Lapter
Lapter
Analisis arah angin (windrose analysis) merupakan hal yang sangat esensial
guna penentuan arah landas pacu. Berdasarkan rekomendasi dari ICAO, arah landas
pacu sebuah bandar udara secara prinsip diupayakan sedapat mungkin harus searah
dengan arah angin yang dominan. Pada saat pesawat udara mendarat atau lepas landas,
pesawat udara dapat melakukan pergerakan di atas landasan pacu sepanjang komponen
angin yang bertiup tegak lurus dengan bergeraknya pesawat udara (cross wind) tidak
berlebihan. Beberapa referensi ICAO dan FAA menyatakan bahwa besarnya cross wind
maksimum yang diperbolehkan bergantung pada jenis dan ukuran pesawat yang
beroperasi, susunan sayap dan kondisi permukaan landasan pacu.
Penentuan arah landas pacu yang dipersyaratkan oleh ICAO adalah bahwa arah
landas pacu sebuah bandar udara harus diorientasikan sehingga pesawat udara dapat
mendarat dan lepas landas paling sedikit 95% dari seluruh komponen angin yang
bertiup. Adapun besarnya batas kecepatan komponen angin silang (cross wind) yang
diijinkan adalah 10 knot untuk bandar udara dengan panjang landas pacu kurang dari
11
1200 m, sebesar 13 knot untuk bandara dengan panjang landas pacu 1200 1500 m, dan
kecepatan angin silang 20 knot diijinkan untuk bandara dengan panjang landas pacu
lebih dari atau sama dengan 1500 m.
Selain faktor arah dan kecepatan angin, arah landas pacu juga harus
memperhatikan faktor kondisi topografi tapak rencana bandar udara serta relief
rupabumi yang terlingkupi dalam kawasan keselamatan operasi penerbangan. Utamanya
kawasan ancangan pendaratan dan lepas landas harus bebas dari obstruction
(penghalang) berupa bentang alam, benda tumbuh atau bangunan fisik buatan (tower,
gedung, dsb.). Tolerasi variasi arah landas pacu yang diijinkan adalah dengan
memperhatikan usability factor tahunan menurut hasil windrore analysis adalah sama
atau lebih besar dari 95%.
11
Langkah selanjutnya setelah pembangian data dalam kelompok kecepatan angin tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Membagi masing-masing data dalam setiap kelompok ke dalam arah angin per
10 derajat untuk mengelompokkan data terhadap arah angin.
2. Membuat matrik arah angin terhadap kecepatan angin, sehingga didapatkan
sejumlah data untuk masing-masing arah dan kelompok kecepatan tertentu.
3. Membuat windrose type-1, terkait dengan prosentase jumlah data terhadap arah
angin yang dominan
4. Membuat windrose type-2, terkait dengan prosentase jumlah data terhadap arah
dan kecepatan angin sesuai matrik.\
Prosentase arah dan kecepatan angin untuk operasi bandara selama 24 jam dari hasil
analisis windrose pada umumnya disajikan dalam Tabel Perhitungan usability factor dan
Gambar Windrose.
11
ANALISA ANGIN
Analisa angin merupakan hal yang mendasar dari perencanaan landasan pacu utama.
Bandar udara sedapat mungkin searah dengan angin dominan.
Tabel 1. Frekuensi Angin
Kecepatan Angin (mil/Jam)
7 s/d
11 s/d
17 s/d
>
Jumla
10
16
21
22
h
19.5
N
4.5
7.8
3.5
2.9
22.7
NE
7.6
8.1
5.5
0.9
22.6
E
8.2
3.4
5.7
1.8
19.9
SE
3.7
4.5
3.4
4.2
25
S
9.1
5.6
4.5
3.9
15.6
SW
2.4
6.7
2.3
0.9
22.3
W
4.5
7.9
4.5
0.8
25.3
NW
6.6
3.6
5.2
3.4
18.
172.9
Jumlah
25.3
46.6
47.6
34.6
8
Dari data frekuensi angin diatas diperoleh persentase angin melebihi 100%, maka perlu
Arah
Angin
4 s/d
6
0.8
0.6
3.5
4.1
1.9
3.3
4.6
6.5
dihitung kembali. Untuk hasil perhitungan persentase tiap arah mata angin dapat dilihat
pada tabel 7.2.
Tabel 2. Persentase Kecepatan Angin
Kecepatan Angin (mil/Jam)
Arah
N
N-E
E
S-E
4 s/d
6
0.46
3
0.34
7
2.02
4
2.37
1
7 s/d
10
11 s/d
16
17 s/d
21
2.603
4.511
2.024
4.396
4.685
3.181
4.743
1.966
3.297
2.140
2.603
1.966
> 22
1.67
7
0.52
1
1.04
1
2.42
9
11
2,140
S
S-W
W
N-W
Jumlah
1.09
9
1.90
9
2.66
0
3.75
9
14.6
33
2,603
5.263
3.239
2.603
1,966
1.388
3.875
1.330
2.603
4.569
2.603
3.817
26.95
2
2.082
3.008
27.530
20.012
2.25
6
0.52
1
0.46
3
1.96
6
10.8
73
1,966
3,7590,463
0,347
2,660
2,024
11
1,909
2,371
1,099
2,429
= 14,633
= 26,952
= 27,530
= 20,012
1,677 + 0,521 + (
6
7
6
7
x 0,463) + 1,966=
10,659 +
Jumlah
= 99,785 %
11
2,140
2,603
1,966
2,429
ARAH NE SW = SW NE
1,677
3,759
2,660
1,909
0,463
0,347
2,024
11
1,099 2,371
2,256
= 14,633
= 26,952
= 27,530
= 20,012
6
7
6
7
x 1,966)=
10,245 +
Jumlah
= 99,372 %
11
2,140
2,603
1,966
2,429
ARAH E W = W E
0,521
`
3,759 0,463
2,660
0,347
2,024
1,909
1,099 2,371
11
2,140
2,603
1,966
2,429
0,521
= 14,633
= 26,952
= 27,530
= 20,012
6
7
6
7
10,311 +
Jumlah
ARAH SE NW = NW SE
= 99,438 %
11
`
3,759 0,463
2,660
0,463
0,347
1,041
2,024
1,909
1,099 2,371
= 14,633
= 26,952
= 27,530
= 20,012
1,677 + (
6
7
6
7
= 10,725 +
Jumlah
= 99,851 %
11
Persentase Angin
(%)
99,785
Ranking
Keterangan
99,372
99,438
99,851
Pilihan Arah
Runway
Syarat arah angin dominan dan menjadi arah perencanaan runway adalah 95 %. Dari
hasil peninjauan diperoleh persentase angin > 95 % (memenuhi syarat), sehingga
diambil nilai persentase arah yang terbesar yaitu = 99,851 %.
Jenis Pesawat
A 300 B2
B 727 200
B 757 200
CV 880 M
6500 ft = 1981,200 m
8600 ft = 2621,300 m
5800 ft = 1767,840 m
5000 ft = 1524 m
Untuk penentuan panjang landasan rencana, diambil panjang landasan pacu pesawat:
B 727 200 = 2621,300 m (Landasan Pacu Pesawat Terpanjang)
= 25 0C
11
Elevasi
= 75 m
Ft
Satuan faktor.
Satuan imperial.
Sehingga:
Ft = 1 + 0,01 (25 (15 0,0065 .75))
= 1,105
c. Faktor koreksi terhadap kemiringan landasan (Fs)
Kemiringan ke atas membutuhkan landasan yang lebih panjang dibandingkan
dengan landasan yang datar atau yang menurun. Faktor koreksi kemiringan (Fs)
sebesar 10% pada setiap kemiringan 1% berlaku untuk kondisi lepas landas,
sehingga faktor koreksi untuk kemiringan adalah:
Fs = 1 + 0,1 . S
Dimana : S
11
Fs = 1 + 0,1 . (1,5)
= 1,150
d. Faktor koreksi terhadap angin permukaan (Fsw)
Tabel 2.4. Pengaruh Angin Permukaan Terhadap Panjang Runway
Kekuatan
angin
(%)
+5
+10
-5
Sumber : Heru Basuki .1986
-3
-5
+7
( Pers.1.1)
ARFL = Lro /( Ft x Fe x Fs)
( Pers.1.2)
11
= 3388,926 m
ARFL
(m)
Kode
Huruf
< 800
800 1200
1200
1800
> 1800
2
3
4
Kode Elemen II
Jarak terluar
Bentang
pada
Sayap
pendaratan ( m
(m)
)
< 15
< 4.5
15 - 24
4.5 - 6
C
D
E
24 - 36
36 - 52
52 - 60
69
9 14
9 14
11
Kode Huruf
B
C
D
E
18 m 23 m
23 m 30 m
30 m 30 m 45 m
45 m 45 m 45 m
Dari tabel 2.6, untuk kode angka 4 dan kode huruf C diperoleh lebar Runway =
45 m
2. Kemiringan Memanjang Longitudinal Runway
Tabel 2.7. Kemiringan Memanjang (longitudinal) Landasan
Perihal
Max. Effective Slope
Max. Longitudinal Slope
Max. Longitudinal Slope Change
Slope Change per 30 m
Sumber : Basuki .1990
1
1.0
2.0
2.0
0.4
Max.Effective Slope
= 1.0 %
Max.Longitudinal Slope
= 1.25 %
Max.Longitudinal Slope Change
= 1.5 %
Slope Change per 30 m
= 0.1 %
11
a.
Catatan :
60 m bila landasan berinstrumen
30 m bila landasan tidak berinstrumen
b. Kemiringan transversal pada tiap bagian dari strip diluar diratakan
kemiringannya tidak boleh lebih dari 5%.
c. Untuk membuat saluran air kemiringan 3 m pertama kearah luar
landasan, bahu landasan, stopway harus sebesar 5%.
Sumber : Basuki .1990
Dari tabel 2.8, dengan kode angka 4 diperoleh nilai sebagai berikut:
a. Jarak min. dari ujung landasan atau stopway
b. Lebar strip landasan untuk landasan instrumen
c. Lebar strip landasan untuk landasan non instrumen
d. Lebar area yang diratakan untuk landasan instrumen
e. Kemiringan memanjang maks. untuk area yang diratakan = 1,5
f. Kemiringan transversal maks. dari areal yang diratakan = 2,5
(lihat catatan b dan c)
= 60 m
= 300 m
= 150 m
= 150 m
%
%
MSTOW
Konfigurasi Roda
Keterangan
Pesawat
A 300 B2
B 727 200
(Kg)
142902,60
83689,20
Pendaratan Utama
Dual Tandem Wheel Gear
Dual Wheel Gear
Pesawat Rencana
-
11
B 757 200
CV 880 M
1.
99790,30
83705
A 300 - B2
B 727 - 200
B 757 - 200
CV 880 M
=1
=2
=2
=2
pesawat/jam
pesawat/jam
pesawat/jam
pesawat/jam
Dalam 1 tahun (365 hari) dengan jam operasi lapangan terbang = 22 jam/hari
pesawat akan Take Off di lapangan terbang sebanyak:
= 1
pesawat
jam
x 22
jam
h ari
b. B 727 - 200 = 2
pesawat
jam
x 22
jam
h ari
x 365 hari
= 16060
pesawat
jam
x 22
jam
hari
x 365 hari
= 16060
pesawat
jam
x 22
jam
hari
x 365 hari
= 16060
a. A 300 - B2
x 365 hari
8030
pesawat/tahun
pesawat/tahun
c. B 757 - 200 = 2
pesawat/tahun
d. CV 880 M
pesawat/tahun
= 2
+
Tahunan
25.000
50.000
100.000
150.000
200.000
(%)
100
104
108
110
120
11
Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh persentase tebal perkerasan dengan cara
interpolasi linier, sehingga untuk tingkat keberangkatan 56210 pesawat/tahun,
maka persentasenya adalah 104,4968 %.
2.
Ke
Dual Wheel
Dual Tandem
Dual Tandem
Faktor Pengali
0,80
0,50
0,60
Dual Tandem
1,00
Single Wheel
Dual Wheel
Single Wheel
2,00
1,70
1,30
Dual Wheel
1,70
A 300 - B2
B 727-200
B 757-200
CV 880 M
1
m
1
n
11
= 0,95 x 142902,60 x
1
2
1
4
= 16969,68 kg
Menghitung Berat Roda (Wheel load) masing-masing pesawat, W2.
W2 (B 727-200)
1
4
= 0,95 x 83689,2 x
= 19876,185 kg
W2 (B 757 - 200)
= 0,95 x 99790,30 x
1
8
= 11850,10 kg
W2 (CV 880 M)
= 0,95 x 83705 x
1
8
= 9939,97 kg
Menghitung Equivalent Annual Departure Terhadap Pesawat Rencana (R1).
Digunakan rumus:
1/ 2
W2
Log R1 = Log R2
W1
Dimana :
R1 = Equivalent Annual Departure pesawat rencana.
R2 = Annual Departure pesawat-pesawat campuran (dinyatakan dalam
roda pendaratan).
W1
W2
a. R1 (A 300 - B2)
= 8030
16969,680
16969,680
1/ 2
11
b. R1 (B 727 - 200)
19876,185
16969,680
1/ 2
11850,100
16969,680
1/ 2
9939,970
16969,680
1/ 2
d. R1 (CV 880 M)
Jenis
MSTOW
Tipe
pesawat
(kg)
142902,60
Roda
A-300-B2
B-727200
B-757200
CV-880-
W1
W2
(kg)
(kg)
R1
R2
DT
8030
8030
83689,200
10428,610
9636
19876,185
99790,300
DT
13420,529
16060
11850,100
83705
12291,395
16060
9939,970
Ket.
Pesawat
16969,680
Rencana
11
7.3.3
(1 lb = 0,4536 kg)
Data data di atas lalu diplotkan pada gambar kurva rencana perkerasan
flexible untuk daerah kritis. (Untuk pesawat rencana A 300-B2)
11
15,5
Kurva perencanaan perkersan fleksibel untuk daerah kritis (Dual Tandem
Gear)
Sumber : Grafik 6.17. Heru Basuki.1986
Dari hasil plot diperoleh:
Tebal perkerasan total = 15,5 inchi = 39,37 cm = 40 cm
11
9,6
Kurva perencanaan perkersan fleksibel untuk daerah kritis (Dual Tandem
Gear)
Dari hasil plot diperoleh:
Tebal Sub Base = 9,6 inchi = 24.384 cm = 25 cm
Sehingga, tebal sub base = 40 25 = 15 cm
11
menjadi 33 cm
Sub Base Minimum = 4 inchi = 11 cm
Maka Tebal Sub Base Rencana = 15 cm
Tebal Lapisan Surface :
a) Untuk daerah kritis = 5 inchi = 13 cm
11
Single Wheel
lbs.
30.000 50.000
(Kg)
(13.600 22.700)
In.
4
50.000 75.000
50.000
(22.700 34.000)
(150)
Dual Wheel
100.000
(22.700 45.000)
(150)
100.000
(45.000 90.700)
(200)
200.000
100.000
(45.000
250.000
113.400)
(150)
250.000
(113.400
(200)
757
400.000
200.000
181.000)
(90.700
767
DC-10
400.000
400.000
181.000)
(181.000
(150)
L1011
B-747
600.000
400.000
272.000)
(181.000
(200)
600.000
272.000)
(150)
600.000
(272.000
(200)
850.000
75.000
385.700)
125.000
(34.000 56.700)
(100)
125.000
(56.700 79.400)
(150)
Dual Tandem
C-130
175.000
Diperoleh base course minimum = 8 inchi = 20 cm.
~ Syarat : Tebal Base Course Rencana < Tebal Base Course Minimum
12 cm
20 cm
11
33 cm
11
Lebar Taxiway
Lebar total
taxiway
dan bahu
landasnya
Taxiway Strip
Width
E
23 m
(75 ft)
18 m
(60 ft)
44 m
(145 ft)
38 m
(125 ft)
25 m
(82 ft)
93 m
(306 ft)
85 m
(278 ft)
57 m
(188 ft)
39 m
(128 ft)
27 m
(74 ft)
A
7.5 m
(25 ft)
11
Kemiringan
memanjang
maximum
1.50%
1.50%
1.50%
3%
3%
Perubahan
kemiringan
memanjang
maximum
1 % per
30 m
1 % per
30 m
1 % per
30 m
1 % per
25 m
1 % per
25 m
Jarak pandangan
Minimum
300 m
dari
3 m di
atas
300 m
dari
3 m di
atas
300 m
dari
3 m di
atas
250 m
dari
2 m di
atas
150 m dari
1.5 m di
atas
Kemiringan
transversal
1.50%
1.50%
1.50%
2.00%
2.00%
maximum dari
taxiway
Kemiringan
transversal
maximum dari
bagian
yang diratakan pada
strip taxiway
a. Miring ke atas
2.50%
2.50%
2.50%
3.00%
3.00%
b. Miring ke bawah
5%
5%
5%
5%
5%
Catatan : Kemiringan transversal dari bagian strip taxiway diluar yang diratakan
kemiringan keatasnya tak boleh lebih dari 5%.
Sumber : Tabel 4-9.Heru Basuki .1986
a. Exit Taxiway
Fungsi exit taxiway adalah membuat seminimal mungkin bagi runway yang
ditempati oleh pesawat yang baru saja mendarat (landing).
Exit taxiway yang bersudut 300 disebut high speed.
Exit atau kecepatan tinggi/cepat keluar, sebagai tanda bahwa exit taxiway
direncanakan untuk pesawat yang cepat keluar, yang penempatannya tergantung
pada jenis pesawat.
Kecepatan saat aproact, tingkat pengereman dan jumlah exit taxiway:
Jarak taxiway = jarak touch down + D dari Threshold
S12 S22
2a
Dimana:
11
= Jarak dari touch down ke titik perpotongan antara runway dan taxiway.
S1
S2
= Perlambatan (m/s2).
Perlambatan diambil 1,5 m/s2 dan jarak harus ditambah 3% per 300 m (1000 ft)
setiap kenaikan dari muka air laut dan 1% setiap kenaikan 5,6 0C (10 0F) dari
temperatur 15 0C 50 0C.
Kecepatan touch down diambil dari tabel 3.7 Klasifikasi pesawat untuk
perencanaan taxiway.
II
III
Kecepatan
Touch Down
(Km/Jam)
< 167 km/jam
(90 knots)
169 222
km/jam
(90 120
knots)
> 224 km/jam
( > 121 knots)
Jenis Pesawat
Jarak Touch
Down (m)
300 m
(1000 ft
450 m
(1500 ft)
450 m
(1500 ft)
= 450 m
d. Perlambatan
= 1,5 m/dt2
= 25 0C (dari soal)
g. Elevasi
= 75 m (dari soal)
11
Dengan data-data di atas, kemudian dapat dihitung masing-masing jarak exit taxiway
ke threshold.
Sehingga:
(62,22)2 (8,89)2
2 (1,5)
=
= 1264,10 m
T Tstandar
5,6
1 1%
JTESU
= JTE
25 15
5,6
1 0,01
= 1726,9558
= 1757,794 m 1758 m
11
Sehingga:
(62,22)2 (25,83)2
2 (1,5)
=
= 1068,05 m
T Tstandar
5,6
1 1%
JTESU
= JTE
25 15
5,6
1 0,01
= 1529,4354
= 1556,7467 m 1557 m
Kesimpulan:
Jarak exit taxiway dari threshold adalah:
= 1758 m.
= 1557 m.
11
Perbedaan letak dari kedua jenis exit taxiway ini tidak terlalu jauh, atas
pertimbangan faktor keamanan dan biaya, maka direncanakan satu jenis exit
taxiway yaitu exit taxiway menyiku (900). Keputusan untuk merencanakan dan
membuat/membangun exit taxiway menyudut siku-siku didasarkan pada analisa lalu
lintas yang ada. Apabila lalu lintas rencana pada jam-jam sibuk (puncak) kurang
dari 26 gerakan (mendarat dan lepas landas) maka exit taxiway menyudut siku
cukup memadai.
7.4.
Panjang pesawat.
=1
pesawat/jam
b. B-727-200
=2
pesawat/jam
c. B-757-200
=2
pesawat/jam
d. CV 880 M
=2
pesawat/jam
Dalam 1 tahun (365 hari) dengan jam operasi lapangan terbang = 22 jam/hari
pesawat akan Take Off di lapangan terbang sebanyak:
a. A 300 - B2 = 1
pesawat
jam
x 22
jam
h ari
11
b. B 727 - 200 = 2
pesawat
jam
x 22
jam
h ari
c. B 757 - 200 = 2
pesawat
jam
x 22
jam
hari
d. CV 880 M = 2
pesawat
jam
x 22
jam
hari
8030 pesawat/tahun
= 8030/365
= 22 pesawat/hari
= 22/22 pesawat/jam = 1 pesawat/jam
b. B - 727 - 200
Forecast Annual Departure =
16060 pesawat/tahun
= 16060/365
= 44 pesawat/hari
= 44/22 pesawat/jam = 2 pesawat/jam
c. B - 757 - 200
Forecast Annual Departure =
16060 pesawat/tahun
= 16060/365
= 44 pesawat/hari
= 44/22 pesawat/jam = 2 pesawat/jam
d. CV 880 M
Forecast Annual Departure =
16060 pesawat/tahun
= 16060/365
= 44 pesawat/hari
= 44/22 pesawat/jam = 2 pesawat/jam
Sehingga, jumlah pesawat per jam = 1 + 2 + 2 + 2
= 7 pesawat/jam
11
Kontrol :
Kapasitas runway 7 pesawat/jam sama besar dari banyaknya pesawat yang tiba dan
berangkat 7 pesawat/jam sehingga, runway dapat menggunakan runway tunggal.
Menentukan gate position untuk tiap jenis pesawat digunakan rumus:
V .T
G =
(Pers.4.1)
Dimana: G
Pesawat
Kelas A
60
Kelas B
45
Kelas C
30
Kelas D dan E
20
= 30/60 = 0,5
2 x 0,5
0,8
G=
= 1,25 ~ 2 gate
= 20/60 = 0,33
V (A-300-B2) = 1 pesawat/jam
V (B-757-200) = 2 pesawat/jam
11
V (CV 880 M
) = 2 pesawat/jam
Total = 5 pesawat/jam
5 x 0,33
0,8
G=
= 2,08 ~ 3 gate
Asumsi dipersiapkan Gate Position untuk pesawat yang mengalami perbaikan sebanyak
1 gate position
Asumsi dipersiapkan Gate Position untuk pesawat yang tidak terjadwal (non komersil)
sebanyak 1 gate position
Jadi jumlah Gate position = 2 + 3 + 1 + 1 = 7 gate position
Ukuran gate position tergantung dari jenis pesawat dan tipe parkir pesawat yang
digunakan, yaitu sebesar ( Turning Radius + Clearance )2 x .
= 2.R + Clearance
Clearance
11
: A 300 - B2
Gate Tipe
:D
Wing span
= 144,31 ft = 43,99 m
Wheel track
= 9,60 m
Clearance
: B - 727 - 200
:C
Wing span
= 108 ft = 32,92 m
Wheel track
= 5,72 m
Clearance
Gate position
= 2 . R + Clearance
= 2 (22,37) + 4,5
= 49,23 m
11
3. Jenis pesawat
: B - 757 - 200
Gate Tipe
:D
Wing span
= 124,10 ft = 37,83 m
Wheel track
= 7,315 m
Clearance
Gate position
= 2 . R + Clearance
= 2 (25,62) + 7,5
= 58,74 m
4. Jenis pesawat
: CV 880 - M
Gate Tipe
:D
Wing span
= 120,01 ft = 36,58 m
Wheel track
= 6,1265 m
Clearance
Gate position
= 2 . R + Clearance
= 2 (24,40) + 7,5
= 56,30 m
Tipe
pesawat
A-300-B2
B-727-
Wingspa
n
(m)
43,99
Wheel
track (m)
Clearance
(m)
R
(m)
9,60
7,5
29,84
Gate
Position
(m)
67,18
32,92
5,72
4,5
22,37
49,23
200
B-75737,83
7,315
7,5
25,62
58,74
200
CV-880
36,58
6,1265
7,5
24,40
56,30
Catatan: untuk perencanaan diambil gate position yang paling besar
11
Luas apron ditentukan oleh = jumlah dan ukuran gate position, clearance antara pesawat
dengan pesawat. Ukuran lebar apron dipengaruhi oleh jenis pesawat terbesar yang akan
mendarat di bandara tersebut
Luas Apron
= (P x L)
= (470 x 272)
= 127840 m2
11
11
Banyaknya Strip
4
6
8
12
16
Banyaknya
< 90 m
Pasangan
1
900 1200 m
11
1200 1500 m
1500 2100 m
> 2100 m
= 29,84
= 22,37
= 25,62
= 24,40
m
m
m
m
= 2 (29,84) + 2 (7,5)
11
= 74,682 m 75 m
7,5 m
TR. A-300-B2
7,5 m
7,5 m
TR. B-727-200
7,5 m
TR. B-757-200
7,5 m
TR. CV-880-M
7,5 m
75 m
7,5 m
242 m
A-300-B2
B-727-200
B-757-200
CV-880-M
= 250
= 189
= 200
= 88
A-300-B2
B-727-200
B-757-200
CV-880-M
= (0,65)
= (0,65)
= (0,65)
= (0,65)
(1) (250)
(2) (189)
(2) (200)
(2) (88)
= 162,50
= 245,70
= 260,00
= 114,40
orang/barang
orang/barang
orang/barang
orang/barang
11
Facility
Ticket lobby
Baggage claim
Passanger loading and assembly
Visitor waiting rooms
Imigration
Custom
Ammunities (including eating
facilities)
Airline operation
Total gross area (domestic)
Total gross area (international)
11
a) Penumpang pesawat.
Jumlah penumpang yang tiba dan berangkat dalam 1 jam adalah 783
orang/barang. Dengan asumsi bahwa sebagian () dari jumlah penumpang
menggunakan mobil pribadi ke bandar udara. Maka, jumlah penumpang yang
menggunakan kendaraan pribadi adalah:
(783)
= 97,875 = 98 orang/barang
Adapun luas dari tempat parkir yang direncanakan tergantung pada tipe parkir. Dalam
hal ini digunakan tipe parkir 900. Tipe parkir dengan sudut 900 untuk sebuah kendaraan
diperkirakan membutuhkan tempat parkir seluas:
Panjang
Lebar = 2,6 m
Luasnya
= 5,50 m
= (5,5 m) (2,6 m)
= 14,3 m2 (untuk 1 kendaraan)
2,6 m
2,6 m
2,6 m
2,6 m
2,6 m
2,6 m
2,6 m
2,6 m
2,6 m
5,5 m
11