stringer bertambah banyak, tekanan pada
bagian atas meningkat, shg secara lateral bergerak
ke arah updip, melampaui tekanan capillary

Batuan yg butirannya berukuran kasar ini disebut


sebagai carrier bed.
Hanya bagian kecil dari pori - pori lap penyalur
ditempati petroleum pada waktu migrasi
Karena migrasi hanya menggunakan bagian kecil dari
carrier bed, shg proses migrasi dua fase ini sangat
efisien, dgn pertimbangan petroleum hrs melalui
volume batuan yg dijenuhi oleh air.
Proses migrasi berakhir ketika hidrokarbon sampai di
perangkap
3.Penurunan Tekanan dan Temperatur
Ketika oil, gas dan condensate migrasi ke tempat yg
lebih dangkal, P dan T formasi berkurang,
menyebabkan adanya penambahan gas dari fase liquid
Perubahan ini menyebabkan perubahan komposisi
petroleum, condensate gas ratio (CGR) and gas oil
ratio (GOR) (Mills & Larter, 1991)
Kecepatan Migrasi
Dari perhitungan yg dilakukan oleh England et al. (1991)
Menggunakan hukum Darcy
Terjadi pada batupasir
Gaya pengapungan (buoyant forces) yg mengontrol
proses migrasi

Dengan anggapan permeabilitas lapisan pembawa


(carrier bed) sampai 1 d (Darcy)

Maka rata-rata migrasi adalah 1000 km / m.y atau 1


cm / 1000 tahun.

Kualifikasi Migrasi Pemerangkapan (Entrapment)


Asosiasi reservoir rock seal rock, didapatkan pada
Marine transgressive sequence yg terletak di atas
marine regressive,
Lapisan evaporit yg terletak di atas bat reservoir pada
carbonate platform systems

Oils yg berasal dari reservoir yg mempunyai umur yg


berbeda, pada lapangan yg sama, dpt berasal dari
sumber yg sama. Ini biasanya didapatkan pada
extensional regimes (Price, 1980)
Zona sesar mempunyai dua karakter, pada suatu
situasi bertindak sbg penyalur, pada kondisi lain
bertindak sbg penghalang bagi migrasi oil, dikontrol
oleh posisi cekungan, abnormally pressured hydraulic
systems (Hunt, 1990)
Adanya akumulasi oil di perangkap sesar, mendukung
anggapan sesar bertindak sbg penghalang dlm migrasi
Penyebab kenampakan migrasi vertikal dijumpai pada
lingkungan tektonik tertentu :
Faults and fractures yg diaktifkan kembali oleh
tectonic dpt bertindak sbg jln utk migrasi vertikal
Migrasi secara lateral yg memp sudut kecil, kurang
efisien dibandingkan dengan migrasi secara vertikal.

Sebagian besar akumulasi petroleum yg komersil


dihasilkan dari migrasi lateral yg relatif pendek atau
kurang dari 30 km, jarak migrasi vertikal 1200 m
(Sluijk and Nederlof, 1984)

Migration Style
1. Laterally drained petroleum systems
Memerlukan regional seal yg menerus secara lateral,
yg terletak di atas batuan yg permeabel, dengan
tingkat deformasi struktur lemah sedang.
Pada umumnya mempunyai kenampakan :
Akumulasi oil cenderung terjadi di lapisan sedimen yg
belum matang, jauh dari batuan induk yg matang
Sesar pada seal rock sedikit
In supercharged, akumulasi heavy oil yg besar sering
didapatkan pada lapisan sedimen yg belum matang, yg
terdapat pada kedlman yg dangkal

2. Vertically drained petroleum systems


Tingkat deformasi struktur sedang kuat
Extensional, wrench, & thrust tectonics menghasilkan
fault, berfungsi sbg jln utk migrasi
Pada umumnya mempunyai kenampakan :
Akumulasi petroleum terdpt di atas mature source
rock. Jarak migrasi secara lateral umumnya < 30 km
Multiple, vertically stacked reservoir, yg mempunyai
umur yg berbeda, dpt berasal dari sumber yg sama
In supercharged, didptkan rembesan pada permukaan.

Pustaka :
1.Demaison G. & Huizinga B.J., 1994, Genetic
Classification of Petroleum Systems Using Three Factors
: Charge, Migration, and Entrapment, AAPG Memoir 60
2.England W.A., et al., 1991, Migration from Source to
Trap, AAPG
3.Dr. Charlie Wu & Dr. Imam Sosrowidjojo, 1998,
Managing Petroleum System

Anda mungkin juga menyukai