BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Duval, keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan memperthankan
budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan
social dari tiap anggota.
Menurut WHO ( 1969 ), keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling
berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan.
1)
2)
3)
4)
Menurut Helvie ( 1981 ) keluarga adalah sekompok manusia yang tinggal dalam
satu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
Menurut Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya ( 1989 ) keluarga adalah dua
atau lebih dari dua individu yang bergabung karena hubungan darah, hubungan
perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain, dan didalam perangnya masing-masing menciptakan
serta mempertahankan budaya.
Menurut Departemen Kesehatan R.I ( 1998 ) keluarga adalah unit terkecil dari
suatu masyarakat yang terdiri dari
Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan
atau adopsi.
Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika berpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain.
Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing masing mempunyai
peran social suami, istri, anak, kakak dan adik.
2.
Struktur keluarga
a.
1)
Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dan sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2)
Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3)
Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri.
4)
Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
5)
Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri
b.
Struktur peran.
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi
sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi
individu dalam masyarakat, misalnya status sebagai istri / suami atau anak.
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pada perilaku dari
keluarga, kelompok dan masyarakat.
Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari isteri dan anak anaknya, berperan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga,
sebagai
anggota
dari
kelompok
sosialnya
serta
anggota
masyarakat
dari
lingkungannya.
2)
Peranan Ibu
Sebagai isteri dan ibu dari anak anaknya. Ibu merupakan peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak - anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarganya.
3)
Peranan anak
Anak
anak
melaksanakan
peranan
psiko-sosial
sesuai
dengan
tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual (Nasrul Effendy, 1998 ).
c.
juga
merupakan
suatu
pedoman
perilaku
dan
pedoman
bagi
ide,
dan
keluarga
adalah
sebagai
suatu
sistem
sikap
kepercayaan tentang nilai suatu keseluruhan atau konsep yang secara sadar
maupun tidak sadar, mengikat bersama sama seluruh anggota keluarga dalam
suatu budaya lazim. ( Marilyn M. Friedman, 1998, hal 325 ).
3.
a
Keluarga besar (Extanded Family), adalah keluarga inti ditambah dengan sanak
saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan saudara, sepupu, paman, bibi dan
sebagainya.
Keluarga berantai (serial family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.
Keluarga duda / janda (single family), keluarga yang terjadi karena perceraian atau
kematian.
Keluarga kabitas (cahabitation), adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan
tetapi membentuk suatu keluarga. (Nasrul Effendy, 1998, hal 33 - 34 ).
4.
Fungsi keluarga
Fungsi efektif
Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan
melaksanakan fungsi efektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari suatu
anggota
keluarga.
Komponen
yang
perlu
dipenuhi
oleh
keluarga
dalam
2)
Saling menghargai.
3)
Fungsi sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu,
yang menghasilkan sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi
ini dimulai sejak lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi, dimana anggota keluarga belajar disiplin, belajar tentang norma
norma budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dalam keluarga.
Keluarga
juga
befungsi
untuk
melaksanakan
praktik
asuhan
2)
3)
4)
5)
Mempertahankan
hubungan
dengan
menggunakan
fasilitas
kesehatan
masyarakat.
d
Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan
menambah sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga
berencana maka fungsi ini sedikit terkontrol
Fungsi ekonomi
1)
2)
3)
Fungsi pendidikan
1)
2)
3)
anggota
keluargannya, adalah :
a
Asih, adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada
anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai
dengan usia kebutuhannya.
Asah, adalah memenuhi kebutuhan anak , sehingga siap menjadi manusia dewasa
yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
5.
penerus,
melahirkan
anak
merupakan
kebanggaan
bagi
keluarga
Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri sendiri, tinggallah
suami istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak
dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
i
B.
1.
Defenisi.
Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan
masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau
kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai
sarana / penyalur, (Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya, 1978).
2.
Tujuan umum.
Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan
keluarga mereka sehingga dapat meningkatkan status kesehatan.
Tujuan khusus.
1)
2)
3)
4)
5)
3.
4.
2)
3)
1)
Sarana dan prasarana yang tidak menunjang dan mencukupi seperti : transportasi.
2)
3)
4)
5.
g
h
yang
dipergunakan
dalam
memberikan
asuhan
keperawatan
6.
Membina hubungan kerja sama yang baik dengan keluarga dengan cara :
1)
2)
kebutuhan
- kebutuhan
Ancaman kesehatan
2)
3)
Situasi krisis.
1)
Sifat masalah
2)
3)
4)
1)
2)
3)
yang disusun.
i
Meninjau kembali masalah keperawatan dan kesehatan yang belum dapat teratasi
dan merumuskan kembali rencana asuhan keperawatan yang baru.
7.
Pengkajian ( assessment ).
Adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk
mengukur keadaan klien ( keluarga ) dengan memakai norma norma kesehatan
keluarga
maupun
sosial,
yang
merupakan
system
yang
terintegrasi
dan
Pengumpulan data
Analisa data
Perumusan masalah
Prioritas masalah
Menegakkan diagnosa keperawatan.
1)
Pengumpulan data
Wawancara
aspek
fisik,
mental,
sosial
budaya,
ekonomi,
kebiasaan,
lingkungan
dan
sebagainnya.
2.
Pengamatan
Studi dokumentasi :
diantaranya melalui Kartu Menuju Sehat ( KMS ), kartu keluarga dan catatan
catatan kesehatan lainnya.
4.
Pemeriksaan fisik :
Riwayat kesehatan keluarga baik yang sedang dialami maupun yang sudah
dialami.
d). Jarak antara lokasi dengan fasilitas kesehatan masyarakat yang ada.
e). Keadaan keluarga meliputi :
(1) Biologis
(2) Psikologis.
(3) Social.
(4) Kultural.
(5) Spiritual.
(6) Linkungan.
(7) Dan data penunjan lainnya.
2)
Analisa data
Didalam menganalisa data ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam
melihat perkembangan kesehatan keluarga yaitu :
a). Keadaan kesehatan keluarga yang normal dari setiap anggota keluarga, meliputi :
(1) Keadaan kesehatan fisik, mental, sosial anggota keluarga dan sebagainya.
(2) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga.
(3) Keadaan gizi anggota keluarga.
(4) Status imunisasi anggota keluarga
(5) Kehamilan dan keluarga berencana
3)
Perumusan masalah
a).
Ancaman kesehatan :
(3) Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan dan
sumber daya keluarga, seperti anak terlalu banyak sedangkan penghasilan keluarga
kecil.
(4)
(5) Kekurangan atau kelebihan gisi dari masing masing anggota keluarga.
(6) Keadaan keadaan yang dapat menimbulkan stress, antara lain:
(10)
Memainkan peranan yang tidak sesuai, misalnya anak wanita memainkan peranan
ibu karena meninggal, anak laki laki memainkan peranan ayah
(11)
b).
(10)
Kehilangan pekerjaan
(11)
(12)
Pindah rumah
5)
(11)
(1) Sumber sumber keluarga tidak cukup, diantaranya keuangan, tanggung jawab /
wewenang, keadaan fisik rumah yang tidak memenuhi syarat
(2) Kurang dapat melihat keuntungan dan mamfaat pemeliharaan lingkungan rumah
(3) Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan konflik personal dalam keluarga
(4) Konflik personal dalam keluarga
(5) Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit
(6) Sikap dan pandangan hidup
(7) Ketidakkompakan keluarga, karena sifat mementingkan diri sendiri, tidak ada
kesepakatan, acuh terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah.
e).
Ketidakmampuan
menggunakan
sumber
dimasyarakat
guna
memelihara
serta
mempertimbangkan
kemampuan
keluarga
dalam
mengatasi
Prioritas masalah
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam prioritas masalah adalah sebagai berikut :
1). Tidak mungkin masalah masalah kesehatan dan keperawatan yang ditemukan
dalam keluarga dapat diatasi sekaligus
2). Perlu mempertimbangkan masalah masalah yang dapat mengancam kehidupan
keluarga, seperti masalah penyakit.
3).
masalah
atau
mencegah
masalah
bila
dilakukan
intervensi
Potensi masalah untuk dicegah, adalah sifat dan beratnya masalah yang akan
timbul dan dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan keperawatan dan
kesehatan.
4). Masalah yang menonjol, adalah cara keluarga melihat dan menilai, masalah dalam
hal bertanya dan mendesaknya untuk diatasi melalui intervensi keperawatan dan
kesehatan
Tabel 1
Skala prioritas
No
Kriteria
Nilai
Bobot
1.
Sifat masalah
skala :
2.
Ancaman kesehatan
Krisis
Hanya sebagian
Tidak dapat
3
4.
Tinggi
Cukup
Rendah
Menonjolnya masalah
Skala :
Masalah berat harus ditangani
Masalah
yang
tidak
perlu
segera ditangani
1
0
Skoring :
1)
2)
3)
4)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Perencanaan (planning)
Rencana keperawatan Keluarga adalah sekumpulan tindakan perawat untuk
dilaksanakan, dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah
di identifikasi.
Ciri ciri perawatan keluarga :
1).
2). Merupakan hasil dari suatu proses yang sistematis dan telah dipelajari dan pikiran
yang logis.
3). Rencana perawatan keluarga berhubungan dengan masa yang akan datang
4). Berkaitan dengan masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang diidentifikasi
5). Rencana perawatan merupakan cara untuk mencapai tujuan
Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga, didasarkan kepada
rencana keperawatan yang telah disusun. Kegagalan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan dan kesehatan dalam memecahkan masalah kesehatan keluarga
disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah :
Penilaian
4).
1). Klien mengerti dan memahami tentang penjelasan yang diberi mengenai colitik
Ulseratif.
2). Melaksanakan pengobatan yang dianjurkan.
3). Menhindari dan mencegah kemungkinan timbulnya penyebab penyakit.
Pengukuran hasil penilaian
Hasil asuhan keperawatan dapat diukur dari 3 dimensi :
1). Keadaan fisik , misalnya peningkatan berat badan anak
2). Psikolgis dan sifat anak, misalnya ,berkembangnya sikap positif keluarga terhadap
perawat dalam memberikan asuhan di rumah
3). Pengetahuan dan perubahan prilaku, keluarga melaksanakan petunjuk petunjuk
yang berkaitan dengan perawatan payudarah sewaktu menyusui bayi
Alasan pentingnya penilaian
1). Menghentikan tindakan / kegiatan yang tidak berguna
2). Untuk menambah ketepatgunaan tindakan keperawatan
3). Sebagai bukti hasil dari tindakan keperawatan
4). Untuk pengembangan dan penyempurnaan dan praktek keperawatan.
Metode penilaian
1).
2).
3).
Memeriksa laporan, dapat dilihat dari rencana asuhan keperawatan yang dibuat
dan tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana.
(Nasrul Effendy,).
Perumahan
Factor lingkungan
dipahami
bahwa
mendirikan
rumah
buka
pada
soal
itu
saja,
namun
pemeliharaannya juga.
3)
bergitu modern akan tetapi sangat mahal. Pada rakyat pedesaan bagaimanapun
sederhananya, sudah mempunyai tehknologi sendiri dan turun menurun.
4)
: ubin atau semen adalah baik tapi tidak cocok untuk kondisi
ekonomi pedesaan. Syarat yang penting disini adalah tidak berdebu (kemarau) dan
tidak basah (musim hujan).
(2) Dinding : tembok adalah baik, namun disamping mahal, tembok sebenarnya
kurang cocok untuk daerah tropis, lebih lebih ventilasinya tidak cukup. Dinding
rumah di daerah tropis khususnya dipedesaan, lebih baik dinding atau papan.
Sebab meskipun jendela tidak cukup, maka lubang lubang pada dinding atau
papan, tersebut dapat merupakan ventilasi dan dapat menambah penerangan
alamiah atau yang penting ventilasi harus ada sehingga sirkulasi udara dan
penerangan alamiah (sinar matahari) bebas masuk.
(3) Atap genteng seng atau asbes dan juga menggunakan atap daun rumbai. Yang
berguna untuk melindungi dari hujan atau terik matahari.
b). Ventilasi.
Fungsi utama menjaga agar aliran udara didalam rumah tetap segar dan
juga berfungsi untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri bakteri terutama
bakteri pathogen.
Ada 2 macam ventilasi yaitu ventilasi alamiah (jendela, pintu, lubang angina
pada dinding) dan ventilasi buatan ( kipas angina, mesin penguap udara).
c). Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup. Cahaya dapat
dibedakan atas 2 yaitu : cahaya alamiah yakni matahari, dapat membunuh bakteri
bakteri pathogen (misalnya bakteri TBC). Cahaya buatan yaitu menggunakan lampu
minyak tanah, listrik dan sebagainya.
d). Luas bangunan rumah.
1)
Syarat fisik : bening tidak berasa, suhu dibwah suhu udara diwarnainya sehingga
dalam kehidupan sehari hari cara mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik
ini tidak sukar.
2)
Syarat bakteriologis : harus bebas dari segala bakteri, utamanya bakteri pathogen
cara pemeriksaannya melalui sampel 100 cc diperiksa, apabila terdapat bakteri > 4
bakteri E. Coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan.
3)
Syarat kimia : harus megandung zat zat tertentu didalam jumlah yang tertentu
pula zat zat tersebut antara lain :
Tabel 2
Jenis Jenis Zat Kimia Kandungan Air
b.
Jenis bahan
Flour ( F )
1 1,5
Chlor ( Cl )
250
Arsen ( As )
0.03
Tembaga ( cu )
1,0
Besi ( Fe )
0,3
Zat organic
10
Ph ( keasaman )
6,5 9,0
CO2
1). Air hujan : tidak mengandung kalsium, oleh karena itu agar dapat disesuaikan air
minum yang sehat perlu ditambahkan kalsium.
2). Air sungai dan danau : air pemukaan, olehnya itu air ini sudah terkontaminasi
sehingga perlu diolah dulu untuk jadi air minum.
3). Mata air : bila belum tercemari dapat diminum langsung, tetapi untuk menjaga
segala kemungkinan ada baiknya sebelum dimasak sebelum diminum.
4). Air sumur dalam : berasal dari lapisan air ke 2 didalam tanah ( 15 meter dari
permukaan tanah). Air ini cukup sehat untuk dijadikan air minum langsung.
4.
mudah
digunakan,
sederhana
desainya,
murah,
dapat
diterima
oleh
pemakainnya.
Jamban tersebut tertutup terlindungi dari panas / hujan, serangga, terlindungi dari
pandangan orang.
b.
c.
Jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat (tempat berpijat yang kuat).
Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang tidak
menganggu pandangan, tidak menimbulkan bau.
d.
e.
5.
a.
Sampah
yang
berasal
dari
pemukiman,
tempat
tempat
umum,
Pengelolaan sampah.
Cara pengelolaan sampah sebagai berikut :
1). Pengumpulan dan pengangkutan sampah.
2). Pemusnahan dan pengelolaan sampah.
a). Ditanam
b). Dibakar
c). Dijadikan pupuk.
6.
Air limbah / air buangan adalah sisa air dibuang yang berasal dari rumah
tangga industri atau tempat tempat umum dan pada umumnya mengandung
bahan bahan atau zat zat yang dapat membahayakan kesehatan manusia serta
menganggu lingkungan hidup.
Klasifikasi air limbah :
a.
b.
c.
1)
Karakteristik fisik : sebagain besar terdiri dari air, sebagian kecil dari bahan
bahan padat dan suspensi.
2)
3)
Karakteristik bakteriologis.
Air limbah yang tidak diolah akan menyebabkan berbagai gangguan
kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup, antara lain :
a).
Pengelolaan awal
c).
Pengertian
Hipertensi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah yang sering
terdapat pada usia setengah umur atau lebih tua. Menurut WHO, batas tekanan
darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama
atau di atas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.
Sedangkan batasan hipertensi dengan memperhatikan perbedaan usia dan jenis
kelamin oleh Kaplan dalam buku Ilmu Penyakit Dalam, oleh Soeparman, Sarwono
Waspadji, hal. 205 diajukan sebagai berikut :
1.)
Pria usia < 45 tahun dikatakan hipertensi apabila tekanan darah pada waktu
berbaring di atas atau sama dengan 130/90 mmHg.
2.) Pria usia > 45 tahun dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya di atas 145/95
mmHg.
3.) Pada wanita tekanan darah di atas atau sama dengan 160/95 mmHg dinyatakan
hipertensi.
Pada tahun 1984, The Joint National Committee on Detection, Evaluation and
Treatment of High Blood Pressure, dalam buku Ilmu Penyakit Dalam, oleh
Soeparman, Sarwono Waspadji, hal. 206 membagi hipertensi berdasarkan tekanan
diastolik sebagai berikut :
dengan
tekanan
darah
yang
kadang-kadang
naik
dinamakan
hipertensi labil.
Klasifikasi tekanan darah tinggi menurut WHO :
Kategori
Sistolik
Diastolik
Normal
140 mmHg
90 mmHg
Bordeline/Perbatasan
90 94 mmHg
Hipertensi defenitif
160 mmHg
95 mmHg
Hipertensi ringan
95 140 mmHg
Penyebab/Etiologi
Berdasarkan penyebab hipertensi, dibagi menjadi dua golongan yaitu :
1)
a). Usia
Paling tinggi kejadian pada usia > 40 tahun
b). Jenis kelamin
Lebih banyak terjadi pada laki-laki.
c). Keturunan
75 % pasien hipertensi mempunyai riwayat keluarga hipertensi.
d). Obesitas/kegemukan
Sirkulasi
volume
darah
penderita
obesitas
dengan
hipertensi
lebih
tinggi
Peminum alkohol
Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah keadaan terjadinya tekanan darah tinggi akibat
penyakit tertentu seperti :
a).
Patofisiologi
Kerja jantung terutama ditentukan oleh besarnya curah jantung dan tahanan
perifer. Curah jantung pada pasien hipertensi umumnya normal. Kelainan terutama
pada peningkatan tahanan perifer. Peningkatan tahanan perifer ini disebabkan
karena penyempitan pembuluh darah akibat ketegangan otot polos pada pembuluh
darah tersebut.
Meningkatnya tekanan darah semakin menegangkan dinding pembuluh
darah sehingga menyebabkan dinding pembuluh darah semakin tebal dan ronggan
pembuluh
darah
semakin
sempit
yang
meningkatkan
tahanan
terhadap
mengalirnya darah.
Perubahan struktur inilah yang dianggap sebagai salah satu faktor utama
sukarnya tekanan darah dikendalikan dengan obat-obatan anti hipertensi pada
kasus-kasus tertentu. Kerja jantung pada penderita hipertensi akan bertambah
berat karena naiknya tahanan perifer yang lama kelamaan akan menyebabkan
terjadinya hipertropi ventrikel kiri. Dengan adanya hipertropi dan hiperplasia
ventrikel kiri maka sirkulasi darah dalam otot jantung tidak mencukupi lagi sehingga
terjadi anoksia (kekurangan oksigen).
Hal ini dapat diperberat oleh adanya sklerosis koroner dan jika hal ini
berlangsung lama akan terjadi decompensasi cordis di samping ini juga akan
menyebabkan gagal jantung. Pusat vasomotor di batang otak yang akibat
terjadinya vasokontriksi arteri otak sistemik yang akan meningkatkan tekanan
darah.
d
Gejala klinik
Gejala hipertensi tidak selalu ada hubungannya dengan berat ringannya
hipertensi. Secara dini dari penyakit hipertensi ringan pasien sakit kepala karena
vasokontriksi atau epitaksis dari perdarahan kapiler basial. Pada hipertensi ringan
ada kelompok pasien yang sama sekali tidak memberikan keluhan-keluhan. Sedang
pada sekelompok yang lain sudah memberikan gejala-gejala yang sangat terasa
mengganggu. Demikian pula hipertensi yang sedang dan berat, ada pasien yang
tidak mengeluh apa-apa dan ada pasien yang sudah memberikan keluhan yang
begitu berat sehingga tidak dapat bekerja dengan baik karena sangat terganggu.
Pada umumnya pasien hipertensi memberikan keluhan-keluhan sebagai
berikut : pusing, sakit kepala, vertigo, sukar tidur, mata berkunang-kunang, kaku
kuduk, mual dan muntah, epitaksis, telinga berdengung.
e
Diagnosis
Diagnosis hipertensi tidak dapat ditegakkan dalam satu kali pengukuran,
hanya dapat ditetapkan setelah dua kali atau lebih pengukuran pada kunjungan
yang berbeda, kecuali terdapat kenaikan yang tinggi atau gejala-gejala klinis. Oleh
karena itu, setiap pasien hipertensi harus diperiksa secara keseluruhan yang
meliputi riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium.
1)
Riwayat penyakit
Pada pasien hipertensi perlu ditonjolkan lamanya menderita, riwayat dan
gejala penyakit yang berkaitan dengan penyakit jantung koroner, gagal jantung dan
lain-lain. Apakah ada riwayat penyakit dalam keluarga, gejala-gejala yang berkaitan
dengan penyebab hipertensi, perubahan aktivitas/kebiasaan seperti merokok,
komsumsi makanan (khususnya makanan yang banyak mengandung garam, lemak,
dan protein), riwayat komsumsi obat-obat bebas, hasil dan efek samping terapi
hipertensi sebelumnya bila ada, dan faktor psikososial lingkungan (keluarga,
pekerjaan, dan sebagainya).
2)
Pemeriksaan fisik
Dalam pemeriksaan fisik perlu dilakukan pengukuran tekanan darah dua kali
atau lebih dengan jarak dua menit, kemudian diperiksa ulang dalam hal ini juga
dilakukan pengukuran berat badan untuk membandingkan antara berat badan dan
tinggi pasien. Karena obesitas dan hipertensi mempunyai prognosa yang kurang
baik. Kemudian dilakukan
retinopati hipertensif.
3)
Pemeriksaan laboratorium
a). Pemeriksaan darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit, ureum, dan kreatinin
untuk menilai fungsi ginjal.
b). Elektrolit untuk melihat kemungkinan adanya kelainan hormonal aldosteron.
c).
Pemeriksaan urinalis (protein dalam urine) untuk melihat adanya kelainan pada
ginjal.
4)
Pemeriksaan radiologi yaitu untuk melihat adanya pembesaran jantung kiri pada
hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh darah pada stadium
payah jantung hipertensi.
5)
Pemeriksaan echokardiografi
Echokardiografi merupakan salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat
Pielografi intravena dapat membantu menilai keadaan ginjal, dapat dilihat dari
fungsi ekskresi ginjal dan ureter serta bentuk dan besarnya ginjal.
b.) Arteriografi renal dilakukan bila ada dugaan stenosis arteri renalis.
c.) Pemeriksaan kadar renin plasma untuk mengevaluasi pasien untuk stenosis arteri
renalis juga dipakai untuk menentukan pola pengobatan
f
(1) Diuretik tiazid cocok untuk penderita hipertensi ringan dan sedang.
(2) Loap diuretik : furosenamid (Lasix).
(3) Obat penahan kalium (Potassium sparing)
Agents : spinorolactone : ameloride, triamteren.
b.) Obat-obat penghambat simpatik (adrenergik)
(1.) Clonidin bekerja sentral.
(2.) Penghalang simpatik ganglion : trimetaphon : pentolinium, pempidine.
(3.) Obat-obat penghalang transmisi neuro efektor guanethedine, debriso-guine
reserpine.
(4.) Yang bekerja sentral dan menghalang simpatik metildopa.
(5.) Obat penghalang reseptor adrenergik
Penghalang alpha adrenoreseptor : phrolamine.
Penghalang beta adrenoreseptor : non cardioselektif
Kombinasi penghalang alpa dan beta adrenergik.
Reseptor : labetolol.
c.) Vasodilator langsung
Hidralisin bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos dan
akan mengakibatkan penurunan resistensi vaskular.
parenteral yang
digunakan pada
hipertensi gawat dan kegagalan jantung yang berat.
2)
Perawatan
Istirahat, monitor tekanan darah, hentikan merokok, jika merokok kurangi berat
badan (olah raga) pembatasan minum-minuman beralkohol
3.
1.
2.
3.
4.
5.
bahwa
penatalaksanaan
nonfarmakologis
meliputi:
Teknik mengurangi stress
Penurunan BB
Pembatasan alcohol
Olahraga latihan
Relaksasi merupakan intervevsi wajib yang harus dilakukan pada saat terapi
antihipertensi.
Komplikasi
Komplikasi yang disebabkan oleh peningkatan tekanan darah menyebabkan
kelainan-kelainan pada organ-organ seperti jantung, otak,
pembuluh darah, ginjal dan mata
1)
Penyakit jantung yang timbul akibat penyakit hipertensi adalah penyakit jantung
koroner dan penyakit jantung hipertensi yang juga dapat menyebabkan terjadinya
patah jantung ischemik yang pada banyak negara merupakan sebab kematian
utama.
2)
Komplikasi pada otak dapat berupa pendarahan otak (stroke) enselopati dan
intracranial hemorhagis. Enselopati hipertensi biasanya ditandai oleh sakit kepala
hebat, bingung, lamban dan gangguan penglihatan. Gejala-gejala ini umumnya
tambah berat dalam waktu 12 48 jam dan dapat timbul kejang-kejang. Kesadaran
3)
Adanya
penumpukan
aliran
darah
dalam
pembuluh
darah
yang
dapat
mengembangkan vena.
c). Robeken pembuluh darah akibat tekanan yang meningkat.
d). Regang pembuluh nadi akibat penumpukan darah.
4)
a). Glomerulus
b). Gangguan fungsi ginjal
5)
a). Oklusi vena retina (OVEC) gambaran fundusnya yaitu vena berkelok-kelok, odem
retina, dan odem macula, pendarahan di sekitar papil saraf optik, ketajaman
penglihatan sangat buruk.
b). Oklusi vena retina cabang-cabang yang sering tersumbat adalah cabang temporal
atas sehingga akibatnya langsung mengenai macula dan menimbulkan tajam
penglihatan yang buruk.
Prognosa
Pada umumnya prognosa pada pasien hipertensi tergantung dari penyakit
primernya, berat ringannya penyakit hipertensi itu sendiri, serta komplikasi yang
timbul dan cepatnya tindakan atau pengobatan.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prognosa hipertensi yaitu :
1)
Etiologi hipertensi yang ditemukan secara dini dan sebabnya dapat dikoreksi tentu
mempunyai prognosa yang baik misalnya akibat kelainan ginjal dan kelainan
4)
diabetes
millitus,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
1.
Latar Belakang
Berdasarkan kurikulum Akademi Perawatan Depkes RI tahun 1997 dan
kalender akademis tentang Program Perkuliahan Mahasiswa Tk-II AKPER RS. Dustira
TA.2001/2002.
2.
menyatakan bahwa tiap warga negara berhak memperoleh derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya dan perlu diikut sertakan dalam usaha-usaha pemerintah.
3.
1.2.
1.
Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Setelah
menyelesaikan
PKK,
mahasiswa
mampu
melaksanakan
pembinaan
kesehatan keluarga yang mempunyai masalah yang lazim terjadi dalam komuniti.
2.
a.
Tujuan Khusus
Menerapkan konsep dan prinsip epidemiologi biostatistik dan kesehatan
lingkungan dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada individu, keluarga,
kelompok khususnya dan masyarakat pada umumnya.
b.
1.3.
Ruang Lingkup
1.
puskesmas.
2.
3.
4.
1.4.
Rumusan Masalah
Dalam makalah atau laporan ini, kami menguraikan tentang :
1.
2.
3.
Padasuka.
4.
1.5.
1.
Observasi
Melakukan pengamanan secara langsung baik di puskesmas maupun di wilayah
binaan.
2.
Wawancara
Literatur
Mencari sumber-sumber informasi dari buku-buku perpustakaan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.
Sejarah Puskesmas
2.
3.
4.
2.
3.
Pada rakernas puskesmas tahun 1970, puskesmas hanya ada satu macam
yaitu puskesmas kecamatan. Karena berkembangnya jumlah penduduk Indonesia,
maka didirikan puskesmas dengan jumlah yang memadai yang terdiri dari
puskesmas pembina dan puskesmas pembantu.
2.2.
Pengertian Puskesmas
1.
Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi
mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan
pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyarakat dalam bentuk
kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya.
2.
2.3.
Fungsi Puskesmas
Ada 3 fungsi pokok puskesmas, yaitu :
1.
2.
peran
serta
masyarakat
di
wilayah
kerjanya
dalam
rangka
2.4.
2.
Upaya KB
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Dana sehat
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN POKOK
PUSKESMAS PADASUKA
3.1.
Struktur
Organisasi
Padasuka
KEPALA PUSKESMAS
Drg. Yuliani
NIP. 140 149 134
TATA USAHA
Puskesmas
BEND. UUDP
BEND. PENERIMA
LOGISTIK
EUIS T.
ENNY
EUIS
UNIT I
III
UNIT IV
UNIT V
KIA : Hj. IIN
BASMALEM
PHN
: SRI
PKM : EEN R.
UNIT II
UNIT
UNIT VI
P2M
BP : Dr. POPPY
UNIT VII
: SRI
KESGI
FARMASI : RUSDI
KB
: Hj. ELA
BP : TETY
GIZI : KASMILAH
KESLING : TETY
LAB.
: ENNY
NAKER : RUSDI
USILA
: EEN R.
UKS
JIWA
KES. MATA :
3.2.
KEPALA PUSKESMAS
BAMBANG SUPRIANTO
WAKIL KETUA
DEWI EKA P.
: TETY
SEKRETARIS I
BENDAHARA I
TRI W.
SEKRETARIS I
REIVIE
BENDAHARA I
FITRI
WIDANINGSIH
SEKSI PERALATAN
SEKSI HUMAS
SEKSI DEKORASI
ERNA
AJAT S.
MAMAT
SUTANTO
DEDEN N.
SUHARTOMMY
SELLY D.
3.3.
pembagiannya
a.
Ruang pendaftaran
Nama mahasiswa : - Suhartommy
- Fitri m.
Kegiatan
b.
: - Mengobservasi TTV
- Anamnesa
- Memberi resep kepada pasien
1. Tensimeter
2. Stetoskop
3. Kertas (kecil)
4. Bulpen
5. Timbangan BB
c.
Ruang gigi
Nama mahasiswa : - Widaningsih
- Dede Nuryadi
Kegiatan
: - Memanggil pasien
- Melihat prasat dari pembimbing
d.
: - Memanggil pasien
- Melihat prasat dari pembimbing
e.
Ruang obat
Nama mahasiswa : - Dewi Eka
- Ajat Sudrajat
- Tri Windarti
Kegiatan
1. Obat
2. Plastik
3. Gerusan
4. Kertas (pembungkus obat)
5. Kertas (kecil)
6. Bulpen
7. Hecter
22 Mei 2002
1.
, 23 Mei 2002
1.
pengumpulan
data
ke
tiap-tiap
rumah
pengumpulan
data
ke
tiap-tiap
rumah
t, 24 Mei 2002
1.
2.
, 25 Mei 2002
1.
3.4.
KIA dan KB
Penanggungjawab
: Imunisasi Bayi
-
Campak
- Mengisi KMS
- Menimbang berat badan bayi
Rabu
: Pelayanan KB
Kamis
: Periksa hamil
Kegiatan :
-
belum mendapatkannya
2.
Upaya Pengobatan
Penanggungjawab : Dr. Poppy
Pelaksanaan kegiatan pokok dilaksanakan oleh Ibu Tety dan Ibu Sri yang
dilaksanakan setiap hari dengan kegiatan :
a.
b.
c.
d.
Pemberian resep
3.
b.
c.
Penambalan gigi
d.
e.
Konsultasi
4.
Kegiatan Pokok
a.
b.
Meracik obat
c.
b.
Memberikan PMT yang mengandung protein dan kalori yang cukup pada
anak balita dan ibu menyusui
c.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Rujukan medis
i.
j.
k.
Laboratorium Kesehatan
Penanggungjawab : Ibu Enny
1.
Di ruang laboratorium
a.
Penerimaan pasien
b.
Pengambilan spesiemen
c.
Penanganan spesiemen
d.
Pelaksanaan pemeriksaan
e.
f.
g.
h.
2.
a.
Persiapan pasien
b.
Pengambilan spesiemen
c.
9.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Pemberian imunisasi
g.
Pemberantasan vektor
h.
b.
Upaya kesehatan mata : anamnesa, pemeriksaan virus dan mata luar,
pengobatan dan pemberian kacamata
11.
a.
b.
Asuhan keperawatan yang diarahkan kepada keluarga sebagai unit
terkecil dari masyarakat
c.
d.
Pelayanan keperawatan kepada kelompok khusus, diantaranya : Ibu
hamil, bateki, balita, usila, dll.
12.
a.
1)
2)
3)
b.
c.
d.
e.
f.
a.
b.
c.
d.
a.
Penyuluhan kesehatan masyarakat maerupakan bagian yang tak
terpisahkan dari tiap program puskesmas
b.
a.
Penggalangan dukungan penentu kesehatan, pimpinan wilayah, lintas
sektoral dan berbagai organisasi kesehatan
b.
c.
Pelaksanaan kesehatan oleh dan untuk masyarakat melalui kader yang telah
dilatih
d.
Persiapan masyarakat
e.
a.
b.
1)
2)
3)
4)
Data kegiatan puskesmas yang dilakukan baik di dalam dan di luar gedung
puskesmas
17.
Dana Sehat
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
DATA WILAYAH RW XVIII KAMPUNG CISANGKAN HILIR
KELURAHAN PADASUKA KECAMATAN CIMAHI TENGAH
4.1.
Data Demograf
A.
Luas wilayah
Luas wilayah RW XVIII Kp. Cisangkan Hilir Kel. Padasuka adalah + 30.000
Pemukiman
Sawah
Jalan/gang
: + 2.500 km2
Selokan
: + 1.500 km2
Tanah kosong
B.
Batas wilayah
: + 2.000 km2
: + 1.000 km2
Sebelah Utara
: RW XVII
Sebelah Selatan
Sebelah Timur
: Kelurahan Setimanah
Sebelah Barat
: RW IV
C.
Keadaan tanah
Data Demograf
A.
Jumlah penduduk
1.
Jumlah KK
: 418 KK
2.
Jumlah penduduk
: 1.764 orang
3.
Laki-laki
: 905 orang
4.
Perempuan
: 859 orang
B.
C.
Analisa Data
Melihat data di atas, dapat dianalisa bahwa kelompok usia di RW XVIII
yang menonjol 49,7% adalah umur antar 15 45 tahun. Ini menunjukkan bahwa
kelompok usia yang terbesar di RW XVIII adalah usia prodiktif.
Dari data KK dapat dianalisa pendidikan KK 43,3% SD dan 26,3% SMA.
Dengan pekerjaan KK yang terbanyak adalah wiraswasta/dagang, namun
demikian masih ada yang tidak bekerja sebanyak 1,2%.
A.
GIZI
TABEL A.1
FREKUENSI MAKAN
TABEL A.2
FREKUENSI KONSUMSI PROTEIN HEWANI
TABEL A.3
FREKUENSI KONSUMSI SAYURAN
TABEL A.4
FREKUENSI KONSUMSI BUAH-BUAHAN
TABEL A.5
JENIS PROTEIN HEWANI YANG DIMAKAN
TABEL A.6
MAKANAN TAMBAHAN
TABEL A.7
PANTANGAN MAKANAN DALAM KELUARGA
TABEL A.8
KEBIASAAN MENGOLAH MAKANAN
Analisa Data
Dari data gizi di atas dapat dianalisa bahwa masyarakat RW XVIII sudah
mengerti tentang pentingnya konsumsi makanan yang mengandung protein,
saturan dan buah-buahan. Begitu juga dengan pemberian makanan tambahan,
namun masih ada sebanyak 29,4% yang tidak pernah memberikan makanan
tambahan.
pemenuhan
Sebaiknya
gizi.
makanan
Untuk
tambahan
kebiasaan
diberikan
mengolah
makanan
untuk
melengkapi
sebanyak
44,3%
dilaksanakan dengan cara diiris, dicuci dan dimasak dan 2,6% langsung dimasak.
Supaya nilai gizi yang terkandung dalam makanan tidak rusak dan berkurang
sebaiknya kebiasaan mengolah makanan adalah dicuci, diiris dan dimasak.
B.
TABEL B.1
POLA MANDI
TABEL B.2
CUCI TANGAN SEBELUM MAKAN
TABEL B.3
KEBERSIHAN KUKU
TABEL B.4
PENGGUNAAN ALAS KAKI
Analisa Data
Dalam hal kebersihan diri, keluarga dari masyarakat RW XVIII sudah baik.
C.
REPRODUKSI
TABEL C.1
JUMLAH IBU HAMIL
TABEL C.2
PEMERIKSAAN KEHAMILAN
TABEL C.3
TEMPAT PEMERIKSAAN KEHAMILAN
TABEL C.4
FREKUENSI PEMERIKSAAN KEHAMILAN
TABEL C.5
KESULITAN DALAM KEHAMILAN
TABEL C.6
SELERA MAKAN HAMIL
TABEL C.7
KELUHAN SAAT KEHAMILAN
TABEL C.8
IMUNISASI IBU HAMIL
Analisa Data
Jumlah ibu hamil di RW XVIII adalah 13 orang. Seluruh ibu hamil
memeriksakannya di bidan. Sebanyak 3 orang ibu hamil memeriksakan
kehamilannya tidak teratur, hal ini dapat mengakibatkan tidak terpantaunya
kesehatan ibu dan janin oleh karena itu setiap ibu hamil harus memeriksakan
secara teratur.
Untuk imunisasi ibu hamil masih ada 2 orang yang baru 1 kali
mendapatkan imunisasi yang seharusnya ibu tersebut harus mendapatkan 2
imunisasi. Imunisasi bagi ibu hamil sangat penting untuk mencegah timbulnya
penyakit tetanus pada bayi yang akan dilahirkan.
2.
Ibu Bersalin
TABEL C.9
TEMPAT PERTOLONGAN BERSALIN
(1 TAHUN TERAKHIR)
TABEL C.10
KESULITAN WAKTU BERSALIN
(1 TAHUN TERAKHIR)
Analisa Data
Jumlah ibu bersalin 1 tahun terakhir ini ada 27 orang dengan pengawasan
oleh bidan sebanyak 22 orang (81,5%)
3.
Ibu Nifas
TABEL C.11
PENGAWASAN NIFAS
(1 TAHUN TERAKHIR)
Analisa Data
Sebanyak 4 orang ibu nifas dilakukan oleh dukun/paraji, agar pengawasan
baik dukun/paraji yang dapat mengawasi adalah dukun terlatih.
4.
KB
TABEL C.12
JUMLAH PUS
TABEL C.13
PROGRAM KELUARGA BERENCANA
TABEL C.14
AKASAN TIDAK KB
TABEL C.15
ALAT KONTRASEPSI
TABEL C.16
PELAYANAN KB
Analisa Data
Jumlah PUS di RW XVIII adalah 311 PUS yang tidak mengikuti KB sebanyak
67 PUS. 18 PUS tidak mengikuti KB dengan alasan ragu-ragu dengan demikian
bagi PUS yang masih ragu-ragu perlu mendapatkan penyuluhan mengenai KB
agar mantap dalam menggunakan salah satu alat kontrasepsi.
Alat kontrasepsi yang digunakan seluruhnya adalah metode kontrasepsi
efektif terpilih yaitu IUD, pil, suntik, MOW/MOP. Pelayanan KB sebanyak 84,4%
dilakukan di bidan, hal ini menunjukkan bahwa PUS yang menggunakan alat
kontrasepsi sudah mengerti bahwa KB suatu kebutuhan.
D.
1.
Bayi
TABEL D.1
JUMLAH BAYI
TABEL D.2
IMUNISASI BAYI
TABEL D.3
TEMPAT PEMERIKSAAN BAYI
TABEL D.4
WAKTU PEMERIKSAAN BAYI
TABEL D.5
MINUM/MAKANAN BAYI
(0-1 TAHUN)
Analisa Data
Jumlah bayi di RW XVIII adalah 30 orang dengan rincian imunisasi terlihat
dalam tabel D.2. Mengenai pemeriksaan bayi masyarakat RW XVIII 76,7%
memeriksakan bayinya ke bidan dan 20,1% memeriksakan bayinya ke posyandu.
Dengan demikian masyarakat RW XVIII belum dapat memanfaatkan posyandu
semaksimal mungkin.
2.
Balita
TABEL D.6
JUMLAH BALITA
TABEL D.7
IMUNISASI BALITA
TABEL D.8
TEMPAT PEMERIKSAAN BALITA
TABEL D.9
WAKTU PEMERIKSAAN BALITA
TABEL D.10
PEMBERIAN MINUM SUSU
TABEL D.11
UMUR WAKTU DISAPIH
TABEL D.12
PANTANGAN MAKAN ANAK
Analisa Data
Jumlah balita di RW XVIII adalah 154 orang, sebanyak 73 orang balita
(47,4%) balita diperiksa bila sakit saja. Sebaiknya balita meskipun tidak sakit
perlu
mendapat
pemeriksaan
untuk
memantau
pertumbuhan
dan
perkembangan ini perlu dengan cara membawa balita ke posyandu. Umur waktu
disapih sebanyak 77 balita (50%) 2 3 tahun, umur yang baik untuk disapih
adalah 2 tahun.
E.
TABEL E.1
PERTOLONGAN BILA ANGGOTA KELUARGA SAKIT
TABEL E.2
YANG MERAWAT DI RUMAH
TABEL E.3
Analisa Data
Dari data di atas, di RW XVIII penyakit yang diderita oleh masyarakat
adalah ISPA sebanyak 31 orang (51,7%), hal ini dapat disebabkan oleh
lingkungan kurang bersih dan keadaan rumah yang tidak memenuhi syarat yaitu
kurang ventilasi.
F.
KESEHATAN LANSIA
TABEL F.1
ANGGOTA KELUARGA LANSIA
Analisa Data
Jumlah lansia sebanyak 76 orang di RW.XVIII, di lingkungan masyarakat
belum
terbentuk
posyandu,
diharapkan
agar
posyandu
terbentuk
DATA PSIKOSOSIAL
TABEL G.1
ORANG YANG PENTING DALAM KELUARGA
untuk
TABEL G.2
YANG SERING BERTINDAK BILA ADA YANG SAKIT
TABEL G.3
POLA REKREASI
TABEL G.4
PENDIDIKAN KESEHATAN
TABEL G.5
TEMPAT MENDENGARKAN PENYULUHAN
TABEL G.6
ORANG YANG PENTING DALAM KELUARGA
Analisa Data
Warga RW XVIIIsebanyak 116 keluarga mendapat pendidikan kesehatan
dari petugas kesehatan serta 132 keluarga menerima terhadap penyuluhan
kesehatan dengan demikian warga RW XVIII sudah mengerti tentang penyuluhan
kesehatan.
H.
KESEHATAN LINGKUNGAN
TABEL H.1
PEMBAGIAN RUANGAN
TABEL H.2
RUMAH YANG DITEMPATI
TABEL H.3
LANTAI RUMAH
TABEL H.4
VENTILASI RUMAH
TABEL H.5
PENERANGAN WAKTU SIANG
TABEL H.6
PEMBUANGAN SAMPAH
TABEL H.7
BINATANG PELIHARAAN DI RUMAH
TABEL H.8
PENEMPATAN KANDANG TERNAK
TABEL H.9
PEMBUANGAN KOTORAN
TABEL H.10
SUMBER AIR MINUM
TABEL H.11
JARAK SUMBER AIR MINUM DENGAN PEMBUANGAN KOTORAN
TABEL H.12
PEMBUANGAN AIR LIMBAH
Analisa Data
Sebanyak 49 rumah tidak ada pembagian ruangan (bersatu) dan rumah
yang ditempati sebanyak 82 rumah adalah kontrakan. Masih ada sebanyak 4
rumah berlantaikan tanah dengan ventilasi yang kurang sebanyak 63 rumah dan
tidak ada ventilasi sebanyak 26 rumah. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi
terhadap kesehatan karena dengan lantai tanah dan ventilasi yang kurang dapat
menyebabkan gangguan pernafasan.
Penempatan kandang ternak sebanyak 17 rumah yang menempel di
rumah, hal ini dapat menyebabkan polusi karena bau yang tidak sedap dan juga
dapat mengganggu pernafasan.
Jarak sumber air dengan pembuangan kotoran sebanyak 139 (52,8%)
berjarak 10 M. Pembuangan air limbah disaranakan pembuangan terbuka
sebanyak 108 rumah. Hal ini
I.
DANA SEHAT
TABEL I.1
KELUARGA YANG MENJADI ANGGOTA DANA SEHAT
TABEL I.2
KELUARGA YANG MENDAPAT DANA BANTUAN KESEHATAN
(JPSBK)
Analisa Data
Warga RW XVIII sebanyak 304 KK tidak mempunyai dana sehat,
sedangkan
yang
mempunyai
JPSBK
sebanyak
14
KK.
Dengan
demikian
diharapkan agar setiap anggota keluarga memiliki dana sehat, sehingga dapat
membantu dalam pelayanan kesehatan.
J.
TABEL J.1
SUMBER INFORMASI KESEHATAN KELUARGA
TABEL J.2
SUMBER INFORMASI YANG PALING COCOK UNTUK
MEMBERIKAN INFORMASI KESEHATAN
Analisa Data
Dari data di atas dapat dianalisa bahwa menurut masyarakat RW XVIII,
sumber informasi yang palin cocok untuk memberikan informasi kesehatan
adalah petugas kesehatan.
K.
TABEL K.1
KELUARGA MENYEDIAKAN OBAT PANAS, DIARE DIRUMAH
TABEL K.2
KELUARGA MENGETAHUI TINDAKAN YANG PERLU DILAKUKAN BILA
ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI PANAS, DIARE, LUKA
Analisa Data
Sebanyak 292 keluarga selalu menyediakan contoh
obat panas/diare
BAB V
TANYA JAWAB LOKAKARYA MINI
5.1. Pertanyaan
1.
Bagaimana caranya jika jarak sumber air kurang dari 10 meter dengan
pembuangan kotoran ?
(Pertanyaan Bapak Jajang)
2.
5.2. Jawaban
1.
2.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.
Kesimpulan
Dengan
2.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Jarak sumber air dengan jamban yang kurang dari 10 meter dan belum
memenuhi syarat kesehatan.
6.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
M.K. Khumaidi, Gizi Mayyarakat, PT. BPK, Gunung Mulia, Jakarta, 1994.
3.
4.
World Health Organization (WHO), Kader Kesehatan Mayarakat, Alih Bahasa Dr.
Adi Heru S., Msc., EGC, 1987.
5.