Anda di halaman 1dari 13

Infeksi Kandung Kemih atau Sistitis pada Anak

Maria Mustika Dewanti*


102011072
Pendahuluan
Secara anatomi, ISK dibagi menjadi infeksi saluran kemih bagian atas dan infeksi saluran
kemih bagian bawah. ISK bagian atas mencakup semua infeksi yang menyerang ginjal,
sedangkan ISK bagian bawah mencakup semua infeksi yang menyerang uretra dan kandung
kemih(vesica urinaria).1
Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi di sepanjang jalan saluran kemih,
termasuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu mikroorganisme. Untuk menyatakan adanya
infeksi saluran kemih harus ditemukan bakteri di dalam urin. Suatu infeksi dapat dikatakan jika
terdapat 100.000 atau lebih bakteri/ml urin. ISK dapat mengenai semua orang, mulai bayi baru
lahir sampai dengan orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. ISK lebih sering di
temukan pada bayi atau anak kecil dibandingkan dengan dewasa. Pada bayi sampai umur tiga
bulan, ISK lebih sering pada laki-laki daripada perempuan, tetapi selanjutnya lebih sering pada
perempuan daripada laki-laki.2
Cystitis Hemorrhagic termasuk infeksi saluran bawah karena mengenai vesica urinaria
dan seringkali disebabkan oleh bakteri enterokokus seperti E.coli.
Anamnesis
Anamnesis adalah cara pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara, baik langsung
kepada pasien (autoanamnesis) maupun kepada orangtua atau sumber lain (aloanamnesis)
misalnya wali atau pengantar. Pada seorang pasien, terutama pasien anak, sebagian besar data
(diperkirakan 80%) yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis diperoleh dari anamnesis.
Pada anamnesis ditanyakan identitas pasien untuk memastikan bahwa benar-benar anak tersebut
yang dimaksudkan, dan tidak keliru dengan anak yang lain. Kesalahan identifikasi dapat
berakibat fatal, baik secara medic, etika, maupun hukum. Identitas pasien meliputi nama, umur,
jenis kelamin, nama orang tua, dan alamat. Data anamnesis terdiri atas beberapa kelompok data
penting:
1

1.
2.
3.
4.
5.

Identitas pasien
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat pribadi, sosial-ekonomi-budaya
Kemudian setelah menanyakan identitas diharapkan langsung menanyakan keluhan

utama yaitu keluhan yang menyebabkan pasien dibawa berobat. Seperti pada kasus ini keluhan
utamanya adalah kencing yang berwarna merah serta perlu kita tanyakan sudah berapa lama serta
pada riwayat penyakit sekarang perlu ditanyakan lebih lanjut apakah setiap buang air kecil
berwarna merah, apakah warnanya merah segar atau kecoklatan seperti cola, apakah hematuria
yang terjadi setelah aktifitas fisik/olahraga berat, apakah ada disuria, nyeri pinggang, polakisuria,
dan demam. Apakah ada nyeri kolik yang menjalar, apakah ada mengkonsumsi obat dan bahan
makanan, apakah ada riwayat trauma. Apakah pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik harus selalu dimulai dengan penilaian keadaan umum pasien. Dengan
penilaian keadaan umum ini dapat diperoleh kesan apakah pasien dalam keadaan distress akut
yang memerlukan pertolongan segera, atau apakah pasien dalam keadaan yang relative stabil
sehingga pertolongan dapat diberikan setelah pemeriksaan fisis yang lebih lengkap. Hal pertama
yang dinilai adalah kesan keadaan sakit; apakah pasien tidak tampak sakit, tampak sakit ringan,
sedang, atau berat. Kemudian setelah itu perhatikan kesadaran pasien apakah kesadaran pasien
compos mentis, apati, somnolen, spoor, koma, dan delirium.
Untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan ginjal dan kandung kemih untuk mengetahui
ada kelainan atau tidak. Pemeriksaan ginjal yang pertama dilakukan adalah palpasi. Meskipun
pada keadaan normal ginjal tidak dapat teraba pada pemeriksaan palpasi, namun kemahiran
pemeriksaan palpasi untuk meraba ginjal yang membesar tetap merupakan hal yang penting
untuk membantu diagnose. Ginjal yang diperiksa adalah ginjal kanan-kiri. Kemudian setelah itu
melakukan perkusi. Untuk menemukan rasa nyeri pada ginjal dapat dilakukan pemeriksaan
perkusi dengan kepalan tangan, selain dengan cara palpasi diatas. Pada perkusi dilakukan
pemeriksaan nyeri CVA. Rasa nyeri yang ditimbulkan pada pemeriksaan ini dapat disebabkan
oleh pyelonefritis, tapi juga dapat disebabkan oleh hanya karena rasa nyeri otot.

Setelah itu dilakukan pemeriksaan kandung kemih. Kandung kemih biasanya tidak dapat
diraba pada pemeriksaan fisik abdomen, orang normal, baru bila kandung kemih membesar
sampai diatas simpisis pubis, barulah dapat teraba. Pada palpasi puncak kandung kemih yang
membesar terasa licin dan bulat, carilah tanda-tanda nyeri. Pada pemeriksaan perkusi, carilah
daerah pekak (dullness) dan sampai berapa tinggi diatas simpipisis pubis. Pembesaran kandung
kemih dapat disebabkan karena obstruksi jalan keluar air seni yang dapat disebabkan oleh
striktura uretra, hipertrofi prostat, juga dapat disebabkan karena obat-obatan yang diberi, dan
gangguan saraf seperti stroke, sklerosis multiple dan sebagainya. Bila terdapat rasa nyeri
suprapubik dapat ditemukan pada infeksi kandung kemih.
Diagnosis Differential
Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus
Glomerulonefritis adalah suatu terminology umum yang menggambarkan adanya
inflamasi pada glomerulus, ditandai oleh proliferasi sel-sel glomerulus akibat proses imunologik.
Istilah akut, missal Glomerulonefritis akut (GNA), glomerulonefritis akut pasca streptokokus
(GNAPS) secara klinik berarti bersifat

temporer atau suatu onset yang bersifat tiba-tiba,

sedangkan secara histopatologik didapatkan lekosit polimorffonuklear dalam glomerulus.


Glomerulonefritis akut pasca streptokokus (GNAPS) ditandai oleh onset yang tiba-tiba
dari kombinasi gejala-gejala hematuria gros, sembab periorbita, dan hipertensi dengan torak sel
darah merah, serta adanya infeksi streptokokus sebelumnya. GNAPS merupakan penyebab
terbanyak nefritis akut pada anak di Negara berkembang., sedangkan di Negara maju terjadi
dalam laju prevalensi yang rendah dengan sekali-kali timbul epidemic.
Pyelonefritis Akut
Pielonefritis akut adalah reaksi inflamasi yang merupakan akibat infeksi bakteri pada
pielum parenkim ginjal, tubulus, pelvis ginjal dan jaringan interstisial dari salah satu atau kedua
ginjal. Pielonefritis dapat pula didefinisikan sebagai peradangan pada ginjal dan pelvis renis
yang dimulai pada jaringan interstisial dan dengan cepat meluas megenai tubulus, glomerulus
serta pembuluh darah, dan keadaan inin dapat disebabkan oleh infeksi bakteri. GNA dapat

disebabkan oleh berbagai macam penyakit heterogen, seperti misalnya Nefropati IgA, nefritis
Henoch-schonlein, nefritis lupus, vaskulitis ANCA, glomerulonephritis karena virus.
Gejala Klinik
Onset GNAPS biasanya berlangsung secara tiba-tiba, terjadi 7-14 hari setelah anak
menderita faringitis atau infeksi saluran nafas atas, atau 3-6 minggu setelah infeksi kulit. Gejala
klinik biasanya berupa sindrom nefritik akut, yang terdiri atas sekumpulan gejala berupa
hematoria gros, sembab periorbita, dan hipertensi dengan torak sel darah merah, proteinuria, dan
oliguria. Kebanyakan pasien tampak pucat, akibat dilusi dan pembengkakan jaringan subkutan.
Penurunan fungsi ginjal biasnya ringan sampai sedang dengan meningkatnya kadar kreatinin
(45%).
Etiologi
Pada umumnya mikroorganisme yang sering menyebabkan pielonefritis ini berasal dari
saluran kemih bagian bawah yang naik ke ginjal melalui ureter. Mikroorganisme ini sebagian
besar adalah Eschericia coli yang merupakan mikroorganisme yang paling sering menginfeksi
pada ISK. Pada pielonefritis, E.coli dengan pili P dan serogrup O merupakan penyebab lebih dari
90% kasus pielonefritis. Selain E.coli, mikroorganisme lain dapat menyebabkan pielonefritis
adalah proteus, klebsiella spp, dan kokkus gram positif yaitu : Streptococcus faecalis dan
Enterococcus.
Penularan secara hematogen dan disebabkan oleh kuman stafilokokkus, namun penularan
dengan cara ini sangat jarang terjadi. Spesies Proteus, klebsiella, Enterobacter dan
Pseudomonasdapat menyebabkan infeksi rekuren, terutama pada pasien yang menjalani
manipulasi daluran kemih atau mengidap anomaly saluran kemih bagian bawah atau congenital.
Manifestasi klinik Pyelonefritis
Pasien dengan pielonefritis akut mungkin dapat menunjukkan gejala-gejala seperti nyeri
di sudut costo vertebra dengan onset yang mendadak disertai tanda sistemik infeksi, seperti
menggigil, demam, dan malaise, mual, muntah. Kelainan kemih dapat terjadi, dan biasanya
berupa piyuria dan bakteriuria. Selain itu yang sering muncul adalah gejala yang berhubungan
dengan infeksi saluran kemih bagian bawah, seperti dysuria, infeksi atau urgency. Gejala lain
4

seperti nyeri panggul dan perut, suara usus yang melemah seperti ileus paralitik dan hematuria
dapat terjadi pada pielonefritis.
Pada anak, manifestasi klinisnya mungkin tidak spesifik, manifestasi klinik tersebut
termasuk demam, tidak nafsu makan,muntah dan cepat marah.

Pemeriksaan Penunjang
Analisa Urin (urinalisis)

Leukosuria (ditemukannya leukosit dalam urin).


Leukosuria atau piuria merupakan salah satu petunjuk penting terhadap dugaan adalah

ISK. Dinyatakan positif bila terdapat > 5 leukosit/lapang pandang besar (LPB) sedimen air
kemih. Adanya leukosit silinder pada sediment urin menunjukkan adanya keterlibatan ginjal.
Namun adanya leukosuria tidak selalu menyatakan adanya ISK karena dapat pula dijumpai pada
inflamasi tanpa infeksi. Apabila didapat leukosituri yang bermakna, perlu dilanjutkan dengan
pemeriksaan kultur.2,3

Hematuria (ditemukannya eritrosit dalam urin)


Dipakai oleh beberapa peneliti sebagai petunjuk adanya ISK, yaitu bila dijumpai 5-10

eritrosit/LPB sedimen urin. Dapat juga disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa
kerusakan glomerulus ataupun oleh sebab lain misalnya urolitiasis, tumor ginjal, atau nekrosis
papilaris.

Biakan urin
Penampungan urin untuk pembiakan dapat dilakukan dengan 3 cara :
- Urin pancaran tengah (midstream urine)
- Kateterisasi kandung kemih
- Pungsi kandung kemih ( supra pubic puncture)
Sebelum pengambilan contoh urin perlu dilakukan tindakan asepsis. Pada
pengambilan cara pertama dan kedua, genitalia eksterna dibersihkan dahulu dengan air

bersih atau larutan sublimat 1%. Pada anak perempuan labia minora harus dibuka dan
pada anak laki laki prepitium perlu di tarik ke belakang pada saat pembersihan.
Pungsi kandung kemih dilakukan sebagai berikut : daerah supra pubik harus
dibersihkan dengan larutan jodium 2 dan alkohol 70%. Sebelumnya anak harus disuruh
menahan kencing selama 1 jam dan dianjurkan banyak minum. Pungsi dilakukan dengan
jarum semprit 5 atau 10 ml, pada tempat kira kira 0,5 1 cm di atas simfisis pubis.
Dengan cara pertama dan kedua, biakan urin dianggap positif atau bermakna bila
di dapat jumlah kuman 100.000 atau lebih permililiter urin. Jumlah kiman antara 10.000
100.000/ml urin dianggap meragukan dan perlu diulang. Bila kurang dari 10.000/ml
urin maka hasil dianggap kontaminasi. Sebaiknya biakan urin dilakukan dua kali berturut
turut untuk mendapatkan hasil yang lebih pasti ( derajat kepastian 95% ).Hasil biakan
urin dengan cara pungsi kandung kemih dianggap positif atau bermakna bila ditemukan
200 kuman atau lebih/ml urin.2,3
Hal lain yang perlu diperhatikan ialah waktu antara pengiriman bahan dan
penanaman dalam media biakan. Bila urin dibiarkan dalam suhu kamar selama 35 sampai
34 menit maka kuman akan cepat berkembang biak sehingga memberikan hasil positif
palsu. Bila urin tidak segera dikirim ke laboratorium, maka harus di simpan dalam suhu 4
derajat celsius selama 24 48 jam tanpa merubah jumlah kuman.
Kultur (kultur : pembiakan mikroorganisme) yang negatif akan menyingkirkan diagnosis
infeksi saluran kemih. Sedangkan pada kultur yang positif, proses pengambilan contoh urin harus
diperhatikan. Jika kultur positif berasal dari aspirasi suprapubik atau kateterisasi, maka hasil
tersebut dianggap benar. Namun jika kultur positif diperoleh dari kantung penampung urin, perlu
dilakukan konfirmasi dengan kateterisasi atau aspirasi suprapubik. Media pembiakan yang
digunakan untuk kultur ini umumnya adalah agar darah/blood agar dan agar mac conkey.4
1. Agar darah
Salah satu agar pembiakan yang umum digunakan. Mengandung sel darah yang dapat
berasal dari hewan (misal: domba); banyak bakteri yang dapat tumbuh pada media ini.

2. Agar mac conkey


Media agar ini adalah media yang spesifik untuk pertumbuhan bakteri gram negatif. Yang
paling umum adalah E. coli, yang mana pada agar ini akan terlihat sebagai suatu koloni
berwarna merah karena adanya indikator pH. Ada dua versi agar ini: pertama, adalah
yang ditambahkan gula laktosa kedalamnya dan yang kedua tanpa penambahan gula.
Karena E. coli memfermentasi gula menjadi asam maka akan muncuk warna merah pada
agar.4
Pemeriksaan kimia
Tes ini dimaksudkan sebagai penyaring adanya bakteri dalam urin. Contoh, tes reduksi
nitrate, untuk mendeteksi bakteri gram negatif. Dasarnya adalah sebagian besar mikroba kecuali
enterokoki, mereduksi nitrat bila dijumpai lebih dari 100.000 - 1.000.000 bakteri.
Pemeriksaan Radiologi3,6,7
USG (ultrasonografi)
Dengan USG dapat di lihat :
Struktur anatomi saluran kemih , meskipun fungsinya nol
Besar dan ukuran ginjal
Dilatasi dari pelviocalises, ureter, dan anomali vesika urinaria
Batu saluran kemih
Foto polos abdomen
Saat ini jarang di lakukan kecuali pada anak dengan persangka kuat kearah batu saluran kemih
dan sebagai persiapan IVP.
Working Diagnosis
Sistitis Hemorrhagic
Sistitis adalah suatu infeksi pada kantong kemih, yang merupakan tempat paling sering
terjadinya infeksi. Menurut anatomi infeksi saluran kemih, sistitis termasuk infeksi dalam infeksi
saluran kemih bagian bawah. Penyebab infeksi pada kantong kemih ini sekitar 80% disebabkan
oleh bakteri E.coli. Cara infeksi dari sistitis ini kebanyakan adalah ascending dari urethra atau
vagina.7 sistitis hemoragik akut seringkali disebabkan oleh E.coli; telah dihubungkan juga
7

dengan adenovirus tipe 11 dan 21. Sistitis adenovirus lebih sering terdapat pada laki-laki;
sembuh dengan sendirinya, dengan hematuria yang berlangsung kira-kira selama 4 hari.
Gejala yang mungkin timbul dari sistitis hemorrhagic antara lain ;
-

Nyeri suprapubik
Kontraksi buli-buli dapat menyebabkan rasa sakit/nyeri pada daerah suprapubik
Nyeri perut dan rasa panas saat berkemih
Hematuria
Sel darah merah dalam urin yang disebabkan oleh eritema mukosa buli-buli yang mudah
berdarah
Piuria
Adanya lebih dari lima sel darah putih dalam specimen urin diambil dari aspirasi
suprapubik atau katetersasi. 7

Faktor risiko:
Factor local dan bacterial. Uretra yang pendek pada anak perempuan diduga merupakan
predisposisi untuk infeksi asendens, karena misalnya serotype E.coli yang berasal dari
flora usus ternyata sama dengan E.coli yang menginfeksi saluran kemih. Namun, factorfaktor lain selain berdekatannya flora usus ke uretra yang pendek juga mungkin karena
rasio UTI perempuan disbanding laki-laki memiliki hubungan variasi langsung dengan
usia. Perubahan rasio ini lebih cocok terjadi karena maturasi fungsional mekanisme
pertahanan local atau karena hilangnya factor predisposisi. Sebagai contoh, pada anak
perempuan dengan bakteriuria bermakna, densitas organism gram-negatif yang tinggi
biasanya ditemukan di daerah periuretra; ketika kolonisasi periuretra tersebut
menghilang, menghilang pula kecenderungan infeksi. Dalam konteks yang sama, strain
E. coli tertentu juga bisa memiliki peran pada kecenderungan infeksi.
Stasis. Salah satu factor paling penting yang membantu terjadinya UTI adalah stasis
urine. Sterilitas urine normal sebagian bergantung pada kecepatan aliran urine, yaitu
karena bakteri yang mungkin memasuki kandung kemih diekskresikan sebelum suatu
multiplikasi bermakna dapat terjadi. Dengan demikian, gangguan aliran urin
memungkinkan bakteri memperbanyak diri dan menghasilkan infeksi klinis. Stasis pada
system urinaria dapat terjadi akibat obstruksi anatomic atau fisiologik. Walaupun pasien
dengan anomaly anatomic yang menyebabkan stasis menyusun sebagian kecil anak
penderita UTI, mereka ternyata memiliki satu penyebab yang potensial reversible. Bila

malformasi congenital menyebabkan obstruksi serta stasis urin, infeksi biasanya dimulai
pada usia beberapa bulan pertama.
Refluks vesikoureter. Peran refluksvesikoureter pada pathogenesis UTI masih belum
pasti. Refluks ini telah dilaporkan bersama dengan UTI pada hingga 50% anak dan10%
orang dewasa. Karena insidensi refluks menurun seiring usia, refluks bisa
mempresentasikan suatu fenomena maturasi. Mengingat sebagian pengamat telah
melaporkan kekambuhan infeksi serta perburukan fungsi ginjal progresif sebagai
konsekuensi refluks, yang lain tidak mampu memperlihatkan perbaikan apapun pada
angka kekambuhan sesudah pembedahan korektif. Derajat refluks vesikoureter diamati
menggunakan alat sistouretrografi pengeluaran kemih dengan skala 1-4. Derajat refluks 1
dan 2 adalah minimal dan cenderung menghilang spontan seiring waktu. Refluks derajat
1 adalah sejumlah kecil bahan kontras (dan kemungkinan urin) yang mengalami refluks
ke dalam bagian bawah ureter yang tidak terdilatasi. Refluks derajat 2 memperlihatkan
refluks urin kedalam pelvis ginjal (unilateral dan bilateral), tetapi tanpa dilatasi system.
Refluks derajat 3 adalah penumpulan kaliks sertab dilatasi ureter. Refluks derajat 4
adalah derajat dilatasi yang lebih besar dengan ureter berkelok-kelok dan kaliks lebih
tumpul dari derajat 3, serta mungkin kehilangan sejumlh korteks ginjal. Kedua refluks
terakhir jarang mengalami penyembuhan spontan. Refluks mempunyai banyak penyebab:
ureter intravesika yang pendek, ektopia ureter, sokongan detrusor yang tidak adekuat,
cedera iatrogenic, dan infeksi. Infeksi kandung kemih dapat menyebabkan refluks ringan
dan sementara, biasanya derajat 1 atau 2. Refluks dalam derajat tertentu telah
diperlihatkan pada anak perempuan usia sekolah dengan bakteri uria asimptomatik 35%
pada mereka yang berusia 5-9 tahun, 11,5% pada mereka yang berusia 15 tahun atau
lebih tua. Cidera parenkim ginjal telah ditemukan pada sekitar 20% pasien dengan
refluks.
Etiologi
Infeksi saluran kemih, terutama disebabkan oleh bakteri kolon. Pada wanita, 75-90% dari
semua infeksi disebabkan oleh Escherichia coli, diikuti oleh Klebsiella dan Proteus. Beberapa
laporan menyatakan bahwa pada anak laki-laki yang berumur lebih dari 1 tahun, infeksi akibat
proteus sama banyaknya seperti E.coli, laporan lain menyatakan suatu organisme gram-positif

dalam jumlah lebih besar pada laki-laki. Staphylococcus saprophyticus terbukti merupakan
pathogen pada kedua jenis kelamin. Infeksi virus dapat pula terjadi.
Epidemiologi
Prevalensi ISK pada anak di pengaruhi oleh umur dan jenis kelamin. Angka kejadian
bakteriuria pada neonatus di laporkan sebanyak 1,01 -1,04% rasio anak perempuan berbanding
laki-laki 2,8 : 1 sampai 5,4 : 1.sampai umur 1 tahun ISK pada anak laki lebih tinggi dari
perempuan , tetapi pada umur di atas 1-2 tahun anak wanita lebih tinggi dari anak laki dapat
mencapai 1 : 10.Angka kejadian ISK pertama kali terbanyak di temukan pada anak 0-1 tahun dan
sebagian besar berupa pielonefrtis akut.infeksi saluran kemih bisa terjadi nosokomial di rumah
sakit biasanya di laporkan karna pemakaian kateter, dilaporkan sebanyak 14,2 % per 1000
penderita anak.
Angka kekambuhan yang terjadi cukup tinggi yaitu pada anak perempuan 30% pada 1
tahun pertama, dan 50 % dalam 5 tahun, sedangkan pada anak laki-laki lebih rendah yaitu 1520%. Setelah umur 1 tahun pada anak laki-laki jarang terjadi kekambuhan.6,7
Sebagian besar infeksi saluran kemih tidak dihubungkan dengan faktor risiko tertentu. Namun
pada infeksi saluran kemih berulang, perlu dipikirkan kemungkinan faktor risiko seperti :

Kelainan fungsi atau kelainan anatomi saluran kemih

Gangguan pengosongan kandung kemih (incomplete bladder emptying)

Konstipasi

Operasi saluran kemih atau instrumentasi lainnya terhadap saluran kemih sehingga
terdapat kemungkinan terjadinya kontaminasi dari luar.

Kekebalan tubuh yang rendah

Patofisiologi
Infeksi Saluran Kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus
urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui :endogen yaitu kontak langsung dari tempat infeksi
terdekat (ascending), hematogen, limfogen, dan eksogen ( akibat pemakaian kateter). Ada dua
jalur utama terjadinya ISK yaitu asending dan hematogen.9-11

Secara asending yaitu:


10

Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, antara lain: faktor anatomi


dimana pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada laki-laki
sehingga insiden terjadinya ISK lebih tinggi, faktor tekanan urine saat miksi,
kontaminasi fekal, pemasangan alat ke dalam traktus urinarius (pemeriksaan
sistoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.

Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal.9-11

Secara hematogen yaitu:


Sering terjadi pada pasien yang system imunnya rendah sehingga mempermudah
penyebaran infeksi secara hematogen Ada beberapa hal yang mempengaruhi struktur dan
fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu: adanya bendungan
total urine yang mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat
jaringan parut, dan lain-lain.9-11

Manifestasi Klinis
Gejala infeksi saluran kemih yang sering timbul pada masa kanak-kanak adalah sering
berkemih, sakit selama berkemih, inkontinensia urin yang berhubungan dengan urgency,
mengompol pada anak yang sudah tidak lagi, sakit perut dan urin berbau busuk merupakan
gejala yang sering terjadi. Sistitis kronis atau yang sering kambuh seringkali menjadi penyebab
inkontinensia pada siang hari dan manifestasi ketidakstabilan kandung kemih lainnya, yang
mungkin menetap meskipun urin sudah menjadi steril. Kadang-kadang tampak hematuria
sebagai tanda sistitis hemoragika yang disebabkan oleh E. coli.
Penatalaksanaan
Pada ISK hal pertama yang harus dilakukan penanganan symptomatic, terhadap diare,
mual, muntah, demam dengan gejala penyerta lainnya. Rehidrasi harus segera dilakukan agar
tidak memperberat keadaaan pasien.
Jika awalnya terjadi sisititis akut segera diberi antibiotic, untuk mencegah progresivitas
menjadi pyelonefritis. Bila gejala penyakitnya berat misalnya disuria sebaiknya langsung di obati
dengan antibiotika parenteral atau oral. Lama terapi sebaiknya 7 hari. Pada pasien dengan
demam dan di curigai pyelonefritis akut perlu segera di beri antibiotic parenteral dan dirawat.

11

Bila terjadi muntah harus dirawat untuk pemberian antibiotic parenteral. Pada pemberian
antibiotic parenteral harus diingat fungsi ginjal penderita. Bila fungsi ginjal menurun maka dosis
obat perlu di sesuaikan dengan derajat kerusakan ginjal. Antibiotik diberikan selama 2-3 hari
parenteral sampai panas turun, kemudian di anjurkan oral.
Bila dalam 48 jam panas tidak turun, maka perlu dilakukan reevaluasi terhadap jenis
antibiotic yang di berikan, dengan melakukan kultur ulang. Jenis obat oral pilihan pertama yang
sering di pakai; amoksisilin, kortimoksasol, atau sefalosporin. Setelah pengobatan fase akut di
anjurkan pemberian obat profilaksisi samapai ada hasil pemeriksaan pencitraan, Bila ternyata
ISK kompleks pengobatan profilaksis harus di perpanjang sesuai dengan kelainan yang di
temukan.
Pada kondisi tertentu perlu dilakukan profilaksis untuk mencegah parut ginjal pada
infeksi berulang; Antibiotik profilaksis di anjurkan untuk pada penderita refluks vesikaureter
sampai refluks menghilang di sertai dengan korekos pembedahan.Pada anak dengan pielonefritis
akut dengan atau tanpa refluks karena adanya kecendrungan untuk terjadi reinfeksi di anjurkan
profilaksis selama 6 bulan.Antibiotik profilaksis (Trimetoprim, sulfametoksasol,Nitrofurantoin)
juga di anjurkan untuk di berikan pada semua penderita yang menunjuka reinfeksi > 3 kali
pertahun.
Tindakan bedah dilakukan bila di temukan obstruksi saluran kemih. Bila di temukan
pielonefrosis harus dilakukan nefrostomi atau pemasangan kateter bila ada sumbatan di uretra.
Pada umumnya disepakati bahwa pembedahan dilakukan bila terjadi infeksi berulang meskipun
sudah di beri antibiotic dengan tujuan mencegah progresivitas parut ginjal.
1.7. Pencegahan
Ada beberapa upaya yang dapat anda lakukan untuk mencegah infeksi saluran kemih ini, yaitu :5
Menjaga kebersihan diri , bila setelah buang air besar atau air kecil bersihkan dengan cara
membersihkan dari depan kebelakang agar kotoran dari dubur tidak masuk ke salam
saluran kemih, dan mencuci kulit di sekitar dan antara rektum dan vagina setiap hari
dengan antiseptic (sabun) merupakan hal paling penting untuk mencegah infeksi saluran
kencing, infeksi kandung kemih, dan infeksi ginjal adalah
12

Mengosongkan kandung kemih segera setelah terjadi dorongan untuk buang air kecil juga
bisa membantu mengurangi risiko infeksi kandung kemih atau ISK.
Minum banyak cairan (air) setiap hari akan membantu pengeluaran bakteri melalui sistem
urine (dianjurkan untuk minum minimal 8 gelas air putih sehari).
Vitamin C membuat urin asam dan membantu mengurangi jumlah bakteri berbahaya
dalam sistem saluran kemih.
Hindari celana dalam yang dapat membuat keadaan lembab dan berpotensi berkembang
biaknya bakteri.4
Prognosis
Infeksi parenkim ginjal dapat menyebabkan kerusakan permanen, atau progresif yang
menyebabkan insufisiensi ginjal. Namun sebagian besar orang dengan infeksi saluran kemih
tidak mengalami kerusakan ginjal. Kerusakan ginjal paling mungkin terjadi pada orang dengan
obstruksi saluran kemih dan pada orang dengan infeksi berat serta refluks dalam jumlah besar
dalam kehidupan awal (di bawah usia 2 tahun). Untuk sejumlah kecil perempuan yang memiliki
riwayat infeksi berulang dengan atau tanpa gejala selama masa sekolah, kemungkinan terjadinya
kerusakan ginjal berat kecil. Namun jarang ada ahli yang mengatakan bahwa tidak di perlukan
terapi pada infeksi saluran asimptomatik.
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, serta
pemeriksaan penunjang bahwa anak perempuan yang berusia 8 tahun tersebut menderita
hemoragik sistitis yang disebabkan oleh E.coli karena anak tersebut sering menahan BAK saat
disekolah serta ditemukan gejala hematuri dan disertai nyeri perut dan rasa panas saat berkemih.
Daftar Pustaka
1.

13

Anda mungkin juga menyukai