Anda di halaman 1dari 11

Wortel adalah sayuran yang sudah sangat dikenal masyarakat Indonesia dan populer

sebagai sumber vit. A karena memiliki kadar karotena (provitamin A). Selain itu, wortel
juga mengandung vit. B, vit. C, sedikit vit. G, serta zat-zat lain yang bermanfaat bagi
kesehatan manusia. Sosok tanamannya berupa rumput dan menyimpan cadangan
makanannya di dalam umbi. Mempunyai batang pendek, berakar tunggang yang bentuk
dan fungsinya berubah menjadi umbi bulat dan memanjang. Umbi berwarna kuning
kemerah-merahan, berkulit tipis, dan jika dimakan mentah terasa renyah dan agak
manis.
Syarat Tumbuh Wortel
Wortel merupakan tanaman subtropis yang memerlukan suhu dingin (22-24 C),
lembap, dan cukup sinar matahari. Di Indonesia kondisi seperti itu biasanya terdapat di
daerah berketinggian antara 1.200-1.500 m dpl. Sekarang wortel sudah dapat ditanam
di daerah berketinggian 600 m dpl. Dianjurkan untuk menanam wortel pada tanah yang
subur, gembur dan kaya humus dengan pH antara 5,5-6,5. Tanah yang kurang subur
masih dapat ditanami wortel asalkan dilakukan pemupukan intensif. Kebanyakan tanah
dataran tinggi di Indonesia mempunyai pH rendah. Bila demikian, tanah perlu dikapur,
karena tanah yang asam menghambat perkembangan umbi.
Pedoman Budidaya Wortel
PENGOLAHAN TANAH Tanah yang akan ditanami wortel diolah sedalam 30-40 cm.
Tambahkan pupuk kandang sebanyak 1,5 kg/m2 agar tanah cukup subur. Bila tanah
termasuk miskin unsur hara dapat ditambahkan pupuk urea 100 kg/ha, TSP 100 kg/ha,
dan KCl 30 kg/ha. Selanjutnya dibuatkan bedengan selebar 1,5-2 m dan panjangnya
disesuaikan dengan lahan. Tinggi bedengan di tanah kering adalah 15 cm, sedangkan
untuk tanah yang terendam, tinggi bedengan dapat lebih tinggi lagi. Di antara bedengan
perlu dibuatkan parit selebar sekitar 25 cm untuk memudahkan penanaman dan
pemeliharaan tanaman. PENANAMAN Kebutuhan benih wortel adalah 15-20 g/10 m2
atau 15-20 kg/ha. Benih wortel yang baik dapat dibeli di toko-toko tanaman atau
membenihkan sendiri dari tanaman yang tua. Jika membeli, pilihlah benih yang telah
bersertifikat. Benih wortel dapat langsung disebarkan tanpa disemai dahulu.
Sebelumnya, benih direndam dalam air sekitar 12-24 jam untuk membantu proses
pertumbuhan. Kemudian, benih dicampur dengan sedikit pasir, lalu digosok-gosokkan
agar benih mudah disebar dan tidak melekat satu sama lain. Benih ditabur di sepanjang
alur dalam bedengan dengan bantuan alat penugal, lalu benih ditutupi tanah tipis-tipis.
Berikutnya, bedengan segera ditutup dengan jerami atau daun pisang untuk menjaga
agar benih tidak hanyut oleh air. Jika tanaman telah tumbuh (antara 10-14 hari), jerami
atau daun pisang segera diangkat.

Pemeliharaan
Setelah tanaman tumbuh segera dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan pertama
adalah penyiraman yang dapat dilakukan sekali sehari atau dua kali sehari jika udara
sangat kering. Cara pemberian air yang lain ialah dengan jalan menggenangi parit di
antara bedengan. Cara seperti ini dapat dilakukan bila terdapat saluran drainase.
Tanaman yang telah tumbuh harus segera diseleksi. Caranya cabutlah tanaman yang
lemah atau kering, tinggalkan tanaman yang sehat dan kokoh. Tindakan ini sekaligus
diikuti dengan penjarangan yang berguna untuk memberikan jarak dalam alur dan
menjaga tercukupinya sinar matahari sehingga tanaman tumbuh subur. Penjarangan
menghasilkan alur yang rapi berjarak antara 5- 10 cm. Pemeliharaan selanjutnya
adalah pemupukan yang sudah dapat dilakukan sejak tanaman berumur dua minggu
berupa 50 kg Urea/ha, disusul pemberian kedua (1 atau 1,5 bulan kemudian) berupa
urea sebanyak SO kg/ha dan KCl 20 kg/ha. Dosis dapat berubah sesuai kondisi tanah
dan rekomendasi pemupukan yang ada. Cara pemupukan adalah dengan menaburkan
pupuk pada alur sedalam 2 cm yang dibuat memanjang berjarak sekitar 5 cm dari alur
tanaman. Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan
pendangiran. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar
akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung.
Hama dan Penyakit Wortel
Ada beberapa hama yang penting diketahui karena sering menyerang tanaman wortel
di Indonesia, di antaranya sebagai berikut. Manggot-manggot (Psila rosae) Umbi wortel
yang terserang memperlihatkan gejala kerusakan (berlubang dan membusuk) akibat
gigitan pada umbi. Penyebab kerusakan ini adalah sejenis lalat wortel yang disebut
manggot-manggot (Psila rosae). Periode aktif perusakan adalah saat larva lalat ini
memakan umbi selama 5-7 minggu sebelum berubah menjadi kepompong. Umbi yang
telah terserang tidak dapat di perbaiki, sebaiknya dicabut dan dibuang.
Pencegahannya, saat tanaman wortel masih muda disiram dengan larutan Polydo120 g
dicampur air sebanyak 100 liter. Untuk lebih meyakinkan hasilnya, pemberian Polydol
diulangi lagi 10 hari kemudian. Semiaphis dauci Serangan hama ini ditandai dengan
terhentinya pertumbuhan, tanaman menjadi kerdil, daun-daun menjadi keriting, dan
dapat menyebabkan kematian. Hama ini umumnya menyerang tanaman muda
sehingga menyebabkan kerugian besar. Hama perusak ini adalah serangga berwarna
abu-abu bernama Semiaphis dauci. Pemberantasan dan pengendaliannya dilakukan
dengan menyemprotkan Polydol 20 g dicampur air 100 liter. Atau dapat pula
menggunakan Metasyttox 50 g dicampur air 100 liter. Penyakit Penyakit tanaman wortel
yang dianggap penting antara lain sebagai berikut. Bercak daun cercospora Penyakit ini
ditandai dengan bercak-bercak bulat atau memanjang yang banyak terdapat di pinggir

daun sehingga daun mengeriting karena bagian yang terserang tidak sama
pertumbuhannya dibanding bagian yang sehat. Penyebab penyakit ini adalah jamur
Cercospora carotae (Pass). Penyebarannya dibantu oleh angin. Bagian tanaman yang
lebih dahulu terserang adalah daun muda. Pengendaliannya dengan menanam biji
yang sehat, menjaga sanitasi, tanaman yang telah terserang dicabut dan dipendam,
serta pergiliran tanaman. Cara pengendalian yang lain adalah dengan menyemprotkan
fungisida yang mengandung zineb dan maneb, yaitu Velimex 80 WP sebanyak 2-2,5
g/1 dengan volume semprot 400-800 1/ha. Busuk hitam (hawar daun) Gejala penyakit
ini ditandai dengan bercak-bercak kecil berwarna cokelat tua sampai hitam bertepi
kuning pada daun. Bercak dapat membesar dan bersatu sehingga mematikan daundaun (menghitam). Tangkai daun yang terinfeksi menyebabkan terjadinya bercak
memanjang berwarna seperti karat. Gejala pada akar baru tampak setelah umbi akar
disimpan. Pada akar timbul bercak berbentuk bulat dan tidak teratur, agak mengendap
dengan kedalaman sekitar 3 mm. Jaringan yang busuk berwarna hitam kehijauan
sampai hitam kelam. Terkadang timbul pula kapang kehitaman pada permukaan bagian
yang busuk. Penyebab penyakit ini adalah jamur Alternaria dauci yang semula disebut
Macrosporium carotae. Pengendaliannya dengan pergiliran tanaman, sanitasi,
penanaman benih yang sehat, dan membersihkan tanaman yang telah terserang
(dicabut dan dipendam atau dibakar). Dapat juga digunakan fungisida, misalnya
Velimex 80 WP sebanyak 2-2,5 g/1 dengan volume semprot 400-800 1/ha.
Panen dan Pasca Panen
Wortel dapat dipanen setelah 100 hari tergantung dari jenisnya. Pemanenan tidak boleh
terlambat karena umbi akan semakin mengeras (berkayu) sehingga tidak disukai
konsumen. Cara pemanenan dilakukan dengan jalan mencabut umbi beserta akarnya.
Untuk memudahkan pencabutan sebaiknya tanah digemburkan dahulu. Pemanenan
sebaiknya dilakukan pagi hari agar dapat segera dipasarkan.

BAWANG MERAH
A. Latar belakang
Bawang merah dan bawang putih merupakan komoditas sayuran yang sudah sejak
lama di usahakan oleh petani secara intensif. Komoditas pertanian ini merupakan
sumber pendapatan dan kesempatan kerja yang memberikan kontribusi cukup
tinggiterhadap perkembangan ekonomi suatu wilayah. Karena memiliki nilai ekonomi
yang cukup tinggi maka pengusahaan budidayabawang merah dan bawang putih telah
menyebar hampir di setiapn provinsi di Indonesia. Meskipun minat petani di terhadap

bawang merah dan bawang putihcukup kuat, namun dalam proses pengusahaannya
masih ditemui berbagai kendala. Baiak yang bersifat teknis maupun ekonomis.
B. Kajian pustaka
Bawang merah merupakan tanaman semusim yang berbentuk rumput, berbatang
pendek dan berakar serabut. Daunnya panjang serta berongga seperti pipa. Pangkal
daunnya dapat berubah fungsi seperti menjadi umbi lapis. Oleh karena itu, bawang
merah disebut umbi lapis. Tanaman bawang merah mempunyai aroma yang spesifik
yang marangsang keluarnya air mata karena kandungan minyak eteris alliin. Batangnya
berbentuk cakram dan di cakram inilah tumbuh tunas dan akar serabut. Bunga bawang
merah berbentuk bongkol pada ujung tangkai panjang yang berlubang di dalamnya.
Bawang merah berbunga sempurna dengan ukuran buah yang kecil berbentuk kubah
dengan tiga ruangan dan tidak berdaging. Tiap ruangan terdapat dua biji9 yang agak
lunak dan tidak tahan terhadap sinar matahari (Sunarjono, 2004)
Rotasi tanaman bawang merah dengan padi setahun sekali dan dengan tebu tiga tahun
sekali (seperti di kabupaten brebes) cukup baik dan sangat membantu
mempertahankan produktivitas lahan. Untuk menjaga kelestarian produktivitas dari
lahan, lahan tidak boleh dibiarkan mempunyai salinitas yang tinggi dan drainase yang
jelek.
Tanaman bawang merah ini dapat ditanam dan tumbuh di dataran rendah sampai
ketinggian 1000 meter dpl. Walaupun demikian, untuk pertumbuhan optimal adalah
pada ketinggian 0-450 meter dpl. Komoditas sayuran ini umumnya peka terhadap
keadaan iklim yang buruk seperti curah hujan yang tinggi serta keadaan cuaca yang
berkabut. Tanaman bawang merah membutuhkan penyinaran cahaya matahari yang
maksimal (minimal 70% penyinaran), suhu udara 25-32C serta kelembaban nisbi yang
rendah (Sutaya et al, 1995)
Bawang merah dapat diperbanyak dengan dua cara, yaitu bahantanam berupa biji
botani dan umbi bibit. Pada skala penelitian, perbanyakan bawang merah dengan biji
mempunyai prospek cerah karena memiliki beberapa keuntungan (kelebihan) antara
lain : keperluan benih relatif sedikit 3 kg/ha, mudah didistribusikan dan biaya
transportasi relatif rendah, daya hasil tinggi serta sedikit mengandung wabah penyakit.
Hanya saja perbanyakan dengan biji memerlukan penanganan dalam hal pembibitan di
persemaian selama 1 bulan setelah itu bisa dibudidayakan dengan cara biasa
( Rukmana,1994)
Penyiangan pertama dilakukan umur 7-10 HST dan dilakukan secara mekanik untuk
membuang gulma atau tumbuhan liar yang kemungkinan dijadikan inang hama ulat
bawang. Pada saat penyiangan dilakukan pengambilan telur ulat bawang. Dilakukan
pendangiran, yaitu tanah di sekitar tanaman didangir dan dibumbun agar perakaran
bawang merah selalu tertutup tanah. Selain itu bedengan yang rusak atau longsor perlu
dirapikan kembali dengan cara memperkuat tepi-tepi selokan dengan lumpur dari dasar
saluran (di Brebes disebut melem) (Prabowo, 2007)

C. Pelaksanaan Kegiatan
a) Persiapan
Persiapan benih
Kualitas bibit merupakan faktor penentu hasil tanaman. Tanaman yang dipergunakan
sebagai bibit harus cukup tua. Yaitu berkisar antara 70-80 hari setelah tanam. Bibit
kualitas baik adalah berukuran sedang, sehat, keras dan permukaan kulit luarnya licin/
mengkilap. Bibit yang terlalu
kecil pertumbuhannya kurang vigor dan hasilnya sedikit sedangkan umbi bibit yang
besar harganya terlalu mahal.
Ukuran umbi bibit yang optimal adalah 3-4 gram/umbi. Umbi bibit yang baik yang telah
disimpan 2-3 bulan dan umbi masih dalam ikatan (umbi masih ada daunnya).
Penyimpanan yang baik dan biasa dilakukan oleh petani adalah dengan menyimpan
diatas para-para dapur atau disimpan di gudang. Umbi bibit harus sehat, ditandai
dengan bentuk umbi yang kompak (tidak keropos), kulit umbi tidak luka (tidak
terkelupas atau berkilau). Benih yang dianjurkan adalah Kuning, Bima Brebes,
Bangkok, Kuning Gombong, Klon No. 33, Klon No. 86 untuk dataran rendah.
Sedangkan untuk dataran medium dan dataran tinggi disarankan memakai benih
Sumenep, Menteng, Klon No. 88, Klon No. 33, Bangkok2.
Pengolahan tanah
Pengolahan tanah dimaksudkan untuk menciptakan lapisan olah yang cocok dan
gembur untuk budidaya bawang merah. Pengolahan tanah umumnya diperlukan untuk
menggemburkan tanah sehingga pertumbuhan umbi dari bawang tidak terhambat
karena sifat fisika tanah yang kurang optimal. Pengolahan tanh juga dilakukan untuk
memperbaiki drainase, meratakan permukaan tanah dan mengendalikan gulma.
Pada lahan kering, tanah dibajak atau dicangkul sedalam 20 cm, kemudian dibuat
bedengandengan lebar 1,2 meter tinggi 25 cm sedangkan panjangnya tergantung
dengan kondisi lahan. Bedeng dibuat mengikuti arah timur dan barat agar persebaran
cahaya optimal. Seluruh proses pengolahan tanah ini membutuhkan waktu kira-kira 3-4
minggu.
Pada lahan yang masam dengan pH kurang dari 5,6 disarankan pemberian dolomit
minimal 2 minggu setelah tanam dengan dosis 1-1,5 ton/ha/tahun. Peningkatan pH ini
penting untuk meningkatkan ketersediaan unsur hara Ca (kalsium) dan magnesium
(Mg), terutama pada lahan lahan yang diusahakan secara intensif karena unsur Ca
dan Mg sulit tersedia dalam kondisi masam.
Pemberian pupuk dasar
Pemberian pupuk dasar dilakukan setelah pengolahan tanah. Pupuk dasar yang
digunakan adalah pupuk organik yang sudah matang seperti pupuk kandang sapi
dengan dosis 10-20 ton/ha atau pupuk kandang ayamdengan dosis 5-6 ton/ha. Selain
itu digunakan juga pupuk P (SP-36) dengan dosis 200-250 kg/ha (70-90kg/ha P2O5).

Yang diaplikasikan 2-3 hari sebelum tanaman dengan cara disebar lalu diaduk secara
merata dengan tanah. Pemberian pupuk organik digunakan untuk memelihara dan
meningkatkan produktivitas lahan.
b) Penanaman
Umbi bibit ditanam dengan jarak tanam 20cmx15 cm atau 15cm x 15cm. umbi
tanaman bawang merah dimasukkan ke dalam lubang yang sebelumnya dibuat dengan
tugal. Lubang tanam dibuat sedalam umbi. Umbi dimasukkan ke dalam tanah dengan
seperti memutar sekerup. Penanaman diusahakan jangan terlalu dalam karena umbi
mudah mengalami pembusukan. Setelah proses penanaman selesai dilakukan
penyiraman.
c) Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman
pertumbuhan tanaman.

dilakukan

dengan

tindakan-tindakan

untu

menjaga

Penyiraman
Tanaman bawnag merah tidak menghendaki banyak hujan karena umbi dari bawang
merah mudah busuk, akan tetapi selama pertumbuhannya tanaman bawang merah
tetap membutuhkan air yang cukup. Oleh karena itu, lahan tanam bawang merah perlu
penyiraman secara intensif apalagi jika pertanaman bawang merah terletak di lahan
bekas sawah. Pada musim kemarau tanaman bawang merah memerlukan penyiraman
yang cukup, biasanya satu kali sehari sejak tanam sampai menjelang panen.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan secepatnya bagi tanaman yang mati / sakit dengan mengganti
tanaman yang sakit dengan bibit yang baru. Hal ini dilakukan agar produksi dari suatu
lahan tetap maksimal walaupun akan mengurangi keseragaman umur tanaman.
Pemupukan
Pemupukan yang dilakukan disini nomerupakan pemupukan susulan setelah tanaman
tumbuh. Pemupukan susulan pertama dilakukan dengan memberikan pupuk N dan K
pada saat tanaman berumur 10-15 harisetelah tanam. Pemupukan susulan kedua
dilakukan pada saat tanaman berumur 1 bulan setelah tanam dosis pupuk N 150-200
kg/ha dan K 100-200 kg KCl/ha. Pupuk K diaplikasikan bersama-sama dengan pupuk N
dalam larikan atau dibenamkan ke dalam tanah. Untuk mencegah kekurangan unsur
mikro dapat digunakan pupuk pelengkap cair yang mengandung unsur mikro.
Pengelolaan hama dan penyakit
Hama penyakit yang sering menyerang tanaman bawang merah antara lain ulat grayak
(Spodoptera litura), trips, ulat bawang, bercak ungu (Alternaria porli), busuk umbi
fusarium dan busuk putih sclerotum, busuk daun Stemphylium dan virus.
1. Ulat Bawang ( Spodoptera exigua atau S. litura),
Hama ulat bawang (Spodoptera spp). Serangan hama ini ditandai dengan bercak putih
transparan pada daun. Telur diletakkan pada pangkal dan ujung daun bawang merah

secara berkelompok, maksimal 80 butir. Telur dilapisi benang-benang putih seperti


kapas. Kelompok telur yang ditemukan pada rumpun tanaman hendaknya diambil dan
dimusnahkan. Biasanya pada bawang lebih sering terserang ulat grayak jenis
Spodoptera exigua dengan ciri terdapat garis hitam di perut/kalung hitam di leher.
Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan mengumpulkan telur dan ulat lalu
dimusnahkan. Memasang perangkap ngengat (feromonoid seks) ulat bawang 40
buah/ha. Jika intensitas kerusakan daun lebih besar atau sama dengan 5 % per rumpun
atau telah ditemukan 1
paket telur/10 tanaman, dilakukan penyemprotan dengan insektisida efektif, misalnya
Hostathion 40 EC, Cascade 50 EC, Atabron 50 EC atau Florbac.
2. Ulat tanah, ulat ini berwarna coklat-hitam. Pada bagian pucuk /titik tumbuhnya dan
tangkai kelihatan rebah karena dipotong pangkalnya. Kumpulan ulat pada senja/malam
hari. Jaga kebersihan dari sisa-sisa tanaman atau rerumputan yang jadi sarangnya.
3. Trip (Thrips sp.) Gejala serangan hama thrip ditandai dengan adanya bercak putih
beralur pada daun. Penanganannya dengan penyemprotan insektisida efektif, misalnya
Mesurol 50 WP atau Pegasus 500 EC.
4. Penyakit yang harus diwaspadai pada awal pertumbuhan adalah penyakit layu
Fusarium. Gejala serangan penyakit ini ditandai dengan menguningnya daun bawang,
selanjutnya tanaman layu dengan cepat (Jawa : ngoler). Tanaman yang terserang
dicabut lalu dibuang atau dibakar di tempat yang jauh Preventif kendalikan dengan
GLIO.
5. Penyakit layu Fusarium Ditandai dengan daun menguning, daun terpelintir dan
pangkal batang membusuk. Jika ditemukan gejala demikian, tanaman dicabut dan
dimusnahkan.
6. Penyakit otomatis atau antraknose gejalanya bercak putih pada daun, selanjutnya
terbentuk lekukan pada bercak tersebut yang menyebabkan daun patah atau terkulai.
Untuk mengatasinya, semprot dengan fungisida Daconil 70 WP atau Antracol 70 WP.
7. Penyakit trotol ditandai dengan bercak putih pada daun dengan titik pusat berwarna
ungu. Gunakan fungisida efektif, antara lain Antracol 70 WP, Daconil 70 WP, dll untuk
membasminya.
d) Pemanenan
Bawang merah dapat dipanen setelah umurnya cukup tua, biasanya pada umur 80-70
hari. Tanaman bawang merah dipanen setelah terlihat tanda-tanda 60% leher batang
lunak, tanaman rebah dan daun menguning. Pemanenan sebaiknya dilaksanakan pada
saat tanah kering dan cuaca cerah untuk menghindari adanya serangan penyakit busuk
umbi pada saat umbi disimpan.
e) Pasca panen

Bawang merah yang sudah dipenen kemudian diikat pada batangnya untuk
mempermudah penanganan. Selanjutnya umbi dijemur hingga cukup kering (1-2
minggu) dibawah sinar matahari langsung kemudian dilakukan dengan pengelompokan
(grading) sesuai dengan ukuran umbi. Pada penjemuran tahap kedua dilakukan
pembersihan umbi bawang dari tanah dan kotoran. Bila sudah cukup kering (kadar air
kurang lebih 80 %), umbi bawang merah siap dipasarkan atau disimpan di gudang
kemasan bawang. Pengeringan juga dapat dilakukan dengan alat pengering khusus
sampai mencapai kadar air 80%.
Bawang merah dapat disimpan dengan cara menggantungkan ikatan-ikatan bawang
merah di gudang khusus pada suhu 25-30 C dan kelembaban yang cukup rendah
untuk menghindari penyakit busuk umbi dalam gudang.
Dengan terjadinya krisis pupuk yang harganya menjadi mahal bahkan ada yang naik 3
kali llipat sehingga petani tidak mampu membelinya. Biaya untuk bertanam menjadi
semakin tinggi sedangkan hasilnya yang diperoleh semakin lama semakin berkurang.
Sehingga kerugian sering menerpa para petani kita. Maka harus di cari jalan keluar
agar biaya tanam yang murah tapi hasil yang diperoleh semakin bagus, banyak dan
berkualitas baik. Sebenarnaya teknik budidaya dengan sistem organik sudah lama
diterapkan, tetapi terkikis dengan adanya pupuk pestisida. nah dengan harga pupuk
yang semakin mahal dan semakin langka adanya, maka pilihannya dengan kembali
denagan memnggunakan pupuk organik. selain hasil yang bagus tetntusaja biaya yang
dikeluarkan semakin sedikit. yang paling penting adalah ramah lingkungan.
Menanam Bawang Merah Secara Organik
Tanah dicangkul agak dalam dan rumputnya diambil (kebruk kalet: bahasa petani Batu),
selanjutnya digulut dengan lebar 80 cm.
Guludan ditaburi pupuk kandang
Pupuk kandang ditutup dengan tanah dan permukaan guludan dibuat rata. Pada musim
penghujan permukaan guludan dibuat agak lebih tinggi agar tidak terendam air hujan.
Tinggi guludan pada musim kemarau 30 cm dan musim hujan 40 cm.
Bibit yang sudah
siap kemudian ditanam pada guludan (diponjo) dengan jarak 20 cm, kemudian ditutup
menggunakan daun pahit-pahitan (daun yang rasanya pahit).
Tahap selanjutnya adalah penyiangan, menggemburkan tanah dan menguruk tanaman
tipis-tipis sesuai dengan pertumbuhan tanaman.
Pemberantasan hama dan penyakit menggunakan rendaman daun pahitan dan bawang
putih.
Setelah cukup umur tanaman dicabut, diikat dan selanjutnya disiger.
Hasil yang Diperoleh

Penanaman pada waktu musim kemarau (dengan disiram), dengan bibit sebanyak 15
kg menghasilkan panen sebanyak 60 kg.
Penanaman pada musim hujan, dengan bibit sebanyak 50 kg menghasilkan panen
sebanyak 200 kg.
Kendala dan Manfaat
Selama proses penanaman berlangsung selalu dibayangi keraguan karena seolah-olah
menentang arus, meskipun dengan sistem pertanian organik berarti mengikuti hukum
alam.
Paguyuban belum mampu memasarkan hasil panen sehingga terpaksa saya
menjualnya seharga produk konvensional.
Kesimpulan
Bertani dengan sistem organik harus titen dan telaten sehingga pasti panen. Dengan
sistem pertanian organik biaya yang dikeluarkan rendah, pengerjaan tanah mudah
karena gembur. Sudah waktunya petani beralih sistem, meninggalkan sistem
konvensional yang merugi dan merusak lingkungan, dengan sistem pertanian organik
yang lestari.

Berikut ini adalah cara menanam tanaman hias /bunga di dalam pot :
Persiapan Media Tanam
1. Letakan beberapa pecahan batu merah (sebagai pengikat air) di dasar pot
2. Isi pot dengan campuran tanah yang ideal untuk tiap-tiap jenis
a. Campuran umum;
pasir 1/3 bagian, tanah 1/3 bagian, 1/3 bagian pupuk kandang
b. Campuran untuk jenis suka kering;
pasir bagian, 1/2 bagian pupuk kandang
c. Campuran untuk jenis suka lembab
tanah bagian, 1/2 bagian pupuk kandang
3. Media siap untuk ditanami.
Cara Pengepotan yang Baik
Pilihlah pot tanaman dan media tumbuh yang sesuai dengan tanaman yang akan kita
potkan. Pot juga harus disesuaikan dengan tempat dimana dan bagaimana pot tersebut
diletakkan.
Bila pot dan media yg telah disiapkan tersedia, pastikan pot memiliki lubang drainase
yang cukup. Isikan media kurang lebih 1/3 bagian pot. masukkan tanaman, usahakan
media asal yang menempel pada tanaman masih ada, agar tanaman tidak mengalami
stres saat beradaptasi dengan media yang baru.

Tambahkan lagi media tanam, sambil tanaman dipegang terus dengan sebelah tangan.
Setelah hampir penuh, tekan media perlahan-lahan dengan ibu jari agar tanaman dapat
berdiri kokoh. Pot jangan diisi sampai penuh, sisakan sekitar 2 cm dari bibir pot agar
mudah waktu melakukan penyiraman.
Setelah pengepotan selesai, siramlah tanaman secukupnya. Dinding luar dan dasar pot
dibersihkan dari kotoran dan media tanam yang masih menempel sebelum diletakkan
pada tempat yang diinginkan.
Cara Pengairan yang Tepat
Beberapa cara untuk mengairi tanaman pot dalam ruangan yaitu :
1.Air diberikan melalui alas pot. Dengan cara ini air akan meresap ke atas ke media
tanam dengan melalui sistem kapiler. Keuntungan media tidak terlalu basah, tetapi
ketersediaan air cukup terjamin. Untuk membantu peresapan air ke media tanam
sebaiknya dipasang tali dari media ke alas pot melewati lubang drainase.
2.Air diberikan langsung pada media tanam. Pada cara ini air dapat disiramkan
langsung pada permukaan media tanam atau juga dapat melalui pipa yang ditancapkan
ke media tanam. Usahakan air siraman tidak mengenai tanaman secara langsung.
Waktu terbaik untuk melakukan penyiraman tanaman adalah di pagi hari kira-kira jam 7
-10 (sore juga ok ).
Salah satu tanaman bunga, hias dan hortikultura/buah yang cocok di tanam di
halaman rumah adalah :
1.Tanaman Bunga Bougenville.
Tanaman ini selain punya bentuk yg indah, gampang hidup, bisa di modifikasi warna
dan bunganya juga berfungsi sebagai filter debu untuk rumah kita.Selain itu tanaman ini
tidak terlalu besar dan akarnya pun tidak merusak pagar atau tembok rumah karena
akarnya yg lembut tapi kuat.
Kalau halamannya lumayan besar, menurut saya pohon palem sangat bagus dan dapat
membuat kesan indah/asri.
Untuk tanaman kecil lainnya, banyak sekali yang bisa ditanam contoh : anggrek,
mawar, melati, alamanda, kembang sepatu, dll
2.Tanaman Peneduh

Pohon mangga gampang merawatnya, cocok untuk peneduh, dan tentunya bisa
dinikmati buahnya.
Pohon peneduh menciptakan iklim mikro, sehingga angin yg masuk ke pekarangan
dan ke dalam rumah akan lebih sejuk karena telah mendapat bulir2 uap air, mangga
adalah salah satu yg tajuk pohonnya tepat sbg peneduh.
3.Tanaman Penyerap Racun
Tanaman hias dan bunga yang memiliki fungsi sebagai penyerap racun antara lain:
lidah mertua, krisan, lidah buaya, sansiviera, andong, aglonema, beringin. Bahkan lidah
mertua mampu menyerap logam berat seperti timbal yang paling berbahaya yang ada
di udara.
Jenis aglonema sangat cocok ditanam di sekitar rumah bagi perokok karena segala
jenis aglonema, selain mampu menyerap CO2 juga bisa menyerap nikotin dengan baik.
4.Tanaman Penolak Nyamuk (udah ogud bahas di forum kesehatan)
Tanaman yang berfungsi sebagai hiasan sekaligus penolak nyamuk, antara lain,
selasih, tahi kotok, suren, zodia, geranium, rosemary dan tembelekan. Yang bisa
dijadikan anti nyamuk oles alami misalnya, kenanga, lavender dan catnip.
Nyamuk tidak menyukai beberapa jenis tanaman tersebut karena mengeluarkan
senyawa yang tidak disukai bahkan bisa mematikan nyamuk.
Makin banyak menanam tanaman hias penangkal nyamuk di halaman dan taman
rumah, makin kecil ketergantungan kita terhadap obat nyamuk berbahan kimia.

Anda mungkin juga menyukai