Contoh Literature Review Jurnal
Contoh Literature Review Jurnal
Literature Review
Topik Dalam Pengolahan Citra
Depok
Desember, 2009
DAFTAR ISI
Paper II
Penutup .................................................................................................. 22
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan laporan ini adalah :
1. Mempelajari serta memberi ulasan terhadap paper yang ditulis oleh para peneliti,
khususnya dalam topik change detection.
2. Menganalisis paper-paper tersebut, ditinjau dari segi isi / materi maupun
penulisan paper itu sendiri.
3. Melakukan komparasi terhadap paper-paper tersebut, terkait dengan persamaan
dan perbedaannya terutama dari segi isi / materi dan penerapan metode maupun
teknik-teknik yang digunakan/dilakukan.
BAB II
PEMBAHASAN
Secara garis besar, paper ini membahas tentang 3 metode yang terdapat dalam
change detection. Metode-metode tersebut adalah :
1. Image Substraction Method
Metode ini merupakan sebuah metode change detection terhadap aplikasi yang
paling luas. Hal ini dapat diterapkan untuk berbagai jenis image dan lingkungan
geografis.
2. Image Ratio Method
Image Ratio Method adalah merupakan sebuah metode yang membandingkan nilai
sebuah pixel dari sebuah gambar yang sesuai dengan gambar lain diwaktu yang
berbeda. Pada metode ini rasio pixel yang sesuai pada tiap-tiap band pada dua
image dari periode yang berbeda setelah perhitungan image registration.
3. The Method of Change Detection AfterClassification
Metode ini adalah merupakan yang paling sederhana, dimana teknik analisisnya
hanya berdasarkan pada klasifikasi. Metode ini dapat digunakan untuk dua atau
lebih image after registration, termasuk langkah didalam klasifikasi serta
pembandingan.
Hasil Eksperimen dan Analisis
Sebagaimana yang telah disebutkan diatas, bahwa penelitian ini menggunakan
software ERDAS. Dengan menggunakan Panchromatic band dari remote sensing images
pada 10 Mei 2001, 1 April 2002 di Beijing dimana data digunakan dalam Image
Subtraction Method dan Image Ratio Method. Kemudian 3-bands remote sensing images
di Wuhan pada 1995 dan 2000 dimana data digunakan pada metode change detection
after classification.
Setelah melalui image preprocessing, didapati bahwa objek dari remote sensing
change detection adalah images yang berada pada region yang sama dalam periode yang
berbeda. Latar belakang dari lingkungan tercermin melalui remote sensing image yang
diperoleh berbeda secara cepat. Perbedaan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
terjadi dalam proses akuisisi. Adapun faktor-faktor tersebut dapat dibagi kedalam dua
kategori, yaitu :
Tabel 1. Keuntungan dan kerugian dari hasil eksperimen ketiga metode change detection
Methods
Advantages
Disadvantages
Image Subtraction
Method
error
(dibandingkan
- Sangat
berguna
mengekstraksi
Methods
vegetasi
dan
tekstur.
tercermin.
- Pemilihan nilai threshold sangat sulit.
- Sangat tepat dan akurat, serta - Perbedaan fitur pada kemiringan yang
dapat digunakan dalam penelitian
tentang
change
detection
diperkotaan.
The Method of
Change Detection
membuat
requirement
cukup
perubahan,
apa
sebagainya.
misalnya
- Dari prespektif operasional, image subtraction method dan image ratio method
memiliki operasi yang relatif sederhana dan waktu yang sedikit. Sedangkan change
detection after classification method sangat komplikasi dan memakan waktu.
- Dari perspektif aplikasi, image subtraction method dan change detection after
classification method tidak berlaku untuk change detection secara datail dala
perkotaan. Sedangkan image ratio method dapat digunakan untuk change detection
dalam kota, terutama analisis mengenai vegetasi dan tanah.
Melihat dari hasil citra, image subtraction method dan image ratio method hanya dapat
mendeteksi cakupan serta tingkat perubahan tetapi tidak bisa memberikan sifat dan
penyebab perubahan. Dalam hal ini, change detection after classification method dapt
memberikan informasi ini.
sebanyak 26.200 orang dan 75.600 orang kehilangan tempat tinggal. Dan juga dilaporkan
dari organisasi bantuan bahwa diestimasi antara 70-95% bangunan hancur.
SDSS adalah sebuah sistem interaktif yang berbasis komputer yang dirancang
untuk mendukung pengguna atau kelompok pengguna dalam mencapai efektivitas yang
lebih tinggi dalam pengambilan keputusan pada saat memecahkan masalah pada semi
struktur spasial. (Sprague and Carlson 1982). Perancangan ini untuk membantu
perencana spasial dengan panduan dalam membuat keputusan mengenai penggunaan
lahan. Dengan demikian tercipta sebuah sistem yang memiliki model keputusan yang
dapat digunakan untuk membantu mengidentifikasi pemilihan keputusan yang efektif.
Untuk langkah-langkah didalam metodologinya dapat dilihat pada diagram dibawah ini.
Untuk gempa bumi yang tergolong cukup kuat seperti yang terjadi di kota Bam
dapat menyebabkan kerusakan yang sangat parah bagi bangunan. Mengevaluasi
bangunan-bangunan
yang
rusak
akibat
gempa
adalah
sangat
penting
untuk
Dimana :
semivarians untuk nilai yang berbeda dan arah yang berbeda disimpulkan menggunakan
semivariogram
Sebuah Image klasifikasi dan sebuah parcels vector layer dibuatkan dalam
sebuah skala 1 : 2000 yang merupakan input data untuk kode ArcObjects. parcels vector
layer dari Bam diperoleh dari survey tanah. Pada images ini, nilai dari 0, 1, 2 sesuai
dengan non-parcel pixels, parcels damaged pixel dan parcels undamaged pixels.
Dalam paper ini juga diterangkan mengenai metode statistik klasifikasi, yang
secara spesifik menentukan kerusakan bagian pada tiap parcel dengan memperhatikan
jumlah pixel dengan nilai 0, 1, 2. dengan demikian dapat mengidentifikasi bangunan
yang runtuh dari segi karakteristik statistik yang beda dari struktur bangunan yang utuh
pada waktu sesudah terjadinya gempa, daripada tingkat peruahan antara images
sebelum dan sesudah kejadian (Gusella et. al., 2005). Diasumsikan tiga kriteria sebagai
berikut :
Parcels tidak mengalami kerusakan ketika jumlah pixel dengan nilai relatif 1
terhadap total pixel dari parcel adalah lebih kecil dari 0,3.
Parcels menagalami semi kerusakan apabila ketika jumlah pixel dengan nilai relatif 1
terhadap total pixel dari parcel adalah lebih besar atau sama dengan 0,3 atau lebih
kecil atau sama dengan 0,6.
Parcels mengalami kerusakan yang cukup komplit apabila ketika jumlah pixel
dengan nilai relatif 1 terhadap total pixel dari parcel adalah lebih besar atau sama
dengan 0,6.
Implementasi dari hasil penelitian ini mendapatkan dua status yang berbeda dari
proses yang terjadi didalam format vektor dan raster. Output dari sebelumnya adalah
sebuah vektor berbasis kerusakan yang digambarkan pada peta dan Output yang
dihasilkan setelah itu adalah sebuah format raster yang berbasis kerusakan yang
digambarkan pada peta.
Adapun hasil dari penelitian ini dapat membawa manfaat yang signifikan dalam
melakukan tindakan tanggap darurat terhadap pasca terjadinya bencana. Teknik deteksi
kerusakan akan memberikan akan memberikan tanggapan bagi pejabat pemerintah,
lembaga-lembaga bantuan internasional dan pemulihan bencana agar secara cepat dapat
melihat sehingga dapat mengestimasi kerusakan secara regional dan mendapatkan rincian
terhadap total kerusakan yang terjadi pada bangunan. Tools ini akan memungkinkan
upaya prioritas dan koordinasi dalam hal bantuan dan kunjungan ke lokasi gempa
sehingga dapat mendukung operasi pemulihan secara cepat. Berdasarkan hal tersebut,
berhasil dibangun sebuah objek berbasis klasifikasi dan metode segmentasi yang sukses
digunakan pada gempa di Bam tersebut. Didapatkan informasi bahwa terdapat 18872
bangunan yang terdapat di kota Bam, 6473 bangunan (34%) hancur akibat gempa. Hasil
dari kesimpulan awal mengindikasikan akurasi secara keseluruhan dari klasifikasi
kerusakan adalah 80.5%.
yang didapat dari klasifikasi berbasis pixel dengan berbasis objek untuk deteksi puingpuing menggunakan QuickBird images.
Klasifikasi Berbasis Pixel
Shape Factor dan Scale Parameter (Baatz et. al., 2004). Adapun parameter yang paling
penting adalah Scale Parameter, yang menentukan ukuran objek. Sedangkan Shape
Factor untuk menentukan level penting dari spektral heterogeneity atau shape
heterogeneity dalam segmentasi. Lebih rinci dikatakan bahwa spektral heterogeneity
ditentukan juga oleh Layer Weight, yang memberi bobot pada masing-masing band.
Disamping itu pula, untuk shape heterogeneity ditentukan Compact Weight dan Smooth
Weight.
Gambar 3: Bagian dari area bangunan yang terdeteksi sebelum terjadi gempa
Gambar 4: Bagian dari area bangunan yang terdeteksi setelah terjadi gempa
(area yang sama seperti gambar diatas)
Membandingkan hasil dari klasifikasi berbasis pixel dan klasifikasi berbasis objek
dengan inspeksi visual, noise cukup terlihat dalam klasifikasi berbasis pixel. Oleh karena
itu dapat disimpulkan bahwa dalam resolusi dan ukuran dari objek target ini, hasil yang
terbaik dapat diperoleh melalui klasifikasi berbasis objek. Akan tetapi, dalam objek
berbasis klasifikasi beberapa seperti jalan dan area yang berbayang mengalami kesalahan
pada kelas bangunan karena nilai spektral dari area yang menjadi sampel mempunyai
kemiripan dengan kelas bangunan.oleh karena itu, hal seperti ini dalam klasifikasi
berbasis objek perlu untuk dibuang dengan menggunakan indeks fitur objek, seperti
panjang, atau hubungan spasial.
Dengan perbandingan hasil oleh image processing yang dikemukakan diatas
tersebut, tingkat akurasi yang wajar diperoleh produser akurasi 67.4% dan user akurasi
adalah 51.5%.
Objective
Zhang Shaoqing *,
Xu Lu (2009)
a methodology to assess
damage estimation due
to an earthquake using
spatial decision support
system (SDSS)
Classification
texture of an
image : local
variable and
spatial
correlation
result was
compared with that
by visual inspection
pixel-based
classification
and objectbased
classification
The Comparative
Study of Three
Methods of Remote
Sensing Image
Change Detection
Approach
Features
Results
Panchromatic
band of remote
sensing images
on April 1,
2002, May 10,
2001 in Beijing
Three bands
remote sensing
images in
Wuhan in 1995
and 2000
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Change Detection adalah sebuah aplikasi penting didalam teknologi remote
sensing, yang merupakan sebuah teknologi yang dapat memastikan perubahan fitur
tertentu dalam suatu interval waktu tertentu. Change detection menyediakan distribusi
spasial dari fitur, serta informasi kualitatif dan kuantitatif dari perubahan fitur tersebut.
Metode change detection untuk data image yang multi spektral terdiri dari banyak
jenis. Dapat diklasifikasikan kedalam tiga kategori, yaitu : analisis karakteristik dari tipe
spektral, analisis vektor dari perubahan spektral serta analisis time series.
Sehubungan dengan metode-metode tersebut, ditinjau dari permasalahan bencana
alam, banyak penelitian dilakukan terkait dengan penilaian kerusakan akibat gempa. Dari
penelitian-penelitian yang dilakukan memang untuk mendapatkan respon yang lebih baik
terhadap terjadinya bencana alam masih terdapat banyak kekurangan, hal ini disebabkan
karena kurang reliable, informasi kurang up to date, dan kurang tersedianya data
geospasial yang qualified.
Disisi lain, kompleksitas dari suatu fenomena gempa dilihat dari segi waktu,
posisi dan intensitas, membuat sulit untuk diakses. Disamping itu, belum terdapat tool
yang komprehensif untuk melakukan analisis spasial yang dapat mendukung
pengambilan keputusan terkait bencana tersebut.
Untuk itu, pada tahap awal, sangat penting untuk memahami suatu tingkat
kerusakan yang terjadi setelah terjadinya bencana alam. Apalagi, dengan kemajuan
teknologi remote sensing kita akan bisa mendapatkan citra satelit dengan resolusi tinggi,
seperti misalnya QuickBird dan Ikonos, dimana kita dapat mengidentifikasi rumah atau
mobil serta gambar satelit dengan resolusi moderat tidak lama setelah bencana terjadi.
Dengan demikian diharapkan dengan membangun metode dan sistem tersebut
diatas dapat memberikan respon secara cepat terhadap penyediaan informasi kerusakan
kawasan pemukiman dalam bentuk informasi spasial makroseismik. Sehingga informasi
tersebut dapat segera digunakan dalam mendukung keputusan terkait dengan gempa.
3.2. Saran
1. Penjelasan terhadap metode-metode yang digunakan sebaiknya disertai dengan
contoh secara konkrit sehingga memudahkan untuk pemahaman serta analisis.
2. Didalam melakukan analisis terhadap hasil eksperimen agar lebih jelas, bukan hanya
disebutkan akan tetapi diberi penjelasan secara rinci.
3. Untuk perhitungan nilai, akurasi atau tingkat error dari hasil eksperimen yang
dilakukan sebaiknya digambarkan secara rinci, sehingga dapat diketahui performa
dari parameter-parameter yang diukur.
DAFTAR PUSTAKA