keuntungan yang dipandang layak untuk suatu investasi dengan menggunakan dasar
pemikiran yang menyatakan bahwa dua kesempatan investasi yang mempunyai karakteristik
sama tidak bisa dijual dengan harga berbeda (The law of one price ) dengan asumsi bahwa
tingkat keuntungan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam perekonomian dan
industri secara makro.APT menekankan bahwa tingkat keuntungan yang diharapkan
tergantung pada faktor faktor makro ekonomi yang jumlahnya lebih dari satu.
Dual Banking System merupakan hasil penyempurnaan terhadap undang undang
perbankan no.7tahun 1992 yaitu UU No.10 th 1998 yang menyatakan bahwa Bank umum
berdasarkan undang undang baru ini diperbolehkan menjalankan dual banking system yaitu
beroperasi secara konvensional dan syariah sepanjang operasi itu dilakukan secara terpisah
dengan membentuk cabang dan unit usaha syariah di kantor pusatnya.Jadi Dual Banking
System adalah perbankan yang beroperasi dalam dua sistem sekaligus yaitu konvensional
yang memakai suku bunga dalam operasinya dan syariah yang memakai suku bunga.
Dari uraian diatas maka penulis ingin mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi
tingkat pengembalian saham berdasarkan Arbitrage Pricing Theory dengan survey pada
industri perbankan yang menerapkan Dual Banking Sytem yang terdaftar di PT.BES
(Surabaya Stock Exchange ).
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan perbankan yang menerapkan Dual Banking
System dan terdaftar di PT. Bursa Efek Surabaya ( Surabaya Stock Exchange ) tahun 1999
2000.
Sifat penelitian berupa Survey data dengan teknik sampling pada perusahaan
perbankan yang menerapkan Dual Banking System dan terdaftar di BES.Karena sedikitnya
jumlah populasi maka semua populasi dijadikan sampel sebanyak tiga perusahaan yaitu Bank
BNI 46 Tbk,Bank Mega Tbk,Bank Niaga Tbk.Data kualitatif diperoleh dari Capital Market
Directory 2000 , data kuantitatif sekunder berupa IHSG di BES, GNP BPS, Tingkat bunga
depositoBank Pemerintah tahun 1999 2000.
Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain; Library Research digunakan
untuk pengumpulan dan pengamatan tentang teori teori dari berbagai literatur, penelitian
terdahulu yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Sedangkan Field Research
dilakukan dengan mengadakan ,penelitian langsung di BES dan pengumpulan data melalui
Dokumentasi dengan mencari data Kurs saham, data IHSG, prosentase inflasi , GNP dan
tingkat bunga deposito.
Adapun Variabel yang akan diteliti adalah Prosentase GNP, Inflasi, Market Indexs
atau Indeks Harga Saham Gabungan dan Tingkat Suku Bunga Deposito. Metode analisa data
dipakai untuk mengukur Tingkat Pengembalian Saham (return ), GNP,Pengukuran inflasi,
market indeks , dan Pengukuran tingkat Bunga deposito dengan Analisis Statistik
menggunakan Rumus Regresi Linear Berganda untuk mengetahui hubungan antara variabel
bebas ( X ) dengan variabel terikat ( Y ).Untuk menguji apakah secara serentak variabel bebas
berpengaruh terhadap variabel terikat digunakan uji F dan untuk menguji apakah secara
parsial variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat digunakan uji t.
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis data; a).
kualitatif yang menggunakan penalaran penalaran yang didasarkan pada teori teori yang ada
hubungannya dengan masalah yang akan diteliti, dan b).Kuantitatif yang menguraikan
tentang obyek penelitian berdasarkan data data variabel bebas yang ada meliputi :
a.
populasi untuk tahun 1999 berfluktuasi kecuali pada Bank Niaga yang mengalami penurunan
setelah mencapai harga tertinggi pada kuartal kedua sebesar Rp.383,33 menjadi 133,33 pada
kuartal ketiga dan Rp.166,67 pada kuartal ke empat.Ditahun 2000 saham Bank BNI46 dan
Bank Niaga menurun tajam dimana pada kuartal pertama saham Bank BNI46 sebesar
Rp.216,67 menurun hingga Rp.111,67 dan Bank Niaga dari Rp.125,00 pada kuartal pertama
turun menjadi Rp.70,00 pada kuartal ke empat sedangkan harga saham Bank Mega relatif
stabil meskipun mengalami fluktuasi hingga akhir tahun 2000.Penurunan harga saham sangat
berpengaruh pada pembagian deviden,dimana pada tahun 2000 Bank Niaga tidak
membagikan devidennya mengingat harga saham semakin menurun.
Tingkat Pengembalian Saham suatu perusahaan merupakan return sebuah saham
selama interval waktu dan bulan pembayaran deviden biasanya dilakukan satu atau dua kali
dalam setahun.Pada kuartal pertama tahun 1999 masing masing Bank memiliki return saham
positif meskipun kecil dan pada kuartal kedua masing masing bank mengalami penurunan.
Pada kuartal ketiga tahun 1999 ketiga bank sedikit mengalami kenaikan sedangkan pada
kuartal keempat mengalami penurunan kembali.Sedangkan pada tahun 2000 terjadi fluktuasi
lagi dimana pada kuartal pertama hanya Bank Mega yang mempunyai return positif dan pada
kuartal berikutnya semua Bank tidak memiliki return positif hingga kuartal keempat tahun
2000.
Prosentase GNP dilakukan dengan menghitung GDP riil yang diperoleh dari
penjumlahan konsumsi rumah tangga, investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah dan
ekspor netto dalam suatu periode.Dalam penelitian ini dipakai GDP riil yang diterbitkan oleh
Badan Pusat Statistik Nasional.Prosentase GDP nasional dalam tiga bulan relatif stabil dan
hanya mengalami peningkatan yang sedikit dimana prosentase GDP tertinggi pada tahun
1999 terjadi pada kuartal ketiga yaitu sebesar 32,63 persen dan terendah sebesar 30,77 persen
sedangkan pada tahun 2000 prosentase terendah sebesar 31,88 persen pada kuartal pertama
dan tertinggi pada kuartal ketiga yaitu 33,55 persen.
Tingkat inflasi terbesar sebagaimana diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Nasional
dalam periode 3 bulan pada tahun 1999 terjadi pada kuartal pertama yakni sebesar 1,35
persen karena kenaikan bahan bahan pokok. Sedangkan tahun 2000 mulai mengalami
fluktuasi dimana inflasi tertinggi terjadi pada Desember atau kuartal keempat yaitu sebesar
1,27 persen.
Rata rata Market Indeks atau IHSG pada tahun 1999 kuartal pertama sebesar 356,18
point dan mengalami kenaikan dimana harga tertinggi terjadi pada kuartal kedua sebesar
547,94 point dan pada bulan selanjutnya mengalami penurunan yang kurang signifikan
dimana hingga akhir tahun 1999 sebesar 532,05. Pada tahun 2000 rata rata IHSG bernilai
472,97pada kuartal pertama dan menjadi harga tertinggi ka rena pada bulan selanjutnya
menurun hingga pada akhir Desember 2000 IHSG sebesar 279,82 sebagai harga terendah
pada tahun tersebut.
Tingkat bunga deposito yang ditetapkan oleh bank pemerintah pada tahun 1999
sebesar 37,08 persen dan pada akhir Desember menurun menjadi 12,02. Antara kuartal kedua
dan kuartal ketiga mengalami fluktuasi yang relatif menurun.Pada awal tahun 2000 kuartal
pertama suku bunga deposito sebesar 11,17 dan pada kuartal kedua sampai keempat relatif
stabil yaitu antara 10,19 persen dan 10,62 persen.
Dengan bantuan software SPSS Versi 10. diperoleh Koefisien Korelasi Pearson
sebagai berikut, untuk Y dengan X1= -0.549 yang berarti terdapat hubungan antara GNP
dengan Tingkat Pengembalian Saham (return). Sedangkan Y dengan X2= 0.095 yang berarti
terdapat hubungan yang lemah positif antara Inflasi dengan Tingkat Pengembalian Saham
(return). Selanjutnya Y dengan X3 = 0.345 yang berarti terdapat hubungan yang sedang positif
antara IHSG dengan Tingkat Pengembalian Saham (return). Untuk Y dengan X4= 0.299 yang
berarti terdapat hubungan yang positif antara Tingkat Bunga Deposito dengan Tingkat
Pengembalian Saham(return).
Analisis Regresi Linier Berganda diperoleh persamaan :
Y = 9.924 0.436 X1 + 0.185 X2 + 0.03868X3 + 0.02009X4
Sehingga dapat dianalisis sebagai berikut :
a. B0 = 9.924 artinya, nilai variabel Y sama dengan 9.924 jika keempat variabel
bebas makro ekonomi ( GNP,Inflasi,IHSG dan Tingkat Bunga Deposito ) pada
perusahaan industri perbankan yang menerapkan Dual Banking System (return )= 0
b. B1 = 0.185 artinya, apabila nilai variabel X1 (GNP ) berubah 1 satuan, maka
variabel Y (Tingkat Pengembalian Saham (return)) akan berubah negatif sebesar
-0.436 dengan asumsi variabel X2 ( Inflasi ), variabel X3 (IHSG ), dan Variabel X4
(Tingkat Bunga Deposito ) konstan.
c. B2 = 0.185 artinya, apabila nilai variabel X2 ( Inflasi )berubah 1 satuan, maka
variabel Y (Tingkat Pengembalian Saham (return)) akan berubah sebesar 0.185
dengan asumsi variabel X1 (GNP ),Variabel X3 (IHSG ) dan variabel X4 (Tingkat
Bunga Deposito )konstan.
d. B3 = 0.001864 artinya, apabila nilai variabel X3 (IHSG) berubah 1 satuan, maka
variabel Y (Tingkat Pengembalian Saham (return)) akan berubah sebesar 0.001864
dengan asumsi variabel X1 (GNP ), variabel X2 (Inflasi ) dan variabel X4 (Tingkat
Bunga Deposito ) Konstan.
e. B4 = 0.004066 artinya, apabila nilai X4 (Tingkat Bunga Deposito ) berubah 1
satuan, maka variabel Y (Tingkat Pengembalian Saham (return)) akan berubah
sebesar 0.004066 dengan asumsi X1 (GNP ), variabel X2 (Inflasi ) dan Variabel X3
( IHSG )konstan.
Hasil pengujian atas koefisien regresi linier berganda ini diperoleh hasil F hitung
sebesar 7.296 dengan F tabel sebesar 2.90 yang berarti bahwa F hitung lebih besar dari F
tabel sehingga Ho di tolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulakn bahwa terdapat
pengaruh faktor faktor makro ekonomi ( GNP,Inflasi, IHSG dan Tingkat Bunga Deposito )
pada perusahaan perbankan yang menerapkan Dual banking System terhadap Tingkat
Pengembalian Saham (return ).
R2 = 0.438 artinya, perubahan variabel Y (return) disebabkan oleh variabel
X1,X2,X3,X4 secara bersama sama sebesar 43,8% sedangkan sisanya 56,2% dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model analisis sehingga dapat diketahui
bahwa terdapat pengaruh faktor faktor makro ekonomi secara bersama sama terhadap Tingkat
Pengembalian Saham (return) pada industri perbankan yang menerapkan Dual Banking
System pada PT.BES.
Diantara faktor faktor makro tersebut terdapat faktor yang paling dominan yaitu
Market Indeks/ IHSG.Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t, dimana faktor IHSG berpengaruh
terhadap Tingkat pengembalian Saham dengan tingkat kesalahan terkecil diantara variabel
bebas lainnya.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Terdapat pengaruh faktor faktor Makro Ekonomi yaitu GNP, Inflasi, Market Index/
IHSG dan Tingkat Bunga Deposito secara bersama sama terhadap Tingkat Pengembalian
Saham (return) pada industri perbankan yang menerapkan Dual Banking System yang
terdaftar di PT.BES.Market Index / IHSG merupakan faktor yang paling dominan dalam
mempengaruhi Tingkat Pengembalian Saham (return).
2. Dalam menilai return berdasarkan faktor makro seperti asumsi Arbitrage Pricing Theory
terdapat kekurangan yang signifikan yaitu APT tidak menyinggung faktor sistematis
tertentu yang mempengaruhi resiko dan return karena tidak semua faktor ekonomi
mempunyai pengaruh berarti terhadap return saham.
3. APT memakai pendekatan asumsi dimana faktor faktor makro ekonomi diukur dengan
wakil (proxi) sehingga tiap tiap sumber resiko sistematis memiliki kelabilan dan hasil
tertentu yang mungkin berubah dari waktu ke waktu.
B. Saran
1. Dengan melihat kondisi makro ekonomi yang berpengaruh dominan terhadap Tingkat
Pengembalian Saham (return) yaitu IHSG, hendaknya investor mempertimbangkan
untuk memilih jenis investasi.IHSG dapat dijadikan pertimbangan awal karena
merupakan standar umum yang dipakai untuk melihat kondisi pasar terakhir (current
market).IHSG tidak hanya menampung fenomena ekonomi tetapi juga stabilitas politik
suatu negara. Pada saat IHSG naik berarti pasar sedang ramai dan volume transaksi
meningkat dan pada saat IHSG turun maka pasar dalam keadaan lesu.Bagi investor yang
menyukai resiko (risk seeker),keadaan ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
capital gainnya dengan aksi menjual dan membeli saham.Bagi investor yang tidak suka
resiko maka kondisi pasar yang tidak stabil dapat dijadikan sebagai langkah untuk
mengambil alternatif investasi yang mempunyai resiko kecil, misalnya investasi dalam
bentuk asset invesment atau investasi dalam bentuk deposito meskipun tingkat bunga
rendah.
2. Pelaku pasar atau investor hendaknya lebih selektif dalam menentukan faktor mana yang
berpengaruh dalam kegiatan pasar modal karena tidak semua faktor makro ekonomi
memiliki pengaruh yang berarti dalam return investasi.Faktor makro non ekonomi yang
mempengaruhi tindakan pelaku pasar diantaranya isu politik dan keyakinan investor
sehingga perlu dipertimbangkan pula dalam menetapkan resiko investasi.
3. Dalam pendekatan ini hendaknya pelaku pasar atau investor tidak hanya memakai
informasi masa lalu sebagai patokan untuk mengukur kondisi masa depan, karena jika
ukuran dari proxi yang diambil tidak representatif maka hasilnya akan mengecewakan
dan tidak efektif dalam menentukan dan meramalkan resiko sistematis suatu saham
(sekuritas).
DAFTAR PUSTAKA
Achsien,H.L,Fauzi, Z,2000.Investasi Syariah di Pasar Modal.Jakarta.
Penerbit Gramedia Cetakan Pertama
Amling,F.1998.Investment an Intruduction to Analysis an Management.Englewood Clift New
Jersey.Sixth Edition Prentice-Hall.
Anoraga,P,1992.Pasar Modal,keberadaan danManfaat bagi Pembangunan,Jakarta
Arysuta,I.P.G.2000.Pengaruh Ekonomi Makro terhadap Pasar Modal.Menuju Pasar Modal
Modern I (I):3-7
Burmeiser,E,Roll.R.Ross S.2001.Using Macro Economic Factor to Control Portofolio Risk.
New Jersey.Prentice Hall
Bursa Efek Surabaya, 1999 2000.Annual Report