Anda di halaman 1dari 10

NOW OR NEVER

Alena kamu pindah tempat duduk sebelah marvel! perintah Bu Sofi dengan menunjuk
bangku kosong sebelah Marvel.
Baik, Bu jawab Alena sambil berjalan menuju bangku itu.
Yes, akhirnya bisa duduk sebelah Marvel batinnya senang.
Alena tersenyum bahagia karena selama rolling tempat duduk dia tidak pernah mendapatkan
kesempatan duduk disebelah sahabatnya yang jenius itu.
Ngapain kamu senyum-senyum? Gila ya? Marvel menatap Alena heran.
Gak papa, seneng aja akhirnya bisa duduk sama kamu. Ntar kalau ulangan contekin ya!
Alena tertawa kecil.
Dasar tukang nyontek! kata Marvel sambil mencubit lengan Alena.
Auu.. sakit tau! kata Alena kesakitan.
Cie Alena akhirnya kesampean juga duduk sebelah marvel teriak Budi sang ketua kelas
yang diikuti suara ricuh yang lainnya.
Seisi kelas sudah hafal betul bagaimana tingkah laku dua temannya itu. Setiap hari mereka
bertingkah layaknya anjing dan kucing, terkadang mereka juga saling mengasihi seperti
Doraemon dan Nobita. Aneh memang.
Pukul 12 tepat, anak-anak berlarian menuju gerbang sekolah dengan semangat. Wajar hari ini
pulang cepat karena guru-guru sedang rapat persiapan Ujian Nasional. Begitu pula dengan Alena,

dia tergesa-gesa pulang kerumah agar dia bisa melihat drama korea yang sudah di downloadnya
sejak seminggu yang lalu. Namun, langkahnya terhenti oleh sapaan Marvel.
Eh Len, mau kemana? Cepet amat jalannya ujar Marvel sambil terengah-engah karena ia
sempat berlari kecil tadi.
Mau pulanglah ujarnya acuh.
Yaelah jam segini ngapain sih dirumah palingan nonton tv mentok-mentok juga tidur.
Daripada tidur mending ikut aku ke toko buku
Males ah vel, mending nonton drama korea dirumah jawab Alena tak bersemangat.
Dua minggu lagi kan kita UNAS Len, apa salahnya nyicil belajar
Masih dua minggu lagi kan? Ntaran aja kalau udah 1 minggu
Kamu tuh ya udah otak pas-pasan, gak pernah juara kelas, kalau ulangan remidi terus,
sekarang pake nunda-nunda lagi belajarnya! Mau dapet nilai jelek? Mau dapet sekolah
pinggiran? ujar Marvel.
Engg..enggak Vel jawab Alena.
Mangkannya belajar jangan nonton drama korea mulu. Apasih yang dilihat, ganteng juga
gantengan aku
Yakali Vel, kamu mah apa cuman sebatas komedo mereka doang kali hahahaha ujar Alena
pelan lantas tertawa.
Marvel tidak menghiraukan celotehan Alena mungkin ia tidak dengar.

Gerimis turun. Awan hitam menutupi hampir semua permukaan langit. Untung mereka sudah
sampai di toko buku sebelum hujan mengguyur tubuh mereka.
Yah hujan ujar Alena.
Yaudah kita disini dulu aja sambil nunggu hujannya terang sekalian belajar, tuh ada bangku
kosong ujar Marvel sambil menunjuk bangku kosong yang ada didekat jendela.
Setelah mendapatkan bukunya masing-maring, mereka berdua duduk sambil ditemani
secangkir White Coffe.
Len, buka dong bukunya masa dari tadi ngeliatin covernya mulu pinta Marvel.
Iya..iya nih juga mau dibuka kok kata Alena sambil membuka buku Detik-Detik Persiapan
Ujian Nasional.
Alena tidak sadar jika dari tadi Marvel memperhatikannya diam-diam. Tampaknya gadis itu
kesusahan mengerjakan soal latihan itu.
Lucu juga yah ni anak kalau lagi kebingungan gitu batin Marvel. Gimana bisa nggak?
Alena menyerah. Ini gimana sih Vel susah banget, ajarin dong
Gini aja susah gimana nanti ngerjain soal UNAS pantes aja nggak pernah juara kelas kata
Marvel sambil mengerjakan soal latihan milik Alena.
Yaa mangkannya ajarin dong biar pinter, punya ilmu tuh dibagi-bagi jangan disimpen sendiri
ntar kalau mati masuk neraka loh, mau? ujar Alena sambil mendekatkan wajahnya ke arah
Marvel.

Iya bawel jawab Marvel sambil mendongakkan wajahnya. Tanpa disadari wajah mereka
saling bertatapan satu sama lain yang membuat mereka akhirnya salah tingkah.
Emm.. Vel kayaknya hujannya udah reda nih, pulang yuk ajak Alena sambil menahan malu.
Ayo, lagian udah sore juga jawab Marvel sambil beranjak dari tempat duduk.
Dua Minggu berlalu..
Alena mengayuh sepeda bututnya kencang-kencang. Sepuluh menit lagi gerbang sekolah akan
ditutup oleh satpam bengis sekolahnya. Alena tidak mau lagi menjadi bulan-bulanan guru BK
yang selalu mengomelinya saat ia terlambat. Untungnya sebelum gerbang sekolah tertutup
sepenuhnya, ia sudah sampai disekolah. Dengan tergesa-gesa ia segera memarkirkan sepedanya
dan menuju ke kelas.
Huh, untung aja gak telat kata Alena sambil merapikan bajunya yang kusut.
Bangun jam berapa sih jam segini baru dateng, untung hari ini jamkos guru-guru lagi ada
rapat persiapan Ujian Nasional ujar Marvel.
Iyanih semalem habis begadang ngerjain soal-soal buat pemantapan Ujian Nasional biar nanti
bisa masuk SMA favorit.Eh iya ngomong-ngomong kamu mau masuk SMA mana Vel? SMA
Nusantara kayaknya bagus tuh, yuk barengan daftar ujar Alena yang matanya terlihat
berkantung.
Emm.. sebenarnya setelah lulus ini aku mau nerusin SMA di Amerika. Soalnya aku dapet
beasiswa disana ujar Marvel.
Kok mendadak gini sih Vel, tapi ntar balik lagi kan? tanya Alena.

Emang kenapa? Kamu takut ya aku gak bakal balik lagi hahaha. Iya nanti kalau liburan aku
balik ke indo kok, ntar ketemuan yuk jawab Marvel.
Baguslah, yuk! Ketemuan dimana? tanya Alena.
Di taman deket sekolah kita jawab Marvel.
Tapi janji ya kamu bakal dateng, awas aja kalau gak dateng ujar Alena
Siap bos! kata Marvel sambil mengangkat telapak tangannya ke dahinya.
Jam dinding menunjukkan pukul setengah satu malam. Beberapa kali Alena berusaha
memejamkan mata, tetap saja tak bisa padahal besok Alena akan mengikuti Ujian Nasional.
Untungnya di Sekolah Marvel sudah mengajarinya. Ia bergerak gelisah ke kanan ke kiri,
menutupi kepala dengan bantal, menelungkupkan badan. Semua usaha untuk tidur sia-sia.
Perkataan Marvel yang ingin pergi ke Amerika seakan tak mau pergi dari pikirannya.
Oke, Alena mengakui ia memang tertarik pada Marvel sejak cowok itu memberikan perhatian
lebih kepadanya. Entah hanya perasaanku saja atau memang benar seperti itu. Karena jika dilihat
dari sikapnya terhadapku dibanding dengan teman-teman perempuannya yang lain, ia seperti
menganggapku berbeda. Dan entah kenapa, Alena senang saat Marvel memaksanya untuk belajar
bersama, saat Marvel mengomelinya dan saat tatapan mereka bertemu di toko buku.
Dan kini seakan semua kenangan itu lenyap saat Marvel mengatakan bahwa ia ingin pergi ke
Amerika. Berarti itu artinya ia akan berpisah dengan Marvel dan tidak ada lagi yang
mengomelinya seperti dulu. Tak terasa air mata sudah membasahi sebagian sarung bantalnya dan
mata Alena sudah mulai lelah, mungkin ia butuh memejamkan matanya sejenak.

Ujian Nasional berakhir


Hari ini adalah hari keberangkatan Marvel ke Amerika, ia pergi meninggalkan kota Surabaya dan
sekaligus meninggalkan sejuta kenangannya bersama cewek yang dicintainya itu.
Maaf ya Len aku gak pamit dulu sama kamu aku takut kamu bakal sedih, tunggu aku ya aku
bakal nemuin kamu untuk nyatain perasaan ini kata Marvel sambil menyerahkan tiket ke
pramugari yang berdiri di sampingnya.
Dalam waktu yang sama ditempat lain
Marvel kemana sih dari tadi gak kelihatan, padahal kan mau ngasih ini ujar Alena sambil
membawa bungkusan lucu berwarna biru. Ko, tau Marvel nggak?
Tadi kayaknya dia buru-buru pulang gitu Len jawab Iko.
Jangan-jangan dia udah pergi nggak ngabarin aku batin Alena.
Tanpa pikir panjang Alena langsung merogoh sakunya untuk mengambil ponsel dan mencari
nomor Marvel.
Tittttuttttitttmaaf nomor yang anda tuju sed
Tidak putus asa Alena segera menghubungi nomor telepon rumah Marvel. Tidak lama
terdengar suara wanita paruh baya yang terdengar serak.
Halo, maaf dengan siapa?
Halo, Saya Alena teman sekelasnya Marvel. Marvelnya ada di rumah?
Maaf Tuan Marvel sudah berangkat ke bandara barusan

Deg. Benar dugaannya, Marvel sudah pergi tanpa mengabarinya. Alena kecewa kenapa
Marvel tidak menghubunginya terlebih dahulu setidaknya dia bisa mengirim pesan padanya. Apa
mungkin ia tak terlalu penting untuk Marvel.
Mungkin dia buru-buru yaudahlah ntar kan juga ketemu batin Alena menenangkan.
Pelajaran tahun baru dimulai
Hari ini hari pertama Alena masuk sekolah barunya. Ya SMA Nusantara, SMA favoritnya yang
dulu diidam-idamkannya bersama sahabatnya, Marvel. Alena tidak mau mengingat kejadian
masa lalunya yang ditinggal pergi oleh Marvel tanpa kabar. Yang terpenting sekarang Alena
menunggu agar liburan cepat datang dan segera bertemu Marvel dan menanyakan alasannya
mengapa ia tidak memberi kabar saat keberangkatannya ke Amerika.
Hai salam kenal ya aku Alena sapa Alena hangat.
Hai juga aku Nabila, duduk sini yuk sama aku ajak Nabila dengan raut wajah ceria.
Tidak lama kemudian seorang wanita dengan berperawakan agak tinggi dengan badan berisi
datang menyapa murid-muridnya.
Selamat Pagi anak-anak perkenalkan saya Bu Eka, saya guru Matematika disini salam kenal
yaa sapa Bu Eka sambil sesekali tersenyum.
Salam kenal juga Bu ujar anak-anak bersemangat.
Untuk perkenalan buku bukunya halaman 10 ya, kerjakan sebisanya besok ibu jelaskan soal
yang sulit
Baik Bu

Alena menatap langit-langit kamarnya dan membayangkan betapa menyenangkan pertemuannya


esok dengan Marvel. Alena akhirnya memilih untuk tidur, tapi tiba-tiba ponselnya berdering
ternyata ada LINE dari seseorang.
Sampai bertemu besok, Cantik. Aku tunggu jam 10 pagi. Jangan telat!
Alena tersenyum melihat isi pesan dari Marvel. Alena memilih untuk tidak membalasnya
karena ia besok pasti akan bertemu dengannya.
Liburan semester ganjil tiba
Sosok yang berada didepan cermin itu terlihat sempurna. Wajahnya yang sudah cantik dipoles
lagi dengan sedikit make up yang nyaris tak terlihat. Rambutnya yang bergelombang menambah
kecantikan wajahnya. Bibirnya yang merah terlihat manis saat tersenyum. Bau parfum yang soft
seakan melekat lembut di tubuhnya. Alena sudah siap bertemu pangerannya hari ini.
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Alena sudah berada di taman dekat sekolah
SMP-nya itu dengan membawa bungkusan berwarna biru yang tak sempat di berinya untuk
Marvel saat hari keberangkatannya.
Semoga dia menepati janjinya kata Alena cemas.
Matahari sudah berada di pucuk kepala dan tidak ada tanda-tanda kedatangan Marvel. Alena
mulai kecewa dan memilih untuk datang lagi esok hari dan berharap Marvel sudah berada disini
menunggunya. Tetapi tiba-tiba ponselnya bergetar dengan cepat ia membuka ponselnya dan
berharap tertera nama Marvel. Ternyata nama Iko yang muncul di layar ponselnya. Tumben
temannya itu menelpon.
Halo, ada apa Ko?

Terdengar suara isak tangis di ujung telepon.


Marvel Len, Marvel.
Iya Marvel. Marvel kenapa? Kok kamu nangis?
Marvel kecelakaan waktu mau balik ke indo. Pesawatny.. tittttt
Hanphone berlayar lebar itu seketika langsung terjun bebas ke tanah.
Deg. Jantung Alena seakan berhenti seketika. Ia tak percaya. Marvel, seorang yang sangat ia
tunggu untuk bertemu dengannya hari ini kini tidak akan bertemu dengannya untuk selamanya.
Rasa menyesal Alena semakin menjadi-jadi saat ia tidak sempat mengatakan kalau ia sangat
menyayangi Marvel.
Aku cinta kamu, Marvel Sudiantoro ucapnya sambil mengelus batu nisan didepannya.

BY : NUR LAILATUL QODRIYAH.

Anda mungkin juga menyukai