Anda di halaman 1dari 11

Hiruk Pikuk di Jalan Sunyi

Saya tidak tahu sejauh mana pengetahuan Obama, -Presiden


Amerika sekarang- mengenai Indonesia.
Entah sebatas negeri asal bakso dan nasi goreng sebagai
makanan favorit semasa kecilnya, atau sudah mencakup posisi
strategis Indonesia sebagai mitra sahaya dari negara adikuasa
pimpinannya.
Namun, ada 1 hal yang baru saya ketahui.
Pengetahuan ibu Obama, Ann Dunham mengenai riwayat pandai
besi Indonesia tentu jauh di atas rata-rata orang Indonesia.

Mungkin saja bangsa ini punya urusan yang jauh lebih penting
daripada sekadar mengulas kisah hidup pandai besi dari jaman
baheula.

Setidaknya , Ini tercermin dari pola pikir yang aneh dari


kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi Indonesia. Dalam
rangka hilirisasi dan komersialisasi pendidikan tinggi sebagai
sasaran utama, pemerintah akan membangun 100 Science &
Techno Park ( STP ) dan akan mengucurkan dana sebesar 3,6
Triliun Rupiah ( Sumber : Kemenristek dan Dikti,2014 ). Dengan
pola pikir seperti ini, jurusan pendidikan tinggi yang tidak terkait
langsung dengan sains dan teknologi seperti filsafat, etnologi dan
linguistik akan semakin terpinggirkan.

IPA vs IPS, Sains vs Sosial , Teknologi vs Filsafat, Modernitas vs


Tradisional adalah hal-hal yang tidak perlu dipertandingkan. Dunia
Barat memang terkenal dengan kemajuan di bidang sains serta
teknologinya namun juga jangan dipinggirkan peran kajian sosial
yang dilakukan oleh negara-negara barat.

Penelitian Clifford

Greetz yang didanai oleh Ford Foundation diwadahi oleh MIT,


Instititut Teknologi paling top di bumi ini. Pusat Data Sejarah
Kolonial dan Indonesia pra-Kolonial terbaik ada di Belanda yang
diwakili oleh KITLV/Royal Netherlands Institute of Southeast Asian
and Carrbbean Studies. Sementara Pusat Kajian Indonesia Modern
diwakili oleh Cornell Paper dari Universitas Cornell di Ithaca ,New
York.
Majalah yang mengulas antropologi dan sejarah populer, National
Geographic juga berasal dari barat. Jangan lupakan riwayat
aksara, suku Batak Toba, yang terkenal di Indonesia akan
kebanggaan akan sukunya, malah didokumentasikan dan diteliti
dengan lengkap oleh Uli Kozok, seseorang berkebangsaan Jerman.

Menjadi berguna lebih baik daripada memenangkan persaingan

Sudah dua tahun saya bergumul tentang dua pasang arus


pemikiran yang awalnya saya anggap bertentangan.
Yang pertama adalah pertentangan mengenai pemikiran
mengeksplorasi sejarah dan mitologi dunia dengan apa yang
disebut Iman/wawasan dunia Kristen yang saya hidupi.

Realitasnya, apa yang disebut kultur Kristen sudah mulai


menggerogoti dan menghilangkan identitas kultur suku-suku di
Indonesia. Akulturasi budaya yang dirintis oleh Nommensen di
Batak Toba, Agust Thei di Simalungun dengan berkaca pada
peristiwa menyedihkan yang dialami Musson dan Lyman kini mulai
dilibas oleh perkembangan jaman.

Sudah sulit membedakan antara sebuah gaya hidup yang diilhami


Kristus atau sebuah gaya hidup yang bersumber dari kehidupan
yang katanya modern yang berlandaskan nilai-nilai Individual.
Yang kedua adalah mengenai profesi, Bukankah kata orang-orang
awam, lebih mulia dan lebih berdampak jika kita bekerja di dunia
nyata daripada bergelut di bidang penulisan dan penciptaan
cerita-cerita maya/fiksi?

Perlahan, saya mulai menemukannya melalui estetika paradoks.


Yang sekarang terjadi, sudah terjadi sebelumnya. Yang akan ada, sudah
lama ada. Allah menentukan supaya yang sudah terjadi, terjadi lagi.
(Pengkhotbah 3:15,BIS)

Untuk menggali masa lalu dibutuhkan ilmu dan teknologi mutakhir


masa kini,
Untuk proyeksi suatu tindakan di masa depan, dibutuhkan
peninggalan masa lalu sebagai pembanding.
Tindakan menyatukan segala kontradiksi dalam satu kesatuan,
mengakomodasi semua dalam sebuah harmoni, tanpa harus
menegasikan secara absolut, dan tidak juga menerima semua,

disebut estetika paradoks. Ini adalah cara berpikir original cara


berpikir orang Indonesia.

Apakah secara iman Kristen ini adalah hal yang sesat? Tentu kita
perlu hikmat untuk memilah-milahnya.
Seorang Gembala di suatu Gereja di Indonesia, yang sering diklaim
jemaatnya memiliki ajaran yang paling murni sesuai Alkitab, sering
memasukkan pengajaran Konfusius, Filsafat Eropa serta tata
Ibadah yang kaku yang berlandaskan kebenaran. Jika ditilik dari
latar belakangnya yang berasal dari Negeri Tiongkok, serta
kegemarannya akan musik klasik maka hal inipun dapat
dimaklumi.
Pola Pikir mempengaruhi Budaya, Budaya mempengaruhi pola
Pikir.

Kalau dilihat dari akar sejarah, Kekristenan yang berkembang dari


timur justru lebih mirip musik serta ritual ibadahnya dengan ritual
ibadah masyarakat timur tengah seperti Kristen Ortodoks Syria
yang punya ritual ibadah mirip dengan jaman Para Rasul.
Lantas, apa batasan murni dan tidak murni itu?

Jikalau saya bergereja di satu gereja Injili, senang mengikuti kelas


pengajaran di gereja reformed, mengagumi semangat militan
kaum kharismatik untuk menginjili namun lebih merasakan
keheningan untuk berdoa dalam kamar melalui cara Lectio Divina
atau melalui Sholat seperti yang dilakukan oleh Kristen Ortodoks.
Apakah saya sesat?

Kaitan Lord of The Ring dengan Injil dan Pertobatan.


Sebagian aktivis Kristen pasti mengenal C.S. Lewis, seorang yang
menulis banyak buku apologetika Kristen , dia juga dikenal sebagai
pengarang serial Narnia yang terkenal. Awalnya, C.S. Lewis
seorang atheis. Banyak hal yang dia tidak dapat terima dari Tuhan
karena kemalangan hidupnya. Perjumpaannya di Oxford dengan
beberapa mahasiswa jenius di bidang sastra dan mitologi seperti
J.R.R Tolkien (Katolik Roma) yang sangat mempercayai Tuhan
menjadi jalan pembuka dia menerima Kristus. Perbincangan dan
debat mereka mengenai mitologi dan spiritual menjadi hal yang
menghiasi kehidupan mereka. J.R.R Tolkien pernah mengkritik C.S.
Lewis dengan keras ketika memasukkan penggambaran Yesus
dengan jelas ke dalam Singa Aslan di Narnia. Tentu tidak masuk
akal jika Injil ternyata berkaitan erat dengan hidup seseorang yang
menciptakan karya fantasi dan sihir yang lebih lekat dengan ritus
berhala-berhala. Kondisi Ini yang kadang susah dipahami oleh
filsafat barat. Segala sesuatu harus ada rumusnya.

Jika Filsafat barat lebih memainkan kesadaran rasional muni,


maka filsafat Indonesia lebih kesadaran persepsinya ( kesadaran
penerimaan faktual-aktual ), jadi lebih pada pengalaman rasa,
penghayatan realitas. Filsafat Barat lebih teori, filsafat Indonesia
lebih praksis.(jacob Sumardjo, Estetika paradoks).

Contohnya dalam pentas kolaborasi teater boneka IndonesiaJerman membawakan kisah tragedi 1965 yang baru-baru ini
dipentaskan

di

Eropa.

Retrofuturisten

dari

Jerman

terbiasa

menggunakan

teknologi

proyektor

ketika

menggelar

pentas

boneka, sementara Papermoon dari Indonesia menggunakan caracara

inovatif

menggerakkan

boneka

menggunakan

tangan.

Retrofuristen sempat frustasi dalam belajar menggerakkan boneka


sebelum pementasan tersebut sukses diselenggarakan.

Pun dalam memandang antropologi, banyak dimensi yang harus


dilihat.
Seperti Film yang merupakan gabungan produk seni,cerita dan
teknologi. Antropologi juga sangat berkaitan dengan banyak
bidang.
Dari sejarah, agama, budaya, sains, serta ekonomi bahkan
perencanaan wilayah dan kota/Planologi seperti yang dipelajari di
Cornell Univeristy.

Contoh Jadwal Kuliah di Cornell University program studi Asia


Tenggara.
Dulu CIA sering memakai hasil penelitian Cornell untuk mengerti
Indonesia.

Dari Alkitab , Antropologi sangat terkait dengan kejadian 6-11.


Misteri Keadaan Dunia sebelum kejadian air bah berkaitan dengan
Dinosaurus, Misteri Kaum Nefilim yang melahirkan pahlawan dan

kebudayaan

purbakala(Kejadian

6)

yang

mungkin

berkaitan

dengan kebudayaan Atlantis, Lemuria, Petra ataupun indikasi


penemuan Piramida Bawah Laut di Yonaguni serta eskavasi situs
Gunung Padang. Untuk studi Ilmiah, teknologi dan alokasi dana
yang ada sekarang belum cukup maju untuk menguak misteri
tersebut. Misteri masih tersembunyi di palung-palung laut atau
terpendam di dasar bumi. Sebagai Contoh, dana Balai Arkeologi
Bali untuk meneliti peninggalan artefak di Gunung Tambora yang
meletus tahun 1815 , hanya cukup untuk menggali area sebesar
25m2 selama setahun.
Sedangkan secara etnologi dan linguistik, peristiwa yang terkait
adalah Kejadian 10 dan 11.

Sebagai Contoh, keturunan Sinaga Simalungun.


Sinaga berasal dari kata
Menurut Teori yang biasa dipelajari di sejarah SMP dan IPS anak
SD. Manusia Indonesia awal seperti suku batak yang merupakan
bagian Deutro-Melayu berasal dari Yunnan.
Dari segi Bahasa , fisik dan kebudayaan saya menemukan ada
beberapa suku yang mirip dengan suku batak, yakni suku di
Formossa, suka Visayas di Filipina, dan kumpulan suku-suku di
Tanah Naga(Nagaland) di Assam, India Timur. Belum lagi suku-suku
yang mirip di Amerika Selatan dan Samudera Pasifik. Kalau
mengacu dari Alkitab dan bukti-bukti ilmiah, kita bisa menganalisis
pola pergerakan yang lebih tepat. Dari Timur tengah, Secara rasio,
akan lebih mudah mengarah ke India Timur dahulu baru menuju
Yunnan baru menuju Indonesia atau sebaliknya.

Menjadi Antropolog berarti menjadi penemu, menemukan sesuatu


bukan berarti untuk mencari kebenaran Kristus itu benar atau
salah, karena iman yang benar tidak bergantung dari percaya atau
tidaknya seseorang, Pengetahuan manusia terbatas, teknologi
manusia terbatas, tetapi jikalau Tuuhan berkehendak, selalu ada
kasih karunia bagi manusia yang diberi kuasa untuk menemukan
hal-hal

baru

tentang

dunia,

sebatas

yang

dikehendaki-Nya.

Antropologi juga adalah pekerjaan tim, dimana tak seorangpun


bisa mengklaim kehebatannya, karena selalu ada kuasa Allah
menyatukan kepingan-kepingan dari manusia yang terlibat di
dalamnya.

Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau
semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini
tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.
(Yohanes 21:15)

Menulis adalah untuk keabadian, supaya jika tulisan ini tidak berguna di
masa kini, semoga bisa berguna di masa mendatang.
Soli Deo Gloria

Anakronis

Dewi Lestari dan Christian Simamora

Anda mungkin juga menyukai