Anda di halaman 1dari 18

BED SITE

TEACHING
Disusun Oleh:
Nurul Fauziah Mahmudah

12100114022

Mutiara Ratry Purwati

12100114034

Preceptor:
dr. Gemah Nuripah, Sp.KJ., M.Kes

IDENTITAS PASIEN

Nama
Umur
Jenis kelamin
Suku bangsa
Pekerjaan
Pendidikan terakhir
Agama
Status marital
Alamat
Tgl pemeriksaan

: An. G
: 15 tahun
: Laki-laki
: Sunda
: Pelajar
: SMP
: Islam
: Belum Menikah
: Bandung
: 21 Desember 2015

Keluhan Utama
Heteroanamnesa yang didapat dari ibunya :
Perubahan perilaku

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengalami perubahan perilaku sejak 1 tahun
yang lalu. Pasien menjadi sering pelupa semenjak pindah
sekolah dari SMP BPI (1 semester pada kelas satu) ke
SMP fullday (1 semester pada kelas satu). Setiap
berangkat sekolah, pasien lupa barang apa saja yang harus
dibawa. Saat mandi juga pasien menjadi lupa urutan yang
harus dilakukan terlebih dahulu, sehingga pasien berteriak
meminta tolong ke ibunya untuk diberitahu. Hal tersebut
terjadi hampir setiap hari, yang semakin lama bertambah
parah terlihat dari kegiatan pasien yang dikerjakan
semakin lambat.

Keluhan disertai dengan kurang fokus dalam


kegiatan sehari-hari, pasien sering tertawa sendiri
tanpa alasan yang jelas. Pasien juga kurang
memahami perasaan orang lain disekitarnya, terlihat
saat ada yang meninggal pasien tidak memberikan
respon. Sebelum kejadian ini, setiap ada yang
meninggal pasien tampak sedih.
Pasien saat ini tidak bisa bersekolah seperti
dahulu. Pasien juga kurang baik dalam sosialisasi
dengan saudara, teman, dan tetangga. Sebelumnya
pasien (usia 14 tahun) memiliki banyak teman dan
tampak senang.
Ibu pasien mengaku bahwa sejak kecil anaknya
sudah menderita penyakit ADD (attention deficit
disorder) yang diketahui dari dokter spesialis anak.

Alloanamnesis :
Pasien mengaku bahwa dirinya sering mendengar
bisikan suara orang ramai baik laki-laki maupun
perempuan yang menghina dirinya, namun orang lain
tidak mendengarnya. Pasien menyangkal melihat
seseorang yang tidak bisa dilihat orang lain, mencium
bau atau merasakan yang aneh pada lidah atau
merasakan sesuatu yang memegang dirinya.
Pasien menyangkal adanya perasaan takut saat
dikeramaian atau berbicara didepan umum.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien tidak
sebelumnya.

memiliki

riwayat

penyakit

Riwayat Konsumsi Obat-obatan dan


Alkohol
Pasien menyangkal mengkonsumsi obat-obatan
narkotika,
atau
mengkonsumsi
alkohol
sebelumnya.

Riwayat Keluarga
Tidak ada riwayat dengan keluhan serupa dengan
pasien atau gangguan jiwa pada keluarga.

Riwayat Pribadi

1. Masa di kandungan dan Sekitar Persalinan


Tidak diketahui dengan pasti
2. Masa Bayi dan kanak-kanak.
Kontrol BAK dan BAB baik. Hubungan dengan teman sekolah baik
tetapi pasien termasuk anak yang pendiam.
3. Masa Remaja
Menurut ibu pasien selama bersekolah di SMP BPI pasien terlihat
senang karena memiliki banyak teman. Suatu hari saat pasien pulang
sekolah ibunya melihat luka bakar di tangan kiri akibat rokok dan pasien
mengaku temannya tidak sengaja melakukan hal tersebut. Setelah
kejadian tersebut ibunya memindahkan pasien ke SMP full day selama 1
semester, pasien terlihat menjadi pelupa, tidak fokus dan sulit
bersosialisasi. Akibat hal tersebut pasien sekarang mengikuti home
schoolling 3 kali dalam seminggu.
4. Masa Dewasa
Belum dijalani.

Riwayat Hidup
Pasien adalah anak ke-2 dari 3 bersaudara, memiliki
hubungan yang baik dengan orang tua. Orang tua
dan keluarga pasien sangat perhatian terhadap
pasien. Pasien adalah anak yang memiliki
kebutuhan khusus sejak balita.
Pasien sering bermain dengan tetangganya yang
masih anak-anak. Teman sebayanya meninggalkan
pasien karena pikiran dan sikap pasien dianggap
masih seperti anak-anak.
Kegiatan pasien sehari-harinya adalah bermain dan
mengikuti home scholling yang dilakukan 3x dalam
seminggu. Menurut ibunya perilaku pasien saat ini
seperti anak kecil yang selalu ingin diperhatikan.

Kepribadian Sebelum Sakit


Sebelumnya pasien termasuk yang pendiam
namun bisa bersosialisasi baik dengan teman
sebayanya.

Hubungan Sosial
Saat ini, pasien memiliki sosialisasi yang kurang
baik dengan saudara, teman, dan tetangga.

Riwayat Pengobatan
Pasien telah menjalani pengobatan ke dokter
spesialis anak namun keluhan tidak membaik
sehingga pasien berobat ke psikolog namun keluhan
juga tidak membaik hingga akhirnya pasien berobat
ke dokter spesialis jiwa. Ibu pasien mengaku bahwa
anaknya sedang menjalani pengobatan sekitar 1
bulan. Ibu pasien mengaku bahwa anaknya
mengalami perubahan, terlihat saat berkomunikasi
menjadi lebih baik.

PEMERIKSAAN FISIK
Status

generalis
Keadaan Umum
: tampak sakit ringan
Kesadaran
: komposmentis
Tanda Vital:
T : 110/80 mmHg
N : 80 x/m
R : 22 x/m
S : afebris
Status

gizi

: baik

Status

interna

: baik

STATUS PSIKIATRIK

Keadaan Umum : Tampak Sakit ringan

Kesadaran

: Komposmentis

Roman Muka

: Terlihat tenang, senang

Emosi

: Mood takut
Afek apatis, senang

Kontak/Rapport : (-), tidak cukup baik

Orientasi
Waktu

: Baik

Tempat

: Baik

Orang

: Baik

Perhatian

Persepsi

: Kurang kontak mata

Ilusi

:-

Halusinasi

:+

Memori
Immediate,

Recall : Baik

Recent

: Baik

Remote

: Baik

Pikiran
Bentuk
Jalan
Isi

Pikiran

Pikiran

Pikiran

: realistik
: inaproppiate
:-

Dekorum
Sopan

Santun

: Baik

Penampilan

: Baik

Kebersihan

: Baik

Tingkah laku dan bicara

: Hipoaktif dan tidak


relevan, nada normal,
volume cukup, kecepatan
terbata-bata.

Insight of illness

: Tidak Baik

DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

Aksis I (klinis)

: F90.0 Gangguan aktivitas


dan perhatian
Aksis II (kepribadian) : Tidak ada diagnosis
Aksis III (kondisi medis) : Tidak ada diagnosis
Aksis IV (psikososial)
: Masalah berkaitan
dengan lingkungan sosial
dan pendidikan
Aksis V (taraf fungsi)
: GAF scale saat
pemeriksaan 51-60 (Gejala
sedang / moderate,
disabilitas sedang)

PENATALAKSANAAN

Farmakoterapi
1.

Ritaline

Psikoterapi
Psikoterapi suportif : memberikan dorongan, semangat
dan motivasi agar penderita bisa bersosialisasi.
Psikoterapi keluarga : diharapkan keluarganya dapat
memahami kondisi pasien dan dapat membantu
mempercepat proses penyembuhan pasien.

PROGNOSIS
Quo

ad vitam

: ad bonam

Quo

ad functionam : dubia ad bonam

Quo

ad sanationam : dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai