Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak
mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit-penyakit
degeneratif tersebut antara lain penyakit kardiovaskuler (jantung dan
pembuluh darah) termasuk hipertensi, diabetes mellitus dan kanker (Brunner
dan Suddarth, 2002)
Prevalensi penyakit degeneratif terus meningkat, penyebab utama hal ini
adalah perubahan kebiasaan makan dan gaya hidup. Salah satu penyakit
degeneratif yang banyak terjadi yaitu diabetes melitus. Diabetes Melitus
merupakan suatu penyakit tidak menular yang ditandai dengan peningkatan
konsentrasi kadar gula darah yang disertai ketidaknormalan metabolisme
karbohidrat, protein, lemak (Inzucchi, 2004)
Diabetes Melitus menjadi penyebab kematian keempat terbesar di dunia.
Setiap tahunnya ada 3,2 juta kematian yang diakibatkan langsung oleh
diabetes (Tandra, 2008). Diabetes juga sering membunuh penderitanya dengan
mengikutsertakan penyakit-penyakit lainnya. Diabetes dapat menyebabkan
komplikasi akut dan kronik. (Nabil, 2009)
Diabetes merupakan penyakit yang berjangka panjang, maka bila
diabaikan komplikasi penyakit diabetes mellitus dapat menyerang seluruh
anggota tubuh yang diakibatkan dari kadar gula darah yang tidak terkontrol
pada pengidap diabetes. Komplikasi akut yang paling berbahaya adalah
terjadinya hipoglikemia (kadar gulah darah sangat rendah) dan hiperglikemia,
karena dapat mengakibatkan koma (tidak sadar) sampai dengan kematian.
Gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung. Banyak hal yang dapat
menyebabkan gastritis. Penyebabnya paling sering adalah infeksi bakteri
Helicobacter pylori yang menyebabkan peradangan pada lambung. Gangguan
autoimun, penggunaan jangka panjang obat anti-inflamatory drugs (NSAID),
seperti ibuprofen dapat menyebabkan gastritis. Beberapa kasus menunjukan
lambung terjadi luka (tukak lambung) atau pada bagian usus kecil. Gastritis
dapat terjadi tiba-tiba (gastritis akut) atau secara bertahap (gastritis kronis).
1

Kebanyakan kasus gastritis tidak secara permanen merusak lapisan perut


tetapi seseorang yang menderita gastritis sering mengalami serangan
kekambuhan yang mengakibatkan nyeri di ulu hati (Ehrlich, 2011).
Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia laki-laki yang terletak
mengelilingi vesica urinaria dan uretra proksimalis. Kelenjar prostat paling
sering mengalami pembesaran. Pembesaran kelenjar prostat dapat bersifat
jinak atau ganas. Kasus Pembesaran Prostat Jinak (PPJ) yang dikenal sebagai
Benigna Prostatic Hyperplasia (BPH) merupakan penyakit tersering kedua
setelah batu saluran kemih di bagian klinik urologi Indonesia yang banyak
menyerang pasien dengan usia 50 tahun keatas.
Diabetes Melitus, Benigna Prostatic Hyperplasia (BPH) dan gastritis
merupakan penyakit yang berbahaya yang sering menyebabkan keluhan di
saluran pencernaan sehingga nafsu makan menurun dan menyebabkan
lamanya proses penyembuhan sehingga perlu mendapatkan terapi gizi untuk
penunjang utama penyembuhannya serta menjaga kondisi pasien agar tidak
semakin memburuk.
Terapi gizi harus selalu disesuaikan, seiring dengan perubahan fungsi
organ selama proses penyembuhan. Pemberian diet pasien harus dievaluasi
dan diperbaiki sesuai dengan perubahan klinis dan hasil pemeriksaan
laboratorium baik pasien rawat inap maupun rawat jalan.
Berdasarkan latar belakang tersebut mahasiswa tertarik untuk melakukan
penelitian studi kasus pasien Diabetes Melitus Tipe II disertai Gastritis dan
Benigna Prostatic Hyperplasia (BPH) di ruang Anggrek II BLUD RSUD
Kabupaten Serang Provinsi Banten.

Tujuan
1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan asuhan gizi pada


pasien Diabetes Melitus Tipe II disertai gastritis dan Benigna Prostatic
Hyperplasia (BPH) di ruang Anggrek II BLUD RSUD Kabupaten Serang
Provinsi Banten.
2

Tujuan Khusus
a Mahasiswa mampu melakukan pengkajian gizi pada pasien Diabetes
Melitus Tipe II disertai gastritis dan Benigna Prostatic Hyperplasia
(BPH) di ruang Anggrek II BLUD RSUD Kabupaten Serang Provinsi
Banten.
b Mahasiswa mampu menetapkan diagnosa gizi pada pasien Diabetes
Melitus Tipe II disertai gastritis dan Benigna Prostatic Hyperplasia
(BPH) di ruang Anggrek II BLUD RSUD Kabupaten Serang Provinsi
Banten.
c Mahasiswa mampu melakukan intervensi gizi pada pasien Diabetes
Melitus Tipe II disertai gastritis dan Benigna Prostatic Hyperplasia
(BPH) di ruang Anggrek II BLUD RSUD Kabupaten Serang Provinsi
Banten.
d Mahasiswa mampu melakukan monitoring dan evaluasi gizi pada pasien
Diabetes Melitus Tipe II disertai gastritis dan Benigna Prostatic
Hyperplasia (BPH) di ruang Anggrek II BLUD RSUD Kabupaten
Serang Provinsi Banten.

3
1

Manfaat
Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam penatalaksanaan
asuhan gizi pada pasien Diabetes Melitus Tipe II disertai gastritits dan
Benigna Prostatic Hyperplasia (BPH) di ruang Anggrek II BLUD RSUD

Kabupaten Serang Provinsi Banten.


Bagi Instalasi Gizi
Sebagai bahan tambahan dan masukan tentang penatalaksanaan
asuhan gizi untuk pasien Diabetes Melitus Tipe II disertai gastritis dan
Benigna Prostatic Hyperplasia (BPH) di ruang Anggrek II BLUD RSUD

Kabupaten Serang Provinsi Banten.


Bagi Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Palembang

Sebagai

bahan

referensi

dan

sarana

informasi

mengenai

penatalaksanaan gizi pada pasien Diabetes Melitus Tipe II disertai gastritis


dan Benigna Prostatic Hyperplasia (BPH) di ruang Anggrek II BLUD
4

RSUD Kabupaten Serang Provinsi Banten.


Bagi pasien
Menambah pengetahuan dan informasi mengenai penatalaksanaan
pada pasien Diabetes Melitus Tipe II disertai gastritis dan Benigna
Prostatic Hyperplasia (BPH) di ruang Anggrek II BLUD RSUD
Kabupaten Serang Provinsi Banten.

Anda mungkin juga menyukai