Anda di halaman 1dari 4

Hafidz Irshaddin

14/367430/SA/17586
Pariwisata B / Karawitan J

Seni Karawitan Sebagai Pendukung Wisata Budaya


1.

Seni Karawitan

Seni karawitan berasal dari bahasa Jawa rawit berarti rumit, berbelit-belit, tetapi rawit juga
berarti halus, indah- indah. Sedangkan kata ngrawit berarti suatu karya seni yang memiliki sifat- sifat
yang halus, rumit dan indah.
Kata karawitan khususnya dipakai untuk mengacu kepada musik gamelan, musik Indonesia
yang bersistem nada nondiatonis (dalam laras slendro dan pelog) yang garapan-garapannya
menggunakan sistem notasi, warna suara, ritme, memiliki fungsi, pathet serta aturan yang dapat
dirasakan dan nyata dalam sebuah sajian gending. Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa
Jawa gamel yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda.
Instrumen-instrumen gamelan yang ada di dalam karawitan yaitu gong, bonang, gambang,
peking, kendhang, gender, slenthem, demung, kenong dan kethuk. Seni karawitan termasuk musik
perkusi dan ensambel karena seni karena cara memainkannya ada yang dipukul dan menggunakan
orang banyak dan tempat yang cukup luas.
Dalam memainkan musik karawitan kita diajarkan untuk saling berkerjasama, membantu,
konsentrasi dan tidak mementingkan ego. Seni Karawitan terdiri dari bermacam-macam instrumen
gamelan baik tiup, pukul, dan petik serta cara memainkannya secara bersama-sama dengan tugas dan
fungsi masing-masing pada tiap instrumen sehingga dapat membentuk suatu harmoni musik yang
enak didengar. Berdasarkan hal itu karawitan memiliki makna filosofis yaitu, jika kita melakukan
sesuatu hal bersama-sama, saling membantu, konsentrasi/serius, dan tidak mementingkan ego akan
terbentuk suatu harmoni dan keselarasan dalam perkerjaan kita.
Seni ini sudah ada di Jawa dari jaman kerajaan dan bahkan lebih tua dari jaman kerajaan itu
sendiri dan seni karawitan mengalami perkembangan yang pesat hingga saat ini. Perkembangan seni
karawitan pada jaman Kerajaan Mataram menjadi dasar perkembangan karawitan di Yogyakarta dan
Surakarta. Dahulu seni karawitan produk keraton hanya dinikmati di lingkungan keraton saja.
Selanjutnya karena mulai adanya keterbukaan keraton, seni karawitan produk keraton ini sudah
berbaur dengan masyarakat pendukungnya. Di samping sebagai sarana upacara (biasanya bersifat
magis, sakral atau spiritual), sekarang seni karawitan juga berfungsi sebagai hiburan dan daya tarik
bagi masyarakat luas. Selama prosesnya hingga saat ini seni karawitan mengalami perkembangan
yang pesat. Saat ini seni karawitan tidak hanya digunakan untuk kegiatan kesenian saja, bahkan sudah

mulai digunakan untuk mengiringi pernikahan, teater dan bahkan seni karawitan dipadukan dengan
musik modern dalam sebuah panggung pertunjukan.
Namun saat ini seni karawitan sudah jarang terdengar di kalangan masyarakat luas, terutama
di kalangan anak muda. Animo anak-anak muda untuk belajar dan memainkan kesenian ini karena
dianggap kurang gaul dan sulit untuk memainkannya. Hal ini disebabkan karena arus kebudayaan
yang masuk dari barat yang dianggap gaul, keren dan modern oleh anak-anak muda sekarang.
Kurangnya pendidikan dan penanaman nilai dari karawitan sejak dini juga dapat dikatakan sebagai
adalah satu faktor mengapa karawitan saat ini kurang digemari oleh kalangan muda.
2. Kaitan Karawitan dan Pariwisata
Pariwisata saat ini terutama di Yogyakarta adalah salah satu sektor sedang gencar-gencarnya
dikembangkan. Banyaknya hotel dan destinasi baru yang dibuka di Yogyakarta menunjukkan
pemerintah sedang gencar mengembangkan sektor ini. Hal yang tidak bisa lepas dari pariwisata
adalah sebuah destinasi atau daya tarik wisata (situs peninggalan, kebudayaan, kesenian, alam dan
lain sebagainya) sebagai faktor penarik wisatawan.
Yogyakarta memiliki banyak destinasi dan daya tarik wisata mulai dari wisata budaya, wisata
alam, wisata religi, wisata adventure dan wisata sejarah. Wisata budaya di Yogyakarta antara lain
yaitu, Sendratari Ramayana di Candi Prambanan, Pagelaran Karawitan di Keraton dan pagelaran
Wayang di Keraton. Beberapa wisata budaya di atas menggunakan karawitan sebagai pengiring dan
pertunjukan utama. Ketertarikan wisatawan terutama wisatawan asing dengan karawitan ini sangat
tinggi. Hal ini dapat dilihat dari penonton yang hadir kebanyakan adalah wisatawan asing. Akan tetapi
biasanya wisatawan asing yang hadir dalam sebuah pertunjukan tersebut adalah rombongan yang
mengikuti paket tour yang ada.
Karawitan sangat mendukung sekali wisata budaya yang ada di Jawa, terutama Yogyakarta.
Bayangkan saja jika Pentas Sendratari Ramayana tidak diiringi musik karawitan, maka akan menjadi
sebuah pertunjukan yang membosankan dan kurang menarik. Maka dari itu karawitan adalah sebuah
faktor pendukung pariwisata yang sangat penting dan vital, sebuah pertunjukan bisa menjadi
pertunjukan hampa tanpa iringan musik karawitan.
Saat ini banyak wisatawan asing yang datang ke Indonesia hanya untuk belajar karawitan atau
seni budaya lainnya. Wisatawan yang belajar biasanya adalah pengajar di suatu lembaga atau
universitas. Karawitan yang sudah merambah keluar negeri. Banyak universitas-universitas yang
memperkenalkan seni karawitan kepada mahasiswanya dan responnya sangat baik, banyak mahasiswa
dari universitas tersebut yang tertarik untuk belajar karawitan. Mahasiswa yang ingin belajar lebih
lanjut tentang karawitan akan datang ke Indonesia.

Dilihat dari beberapa kasus di atas, dapat dibilang karawitan menjadi hal yang penting dalam
mendukung pariwisata terutama di Yogyakarta. Banyak wisatawan asing yang tertarik dengan seni
karawitan ini. banyaknya universitas-universitas di luar negeri yang mengajarkan karawitan menjadi
bukti bahwa karawitan tidak hanya menjadi sebuah seni yang hanya bisa berkembang di tempat
asalnya saja, namun menjadi sebuah seni yang disukai oleh banyak kalangan baik asing maupun lokal.

Daftar referensi
http://yokimirantiyo.blogspot.co.id/2013/02/seni-karawitan-definisi-laras-dan.html
diakses pada 26 Oktober 2015 pukul 21.50
https://id.wikipedia.org/wiki/Gamelan diakses pada 26 Oktober 2015 pukul 22.00
http://www.nusareborn.in/entry.php?b=4115 diakses pada 26 Oktober 2015 pukul
23.30
https://sasmintamardawa.wordpress.com/e-artikel/seni-karawitan diakses pada 27
Oktober 2015 pukul 21.00

Anda mungkin juga menyukai