SISTEM KARDIOVASKULER
I.
TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu :
Menjelaskan
pengertian
tekanan
darah
dan
faktor-faktor
yang
mempengaruhinya.
II.
TEORI DASAR
Sistem sirkulasi teridiri dari tiga komponen dasar:
a.
Jantung, yang berfungsi sebagai pemompa yang melakukan tekanan
terhadap darah agar dapat mengalir ke jaringan.
b.
Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar darah
dapat didistribusikan ke seluruh tubuh.
c.
Darah, berfungsi sebagai media transportasi segala material yang akan
didistribusikan ke seluruh tubuh.
Sistem peredaran darah atau
sistem
kardiovaskular
adalah
suatu
sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga
menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis). Ada dua jenis
sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka, dan sistem peredaran
darah tertutup. sistem peredaran darah,yang merupakan juga bagian dari kinerja
jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk. Sistem ini
menjamin
kelangsungan
hidup
organisme,
didukung
oleh
metabolisme
setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan
tubuh.
Tekanan darah
Tekanan darah adalah daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap
satuan luas dinding pembuluh (Guyton,2006). Tekanan darah merujuk kepada
tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa
oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan
mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut 120 /80 mmHg.Nomor
atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung,
dan
disebut
tekanan sistole.
Nomor
bawah
(80)
menunjukkan
tekanan
saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat
yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat istirahat dan dalam
keadaan duduk atau berbaring (Frandson, 1992).
Gambar 1.2 Fenomena yang terjadi saat siklus jantung (Saladin, 2003)
3. Pompa ventrikuler (ventricular ejection)
Pompa darah keluar jantung dimulai ketika tekanan dalam ventrikel
melampaui tekanan arterial, sehingga katup semilunaris terbuka. Harga
tekanan puncak adalah 120 mmHg pada ventrikel kiri dan 25 mmHg pada
ventrikel kanan. Darah yang keluar jantung saat pompa ventrikuler dinamakan
Stroke Volume (SV), yang besarnya sekitar 54% dari EDV. Sisa darah yang
tertinggal disebut End Systolic Volume (ESV); dengan demikian SV = EDV
ESV
4. Relaksasi isovolumetrik (isovolumetric relaxation)
Awal dari diastole ventrikuler, yakni saat mulai terjadinya repolarisasi. Fase
ini juga disebut sebagai fase isovolumetrik, karena katup AV belum terbuka
dan ventrikel belum menerima darah dari atria.
Maka yang dimaksud dengan tekanan sistole adalah tekanan puncak yang
ditimbulkan di arteri sewaktu darah dipompa ke dalam pembuluh tersebut selama
kontraksi ventrikel, sedangkan tekanan diastole adalah tekanan terendah yang terjadi
di arteri sewaktu darah mengalir ke pembuluh hilir sewaktu relaksasi ventrikel. Selisih
antara tekanan sistole dan diastole, ini yang disebut dengan blood pressure amplitude
atau pulse pressure (Stegemann, 1981).
Sphygmomanometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan
darah arteri. Alat ini terdiri dari sebuah manset elastis yang berisi kantong karet tiup.
Tekanan darah timbul ketika bersirkulasi di dalam pembuluh darah. Organ
jantung dan pembuluh darah berperan penting dalam proses ini dimana jantung
sebagai pompa muskular yang menyuplai tekanan untuk menggerakkan darah, dan
pembuluh darah yang memiliki dinding yang elastis dan ketahanan yang kuat sebagai
jalan lewatnya darah. Kekuatan tekanan darah disebabkan oleh dua faktor, yaitu :
1. Secara Langsung
a. Kekuatan pompa jantung, berkaitan dengan aktivitas jantung
b. Keadaan pembuluh darah (nadi), jika pembuluh darah vasodilatasi maka
tekanan darah akan menjadi turun
c. Volume dan kepekatan darah, semakin banyak volume dan kepekatannya
maka tekanan darahnya semakin naik karena ada energi potensial yang
tersimpan.
2. Secara tidak Langsung
a. Sistem saraf (simpatis dan parasimpatis) dapat terganggu karena berbagai hal
(stress, olahraga, bekerja, obat perangsang atau penenang).
b. Makanan yang dikonsumsi
c. Umur dan jenis kelamin
d. Perubahan suhu, detak jantung akan meningkat setiap kenaikan suhu 10 0C
(dikenal sebagai hokum Vant Hoff)
(Darmawan ,1987)
III.
IV.
PROSEDUR
A. PEMBULUH DARAH DAN TEKANAN
a. Pengukuran tekanan darah
Cara Palpatori
Cara Auskultasi
b. Hyperemia
Hyperemia pasif atau Reaktif
Hyperemia aktif atau Fungisional
B. DARAH
a. Anatomi
Cara memperoleh darah segar untuk pemeriksaan
Cara pengisian pipet
Karakteristik dan morfologi darah
a) Pengukuran sel darah merah
b) Pengukuran sel darah putih
c) Hematokrit
b. Fisiologi
1. Penentuan Hb
Metode Tallquist
Metode Sahli
2. Waktu pendarahan
3. Waktu koagulasi
4. Penggolongan darah
V.
HASIL PENGAMATAN
A. PEMBULUH DARAH DAN TEKANAN
a. Pengukuran tekanan darah
Cara Palpatori
Posisi
Duduk
Berbaring
Kaki 900 Tubuh
Berdiri
Kerja Otak
Gerak Badan selama 1
menit
Cara Auskultasi
Perempuan
Laki-laki
Auskultasi
b. Hyperemia
Hyperemi
a
Pasif
Ukuran
Warna
Suhu
Membesar
Ungu
Dingin
Aktif
Membesar
Merah
Panas
B. DARAH
a. Anatomi
Cara memperoleh darah segar untuk pemeriksaan
Cara pengisian pipet
Karakteristik dan morfologi darah
a) Pengukuran sel darah merah
b) Pengukuran sel darah putih
c) Hematokrit
c. Fisiologi
1. Penentuan Hb
Metode Tallquist
Metode Sahli
2. Waktu pendarahan
3. Waktu koagulasi
4. Penggolongan darah
VI.
PEMBAHASAN
Pada praktikum sistem kardiovaskular untuk percobaan yang pertama yaitu
mengukur tekanan darah dalam berbagai aktivitas/posisi badan. Dibandingkan
pula perbedaan tekanan darah antara perempuan dengan laki-laki. Tekanan darah
merupakan faktor-faktor yang dipakai sebagai indikator untuk menilai sistem
kardiovaskuler seseorang.
Pada praktikum sistem kardiovaskular untuk percobaan yang pertama
yaitu
mengukur
tekanan
darah
dalam
berbagai
aktivitas/posisi
badan.
turbulensi dan suara khas, yang dapat didengar melalui stetoskop. Sebagian
tekanan dalam manset dikurangi lebih lanjut. Perbedaan antara tekanan sistolik
dan tekanan manset semakin melebar dan arteri terbuka selama beberapa waktu.
Secara umum, jumlah darah bergelombang di bawah manset juga sama
meningkatnya, dan suara jantung melalui stetoskop cenderung mengeras. Ketika
tekanan dalam manset turun di bawah tekanan minimal gelombang nadi, arteri
tetap terbuka terus menerus dan suara yang dipancarkan menjadi teredam karena
darah terus mengalir dan derajat percepatan darah oleh gelombang pulsa tiba-tiba
dikurangi. Pada masih rendah manset tekanan, suara hilang sama sekali sebagai
aliran laminar
Adapun bunyi yang didengar saat auskultasi pemeriksaan tekanan darah disebut
dengan bunyi korotkoff, yakni bunyi yang ditimbulkan karena turbulensi aliran
darah yang ditimbulkan karena oklusi parsial dari arteri brachialis.
Dengan demikian selisih volume total dan volume darah yang ditampung dalam
vena kecil, berarti volume darah yang kembali ke jantung sedikit, isi sekuncup
berkurang, curah jantung berkurang, dan kemungkinan tekanan darah akan turun.
Jantung memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Darah beredar ke seluruh bagian
tubuh dan kembali ke jantung begitu seterusnya. Darah sampai ke kaki, dan untuk
kembali ke jantung harus ada tekanan yang mengalirkannya. Untuk itu perlu
adanya kontraksi otot guna mengalirkan darah ke atas. Pada vena ke bawah dari
kepala ke jantung tidak ada katup, pada vena ke atas dari kaki ke jantung ada
katup. Dengan adanya katup, maka darah dapat mengalir kembali ke jantung. Jika
pompa vena tidak bekerja atau bekerja kurang kuat, maka darah yang kembali ke
jantung berkurang, memompanya berkurang, sehingga pembagian darah ke sel
tubuh pun ikut berkurang. Banyaknya darah yang di keluarkan jantung itu
menimbulkan tekanan, bila berkurang maka tekanannya menurun. Tekanan darah
berkurang akan menentukan kecepatan darah sampai ke bagian tubuh yang dituju.
Ketika berdiri darah yang kembali ke jantung sedikit. Volume jantung berkurang
maka darah yang ke luar dan tekanan menjadi berkurang (Guyton dan Hall, 2002
dalam Anggita, 2012). Saat Kerja otak yang terjadi memompa darah menuju otak
dan mengalami peningkatan saat memompa sehingga terjadi detak jantung
mengalami tekanan. Saat di gerakan badan selama 1 menit yang terjadi terjadi
detak jantung yang cepat dikarenakan oleh kerja otot pada tubuh yang memacu
kerja pompa darah di jantung semakin cepat akibat kebutuhan oksigen yang lebih
banyak ketika berlari.
Pada percobaan ke hiperemia , Hiperemia adalah suatu kondisi di mana
darah akan sesak di daerah tertentu dari tubuh. Hiperemia di bagi menjadi pasif (di
sengaja)
dan aktif. Kondisi jari setelah diikat dengan seutas tali dapat
gilirannya mungkin lebih menghalangi aliran darah. Tanda karakteristik lain dari
jenis ini adalah bahwa seseorang dapat mengamati tanda merah pada
menghilangkan band ketat (ikatan tali) ditempatkan di sekitar tangan seseorang
atau kaki. Kondisi ini bisa menjadi parah pada orang yang terkena penyumbatan di
arteri koroner.
Kondisi setelah jari direndam dengan air panas disebut dengan hiperemia
aktif, yang juga disebut hiperemia latihan atau hyperemia fungsional, adalah jenis
dimana peningkatan aliran darah ke bagian tertentu dari tubuh terjadi karena
peningkatan aktivitas metabolik dari jaringan atau organ. Hal ini bisa terjadi ketika
otot-otot dalam kontrak tubuh. Hal ini juga terjadi karena kombinasi dari hipoksia
pada jaringan (berkurangnya pasokan darah) dan produksi metabolit vasodilator.
Hipoksia menyebabkan peningkatan permintaan untuk oksigen, yang pada
gilirannya menyebabkan vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah). Pelebaran
pembuluh darah terjadi, seperti otot-otot halus yang ditemukan di dalam dinding
pembuluh darah rileks. Zat yang disebut vasodilator, seperti ion kalium, oksida
nitrat, karbon dioksida, dan adenosin, biasanya memicu proses ini. Metabolisme
jaringan yang meningkat meningkatkan aliran darah, yang kembali normal setelah
metabolisme dikembalikan ke normal.
VII.
KESIMPULAN
VIII.
DAFTAR PUSTAKA