Anda di halaman 1dari 10

Artikel Perkaratan Pada Logam Besi

a.

Pengertian Korosi atau Perkarataan


Korosi atau perkaratan logam merupakan proses oksidasi sebuah logam
dengan udara atau elektrolit lainnya, dimana udara atau elektrolit akan mengami
reduksi, sehingga proses korosi merupakan proses elektrokimia, lihat Gambar
7.11.

Gambar 7.11. Korosi logam Fe dan berubah menjadi oksidanya


b.
Proses terjadinya karat
Korosi terjadi melalui reaksi redoks, di mana

logam

mengalami oksidasi, sedangkan oksigen mengalami reduksi.


Karat logam umumnya berupa oksida atau karbonat. Karat pada
besi berupa zat yang berwarna cokelat-merah dengan rumus
kimia Fe2O3xH2O. Oksida besi (karat) dapat mengelupas,
sehingga secara bertahap permukaan yang baru terbuka itu
mengalami korosi. Berbeda dengan aluminium, hasil korosi
berupa Al2O3 membentuk lapisan yang melindungi lapisan
logam dari korosi selanjutnya. Hal ini dapat menerangkan
mengapa panic dari besi lebih cepat rusak jika dibiarkan,
sedangkan panci dari aluminium lebih awet.

Korosi secara keseluruhan merupakan proses elektrokimia. Pada


korosi besi, bagian tertentu dari besi sebagai anode, di mana
besi mengalami oksidasi.
Fe(s) Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan dalam oksidasi akan mengalir ke
bagian lain untuk mereduksi oksigen.
O2(g) + 2 H2O(l) + 4e 4 OH(l)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode akan teroksidasi
membentuk besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida
terhidrasi Fe2O3xH2O yang disebut karat.
Gambar Proses Perkaratan Besi

c.
Penyebab terjadinya karat
Berdasarkan pengetahuan tentang mekanisme korosi, Anda tentu dapat
menyimpulkan faktor-faktor apa yang menyebabkan terbentuknya korosi pada
logam sehingga korosi dapat dihindari.
Percobaan / Praktikum Faktor-Faktor yang Dapat Menyebabkan Korosi
Tujuan :
Menjelaskan faktor-faktor yang dapat menyebabkan korosi.
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Paku
3. Ampelas
Bahan :
1. Air
2. CaCl2
3. Oli
4. NaCl 0,5%
5. Aseton
Langkah Kerja :

1. Sediakan 5 buah tabung. Masing-masing diisi dengan paku yang


permukaannya sudah diampelas dan dibersihkan dengan aseton.
2. Tabung 1 diisi dengan sedikit air agar sebagian paku terendam air dan
sebagian lagi bersentuhan dengan udara.
3. Tabung 2 diisi dengan udara tanpa uap air (tambahkan CaCl2 untuk
menyerap uap air dari udara) dan tabung ditutup rapat.

4. Tabung 3 diisi dengan air tanpa udara terlarut, yaitu air yang sudah
dididihkan dan tabung ditutup rapat.
5. Tabung 4 diisi dengan oli agar tidak ada udara maupun uap air yang
masuk.
6. Tabung 5 diisi dengan sedikit larutan NaCl 0,5% (sebagian paku terendam
larutan dan sebagian lagi bersentuhan dengan udara.
7. Amati perubahan yang terjadi pada paku setiap hari selama 3 hari.
Pertanyaan :
1. Bagaimana kondisi paku pada setiap tabung reaksi? Pada tabung manakah
paku berkarat dan tidak berkarat?
2. Apa kesimpulan Anda tentang percobaan ini? Diskusikan dengan teman
sekelompok Anda.
Setelah dibiarkan beberapa hari, logam besi (paku) akan terkorosi yang dibuktikan
oleh terbentuknya karat (karat adalah produk dari peristiwa korosi). Korosi dapat
terjadi jika ada udara (khususnya gas O2) dan air. Jika hanya ada air atau
gas O2 saja, korosi tidak terjadi. Adanya garam terlarut dalam air akan
mempercepat proses korosi. Hal ini disebabkan dalam larutan garam terdapat ionion yang membantu mempercepat hantaran ion-ion Fe2+ hasil oksidasi.
Kekerasan karat meningkat dengan cepat oleh adanya garam sebab kelarutan
garam meningkatkan daya hantar ion-ion oleh larutan sehingga mempercepat
proses korosi. Ion-ion klorida juga membentuk senyawa kompleks yang stabil
dengan ion Fe3+. Faktor ini cenderung meningkatkan kelarutan besi sehingga
dapat mempercepat korosi
1.
2.
3.
4.
5.
6.

d.

Kesimpulan yang menyebabkan karat pada besi:


Kelembabanudara
Elektrolit
Zatterlarutpembentukasam (CO2, SO2)
Adanya O2
Lapisanpadapermukaanlogam
Letaklogamdalamderetpotensialreduksi

Persamaan reaksi pembentukan karat

Pada daerah anodik (daerah permukaan yang bersentuhan dengan air) terjadi
pelarutan atom-atom besi disertai pelepasan elektron membentuk ion Fe2+ yang
larut dalam air.
Fe(s) Fe2+(aq) + 2e(ANODE)

Elektron yang dilepaskan mengalir melalui besi, sebagaimana elektron mengalir


melalui rangkaian luar pada sel volta menuju daerah katodik hingga terjadi
reduksi gas oksigen dari udara:
O2(g) + 2H2O(g) + 2e 4OH(aq)(KATODE)
2+
Ion Fe yang larut dalam tetesan air bergerak menuju daerah katodik,
sebagaimana ion-ion melewati jembatan garam dalam sel volta dan bereaksi
dengan ion-ion OH membentuk Fe(OH)2. Fe(OH)2 yang terbentuk dioksidasi oleh
oksigen membentuk karat.
Fe2+(aq) + 4OH(aq) Fe(OH)2(s)
2Fe(OH)2(s) + O2(g) Fe2O3.nH2O(s)
Reaksi keseluruhan pada korosi besi adalah sebagai berikut (lihat mekanisme pada
Gambar 2) :
4Fe(s) + 3O2(g) + n H2O(l)

2Fe2O3.nH2O(s)
Karat

e.

Oksidator dan reduktor

Sejak dulu, para pakar kimia sudah mengetahui bahwa oksigen dapat bereaksi
dengan banyak unsur. Senyawa yang terbentuk dari hasil reaksi dengan oksigen
dinamakan oksida sehingga reaksi antara oksigen dan suatu unsur dinamakan
reaksi oksidasi seperti contoh pada Gambar 7.1.
Gambar 7.1 Fosfor putih dalam air diaerasi dengan udara sehingga terjadi reaksi
oksidasi disertai nyala api dalam air.
P4(s) + 5O2(g) 2P2O5(g)
Karat besi adalah senyawa yang terbentuk dari hasil reaksi antara besi dan oksigen
(besi oksida). Perkaratan besi merupakan salah satu contoh dari reaksi oksidasi.
Persamaan reaksi pembentukan oksida besi dapat ditulis sebagai berikut.
4Fe(s) + 3O2(g) 2Fe2O3(s)
Pada reaksi tersebut, besi mengalami oksidasi dengan cara mengikat oksigen
menjadi besi oksida. Kebalikan dari reaksi oksidasi dinamakan reaksi reduksi.
Pada reaksi reduksi terjadi pelepasan oksigen. Besi oksida dapat direduksi dengan
cara direaksikan dengan gas hidrogen, persamaan reaksinya:
Fe2O3(s) + 3H2(g)2Fe(s) + 3H2O(g)
Contoh:
C(s) + O2(g)CO2(g) (reaksi oksidasi)
CO(g) + H2(g) C(s) + H2O(g) (reaksi reduksi)
2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g) (reaksi oksidasi)
CH4(g) + 2O2(g)CO2(s) + 2H2O(g) (reaksi oksidasi)
Hasil Analisis

Hasil analisis dari logam besi yang berubah menjadi karat adalah Korosi atau
perkaratan logam merupakan proses oksidasi sebuah logam dengan udara atau
elektrolit lainnya, dimana udara atau elektrolit akan mengami reduksi, sehingga
proses korosi merupakan proses elektrokimia,
dangan proses Korosi terjadi melalui reaksi redoks, di mana
logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen mengalami
reduksi.
Penyebabnya antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kelembabanudara
Elektrolit
Zatterlarutpembentukasam (CO2, SO2)
Adanya O2
Lapisanpadapermukaanlogam
Letaklogamdalamderetpotensialreduksi
Untuk itu persamaan reaksi pembentukan karatnya dapat dituliskan dengan

:
Fe(s) Fe2+(aq) + 2e(ANODE)
O2(g) + 2H2O(g) + 2e 4OH(aq) (KATODE)
Reaksi keseluruhan pada korosi besi adalah sebagai berikut (lihat mekanisme pada
Gambar 2) :
4Fe(s) + 3O2(g) + n H2O(l)

2Fe2O3.nH2O(s)
Karat

Karat besi adalah senyawa yang terbentuk dari hasil reaksi antara besi dan
oksigen (besi oksida). Perkaratan besi merupakan salah satu contoh dari reaksi
oksidasi. Persamaan reaksi pembentukan oksida besi dapat ditulis sebagai berikut.
4Fe(s) + 3O2(g) 2Fe2O3(s)
Pada reaksi tersebut, besi mengalami oksidasi dengan cara mengikat oksigen
menjadi besi oksida. Kebalikan dari reaksi oksidasi dinamakan reaksi reduksi.
Pada reaksi reduksi terjadi pelepasan oksigen. Besi oksida dapat direduksi dengan
cara direaksikan dengan gas hidrogen, persamaan reaksinya:
Fe2O3(s) + 3H2(g)2Fe(s) + 3H2O(g)
Kesimpulan
Korosi atau perkaratan logam merupakan proses oksidasi sebuah logam
dengan udara atau elektrolit lainnya, dimana udara atau elektrolit akan mengami
reduksi, sehingga proses korosi merupakan proses elektrokimia
1.
proses terjadinya perkaratan :
Korosi terjadi melalui reaksi redoks, di mana logam
mengalami oksidasi, sedangkan oksigen mengalami reduksi

2. penyebab terjadinya karat :


1. Kelembabanudara
2. Elektrolit
3. Zatterlarutpembentukasam (CO2, SO2)
4. Adanya O2
5. Lapisanpadapermukaanlogam
6. Letaklogamdalamderetpotensialreduksi
3. persamaan reaksi pembentukan karat :

Anode:Fe(s) Fe2+(aq) + 2e
Katode: O2(g) + 2H2O(g) + 2e 4OH(aq)
4. oksidator dan reduktor
reaksi oksidasi, pada reaksi tersebut besi mengalami oksidasi dengan cara
mengikat oksigen menjadi besi oksida. Kebalikan dari reaksi oksidasi dinamakan
reaksi
Pada reaksi reduksi terjadi pelepasan oksigen.

Korosi/Perkaratan
Pengertian Korosi
Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di
lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki.
Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling
lazim adalah perkaratan besi.Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi,
sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah
berupa oksida dan karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3. xH2O, suatu
zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi
itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) Fe2+(aq) + 2e E = +0.44 V
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain besi itu yang
bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.

O2(g)
+
2H2O(l)
+
4e

4OH-(aq)
atau
O2(g) + 4H+(aq) + 4e 2H2O(l) E = +1.23 V

+0.40

Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion
besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, Fe2O3. xH2O,
yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode
dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor,
misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.

Korosi merata adalah korosi yang terjadi secara serentak di seluruh permukaan
logam, oleh karena itu pada logam yang mengalami korosi merata akan terjadi
pengurangan dimensi yang relatif besar per satuan waktu. Kerugian langsung
akibat korosi merata berupa kehilangan material konstruksi, keselamatan kerja,
dan pencemaran lingkungan akibat produk korosi dalam bentuk senyawa yang
mencemarkan lingkungan. Sedangkan kerugian tidak langsung antara lain berupa
penurunan kapasitas dan peningkatan biaya perawatan (preventive maintenance).
Korosi galvanik terjadi apabila dua logam yang tidak sama dihubungkan dan
berada di lingkungan korosif. Salah satu dari logam tersebut akan mengalami
korosi, sementara logam lainnya akan terlindung dari serangan korosi.
Logam yang mengalami korosi adalah logam yang memiliki potensial yang lebih
rendah dan logam yang tidak mengalami korosi adalah logam yang memiliki
potensial yang lebih tinggi.
Korosi sumuran adalah korosi lokal yang terjadi pada permukaan yangn terbuka
akibat pecahnya lapisan pasif. Terjadinya korosi sumuran ini diawali dengan
pembentukan lapisan pasif di permukaannya, pada antar muka lapisan pasif dan
elektrolit terjadi penurunan pH, sehingga terjadi pelarutan lapisan pasif secara
perlahan-lahan dan menyebabkan lapisan pasif pecah sehingga terjadi korosi
sumuran. Korosi sumuran ini sangat berbahaya karena lokasi terjadinya sangat
kecil tetapi dalam, sehingga dapat menyebabkan peralatan (struktur) patah
mendadak.
Korosi celah adalah korosi lokal yang terjadi pada celah diantara dua komponen.
Mekanisme tejadinya korosi celah ini diawali dengan terjadi korosi merata diluar
dan didalam celah, sehingga terjadi oksidasi logam dan reduksi oksigen. Pada
suatu saat oksigen (O2) didalam celah habis, sedangkan oksigen(O2) didalam
celah masih banyak, akibatnya permukaan logam yang berhubungan dengan

bagian luar menjadi katoda dan permukaan logam didalam celah menjadi anoda
sehingga terbentuk celah yang terkorosi.
Korosi retak tegang, korosi retak fatik, dan korosi akibat pengaruh hidrogen
adalah bentuk korosi dimana material mengalami keretakan akibat pengaruh
lingkungannya. Korosi retak tegang terjadi pada paduan logam yang mengalami
tegangan tarik statis di lingkungan tertentu, seperti baja tahan karat sangat rentan
terhadap lingkungan klorida panas, tembaga rentan dilarutkan amonia dan baja
karbon rentan terhadap nitrat. Korosi retak fatik terjadi akibat tegangan berulang
di lingkungan korosif, sedangkan korosi akibat pengaruh hidrogen terjadi karena
berlangsungnya difusi hidrogen kedalam kisi paduan. Korosi intergranular adalah
bentuk korosi yang terjadi pada paduan logam akibat terjadinya reaksi antar unsur
logam di batas butirnya. Seperti yang terjadi pada baja tahan karat austenitik
apabila diberi perlakuan panas.
Reaksi-reaksi yang Terjadi pada Proses Korosi Logam
Mekanisme korosi tidak terlepas dari reaksi elektrokimia. Proses elektrokimia
melibatkan perpindahan elektron-elektron. Perpindahan elektron merupakan hasil
reaksi redoks (reduksi-oksidasi). Mekanisme korosi melalui reaksi elektrokimia
melibatkan
reaksi
anodik
dan
reaksi
katodik.
a.Reaksi
Anodik
(Oksidasi)
Reaksi Anodik terjadi di daerah anode. Reaksi anodik (oksidasi) diindikasikan
melalui peningkatan valensi atau produk elektron-elektron. Reaksi anodik yang
terjadi pada proses korosi logam, yaitu :
M Mn+ + ne
Proses korosi dari logam M adalah proses oksidasi logam menjadi satu ion (n+)
dalam pelepasan n elektron. Harga dari n bergantung dari sifat logam sebagai
contoh besi :
Fe Fe2+ + 2e
b.Reaksi Katodik (Reduksi)
Reaksi katodik terjadi di daerah katode. Reaksi katodik diindikasikan melalui
penurunan nilai valensi atau konsumsi elektron-elektron yang dihasilkan dari
reaksi anodik.
Beberapa reaksi katodik yang terjadi selama proses korosi logam, yaitu :
Pelepasan gas hidrogen
2H+ + 2e H2
Reduksi oksigen

O2 + 4H+ + 4e 2H2O
O2 + 2H2O + 4e 4OH Reduksi ion logam
Fe3+ + e Fe2+
Pengendapan logam
3Na+ + 3e 3Na
Reduksi ion hidrogen
O2 + 4H+ + 4e 2H2O
Penyebab Korosi
Faktor
yang
berpengaruh
dan
mempercepat
korosi
yaitu
:
a.Air
dan
kelembapan
udara
Air merupakan salah satu faktor penting untuk berlangsungnya proses korosi.
Udara yang banyak mengandung uap air (lembap) akan mempercepat
berlangsungnya proses korosi.
b.Elektrolit
Elektrolit (asam atau garam) merupakan media yang baik untuk melangsungkan
transfer muatan. Hal itu mengakibatkan elektron lebih mudah untuk dapat diikat
oleh oksigen di udara. Oleh karena itu, air hujan (asam) dan air laut (garam)
merupakan penyebab korosi yang utama.
c.Adanya
Pada peristiwa korosi adanya oksigen mutlak diperlukan.

oksigen

d.Permukaan
logam
Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-kutub muatan,
yang akhirnya akan berperan sebagai anode dan katode. Permukaan logam yang
licin dan bersih akan menyebabkan korosi sukar terjadi, sebab sukar terjadi kutubkutub yang akan bertindak sebagai anode dan katode.
e.Letak
logam
dalam
deret
potensial
reduksi
Korosi akan sangat cepat terjadi pada logam yang potensialnya rendah, sedangkan
logam yang potensialnya lebih tinggi justru lebih awet.

Anda mungkin juga menyukai