Anda di halaman 1dari 18

I.

Judul : Uji Karbohidrat secara Kualitatif


II. Tujuan
:
II.1Uji Iodium
Membuktikan adanya polisakarida (amilum, glikogen,dan dekstrin).
II.2Uji Benedict
Membuktikan adanya gula reduksi.
II.3Uji Barfoed
Membedakan antara monosakarida dan disakarida.
II.4Uji Fehling A dan Fehling B
Membedakan antara monosakarida dengan disakarida.
II.5Uji Seliwanoff
Membuktikan adanya ketosa (fruktosa).
III.

Landasan Teori
Karbohidrat adalah senyawa kompleks yang terdiri dari senyawa karbon
(C), hidrogen (H) dan oksigen (O) dengan rumus molekul CnH2nOn.
Karbohidrat adalah polihidroksi dari aldehida atau keton (Beran, 2000).
Karbohidrat merupakan komponen dalam makanan yang merupakan sumber
energi utama bagi organisme hidup. Dalam makanan, karbohidrat terdapat
sebagai polisakarida yang dibuat dalam bentuk fotosintesis. Tumbuhan
merupakan gudang yang menyimpan karbohidrat dalam bentuk amilum dan
selulosa. Amilum digunakan oleh hewan apabila ada kebutuhan untuk
memproduksi energi. Terdapat juga jenis karbohidarat yang tidak bisa dicerna
oleh manusia tetapi sering dikonsumsi sebagai bahan makanan tertentu, yaitu
serat. Pada tumbuhan, karbohidrat tersebut terdapat sebagai selulosa yaitu
senyawa yang membentuk dinding sel tumbuhan. Serat kapas seluruhnya terdiri
dari selulosa. Karbohidarat sangat beraneka ragam, misalnya sukrosa (gula pasir)
dan kapas keduanya adalah karbohidarat. Salah satu perbedaan utama antara
berbagai tipe karbohidrat adalah ukuran molekulnya. Secara umum karbohidrat
dapat dibagi atas tiga golongan berdasarkan jumlah residu gula yang dimiliki
yaitu monosakarida adalah karbohidarat yang sederhana dalam arti molekulnya
hanya terdiri atas satu residu gula dan tidak dapat diuraikan dengan cara
hidrolisis, disakarida yaitu golongan karbohidrat yang terdiri atas dua molekul

monosakarida dan oligosakarida serta polisakarida adalah karbohidrat yang


mempunyai molekul yang lebih banyak dan lebih kompleks dari pada
monosakarida dan disakarida.
Keberadaan karbohidrat sangatlah penting bagi mahluk hidup terutama pada
manusia dan hewan-hewan lainny, yaitu sebagai sumber kalori. Karbohidrat juga
mempunyai fungsi biologi lainnya yang tak kalah penting bagi beberapa makhluk
hidup tingkat rendah, ragi misalnya, mengubah karbohidrat (glukosa) menjadi
alkohol dan karbon dioksida untuk menghasilkan energi.
Berbagai uji telah dikembangkan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif
terhadap keberadaan karbohidrat, mulai dari yang membedakan jenis-jenis
karbohidrat dengan molekul yang lainnya sampai pada yang mampu
membedakan jenis-jenis karbohidrat secara spesifik. Uji reaksi tersebut antara
lain adalah uji Iodium, Benedict, Fehling, dan Seliwanoff (Karlina, Siti. 2013).
Uji Iodium
Iodium adalah sejenis elemen mineral (mikro kedua setelah besi
yang dianggap penting oleh tubuh. Dalam pengujian, larutan iodium
biasanya digunakan untuk menguji kandungan karbohidrat khususnya
polisakarida pada suatu makanan. Iodin dapat bereaksi dengan amilum
membentuk kompleks berwarna biru atau ungu.

Uji Benedict
Dalam uji ini benedict digunakan untuk mentes atau memeriksa

kehadiran gula monosakarida dalam suatu cairan. Monosakarida yang


bersifat redutor, dengan diteteskannya Reagen akan menimbulkan endapan
merah bata. Selain menguji kualitas, secara kasar juga berlaku secara
kuantitatif, karena semakin banyak gula dalam larutan maka semakin
gelap warna endapan.

Uji Barfoed
Ion Cu

2+

(dari pereaksi Barfoed) dalam suasana asam akan direduksi

lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada disakarida dan

menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata. Reaksi positif ditandai


terbentuknya berwarna merah bata

Uji Fehling
Perekasi Fehling adalah oksidator lemah yang merupakan pereaksi

khusus untuk mengenali aldehida. Pereaksi Fehling terdiri dari dua bagian,
yaitu Fehling A dan Fehling B. Fehling A adalah larutan CuSO4,
sedangkan Fehling B merupakan campuran larutan NaOH dan kalium
natrium tartrat. Pereksi Fehling dibuat dengan mencampurkan kedua
larutan tersebut, sehingga diperoleh suatu larutan yang berwarna biru tua.
Dalam pereaksi Fehling, ion Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks.
Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan CuO. Dalam pereaksi ini
ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan
diendapkan sebagai Cu2O.

Uji Seliwanoff
Uji Seliwanoff Peristiwa dehidrasi monosakarida ketosa menjadi furfural
lebih cepat jika dibandingkan dengan dehidrasi monosakarida aldosa. Hal
ini dikarenakan aldosa sebelum mengalami dehidrasi lebih dahulu
mengalami transformasi menjadi ketosa. Dengan demikian aldosa akan
bereaksi negatif pada uji Seliwanoff. Pada pengujian ini furfural yang
terbentuk dari dehidrasi tersebut dapat bereaksi dengan resorcinol
membentuk senyawa kompleks berwarna merah. Sebagai zat untuk
dehidrator dapat digunakan asam klorida 12% atau asam asetat atau asam
atau asam sulfat alkoholik.

IV.

Alat dan Bahan


IV.1 Uji Iod
- Larutan Iod
- Pipet Tetes
- Tabung Reaksi
- Rak tabung reaksi

Larutan Glikogen, Eritrodekstrin, Amilum, Laktosa, Maltosa, Sukrosa,

IV.2
-

Dekstrosa, Glukosa, masing-masing dengan konsentrasi 1%


Uji Benedict
Alat pemanasan (Api bunsen) (1 buah )
Korek api (1 buah )
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Penjepit tabung
Pipet tetes
Pengatur waktu
Larutan Glikogen, Eritrodekstrin, Amilum, Laktosa, Maltosa, Sukrosa,

IV.3
-

Dekstrosa, Glukosa, masing-masing dengan konsentrasi 1%


Pereaksi Benedict
Uji Fehling A dan Fehling B
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Lampu bunsen
Pipet tetes
Penjepit tabung
Gelas Beker
Korek api
Pengatur waktu
Fehling A dan Fehling B
Larutan Glikogen, Eritrodekstrin, Amilum, Laktosa, Maltosa, Sukrosa,
Dekstrosa, Glukosa, masing-masing dengan konsentrasi 1%

4.4 Uji Seliwanoff


-

Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Lampu bunsen
Pipet tetes
Penjepit tabung
Korek api
Pengatur waktu
Pereaksi Seliwanoff
Larutan Glikogen, Eritrodekstrin, Amilum, Laktosa, Maltosa, Sukrosa,
Dekstrosa, Glukosa, masing-masing dengan konsentrasi 1%

V. Langkah Kerja
V.1 Uji Iod
1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Memasukkan 10 tetes larutan uji kedalam tabung reaksi.


3. Menambahkan 20 tetes larutan iodium.
4. Mengamati warna spesifik yang terbentuk.
V.2 Uji Benedict
1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Memasukkan 10 tetes larutan uji dan 20 tetes pereaksi Benedict ke
dalam tabung reaksi dan mencampurnya dengan baik.
3. Mengambil tabung reaksi menggunakan penjepit tabung, kemudian
mendidihkannya diatas nyala api bunsen hingga larutan mendidih.
4. Dinginkan perlahan-lahan.
5. Memperhatikan warna dan endapan yang terbentuk.
V.3 Uji Fehling A dan Fehling B
1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Memasukkan 10 tetes larutan uji dan 20 tetes pereaksi campuran
fehling A dan fehling B ke dalam tabung reaksi dan mencampurnya
dengan baik.
3. Mengambil tabung reaksi menggunakan penjepit tabung, kemudian
memanaskannya diatas nyala api bunsen selama 5 menit.
4. Mengamati perubahan yang terjadi pada larutan uji.
V.4 Uji Seliwanoff
1.
Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan.
2.
Memasukkan 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi Seliwanoff ke

VI.

3.

dalam tabung reaksi dan mencampurnya dengan baik.


Mengambil tabung reaksi menggunakan penjepit tabung, kemudian

4.

mendidihkannya diatas nyala api bunsen hingga larutan mendidih.


Mengamati perubahan warna yang terjadi, hasil positif ditunjukkan

dengan adanya larutan berwarna merah oranye.


Hasil dan Pembahasan
6.1. Hasil
6.1.1. Uji Iodium

Foto 1. Larutan Uji setelah dipanaskan


Tabel 1. Pengamatan Uji Iodium
No
1
2
3
4
5
6
7
8

6.1.2

Larutan yang diuji


Laktose
1%
Dektrose
1%
Maltose
1%
Sukrose
1%
Glukosa
1%
Amilum
1%
Glikogen 1%
Eritrodektrin 1%

Hasil Pengujian
Merah Cokelat
Merah Cokelat
Merah Cokelat
Merah Cokelat
Merah Cokelat Tua
Merah kehitaman
Merah coklat
Merah

Polisakarida (+/-)
+
+

Uji Benedict

Foto 2. Larutan Uji Sebelum diberi Benedict

Foto 3. Larutan Uji Setelah diberi Benedic


Keterangan :
Larutan uji dari kiri :
Glikogen,Eritrodektrin,Amilum,Laktosa,Maltosa,Sukrosa,Destrosa,Glukosa

Tabel 2. Hasil Pengamatan uji Benedict


No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7
8

Zat uji
Glikogen 1%
Eritrodektrin 1%
Amilum 1%
Laktosa 1%
Maltosa 1%
Sukrosa 1%
Destrosa 1%
Glukosa 1%

Hasil Uji Benedict


Biru/tetap
Hijau
Jingga
Merah bata
Biru/tetap
Biru/tetap
Merah bata
Merah bata

Monosakarida (+/-)
+
+
+
+
+

6.1.2. Uji Fehling A dan Fehling B

(a) Larutan Uji benedict sebelum di panaskan

6.1.3.
6.1.3.
6.1.3.
6.1.3.
6.1.3.
6.1.3.
Glukosa yang sudah dipanaskan

Dekstrosa yang sudah di panaskan

6.1.3.
6.1.3.
6.1.3.
6.1.3.
6.1.3.
6.1.3.
6.1.3.

Sukrosa yang sudah dipanaskan

Maltosa yang sudah di panaskan

Gambar hasil praktikum uji fehling A dan Fehling B setelah dipanaskan

6.1.3.

Gambar hasil uji Fehing A dan Fehling B setelah dipanaskan

Amilum yang sudah di panaskan

Laktosa yang sudah dipanaskan

Glikogen yang sudah dipanaskan

Madu (eritrodestrin) yang sudah di


panaskan

Tabel 3. Hasil Pengamatan uji Fehling A dan Fehling B


No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7
8

Zat uji
Glikogen 1%
Eritrodektrin 1%
Amilum 1%
Laktosa 1%
Maltosa 1%
Sukrosa 1%
Destrosa 1%
Glukosa 1%

6.1.4. Uji Seliwanoff

Hasil Uji Fehling A dan B


Biru
Merah bata
Biu
Biru
Biu kehijauan
Biru kehijauan
Biru
Biru

Monosakarida (+/-)
+
-

a. Larutan Uji sebelum dipanaskan

b. Uji setelah dipanaskan

Keterangan
Hasil uji di mulai dari kanan kekiri

Glukosa,Eritrodekrin,Amilum,Laktosa,maltose,Sukrosa,Dekstrosa,
Glukosa

04. Tabel hasil pengamatan


NO
1
2
3
4
5
6
7
8

Zat uji
Glukosa 1%
Dekstosa 1%
Sukrosa 1%
Maltosa 1%
Laktosa 1%
Amilum 1%
Eritrodektrin 1%
Glikogen 1%

6.2. Pembahasan
6.2.1. Uji Iodium

6.2.2. Uji Benedict


6.2.3. Uji Fehling A dan Fehling B

Hasil uji Seliwanof


Bening
Bening
Orange
Orange
Bening
Bening
Merah
Keruh terdapat endapan

Katosa
+
+
+
+

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan pada uji fehling A


dan B terhadap larutan Glikogen, Eritrodekstrin, Amilum, Laktosa,
Maltosa, Sukrosa, Dekstrosa, Glukosa, larutan uji yang bereaksi positif
dengan pereaksi fehling adalah larutan eritrodekstrin. Dimana larutan
eritrodekstrin ini menghasilkan endapan berwarna merah bata setelah
dicampur dengan pereaksi fehling A dan fehling B dan setelah dilakukan
proses

pemanasan.

Adanya

endapan

berwarna

merah

bata

ini

menunjukkan bahwa larutan tersebut dapat bereaksi positif dengan


fehling. Hal ini dikarenakan larutan Fehling yang memiliki ion Cu 2+
direduksi menjadi ion Cu+ dalam suasana basa akan diendapkan berwarna
merah bata (Cu2O).
Uji fehling sendiri dilakukan untuk mengetahui adanya gula pereduksi.
Gula pereduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk
mereduksi. Hal ini dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas.
Senyawa-senyawa yang mengoksidasi atau bersifat reduktor adalah
logam-logam oksidator seperti Cu2. Contoh gula yang termasuk gula
pereduksi adalah glukosa, galaktosa, fruktosa, laktosa, dan maltosa.
Sedangkan yang termasuk dalam gula non pereduksi adalah golongan
sukrosa. Namun pada praktikum kali ini glukosa, maltosa, dan dekstrosa
tidak menampakkan adanya endapan merah bata setelah direaksikan
dengan larutan fehling dan setelah dipanaskan. Hal ini mungkin
disebabkan oleh

campuran larutan uji dan larutan fehling yang tidak

sebanding atau dapat dikatakan bahwa perbandingan antarlarutan yang


dibuat terlalu encer sehingga perubahan warna setelah dipanaskan tidak
berubah warna menjadi merah bata melainkan menjadi tetap biru.
Pada sampel larutan amilum,
glikogen, dan sukrosa tidak
menampakkan adanya perubahan (timbul endapan merah bata) setelah
direaksikan dengan larutan fehling dan setelah dipanaskan. Hal tersebut
memberikan kesimpulan bahwa polisakarida (glikogen dan amilum)
memang tidak dapat bereaksi positif dengan Fehling. Amilum sendiri,
bukan gula pereduksi yang tidak mempunyai gugus aldehid dan keton

bebas, sehingga tidak terjadi oksidasi antara amilum dengan

larutan

Fehling, maka tidak terbentuk endapan, serta pada larutan setelah


dipanaskan tetap berwarna biru (tidak mengalami perubahan warna).
Begitupula dengan sukrosa yang merupakan disakarida yang tidak dapat
bereaksi positif dengan fehling.
6.2.4. Uji Seliwanoff
Dalam percobaan ini digunakan larutan uji antara lain
Glikogen, Eritrodekstrin, Amilum, Laktosa, Maltosa, Sukrosa,
Dekstrosa, Glukosa. Hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah
hanya ada dua larutan uji yang bereaksi positif terhadap Seliwanoff
yaitu Fruktosa (eritodekstrin) dan Sukrosa, hal ini ditandai dengan
terjadinya perubahan warna pada larutan menjadi warna merah oranye
atau merah cherry, warna merah oranye tersebut menunjukkan adanya
fruktosa pada karbohidrat yang diuji. Sedangkan keenam larutan
lainnya bereaksi negatif terhadap pereaksi Seliwanoff karena
warnanya bukan merah oranye melainkan ada yang warna bening,
bening keruh kuning.
Pada percobaan ini, digunakan pereaksi Seliwanoff untuk
membuktikan adanya ketosa (fruktosa). Fruktosa dan sukrosa adalah
karbohidrat yang memiliki gugus keton. Meskipun pada sukrosa
alaminya merupakan disakarida, dengan pemanasan sukrosa akan
terurai menjadi glukosa dan fruktosa. Sehingga saat sukrosa terurai
menjadi glukosa dan fruktosa, fruktosa akan bereaksi dengan larutan
Selliwanof dan akhirnya menunjukkan hasil yang positif dan
menghasilkan endapan yang berwarna merah orange. Jika karbohidrat
yang mengandung gugus keton direaksikan dengan seliwanoff akan
menunjukkan warna merah (kuning +) sebagai reaksi positifnya.
Adanya warna merah (kuning +) merupakan hasil kondensasi dari
resorsinol yang sebelumnya didahului dengan pembentukan hidroksi
metil furfural. Proses pembentukan hidroksi metil furfural berasal dari

konversi dari fruktosa oleh asam klorik panas yang kemudian


menghasilkan asam livulenik dan hidroksi metal furfural. Fruktosa dan
sukrosa cepat bereaksi karena merupakan jenis karbohidrat yang
memiliki gugus keton (ketosa). Hal tersebut diatas menunjukkan
bahwa uji saliwanof digunakan untuk membedakan antara karbohdrat
yang mengandung aldehid dan keton. Dimana pada percobaan terbukti
bahwa fruktosa dan sukrosa adalah karbohidrat yang mengandung
gugus fungsi keton. Karena hanya gugus fungsi keton yang bisa cepat
bereaksi dengan saliwanoff.
Namun dalam praktikum kali ini kami mendapatkan hasil di
luar perkiraan kami, dimana larutan maltosa yang telah di reaksikan
dengan pereaksi seliwanoff dan telah dipanaskan ternyata larutan
maltosa juga menampakkan adanya perubahan warna menjadi sedikit
orange. Hal ini menyimpang dari teori yang ada, yang menyatakan
bahwa hanya fruktosa yang mempunyai gugus keton. Maltosa sendiri
merupakan disakarida, dimana apabila maltosa ini dihirolisis maka
akan teruarai menjadi glukosa + glukosa.

VII.

Simpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa :

Karbohidrat penting peranannya dalam kehidupan, selain sebagai


sumber

tenaga,

karbohidrat

memiliki

fungsi

metabolisme, struktural dan penyangga.


Berdasarkan hasil percobaan, karbohidrat
berdasarkan

sifat-sifatnya

menurut

dapat

pembagian

monosakarida, oligosakarida dan polisakarida.

sebagai

pusat

diidentifikasi

jenisnya,

yaitu

Antara larutan karbohidrat satu dengan yang lain memiliki sifat-sifat


khusus tersendiri, misalnya hanya monosakarida dan beberapa
oligosakarida yang dapat mereduksi gula.

VIII. Daftar Pustaka


Beran,J.A. 2000. Chemistry in the Laboratory. 2nd ed. Jhon Willey and
Sons,Inc. New York.
Karlina, Siti. 2013. Analisis Kualitatif Karbohidrat. Dapat diakses pada laman
https://www.academia.edu/8973492/Analisis_Kualitatif_Karbohidrat.
Penulis mengunduh pada tanggal 3 September 2015.
Rivaisriva. 2012. Gula Pereduksi (Artikel). Dapat diakses pada laman web
http://blogspot.com/2012/09/gula-pereduksi.html. Penulis mengunduh
pada tanggal 5 Sepetember 2015.
Universitas Sumatera Utara. 2010. Uji Fehling. Diakses pada
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34292/4/Chapter
%20II.pdf. Diunduh pada tanggal 2 September 2015.
Velyn. 2013. Uji Fehling Pada Makanan (Artikel). Dapat diakses pada laman
web
http://search.webssearches.com/search/web?fcoid=417&q=UjiFehling-Pada-Makanan . Penulis mengunduh pada tanggal 5 September
2015.
Yazid, Estien dan Nursanti, Lisda. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia untuk
Mahasiswa Analis. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Yazid,Estien dan Lisda Nursanti. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia untuk
Mahasiswa Analis. ANDI Yogyakarta : Yogyakarta
IX.

Jawaban Pertanyaan
IX.1 Uji Iod

Sebutkan masing masing dua persamaan dan perbedaan antara amilum


dan glikogen?
Persamaan
Sama sama merupakan polisakarida
Rumus molekul sama dan sama sama setelah larutan
amilum dan glikogen tersebut dicampur dengan larutan

iodium menghasilkan endapan.


Perbedaan
Perbedaan amilum sebagian besar terdapat pada tumbuh
tumbuhan sedangkan glikogen biasanya terdapat pada
hewan.
Amilum apabila bereaksi dengan iodium menghasilkan
perubahan warna spesifik coklat keruh sedangkanglikogen
menghasilkan perubahan warna spesifik merah kecoklatan.

IX.2 Uji Benedict


1. Hasil negatif terhadap Uji Benedict ditunjukkan oleh Amilum. Hal ini
disebabkan karena amilum tidak mengandung gula pereduksi oleh
karena itu amilum memperlihatkan hasil negatif atau tidak mengalami
perubahan warna.
2. Uji lain yang dapat digunakan untuk membuktikkan adanya gula
reduksi adalah fehling yaitu uji fehling A dan fehling B dengan
menggunakan larutan Lactose 1%, Dextose 1%, Maltose 1%, Sukrose
1%, Glukosa 1%, dan Amilum 1%.
3. Prosedur kerjanya adalah sebagai berikut :
a) Siapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan
b) Masukkan dalam tabung reaksi 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi
Benedict. Campurlah dengan baik.
c) Didihkan diatas ai kecil selama 2 menit atau
penangas air mendidih selama 5 menit.
d) Dinginkan perlahan lahan.
e) Perhatikan warna atau endapan yang terbentuk.

masukkan dalam

4. Kelebihan menggunakan uji Benedict dibandingkan terhadap uji


tersebut yaitu pereaksi Benedict lebih peka daripada pereaksi Fehling.
Pereaksi Benedict lebih mudah digunakan daripada pereaksi Fehling.
7.3. Uji Seliwanoff
1. Pada pemanasan yang terlalu lama, sukrosa pun menunjukkan hasil
positif terhadap uji Seliwanoff. Mengapa?
Jawab :
Untuk sampel sukrosa apabila dipanaskan terlalu lama dapat
menunjukkan hasil yang positif terhadap pereaksi Seliwanoff. Hal ini
terjadi karena adanya pemanasan berlebih menyebabkan sukrosa
terhidrolisis menghasilkan fruktosa dan glukosa sehingga fruktosa
inilah yang nantinya akan bereaksi dengan pereaksi Seliwanoff
menghasilkan larutan berwarna merah orange.
2. Sebutkan jenis uji lain yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
adanya ketosa! Tuliskan cara kerjanya secara singkat!
Jawab :

Anda mungkin juga menyukai