Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN

Disusun oleh :
TRI ADE SULARSO
121.11.1015

LABORATURIUM TEKNIK LINGKUNGAN I


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS SAINS TERAPAN
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2015

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini kami selesaikan untuk memenuhi persyaratan dan menyelesaikan


Praktikum Toksikologi Lingkungan
di Laboratorium Teknik Lingkungan Institut Sains & Teknologi AKPRIND
Yogyakarta

Disusun Oleh :
Nama

: Tri Ade Sularso

NIM

: 121.11.1015

Jurusan

: Teknik Lingkungan

Yogyakarta, Desember 2015


Menyetujui,
Kepala Laboratorium Teknik Lingkungan I

Purnawan, ST., M.Eng


NIK. 83106290E

PRAKATA

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Resmi Toksikologi
Lingkungan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka
dari itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1

Bapak Purnawan,ST., M.Eng, selaku Kepala Laboratorium Teknik


Lingkungan 1 IST AKPRIND Yogyakarta.

Bapak Muhammad Nur Rohman, S.T, selaku Pembimbing Praktikum


Toksikologi Lingkungan.

Fika Hidayati, selaku Laboran Laboraturium Teknik Lingkungan 1.

Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Saya menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari sempurna, kritik dan
saran yang membangun, saya terima dengan terbuka. Besar harapan saya dari
penyusunan laporan ini untuk dapat diterima dengan baik serta dapat memberi
wawasan yang bermanfaat bagi saya dan pembaca pada umumnya.

Penyusun

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii
PRAKATA................................................................................................ iii
DAFTAR ISI............................................................................................. iv
MATA ACARA I......................................................................................... 1
I.1. Tujuan............................................................................................. 1
I.2. Dasar Teori........................................................................................ 1
I.3. Alat dan Bahan................................................................................... 2
I.4. Cara Kerja......................................................................................... 3
I.5. Hasil................................................................................................ 4
I.6. Pembahasan....................................................................................... 5
I.7. Kesimpulan....................................................................................... 6
MATA ACARA II........................................................................................ 7
II.1. Tujuan............................................................................................. 7
II.2. Dasar Teori....................................................................................... 7
II.3. Alat dan Bahan.................................................................................. 8
II.4. Cara Kerja........................................................................................ 8
II.5. Hasil............................................................................................... 9
II.6. Pembahasan.................................................................................... 25
II.7. Kesimpulan.................................................................................... 25
MATA ACARA III..................................................................................... 26
III.1. Tujuan.......................................................................................... 26
III.2. Dasar Teori.................................................................................... 26
III.3. Alat dan Bahan............................................................................... 27
III.4. Cara Kerja..................................................................................... 27
III.5. Hasil............................................................................................ 28
III.6. Pembahasan................................................................................... 30
III.7. Kesimpulan................................................................................... 31
MATA ACARA IV..................................................................................... 32

IV.1. Tujuan.......................................................................................... 32
IV.2. Dasar Teori.................................................................................... 32
IV.3. Alat dan Bahan............................................................................... 33
IV.4. Cara Kerja..................................................................................... 33
IV.5. Hasil............................................................................................ 36
IV.6. Pembahasan................................................................................... 51
IV.7. Kesimpulan.................................................................................... 52

MATA ACARA I
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR LABORATORIUM UNTUK PENGUJIAN
PENDAHULUAN UNTUK UJI JAR TEST
SERTA KOAGULASI-FLOKULASI

I.1. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengerti dan mampu melakukan pengolahan
limbah cair laboraturium dengan menggunakan metode Jar Test
sesuai dengan tahapan yang baik dan benar.
2. Agar mahasiswa mengetahui dosis optimum koagulan Al2SO4,
NaOH, dan Superflok yang optimal untuk digunakan pada proses
pengolahan lanjut limbah cair laboraturium dengan metode
Koagulasi Flokulasi.
3. Untuk mengetahui hasil pengolahan air limbah laboraturium
dengan metode koagulasi dan flokulasi.

I.2. Dasar Teori


Banyak cara atau teknologi pengolahan pengolahan air limbah (waste
water treatment) baik dengan pengolahan secara biologis, chemis, maupun hanya
secara fisik. Ketiga cara pengolahan tersebut masing masing memiliki kelebihan
dan kekurangan. Untuk itu dalam penentuan proses atau teknik pengolahan, ada
beberapa faktor yang mempengaruhinya,diantaranya :
1. Karakteristik air limbah ( air baku )
2. Kualitas effluent atau hasil pengolahan yang diinginkan
3. Luas lahan yang tersedia
4. Biaya yang tersedia
Keempat faktor tersebut sangat mempengaruhi dalam pemilihan
teknologi pengolahan air limbah. Sebelum melakukan pengolahan limbah
1

secara koagulasi dan flokulasi kita perlu melakukan jar test. Jar test
merupakan metode untuk mengetahui kinerja dan proses koagulasi floklasi
secara simulasi dengan skkala laboratorium, selain itu jar test berfungsi
menentukan dosis optimal dari koagulan Al2SO4, NaOH, dan Sperflok yang
akan digunakan dalam proses pengolahan.
Kemudian setelah kita mengetahui dosis optimum dari masingmasing bahan, kita bisa menghitung volume dari instalasi pengolahan dan
menentukan debit yang akan digunakan sesuai dengan waktu tinggal.

I.3. Alat dan Bahan


1. Alat yang digunakan
:
a. Beacker glass
b. Jerigen
c. Magnetic stirrer
d. Penangas
e. Pengaduk Rpm
f. Timbangan
g. Erlenmeyer
h. Stopwatch
i. Kertas pH
j. Tachometer
k. Gayung
l. Gelas ukur
m. Turbidimeter
n. Unit IPAL
2. Bahan yang digunakan :
a. Limbah laboraturium
b. NaOH 1%
c. Al2SO4 4%
d. Superflok 0,2%

I.4. Cara Kerja


a. Pengolahan limbah dengan metode Jar Tes
1. Sample limbah cair laboraturium yang belum diolah diambil dari
IPAL Laboraturium sebanyak 5 liter
2. Air limbah disiapkan sebanyak 1000 ml
3. pH limbah diukur, apabila limbah masih normal, limbah
ditambahkan dengan larutan NaOH hingga pH 10, dan dicatat
penambahan NaoH optimum.

4. Selanjutnya diaduk dengan pengaduk rpm dengan kecepatan 500


rpm selama 2 menit dan ditambahkan Al2SO4, dengan variasi 1ml,
2ml, 3ml, 4ml, 5ml.
5. Kemudian dilakukan pengadukan lambat pengadukan lambat
selama 5 menit sebesar 250 rpm, dan ditambahkan superflok 0,2%
1ml.
6. Setelahnya, masing-masing beacker glass di diamkan hingga
limbah mengendap, dan setelah mengendap diukur kekeruhannya.
7. Dari sini di dapatkan hasil, limbah diendapkan dengan banyaknya
NaoH, Superflok, dan Al2SO4, yang paling optimal.
b. Pengolahan limbah dengan metode koagulasi-flokulasi
1. Masing-masing kebutuhan bahan (Al2SO4, NaOH, Superflok)
dihitung , disesuaikan dengan dosis optimum dan volume limbah.
2. Volume limbah dapat dihitung dengan dihitung dimensi dari unit
pengolahan.
3. Setelah itu Al2SO4, NaOH, dan Superflok dimasukan kedalam unit
koagulasi-flokulasi yang sudah diisi air limbah pada unti IPAL.
4. Kecepatan pengadukan diukur dengan tachometer.
5. Debit yang keluar diatur disesuaikan dengan waktu tinggal.
6. Setelah itu, mengambil air sampel dan digunakan sebagai uji
pendahuluan.

I.5. Hasil
a. Uji jar tes
Tabel I.1 hasil pengukuran kekeruhan pada penambahan Al2SO4
No

Tawas (ml)

pH

1
2
3
4
5

1
2
3
4
5

7
7
7
6
6

Dosis optimum :
1. NaOH 1%
= 2 ml
2. Superflok 0,2% = 1 ml
3. Al2SO4
= 3 ml

Kekeruhan(NTU
)
5,9
1,95
1
1,6
0,9

b. Perhitungan kebutuhan media untuk proses koagulasi-flokulasi pada


unit IPAL
1. Volume limbah yang masuk ke bak koagulasi
V = V1 (tabung) + V2 (kerucut)
= ( r 2 .t1) + {1/3. 3,14. (0.27m)2. 0,3m}
V = {3,14 (0,69m)2 1 m} + {1/3. 3,14. (0,27m)2 0,3m}
= 1,495 m3 + 0,022 m3
= 1,517 m3
= 1517 liter
2. Kebutuhan NaOH 1% = Dosis optimum (ml) X Vol. Limbah
200 ml sampel
2 ml

x 1575 liter
200 ml
= 15,17 liter
3. Kebutuhan Al2SO4 4% = Dosis optimum (ml) X Vol. Limbah
200 ml sampel
3 ml

x 1575 liter
200 ml
= 22,755 liter
4. Kebutuhan Superflok 0,2% = Dosis optimum (ml) X Vol. Limbah
200 ml sampel
1 ml

x 1575 liter
200 ml
= 7,585 liter
5. Debit yang digunakan

Vol. Limbah = 1517 liter

Waktu tinggal yang digunakan = 6 jam


Ket :
Proses dilaksanakan pukul 12.00 18.00, dan pengambilan

efluent dilakukan pukul 15.00


Volume
Q
waktu tinggal
1517 l
=
x 1000 ml / liter x 1 jam/60 menit x 1 menit/ 60
6 jam
detik
= 70,2 ml/det.

I.6. Pembahasan
Pada uji jartest pendahuluan di dapatkan hasil yang optimal, penambahan
tawas 4% dengan variasi 1-6 ml, maka setelah dilakukannya proses pengukuran
kekeruhan pada masing-masing variasi yang ditentukan yaitu 3ml sedangkan
untuk NaOH 2 ml dan untuk superflok 0,2 % 1 ml. Setelah hasil perhitungan
dosis optimum yang akan digunakan akan digunakan pada proses koagulasi
flokulasi maka volume limbah yang ada pada unit IPAL laboratorium dihitung dan
dihasilkan volume limbah sebesar 1517 liter dan kemudian diperhitungkan
kebutuhan koagulan yang akan digunakan dan setelah dilakukan perhitungan
kebutuhan koagulan, dan dihasilkan kebutuhan koagulan untuk mengolah limbah
sebesar 1517 liter yaitu :
NaOH 1% =15,17 liter, Tawas = 3 ml, Superflok= 1 ml
Kemudian masing-masing koagulan dimasukan

pada

unit

koagulasi-flokulasi IPAL, dan debit yang digunakan adalah sebesar 70,2


ml/det. Pada proses sedimentasi, aerasi dan bioremediasi tidak
berpengaruh pada proses penjernihan air, saat diambil air pada output
akhir masih banyak flok-flok yang tidak mengendap. Namun saat air
sampel yang diambil langsung pada output bak koagulasi-flokulasi airnya
lebih bersih. Hal ini disebabkan pada masing-masing bak kotor dan tidak
dibersihkan.
I.7. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan maka didapat dosis optimum dari
masing-masing bahan yang digunakan dari hasil jar test adalah :

Al2SO4 4%
= 3 ml

NaOH 1%
= 2 ml

Superflok 0,2%
= 1 ml
Pada jar test didapatkan dosis optimum dalam pengolahan limbah
laboratorium sebanyak 1517 liter adalah :
Al2SO4 4%
= 22,755 liter
NaOH 1%
= 15,17 liter
Superflok
0,2% = 7,585 liter
Dan dengan debit yang digunakan adalah sebesar 70,2 ml/ det.

MATA ACARA II
UJI TOKSISITAS PENDAHULUAN

II.1. Tujuan
Untuk mengetahui LC50 yang digunakan sebagai dasar interval
konsentrasi pada uji toksisitas sesungguhnya.

II.2. Dasar Teori


Penelitian pengujian tingkat toksik suatu bahan biasanya dinyatakan
dengan Lethal Dosage (LD50) untuk bahan yang bersifat padat sedangkan uji
toksisitas dengan menggunakan bahan toksik cair yang mengukur besarnya dosis
atau konsentrasi sehingga dapat membunuh 50% hewan uji Lethal Concentration50 (LC50). Bila suatu zat mempunyai waktu paruh biologi yang sangat tinggi
diberikan pada organisme dalam jangka waktu yang lama dengan sendirinya dapat
terjadi akumulasi dalam organisme dalam konsentrasi yang rendah, ini terjadi
terutama pada zat lipofil dan sulit dibiotransformasi seperti DTT, aldrin, dieldrin
atau turunan difenil terklorinasi.
Pelaksanaan uji toksisitas suatu bahan uji dapat dilakukan dengan
menggunakan salah satu dari empat cara berikut:
1.

Teknik statik: larutan atau media uji ditempatkan pada suatu bejana uji

2.

dan digunakan selama waktu uji tanpa diganti.


Teknik resirkulasi: larutan atau media uji tidak diganti selama waktu
uji namun diresirkulasi dari suatu bejana uji ke bejana lain kembali ke

bejana uji dengan maksud memberi aerasi, filtrasi dan atau sterilisasi.
3. Teknik diperbaharui: setiap 24 jam hewan uji dipindahkan ke larutan
uji yang baru dan sama serta tetap konsentrasinya dengan larutan
sebelumnya.
4. Teknik mengalir; larutan uji dialirkan masuk maupun keluar dari
bejana uji selama masa uji.
Untuk meneliti berbagai efek yang berhubungan dengan masa pejanan,
penelitian toksikologi menurut Frank C. Lu (1995) dibagi dalam:

1.

Uji toksisitas akut, dilakukan dengan memberikan zat toksik yang


sedang diuji sebanyak 1 kali atau beberapa kali dalam jangka waktu 24

2.

jam.
Uji toksisitas jangka pendek (penelitian sub akut atau sub kronik),
dilakukan dengan memberikan bahan toksik berulang-ulang biasanya
setiap hari atau 5 kali seminggu, selama jangka waktu kurang lebih

3.

10% dari masa hidup hewan.


Uji toksisitas jangka panjang, dilakukan dengan memberikan zat kimia
berulang-ulang selama masa hidup hewan percobaan atau sekurangkurangnya sebagian dari masa hidupnya.

II.3. Alat dan Bahan


1. Aquarium
2. Aerator
3. Jerigen
4. Jaring ikan
5. Air sumur
6. Air limbah
7. Beaker glass
8. Gayung
9. Ember
10. Ikan uji
11. Limbah sebelum diolah (pra)
12. Limbah setelah diolah (post)

II.4. Cara Kerja


1. air sumur diambil dengan jerigen
2. air limbah diambil menggunakan jerigen.
3. Air sumur dan air limbah dimasukan kedalam aquarium, sesuai dengan
konsentrasi:0 %, 10 %, 20 %, 30 %, 40 %, 50 %, 60 %, 70 %, 80 %, 90
%,1 00%.
4. Ikan 10 ekor dimasukan setiap bak aquarium.
5. Diamati selama 4 hari kaitannya dengan: warna ikan,air keruh,air
jernih,morfologi(mata merah),mata normal,mata normal,jumlah ikan mati.
6. Kemudian ikan yang mati dikonversi ke probit dan dihitung LC50 nya.
II.5. Hasil

Data Biologis pra pengolahan pada uji pendahuluan


Tabel II.1. Data pengamatan uji pendahuluan hari ke 1 pada limbah sebelum pengolahan
No Parameter

Variasi Konsentrasi (%)


kontrol
cerah

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

1.

Warna ikan

2.

Air tidak
bau

amis

amis

Amis

amis

amis

amis

amis

amis

amis

amis

3.

Air jernih

Jernih

jernih

jernih

Keruh

keruh

keruh

keruh

keruh

keruh

keruh

keruh

4.

Mata merah

5 ekor

5 ekor

7 ekor

5 ekor

9 ekor

1 ekor 1 ekor

1 ekor

1 ekor

4 ekor

5.

normal

6.

Pernafasan
normal
Pola renang

normal

7.

Mortalitas

10

Tabel II.2. Data pengamatan uji pendahuluan hari ke 2 pada limbah sebelum pengolahan
No Parameter

Variasi Konsentrasi (%)


kontrol
Cerah

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Air tidak
bau

amis

amis

Amis

amis

amis

amis

amis

amis

amis

amis

3.

Air jernih

Jernih

jernih

jernih

Keruh

keruh

keruh

keru
h

keruh

keruh

keruh

keruh

4.

Mata merah

5 ekor

5 ekor

7 ekor

5 ekor

9 ekor

3 ekor

2 ekor

3 ekor

6 ekor

5.

normal

6.

Pernafasan
normal
Pola renang

2
ekor

normal

7.

Mortalitas

1.

Warna ikan

2.

Tabel II.3. Data pengamatan uji pendahuluan hari ke 3 pada limbah sebelum pengolahan

11

Variasi Konsentrasi (%)

No Parameter

kontrol
cerah

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Air tidak
bau

amis

amis

Amis

amis

amis

amis

amis

amis

amis

amis

Air jernih

Jernih

keruh

keruh

Keruh

keruh

keruh

keru
h

keruh

keruh

keruh

keruh

4. Mata merah Variasi

Konsentrasi
(%)
No Parameter
5 ekor 4 ekor 8 ekor 6 ekor 7 ekor 3
kontrol 10
20
30
40
50
60
ekor
1. Warna ikan Cerah

5. Pernafasan
normal

normal
tidak
tidak
6.
Pola
renang
normal

2. Air tidak

amis
amis
Amis amis
amis
amis
tidak
bau
7. Mortalitas
3
1
2
1
0
1
0
3. Air jernih
Jernih keruh keruh Keruh keruh keruh keru
h

4 ekor
70

3 ekor 4 ekor
6 ekor
80
90
100

amis

amis

amis

amis

3
keruh

1
keruh

2
keruh

2
keruh

4.

Mata merah

5 ekor

1 ekor

3 ekor

1 ekor
buta

4
ekor

5 ekor

5 ekor

6 ekor

7 ekor

5.

normal

6.

Pernafasan
normal
Pola renang

normal

12

7.

Mortalitas

1.

Warna ikan

2.
3.

Tabel II.4. Data pengamatan uji pendahuluan hari ke 4 pada limbah sebelum pengolahan
Tabel II.5. Data pengamatan uji pendahuluan hari ke 5 pada limbah sebelum pengolahan
No Parameter

Variasi Konsentrasi (%)


kontrol
Cerah

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

1.

Warna ikan

2.

Air tidak
bau

amis

amis

Amis

amis

amis

amis

amis

amis

amis

amis

3.

Air jernih

Jernih

keruh

keruh

Keruh

keruh

keruh

keru
h

keruh

keruh

keruh

keruh

4.

Mata merah

5 ekor

5 ekor

7 ekor

5 ekor

6 ekor
1 buta

4
ekor

5 ekor

5 ekor

6 ekor

7 ekor

5.

normal

6.

Pernafasan
normal
Pola renang

normal

7.

Mortalitas

13

Tabel II.6. Data pengamatan uji pendahuluan pada limbah setelah pengolahan
Hari ke - 1
Limba
h
10%
20%
30%
40%
50%
Kontrol
Hari ke 10%
20%
30%
40%

Pemeriksaan Fisik (Air)


Air jernih , tidak berbau, tidak
berbuih
Air jernih , tidak berbau, tidak
berbuih
Air jernih , tidak berbau, tidak
berbuih
Air jernih , tidak berbau, tidak
berbuih
Air jernih , tidak berbau, tidak
berbuih
Air jernih , tidak berbau, tidak
berbuih
2
air jernih, agak bau amis , ada
buih
air jernih, agak bau amis , ada
buih
air jernih, agak bau amis , ada
buih
air jernih, agak bau amis , ada
buih

Mata

Sirip

5
merah
4
merah
8
merah
2
merah
6
merah
2
merah

norma
l
norma
l
norma
l
norma
l
norma
l
norma
l

5
merah
4
merah
8
merah
2
merah

norma
l
norma
l
norma
l
norma
l

Warna sisik

Pemeriksaan Biologis
Bernafa
pola renang
s

Respon

Mortalitas

normal

normal

normal

responsive

hidup semua

1 pucat

normal

normal

responsive

hidup semua

3 pucat

normal

normal

responsive

hidup semua

1 pucat

normal

normal

responsive

hidup semua

2 pucat

normal

normal

responsive

hidup semua

3 pucat

normal
normal

normal

responsive

hidup semua

normal

normal

normal

responsive

2 mati

1 pucat

normal

normal

responsive

hidup semua

3 pucat

normal

normal

responsive

1 mati

1 pucat

normal

normal

responsive

hidup semua

14

air jernih, agak bau amis , ada


50% buih
air jernih, agak bau amis , ada
kontrol buih
Hari ke - 3
air jernih , berbau amis, ada
10% sedikit buih
air jernih , berbau amis, ada
20% sedikit buih
air jernih , berbau amis, ada
30% sedikit buih
air agak keruh,berbau
40% amis,sedikit buih
air agak keruh,berbau
50% amis,sedikit buih
air agak keruh,berbau
kontrol amis,sedikit buih
Hari ke
-4
air agak keruh,berbau
10% amis,sedikit buih
air agak keruh,berbau
20% amis,sedikit buih
air agak keruh,berbau
30% amis,sedikit buih
air agak keruh,berbau
40% amis,sedikit buih
air agak keruh,berbau
50% amis,sedikit buih
kontrol air agak keruh,berbau

8
merah
2
merah

norma
l
norma
l

7
bening
2
merah
1
merah
tdk ada
6
merah
2
merah

norma
l
norma
l
norma
l
norma
l
norma
l
norma
l

1
merah
4
merah
1
merah
2
merah
6
merah
2

norma
l
norma
l
norma
l
norma
l
norma
l
norma

2 pucat

1 agak aktif

normal

responsive

3 pucat

normal

normal

responsive

hidup semua
2 mati (1 mati
diluar aquarium)

sedikit pucat

normal

normal

responsive

1 mati

sedikit pucat

normal

normal

responsive

hidup semua

sedikit pucat

normal

normal

responsive

1 mati

sedikit pucat

normal

normal

responsive

2 mati

sedikit pucat

tdak agresif

normal

responsive

1 mati

sedikit pucat

tdak agresif

normal

responsive

1 mati

normal

normal

responsive

hidup semua

normal

normal

responsive

1 mati

normal

normal

responsive

hidup semua

sedikit pucat

normal

normal

responsive

hidup semua

sedikit pucat
sedikit pucat

normal
2 lemah

normal
normal

responsive
responsive

1 mati
hidup semua

sedikit
pudar
sedikit
pudar
sedikit
pudar

15

amis,sedikit buih

merah

2
merah
3
merah
4
merah
2
merah
5
merah

norma
l
norma
l
norma
l
norma
l
norma
l

Hari ke
-5
air agak keruh,berbau
10% amis,sedikit buih
air agak keruh,berbau
20% amis,sedikit buih
air agak keruh,berbau
30% amis,sedikit buih
air agak keruh,berbau
40% amis,sedikit buih
air agak keruh,berbau
50% amis,sedikit buih

sedikit pucat

normal

normal

responsive

1 mati

sedikit pucat

normal

normal

responsive

hidup semua

sedikit pucat

normal

normal

responsive

hidup semua

sedikit pucat

normal

normal

responsive

2 mati

sedikit pucat

normal

normal

responsive

hidup semua

Hari ke - 1
Limbah

Pemeriksaan Fisik (Air)

Air jernih , tidak berbau, tidak


60% berbuih
Air jernih , tidak berbau, tidak
70% berbuih
Air jernih , tidak berbau, tidak
80% berbuih
Air jernih , tidak berbau, tidak
90% berbuih
Air jernih , tidak berbau, tidak
100% berbuih
Air jernih , tidak berbau, tidak
Kontrol berbuih

Mata

Sirip

Warna sisik

Pemeriksaan Biologis
pola renang
Bernafas

Respon

Mortalitas

5 merah

normal

normal

normal

normal

responsive

hidup semua

4 merah

normal

1 pucat

normal

normal

responsive

hidup semua

8 merah

normal

3 pucat

normal

normal

responsive

hidup semua

2 merah

normal

1 pucat

normal

normal

responsive

hidup semua

6 merah

normal

2 pucat

normal

normal

responsive

hidup semua

2 merah

normal

3 pucat

normal

normal

responsive

hidup semua

16

Hari ke - 2
60% air jernih, agak bau amis , ada buih
70% air jernih, agak bau amis , ada buih
80% air jernih, agak bau amis , ada buih
90% air jernih, agak bau amis , ada buih
100% air jernih, agak bau amis , ada buih
kontrol
air jernih, agak bau amis , ada buih
Hari ke - 3
air jernih , berbau amis, ada sedikit
60% buih
air jernih , berbau amis, ada sedikit
70% buih
air jernih , berbau amis, ada sedikit
80% buih
air agak keruh,berbau amis,sedikit
90% buih
air agak keruh,berbau amis,sedikit
100% buih
air agak keruh,berbau amis,sedikit
kontrol
buih
Hari ke
-4
air agak keruh,berbau amis,sedikit
60% buih
air agak keruh,berbau amis,sedikit
70% buih
air agak keruh,berbau amis,sedikit
80% buih

5 merah
4 merah
8 merah
2 merah
8 merah

normal
normal
normal
normal
normal

normal
1 pucat
3 pucat
1 pucat
2 pucat

normal
normal
normal
normal
normal
1 agak aktif

2 merah

normal

3 pucat

normal

normal

responsive

2 mati
hidup semua
1 mati
hidup semua
hidup semua
2 mati (1 mati diluar
aquarium)

7 bening

normal

sedikit pucat

normal

normal

responsive

1 mati

2 merah

normal

sedikit pucat

normal

normal

responsive

hidup semua

1 merah

normal

sedikit pucat

normal

normal

responsive

1 mati

tdk ada

normal

sedikit pucat

normal

normal

responsive

2 mati

6 merah

normal

sedikit pucat

tdak agresif

normal

responsive

1 mati

2 merah

normal

sedikit pucat

tdak agresif

normal

responsive

1 mati

1 merah

normal

sedikit pudar

normal

normal

responsive

hidup semua

4 merah

normal

sedikit pudar

normal

normal

responsive

1 mati

1 merah

normal

sedikit pudar

normal

normal

responsive

hidup semua

17

normal
normal
normal
normal
normal

responsive
responsive
responsive
responsive
responsive

air agak keruh,berbau amis,sedikit


90% buih
air agak keruh,berbau amis,sedikit
100% buih
air agak keruh,berbau amis,sedikit
kontrol
buih
Hari ke
-5
air agak keruh,berbau amis,sedikit
60% buih
air agak keruh,berbau amis,sedikit
70% buih
air agak keruh,berbau amis,sedikit
80% buih
air agak keruh,berbau amis,sedikit
90% buih
air agak keruh,berbau amis,sedikit
100% buih

2 merah

normal

sedikit pucat

normal

normal

responsive

hidup semua

6 merah

normal

sedikit pucat

normal

normal

responsive

1 mati

2 merah

normal

sedikit pucat

2 lemah

normal

responsive

hidup semua

2 merah

normal

sedikit pucat

normal

normal

responsive

1 mati

3 merah

normal

sedikit pucat

normal

normal

responsive

hidup semua

4 merah

normal

sedikit pucat

normal

normal

responsive

hidup semua

2 merah

normal

sedikit pucat

normal

normal

responsive

2 mati

5 merah

normal

sedikit pucat

normal

normal

responsive

hidup semua

18

1. Perhitungan LC50 pada limbah sebelum pengolahan


Tabel II.7. Mortalitas ikan pada limbah sebelum pengolahan
No

Konsentrasi

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

(%)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100

0 jam
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Mortalitas (%)
24 jam 48 jam 72 jam
20
30
30
0
10
20
0
10
10
0
0
10
0
10
10
0
20
30
10
30
50
0
10
20
0
10
20
0
20
20
10
20
20

96 jam
30
20
20
10
10
30
50
30
30
20
20

a. Perhitungan dengan log x


Tabel II.8. Perhitungan LC50 Pra pengolahan untuk uji pendahuluan
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Konsentrasi limbah
(%)
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100

Konsentrasi mortalitas
(%)
20
40
20
10
10
30
50
30
20
20

19

Log X
Sbg X
1.30103000
1.60205999
1.30103
1
1
1.47712125
1.69897
1.47712125
1.30103
1.30103

Probit
Sbg Y
4.16
4.76
4.16
3.72
3.72
4.48
5
4.48
4.16
4.16

Y = 1,7765x + 1,889
Maka
5 = 1,7765x + 1,889
X=

(51,7765)
1,889

X = 1,754694
LC50 = anti log x
= anti log 1,754694
= 56,38923%

b. Perhitungan dengan regresi linier


Tabel II.9 Data perhitungan persamaan regresi linear limbah sebelum pengolahan
No

Konsentrasi (%) (X)

96 jam

Probit (Y)

X2

X.Y

1
2
3
4
5
6
7

0
10
20
30
40
50
60

30
20
40
20
10
10
30

4,48
4,16
4,76
4,16
3,72
3,72
4,48

0
100
400
900
1600
2500
3600

0
41,6
95,2
124,8
148,8
186
268,8

20

8
9
10
11
Jumla
h

70
80
90
100

50
30
20
20

5
4,48
4,16
4,16

4900
6400
8100
10000

350
358,4
374,4
416

550

250

42,8

38500

2364

a. Mencari persamaan
y= a + bx
b=

n x . y ( x . y)
2
2
n x ( x )

b=

10. 2364(550.42,8)
2
10. 38500( 550 )
= 0,0012

a=

y b x
n

a=

42,8( 0,0012 ) .550


10
= 4,214

a. LC50
Untuk mencari LC50 maka nilai probit harus 5 atau nilai y = 5
Y= a + b x
5 = 4,214-0,0012x
x=

0,786
0,0012
X = 655%

Jadi, LC50 pada konsentrasi 655%


2. Perhitungan LC50 pada limbah setelah pengolahan
Tabel II.10. Mortalitas ikan pada limbah setelah pengolahan

21

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Konsentrasi
(%)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100

0 jam
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Mortalitas (%)
24 jam 48 jam 72 jam
20
30
30
20
40
40
0
0
10
10
20
20
0
20
20
0
10
20
0
0
10
10
20
40
0
0
10
0
0
20
10
10
30

96 jam
30
50
10
20
30
20
10
50
10
30
30

a. Perhitungan dengan log x


Tabel II.11. Perhitungan LC50 Post pengolahan untuk uji pendahuluan
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Konsentrasi limbah
(%)
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100

Konsentrasi mortalitas
(%)
50
10
20
30
20
10
50
10
30
30

22

Log X
Sbg X
1.69897
1
1.30103
1.47712125
1.30103
1
1.69897
1
1.47712125
1.477125

Probit
Sbg Y
5
3.72
4.16
4.48
4.16
3.72
5
3.72
4.49
4.48

Y = 1,7765x + 1,9059
Maka
5 = 1,7765x + 1,9059
X=

(51,7765)
1,9059

X = 1,741683
LC50

= anti log x

= anti log 1,741683


= 55,16747%

Tabel II.12. Data perhitungan persamaan regresi linear limbah setelah pengolahan
No

Konsentrasi (%) (X)

96 jam

Probit (Y)

X2

XY

1
2
3
4
5
6
7

0
10
20
30
40
50
60

30
50
10
20
30
20
10

4,48
5
3,72
4,66
4,48
4,16
3,72

0
100
400
900
1600
2500
3600

0
50
74,4
124,8
179,2
208
223,2

23

70
80
90
100
550

8
9
10
11
Jumlah

50
10
30
30
260

5
3,72
4,48
4,48
42,92

a. Mencari persamaan
y= a + bx
b=

n x . y ( x . y)
2
2
n x ( x )

b=

10. 2358,4(550.42,92)
2
10 . 38500 (550 )
= -0,00027

a=

y b x
n

a=

42,92(0,00027 ) .550
10

= 4,306
b. LC50
Untuk mencari LC50 maka nilai probit harus 5 atau nilai y = 5
Y= a + b x
5 = 4,306-(-0,00027)x
x=

0,694
0,00027
X = 2570%

Jadi, LC50 pada konsentrasi 655%

24

4900
6400
8100
10000
38500

350
297,6
403,2
448
2358,4

II.6. Pembahasan
Dalam

percobaan

pendahuluan

mendapatkan

hasil

pada

perhitungan log x pada pra pengolahan LC50 56,38923%, dan post


pengolahan sebesar 5,16747%. Sedangkan perhitungan regresi linear
LC50 -655% pada pra pengolahan

dan 2570% pada post, dengan

demikian percobaan sesungguhnya dapat dicari dengan range 5 dari hasil


percobaan pendahuluan, percobaan sesungguhnya ini dilakukan untuk
mencari nilai LC50 yang benar atau mendekati benar.
Namun dalam percobaan pendahuluan mendapatkan kendala
dimana hasil atau mortalitas ikan tidak seimbang sehingga menyebabkan
terjadinya rancu dalam analisa. Misalnya jumlah kematian ikan pada
kontrol mencapai 30%, sedangkan pada 10% limbah hanya mendapatkan
20% kematian. Dengan terjadinya hasil seperti ini banyak faktor
kemungkinan yang menyebabkan salah satunya belum dilakukan
aklimatisasi ikan, akan tetapi kita sebagai praktikan dapat belajar dan
memahami bagaimana mencari nilai LC50, dan faktor apa saja yang perlu
diperhatikan agar mendapat hasil yang lebih valid.
II.7. Kesimpulan
Dalam percobaan yang telah dilakukan maka didapatkan nilai
range percobaan pendahuluan 56,38923%, atau -655% untuk pra
pengolahan, dan 5,16747% atau 2570% untuk post, dengan demikian
dapat dilakukan untuk percobaan selanjutnya yaitu uji sesungguhnya.

25

MATA ACARA III


PENGOLAHAN LIMBAH CAIR LABORATORIUM UNTUK PENGUJIAN
SESUNGGUHNYA UNTUK UJI JAR TEST
SERTA KOAGULASI-FLOKULASI

III.1. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat melakukan uji jar test sebelum melakukan
pengolahan limbah cair dengan metode koagulasi flokulasi.
2. Agar mahasiswa mengetahui cara menentukan dosis yang akan
digunakan pada suatu limbah untuk diperlakukan dengan koagulasi
flokulasi.

III.2. Dasar Teori


Banyak cara atau teknologi pengolahan pengolahan air limbah (waste
water treatment) baik dengan pengolahan secara biologis, chemis, maupun hanya
secara fisik. Ketiga cara pengolahan tersebut masing masing memiliki kelebihan
dan kekurangan. Untuk itu dalam penentuan proses atau teknik pengolahan, ada
beberapa faktor yang mempengaruhinya,diantaranya :
1. Karakteristik air limbah ( air baku )
2. Kualitas effluent atau hasil pengolahan yang diinginkan
3. Luas lahan yang tersedia
4. Biaya yang tersedia
Keempat faktor tersebut sangat mempengaruhi dalam pemilihan teknologi
pengolahan air limbah. Sebelum melakukan pengolahan limbah secara koagulasi
dan flokulasi kita perlu melakukan jar test. Jar test merupakan metode untuk
mengetahui kinerja dan proses koagulasi floklasi secara simulasi dengan skkala
laboratorium, selain itu jar test berfungsi menentukan dosis optimal dari koagulan
Al2SO4, NaOH, dan Sperflok yang akan digunakan dalam proses pengolahan.

26

Kemudian setelah kita mengetahui dosis optimum dari masingmasing bahan, kita bisa menghitung volume dari instalasi pengolahan dan
menentukan debit yang akan digunakan sesuai dengan waktu tinggal.

III.3. Alat dan Bahan


1. Turbidimeter
2. Spectrofotometer
3. Erlenmeyer
4. Beakerglass
5. Pengaduk rpm
6. Magnetic stirrer
7. Kertas pH
8. Limbah cair industri
9. Al2SO4 4%
10. NaOH 1%
11. Superflok 0,2%
12. Aquadest

III.4. Cara Kerja


a. Pengolahan limbah dengan metode Jar test
1. Sample limbah cair laboraturium yang belum diolah dari IPAL
Laboraturium diambil sebanyak 5 liter
2. Air limbah disiapkan sebanyak 1000 ml.
3. pH limbah diukur, apabila limbah masih normal, limbah
ditambahkan dengan larutan NaOH hingga pH 10, dan dicatat
penambahan NaoH optimum.
4. Selanjutnya diaduk dengan pengaduk rpm dengan kecepatan 500
rpm selama 2 menit dan ditambahkan Al2SO4, dengan variasi 1ml,
2ml, 3ml, 4ml, 5ml.
27

5. Kemudian dilakukan pengadukan lambat selama 5 menit sebesar


250 rpm, dan ditambahkan superflok 0,2% 1ml.
6. Setelahnya, masing-masing beacker glass di diamkan hingga
limbah mengendap, dan setelah mengendap diukur kekeruhannya.
7. Dari sini di dapatkan hasil, banyaknya NaoH, Superflok, dan
Al2SO4, yang paling optimal mengendapkan limbah.
8. Selanjutnya dilakukan pemeriksaaan pH, suhu, TDS, kekeruhan,
BOD, COD, SS, dan phospat.
b. Pengolahan limbah dengan metode koagulasi-flokulasi
1. Masing-masing kebutuhan bahan (Al2SO4, NaOH, Superflok)
dihitung ,disesuaikan dengan dosis optimum dan volume limbah.
2. Volume limbah dapat dihitung dengan dimensi yang dihitung dari
unit pengolahan.
3. Setelah itu Al2SO4, NaOH, dan Superflok dimasukan kedalam unit
koagulasi-flokulasi yang sudah diisi air limbah pada unti IPAL.
4. Kecepatan pengadukan diukur dengan tachometer.
5. Debit yang keluar diatur disesuaikan dengan waktu tinggal.
6. Setelah itu, air sampel diambil dan digunakan sebagai uji
pendahuluan.

III.5. Hasil
a. Uji jar tes
Tabel III.1 hasil pengukuran kekeruhan pada penambahan Al2SO4
No

Tawas (ml)

pH

1
2
3
4
5
6

1
2
3
4
5
6

7
7
7
7
7
7

Dosis optimum :
1. NaOH 1%
= 1 ml
2. Superflok 0,2% = 1 ml
3. Al2SO4 1%
= 6 ml

28

Kekeruhan(NTU
)
1,8
3,8
1,6
0,9

b. Perhitungan kebutuhan media untuk proses koagulasi-flokulasi


pada unit IPAL

1. Volume limbah
V = V1 (tabung) + V2 (kerucut)
= ( r 2 .t1) + {1/3. 3,14. (0.27m)2. 0,3m}
V = {3,14 (0,69m)2 1 m} + {1/3. 3,14. (0,27m)2 0,3m}
= 1,495 m3 + 0,022 m3
= 1,517 m3
= 1517 liter
2. Kebutuhan NaOH 1% = Dosis optimum (ml) X Vol. Limbah
200 ml sampel
1 ml

x 1575 liter
200 ml
= 7,585 liter
3. Kebutuhan Al2SO4 1% = Dosis optimum (ml) X Vol. Limbah
200 ml sampel
6 ml

x 1575 liter
200 ml
= 45,51 liter
4. Kebutuhan Superflok 0,2% = Dosis optimum (ml) X Vol. Limbah
200 ml sampel
1 ml

x 1575 liter
200 ml
= 7,585 liter
5. Debit yang digunakan

Vol. Limbah = 1517 liter

Waktu tinggal yang digunakan = 68 jam


Ket :
Proses dilaksanakan pada hari jumat pukul 14.00 dan

pengambilan efluent dilakukan pada hari senin pukul 09:00.


Volume
Q
waktu tinggal
1517 l
=
x 1000 ml / liter x 1 jam/60 menit x 1 menit/ 60
68 jam
detik
= 4,9 ml/det.

29

III.6. Pembahasan
Pada uji jartest untuk uji sesungguhnya di dapatkan hasil yang optimal,
penambahan tawas 1% dengan variasi 1-6 ml, maka setelah dilakukannya proses
pengukuran kekeruhan pada masing-masing variasi yang ditentukan yaitu 6 ml
sedangkan untuk NaOH 1 ml dan untuk superflok 0,2 % 1 ml. Setelah hasil
perhitungan dosis optimum yang akan digunakan akan digunakan pada proses
koagulasi flokulasi maka volume limbah yang ada pada unit IPAL laboratorium
dihitung dan dihasilkan volume limbah sebesar 1517 liter dan kemudian
diperhitungkan kebutuhan koagulan yang akan digunakan dan setelah dilakukan
perhitungan kebutuhan koagulan, dan dihasilkan kebutuhan koagulan untuk
mengolah limbah sebesar 1517 liter yaitu :
NaOH 1% =7,585 liter, Tawas = 45,51 liter, Superflok= 7,585 liter.
Kemudian masing-masing koagulan dimasukan pada

unit

koagulasi-flokulasi IPAL, dan debit yang digunakan adalah sebesar 70,2


ml/det. Pada proses sedimentasi, aerasi dan bioremediasi tidak
berpengaruh pada proses penjernihan air, saat diambil air pada output
akhir masih banyak flok-flok yang tidak mengendap. Namun saat air
sampel yang diambil langsung pada output bak koagulasi-flokulasi airnya
lebih bersih. Hal ini disebabkan pada masing-masing bak kotor dan tidak
dibersihkan.

III.7. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan maka didapat dosis optimum dari
masing-masing bahan yang digunakan dari hasil jar test adalah :

Al2SO4 1%
= 6 ml

NaOH 1%
= 1 ml

Superflok 0,2%
= 1 ml
Pada jar test didapatkan dosis optimum dalam pengolahan limbah
laboratorium sebanyak 1517 liter adalah :
Al2SO4 1%
= 45,51 liter
NaOH 1%
= 7,585 liter
Superflok 0,2%
= 7,585 liter
Dan dengan debit yang digunakan adalah sebesar 4,9 ml/ det.

30

31

MATA ACARA IV
UJI TOKSISITAS SESUNGGUHNYA

IV.1. Tujuan
Untuk mengetahui LC50 pada uji toksisitas sesungguhnya.

IV.2. Dasar Teori


Penelitian pengujian tingkat toksik suatu bahan biasanya dinyatakan
dengan Lethal Dosage (LD50) untuk bahan yang bersifat padat sedangkan uji
toksisitas dengan menggunakan bahan toksik cair yang mengukur besarnya dosis
atau konsentrasi sehingga dapat membunuh 50% hewan uji Lethal Concentration50 (LC50). Bila suatu zat mempunyai waktu paruh biologi yang sangat tinggi
diberikan pada organisme dalam jangka waktu yang lama dengan sendirinya dapat
terjadi akumulasi dalam organisme dalam konsentrasi yang rendah, ini terjadi
terutama pada zat lipofil dan sulit dibiotransformasi seperti DTT, aldrin, dieldrin
atau turunan difenil terklorinasi.
Pelaksanaan uji toksisitas suatu bahan uji dapat dilakukan dengan
menggunakan salah satu dari empat cara berikut:
1.

Teknik statik: larutan atau media uji ditempatkan pada suatu bejana uji

dan digunakan selama waktu uji tanpa diganti.


2. Teknik resirkulasi: larutan atau media uji tidak diganti selama waktu uji
namun diresirkulasi dari suatu bejana uji ke bejana lain kembali ke bejana
uji dengan maksud memberi aerasi, filtrasi dan atau sterilisasi.
3. Teknik diperbaharui: setiap 24 jam hewan uji dipindahkan ke larutan uji
4.

yang baru dan sama serta tetap konsentrasinya dengan larutan sebelumnya.
Teknik mengalir; larutan uji dialirkan masuk maupun keluar dari bejana
uji selama masa uji.
Untuk meneliti berbagai efek yang berhubungan dengan masa pejanan,

penelitian toksikologi menurut Frank C. Lu (1995) dibagi dalam:


1.

Uji toksisitas akut, dilakukan dengan memberikan zat toksik yang sedang
diuji sebanyak 1 kali atau beberapa kali dalam jangka waktu 24 jam.

32

2.

Uji toksisitas jangka pendek (penelitian sub akut atau sub kronik),
dilakukan dengan memberikan bahan toksik berulang-ulang biasanya
setiap hari atau 5 kali seminggu, selama jangka waktu kurang lebih 10%

dari masa hidup hewan.


3. Uji toksisitas jangka panjang, dilakukan dengan memberikan zat kimia
berulang-ulang selama masa hidup hewan percobaan atau

sekurang-

kurangnya sebagian dari masa hidupnya.

IV.3. Alat dan Bahan


1. Aquarium
2. Aerator
3. Jerigen
4. Jaring ikan
5. Air sumur
6. Air limbah
7. Beaker glass
8. Gayung
9. Ember
10. Limbah sebelum diolah (pra)
11. Limbah setelah diolah (post)
12. Ikan uji (ikan nila)

IV.4. Cara Kerja


1. air sumur diambil dengan jerigen.
2. air limbah diambil menggunakan jerigen.
3. Air sumur dan air limbah dimasukan kedalam aquarium, sesuai dengan
konsentrasi: 51%, 52%, 53%, 54%, 55%, 56%, 57%, 58%, 59%, 60% dan
66%, 67%, 68%, 69%, 70%, 71%, 72%, 73%, 74%, 75%.
4. Ikan 10 ekor dimasukan setiap bak aquarium.
5. Diamati selama 4 hari kaitannya dengan: warna ikan,air keruh,air
jernih,morfologi(mata merah),mata normal,mata normal,jumlah ikan mati.
6. Kemudian ikan yang mati dikonversi ke probit dan dihitung LC50 nya.

a) Pemeriksaan COD

33

a. Vial disiapkan ke dalam tabung reaksi yang tersusun atas 1 mL


K2Cr2O7 0,25 N, sepucuk sendok (+ 1 mg) dan 3 mL H 2SO4 pro
COD.
b. 2 mL sampel limbah cair dimasukkan ke dalam vial yang telah
tersedia.
c. Campuran

digojog

sampai

homogen

kemudian

dipanaskan

menggunakan COD reaktor pada suhu 150oC selama 2 jam.


d. Didinginkan sampai suhu kamar.
e. Sampel diperiksa menggunakan spektrofotometer.

b) Pemeriksaan BOD
a. Persiapan contoh uji
1) Sampel yang telah diambil disediakan.
2) 1000 mL sampel diukur secara duplo dan dimasukkan ke dalam
gelas piala 2000 mL.
3) Apabila sampel bersifat asam atau basa maka dinetralkan
terlebih dahulu menggunakan NaOH 0,1 N atau H2SO4 0,1 N
sampai pH-nya antara 6,5 7,5.
4) Apabila sampel mengandung sisa klor (Cl2) maka Na2SO3 0,0025
N ditambahkan sampai semua Cl2 hilang.
5) Apabila sampel tidak mengandung mikroorganisme pengurai
maka 1000 mL larutan pengencer ditambahkan sehingga
pengenceran dilakukan 2 kali.
6) Apabila sampel diperkirakan mempunyai kadar BOD lebih dari 6
mg/L maka sampel diencerkan dengan larutan pengencer
sehingga kadar BOD mnejadi antara 3-6 mg/L.

34

7) Sampel dan pengencer diaerasi dengan menggunakan aerator


selama 10 menit sampai oksigen terlarutnya 7-8 mg/L.
8) Sampel dan pengencer dimasukkan ke dalam botol BOD 300 mL
sampai meluap kemudian ditutup.

b. Pengujian kadar BOD


1) Sampel yang telah disiapkan diambil.
2) 1 mL MnSO4 dan 1 mL iodide azida dengan ujung pipet tepat
diatas permukaan larutan ditambahkan ke dalam sampel.
3) Botol BOD ditutup segera dan dihomogenkan hingga gumpalan
sempurna terbentuk.
4) Gumpalan dibiarkan mengendap 5-10 menit.
5) 1 mL H2SO4 pekat ditambahkan kemudian tutup kembali botol
BOD hingga endapan larut sempurna.
6) 50 mL sampel dipipet dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 150
mL.
7) Sampel yang telah diambil tersebut dititrasi dengan Na2S203
dengan indikator amilum sampai warna biru tepat hilang.
8) Perlakuan yang sama juga dilakukan terhadap sampel yang telah
diinkubasi dalam inkubator BOD setelah 5 hari.
9) Hasilnya dicatat lalu dilakukan perhitungan.

c. Pemeriksaan fosfat
1) Spektrofotometer dilakukan pemrograman untuk mengukur
kadar fosfat.
2) Cuvet diisi dengan 10 mL sampel.

35

3) Ampul Phos ver 3 Phosphat powder pillow ditambahkan dan


digojog sampai homogen selama 15 detik.
4) Sampel dibiarkan selama 2 menit agar dapat bereaksi sempurna
memunculkan komplemen warna.
5) Sampel cell kedua diisi dengan 10 mL sampel.
6) Spektrofotometer dilakukan pengaturan menggunakan botol
blangko, kemudian botol blangko dikeluarkan dan dilakukan
pengukuran terhadap sampel sebenarnya yang ingin diketahui
nilai kadar fosfatnya.

IV.5. Hasil

36

Data Biologis pra pengolahan pada uji pendahuluan


Tabel IV.1. Data pengamatan uji sesungguhnya hari ke 1 pada limbah sebelum pengolahan
No Parameter

Variasi Konsentrasi (%)


kontrol
cerah

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

1.

Warna ikan

2.

Air tidak
bau

amis

amis

amis

amis

amis

amis

amis

amis

amis

amis

3.

Air jernih

Jernih

jernih

jernih

jernih

jernih

jernih

keru
h

keruh

keruh

keruh

keruh

4.

Mata merah

6 ekor

8 ekor

6 ekor

5 ekor

8 ekor

9 ekor

7 ekor

6 ekor

6 ekor

5.

normal

6.

Pernafasan
normal
Pola renang

5
ekor

normal

7.

Mortalitas

37

Tabel IV.2. Data pengamatan uji sesungguhnya hari ke 2 pada limbah sebelum pengolahan
No Parameter

Variasi Konsentrasi (%)


kontrol
cerah

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Air tidak
bau

amis

amis

amis

amis

amis

amis

amis

amis

amis

amis

3.

Air jernih

Jernih

jernih

jernih

jernih

jernih

Jernih

keru
h

keruh

keruh

keruh

keruh

4.

Mata merah

7 ekor

8 ekor

6 ekor

5 ekor

9 ekor

9 ekor

8 ekor

8 ekor

9 ekor

5.

normal

6.

Pernafasan
normal
Pola renang

8
ekor

normal

x
5 ekor

x7
ekor

7.

Mortalitas

x
2 ekor
0

1.

Warna ikan

2.

38

Tabel IV.3. Data pengamatan uji sesungguhnya hari ke 3 pada limbah sebelum pengolahan
No Parameter

Variasi Konsentrasi (%)


kontrol
cerah

10

20

30

40

50

60
puca
t

70
pucat

80
pucat

90
pucat

100
pucat

Air tidak
bau

amis

amis

amis

amis

amis

amis

amis

amis

amis

amis

3.

Air jernih

Jernih

jernih

jernih

jernih

jernih

Jernih

berb
uih

berbuih

berbui berbuih
h

berbuih

4.

Mata merah

7 ekor

8 ekor

6 ekor

5 ekor

9 ekor

9 ekor

9 ekor

8 ekor

9 ekor

5.

normal

6.

Pernafasan
normal
Pola renang

10
ekor

normal

x
5 ekor

x
7 ekor

7.

Mortalitas

x
2 ekor
0

1.

Warna ikan

2.

39

Tabel IV.4. Data pengamatan uji sesungguhnya hari ke 4 pada limbah sebelum pengolahan
No Parameter

Variasi Konsentrasi (%)


kontrol
cerah

10

20

30

40

50

60
puca
t

70
pucat

80
pucat

90
pucat

100
pucat

Air tidak
bau

amis

amis

amis

amis

amis

amis

amis

amis

amis

amis

3.

Air jernih

Jernih

jernih

jernih

jernih

jernih

Jernih

berb
uih

berbuih

berbui berbuih
h

berbuih

4.

Mata merah

7 ekor

8 ekor

6 ekor

5 ekor

9 ekor

9 ekor

9 ekor

8 ekor

9 ekor

5.

normal

6.

Pernafasan
normal
Pola renang

10
ekor

normal

x
5 ekor

x
7 ekor

7.

Mortalitas

x
2 ekor
0

1.

Warna ikan

2.

40

Tabel IV.5. Data pengamatan uji sesungguhnya limbah setelah pengolahan


Hari ke - 1
Limbah

Pemeriksaan Fisik (Air)

Air jernih
50% berbuih
Air jernih
51% berbuih
Air jernih
52% berbuih
Air jernih
53% berbuih
Air jernih
54% berbuih
Air jernih
kontrol berbuih
Hari ke - 2

, tidak berbau, tidak


, tidak berbau, tidak
, tidak berbau, tidak
, tidak berbau, tidak
, tidak berbau, tidak

Mata
5
merah
5
merah
5
merah
9
merah
8
merah

Pemeriksaan Biologis
pola
Warna sisik
Bernafas
renang

Sirip

Respon

Mortalitas

normal

normal

normal

normal

responsive

hidup semua

normal

normal

normal

normal

responsive

hidup semua

normal

normal

normal

normal

responsive

hidup semua

normal

normal

normal

normal

responsive

hidup semua

normal

normal

normal

normal

responsive

hidup semua

normal

normal

normal
normal

normal

responsive

hidup semua

normal

normal

normal

normal

responsive

hidup semua

normal

normal

normal

normal

responsive

hidup semua

normal

normal

normal

normal

responsive

hidup semua

normal

normal

normal

normal

responsive

hidup semua

normal

normal

normal

normal

responsive

hidup semua

, tidak berbau, tidak

50% air jernih, agak bau amis , ada buih


51% air jernih, agak bau amis , ada buih
52% air jernih, agak bau amis , ada buih
53% air jernih, agak bau amis , ada buih
54% air jernih, agak bau amis , ada buih

6
merah
8
merah
9
merah
7
merah
6
merah

41

kontrol air jernih, agak bau amis , ada buih


Hari ke - 3
air jernih , berbau amis, ada sedikit
50% buih
air jernih , berbau amis, ada sedikit
51% buih
air jernih , berbau amis, ada sedikit
52% buih
air agak keruh,berbau amis,sedikit
53% buih
air agak keruh,berbau amis,sedikit
54% buih
air agak keruh,berbau amis,sedikit
55% buih
Hari ke
-4
air agak keruh,berbau amis,sedikit
50% buih
air agak keruh,berbau amis,sedikit
51% buih
air agak keruh,berbau amis,sedikit
52% buih
air agak keruh,berbau amis,sedikit
53% buih
air agak keruh,berbau amis,sedikit
54% buih
air agak keruh,berbau amis,sedikit
kontrol buih
Hari ke
-5

5
merah
5
merah
9
merah
9
merah
6
merah

5
merah
5
merah
9
merah
9
merah
6
merah

normal

normal

normal

normal

responsive

hidup semua

normal

sedikit pucat

normal

normal

responsive

3 mati

normal

pucat

normal

normal

responsive

1 mati

normal

sedikit pucat

normal

normal

responsive

hidup semua

normal

sedikit pucat

normal

normal

responsive

hidup semua

normal

sedikit pucat

normal

normal

responsive

hidup semua

normal

sedikit pucat

normal

normal

responsive

normal

sedikit pudar

normal

normal

responsive

hidup semua

normal

sedikit pudar

normal

normal

responsive

hidup semua

normal

sedikit pudar

normal

normal

responsive

hidup semua

normal

sedikit pucat

normal

normal

responsive

hidup semua

normal

sedikit pucat

normal

normal

responsive

hidup semua

normal

sedikit pucat

normal

normal

responsive

hidup semua

42

air agak
50% buih
air agak
51% buih
air agak
52% buih
air agak
53% buih
air agak
54% buih
air agak
55% buih

keruh,berbau amis,sedikit
keruh,berbau amis,sedikit
keruh,berbau amis,sedikit
keruh,berbau amis,sedikit
keruh,berbau amis,sedikit

5
merah
5
merah
9
merah
9
merah
6
merah

normal

sedikit pucat

normal

normal

responsive

hidup semua

normal

sedikit pucat

normal

normal

responsive

1 mati

normal

sedikit pucat

normal

normal

responsive

hidup semua

normal

sedikit pucat

normal

normal

responsive

hidup semua

normal

sedikit pucat

normal

normal

responsive

hidup semua

normal

sedikit pucat

normal

normal

responsive

hidup semua

keruh,berbau amis,sedikit

Hari ke 1
Limbah

Pemeriksaan Fisik (Air)

Air jernih
50% berbuih
Air jernih
51% berbuih
Air jernih
52% berbuih
Air jernih
53% berbuih
54% Air jernih

Pemeriksaan Biologis
pola
Warna sisik
Bernafas
renang

Mata

Sirip

Respon

Mortalitas

5 merah

normal

normal

normal

normal

responsive

hidup semua

5 merah

normal

normal

normal

normal

responsive

hidup semua

5 merah

normal

normal

normal

normal

responsive

hidup semua

9 merah
8 merah

normal
normal

normal
normal

normal
normal

normal
normal

responsive
responsive

hidup semua
hidup semua

, tidak berbau, tidak


, tidak berbau, tidak
, tidak berbau, tidak
, tidak berbau, tidak
, tidak berbau, tidak

43

kontrol
Hari ke 50%
51%
52%
53%
54%
kontrol
Hari ke 50%
51%
52%
53%
54%
55%

berbuih
Air jernih , tidak berbau, tidak
berbuih
2
air jernih, agak bau amis , ada
buih
air jernih, agak bau amis , ada
buih
air jernih, agak bau amis , ada
buih
air jernih, agak bau amis , ada
buih
air jernih, agak bau amis , ada
buih
air jernih, agak bau amis , ada
buih
3
air jernih , berbau amis, ada
sedikit buih
air jernih , berbau amis, ada
sedikit buih
air jernih , berbau amis, ada
sedikit buih
air agak keruh,berbau
amis,sedikit buih
air agak keruh,berbau
amis,sedikit buih
air agak keruh,berbau
amis,sedikit buih

normal

normal

normal
normal

normal

responsive

hidup semua

6 merah

normal

normal

normal

normal

responsive

hidup semua

8 merah

normal

normal

normal

normal

responsive

hidup semua

9 merah

normal

normal

normal

normal

responsive

hidup semua

7 merah

normal

normal

normal

normal

responsive

hidup semua

6 merah

normal

normal

normal

normal

responsive

hidup semua

normal

normal

normal

normal

responsive

hidup semua

5 merah

normal

sedikit
pucat

normal

normal

responsive

3 mati

5 merah

normal

normal

normal

responsive

1 mati

9 merah

normal

normal

normal

responsive

hidup semua

9 merah

normal

normal

normal

responsive

hidup semua

6 merah

normal

normal

normal

responsive

hidup semua

normal

normal

responsive

pucat
sedikit
pucat
sedikit
pucat
sedikit
pucat
sedikit
pucat

normal

44

Hari ke
-4
air agak keruh,berbau
50% amis,sedikit buih
air agak keruh,berbau
51% amis,sedikit buih
air agak keruh,berbau
52% amis,sedikit buih
air agak keruh,berbau
53% amis,sedikit buih
air agak keruh,berbau
54% amis,sedikit buih
air agak keruh,berbau
kontrol amis,sedikit buih
Hari ke
-5
air agak keruh,berbau
50% amis,sedikit buih
air agak keruh,berbau
51% amis,sedikit buih
air agak keruh,berbau
52% amis,sedikit buih
air agak keruh,berbau
53% amis,sedikit buih
air agak keruh,berbau
54% amis,sedikit buih
air agak keruh,berbau
55% amis,sedikit buih

5 merah

normal

5 merah

normal

9 merah

normal

9 merah

normal

6 merah

normal

sedikit
pudar
sedikit
pudar
sedikit
pudar
sedikit
pucat
sedikit
pucat
sedikit
pucat

normal

5 merah

normal

5 merah

normal

9 merah

normal

9 merah

normal

6 merah

normal

sedikit
pucat
sedikit
pucat
sedikit
pucat
sedikit
pucat
sedikit
pucat
sedikit
pucat

normal

45

normal

normal

responsive

hidup semua

normal

normal

responsive

hidup semua

normal

normal

responsive

hidup semua

normal

normal

responsive

hidup semua

normal

normal

responsive

hidup semua

normal

normal

responsive

hidup semua

normal

normal

responsive

hidup semua

normal

normal

responsive

1 mati

normal

normal

responsive

hidup semua

normal

normal

responsive

hidup semua

normal

normal

responsive

hidup semua

normal

normal

responsive

hidup semua

1. Perhitungan LC50 pada limbah sebelum pengolahan


Tabel IV.1. Mortalitas ikan pada limbah sebelum pengolahan
No

Konsentrasi

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

(%)
0
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60

0 jam
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Mortalitas (%)
24 jam 48 jam 72 jam
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

96 jam
50
0
0
10
10
10
10
10
0
20
0

a. Perhitungan dengan log x


Tabel IV.2. Perhitungan LC50 Pra pengolahan untuk uji sesungguhnya
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Konsentrasi limbah
(%)
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60

Konsentrasi mortalitas
(%)
0
0
10
10
10
10
10
0
20
0

45

Log X
Sbg X
#NUM!
#NUM!
1
1
1
1
1
#NUM!
1.30103
#NUM!

Probit
Sbg Y
0
0
3.72
3.72
3.72
3.72
3.72
0
4.16
0

Y = 3,5409x + 0,00498
Maka
5 = 3,5409x + 0,00498
X=

(50,00498)
3,5409

X = 1,398006
LC50 = anti log x
= anti log 1,398006
= 25,00381%
Tabel IV.3. Data perhitungan persamaan regresi linear limbah sebelum pengolahan
No

Konsentrasi (%) (X)

96 jam

Probit (y)

X2

XY

1
2
3
4
5
6
7
8
9

0
51
52
53
54
55
56
57
58

50
0
0
10
10
10
10
10
0

0
0
0
3,72
3,72
3,72
3,72
3,72
0

0
2601
2704
2809
2916
3025
3136
3249
3364

0
0
0
197,16
200,88
204,6
208,32
212,04
0

46

10
59
11
60
Jumla
555
h
a. Mencari persamaan

20
0

4,16
0

3481
3600

245,44
0

70

22,76

30885

1268,44

y= a + bx
n xy ( x . y )
b=
2
2
n x ( x )
b=

10. 1268,44(555.22,76)
2
10 .30885( 555 )
= 0,064

y b x
n
22,76( 0,064 ) .555
a=
10
= -1,276
a=

b. LC50
Untuk mencari LC50 maka nilai probit harus 5 atau nilai y = 5
Y= a + b x
5 = (-1,276)-0,064x
x=

6,276
0,064
X = 98,06%

Jadi, LC50 pada konsentrasi 98,06%


2. Perhitungan LC50 pada limbah setelah pengolahan
Tabel IV.5. Mortalitas ikan pada limbah setelah pengolahan
No
1
2
3
4

Konsentrasi
(%)
0
50
51
52

0 jam
0
0
0
0

Mortalitas (%)
24 jam 48 jam 72 jam
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

47

96 jam
50
30
10
10

5
6
7
8
9
10
11

53
54
55
56
57
58
59

0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0

0
0
10
10
0
20
0

a. Perhitungan dengan log x


Tabel IV.6. Perhitungan LC50 Post pengolahan untuk uji sesungguhnya
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Konsentrasi limbah
(%)
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59

Konsentrasi mortalitas
(%)
30
10
10
0
0
10
10
0
20
0

Y = 3,51317x + 0,0354
Maka

48

Log X
Sbg X
1.47712125
1
1
#NUM!
#NUM!
1
1
#NUM!
1.30103
#NUM!

Probit
Sbg Y
4.48
3.72
3.72
0
0
3.72
3.72
0
4.16
0

5 = 3,51317x + 0,0354
X=

(50,0354)
3,51317

X = 1,746153
LC50

= anti log x

= anti log 1,746153


= 25,4522%

Tabel IV.7. Data perhitungan persamaan regresi linear limbah setelah pengolahan
No

Konsentrasi (%) (x)

96 jam

Probit (y)

x2

X.y

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Jumla

0
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59

50
30
10
10
0
0
10
10
0
20
0

0
4,48
3,72
3,72
0
0
3,72
3,72
0
4,16
0

0
2500
2601
2704
2809
2916
3025
3136
3249
3364
3481

0
224
189,72
193,44
0
0
204.6
208,32
0
241,28
0

545

90

23,52

29785

1056,76

a. Mencari persamaan
y= a + bx
b=

n xy ( x . y )
2
2
n x ( x )

49

b=

10. 1056,76(545.23,56)
2
10 . 29785 (545 )
= -2,728

a=

y b x
n

a=

23,52(2,728 ) .545
10
= -349,68

b. LC50
Untuk mencari LC50 maka nilai probit harus 5 atau nilai y = 5
Y= a + b x
5 = (-349,68)-(-2,728)x
x=

354,68
2,728
X = 130%

Jadi, LC50 pada konsentrasi 130%


Tabel V.5. Data pengujian Disolved Oxygen

DO segera
DO 5hari
Pengencer

Sebelum pengolahan
Setelah Pengolahan
Sebelum pengolahan
Setelah Pengolahan
Sebelum pengolahan
Setelah Pengolahan

DO (mg/L)
0,4
0,4
0,5
0,4
0,5
0,6

2. Perhitungan BOD
a. Pengenceran 50 x (sebelum pengolahan)
BOD = (DO segera DO 5 hari) x pengenceran
BOD = (0,4 0,5) x 50 = -5 mg/Liter
b. Pengenceran 10 x (setelah pengolahan)

50

BOD = (DO segera DO 5 hari) x pengenceran


BOD = (0,4 0,4) x 10 = 0 mg/liter

IV.6. Pembahasan
Dalam percobaan sesungguhnya mendapatkan LC50 98,06% pada
pra pengolahan

dan 130% pada post, dengan demikian percobaan

sesungguhnya dapat dicari dengan range 5 dari hasil percobaan


pendahuluan, percobaan sesungguhnya ini dilakukan untuk mencari nilai
LC50 yang benar atau mendekati benar.
Namun dalam percobaan sesungguhnya mendapatkan kendala
dimana hasil atau mortalitas ikan tidak seimbang sehingga menyebabkan
terjadinya rancu dalam analisa. Misalnya jumlah kematian ikan pada
kontrol mencapai 50%, sedangkan pada 50% limbah hanya mendapatkan
30% kematian. Dengan terjadinya hasil seperti ini banyak faktor
kemungkinan yang menyebabkan salah satunya belum dilakukan
aklimatisasi ikan, akan tetapi kita sebagai praktikan dapat belajar dan
memahami bagaimana mencari nilai LC50, dan faktor apa saja yang perlu
diperhatikan agar mendapat hasil yang lebih valid.

IV.7. Kesimpulan
Dalam percobaan yang telah dilakukan maka didapatkan nilai
range percobaan pendahuluan 98,06% untuk pra pengolahan, dan 130%
untuk post.

51

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2014.Diktat Petunjuk Praktikum Toksikologi Lingkungan.Yogyakarta:
IST AKPRIND Yogyakarta
http://cindyrahmah2.blogspot.com/2013/03/uji-toksisitas-limbah-deterjenterhadap_25.html

52

Anda mungkin juga menyukai