Askep Gangguan Sistem Respirasi Bronchopneumonia, Asthma 2003 (Icip)
Askep Gangguan Sistem Respirasi Bronchopneumonia, Asthma 2003 (Icip)
ISPA (bronchopneumonia)
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari bab ini peserta didik diharapkan mampu
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
anak
dengan
bronchopneumonia
Bab ini menjelaskan terlebih dahulu mengenai konsep gangguan sistem pernafasan respirasi
yaitu bronchopneumonia mulai dari pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis,
pemeriksaan penunjang, komplikasi, penatalaksanaan medis serta asuhan keperawatan pada
bayi atau anak dengan bronchopneumonia.
Asthma
Tujuan Pembelajaran :
Bab ini menjelaskan terlebih dahulu mengenai konsep gangguan sistem pernafasan respirasi
yaitu asthma mulai dari pengertian, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, manifestasi klinis,
penatalaksanaan medis, pemeriksaan penunjang, serta asuhan keperawatan pada bayi atau
anak dengan asthma.
BRONCHOPNEUMONIA
1. PENGERTIAN
Merupakan keradangan pada parenkim paru yang terjadi pada masa anak-anak
dan sering terjadi pada masa bayi. Penyakit ini timbul sebagai penyakit primer dan
dapat juga akibat penyakit komplikasi. Macam pneumonia antara lain :
Pertama, pneumonia lobaris yang terjadi pada seluruh atau satu bagian besar dari
lobus paru dan bila kedua lobus terkena bisa dikatakan sebagai pneumonia lobaris.
Kedua, pneumonia interstisial yang dapat terjadi di dalam dinding alveolar dan
jaringan peribronkhial serta interlobaris.
Ketiga, adalah bronkkhopneumonia yang terjadi pada ujung akhir bronkhiolus yang
dapat tersumbat oleh eksudat mukopurulen untuk membentuk bercak konsolidasi
dalam lobus.
Bronkhopneumonia dapat juga dikatakan suatu keradangan pada parenkim
paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun benda asing yang ditandai
dengan gejala panas yang tinggi, gelisah, dispnea, napas cepat dan dangkal,
muntah,diare , batuk kering dan produktif.
Adapun deskripsi lain dari pneumonia yaitu :
1) Pneumonia merupakan inflamasi akut pada parenkim paru ( bronkiolus, duktus
dan kantung alveolus, dan alveoli ) yang menganggu pertukaran udara
2) Pnemonia diklasifikasikan menurut agnes etiologinya , dan juga lokasi dan luas
paru yang terkena
a. Pnemonia lobaris menyerang segmen luas pada satu lobus atau lebih
b. bronkopneumonia dimulai pada ujung bronkiolus dan mengenai lobules yang
terdekat
c. pneumonia intersisial menyerang dinding alveolus dan jaringan peribronkial
serta lobular
3) Pneumonia rata-rata terjadi pada dua sampai empat anak dalam populasi 100
orang anak dan lebih sering terlihat selama akhir musim dingin dan awal musim
semi.
Pneumonia berat ditandai dengan adanya batuk atau juga disertai kesukaran
bernafas, napas sesak atau penarikan dinding dada sebelah bawah ke dalam ( servere
chest indrawing ) pada usia anak 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun. Pada kelompok
usia ini dikenal juga pneumonia sangat berat dengan gejala batuk, kesukaran bernafas
disertai gejala sianosis sentral dan tidak bisa minum. Sementara itu untuk anak
dibawah 2 bulan, pneumonia berat ditandai dengan frekuensi pernafasan sebanyak 60
kali per menit atau lebih atau juga disertai penarikan kuat pada dinding dada setelah
bawah ke dalam.
Anak dengan daya tahan tubuh terganggu akan menderita pnemonia berulang
atau tidak mampu mengatasi penyakit ini dengan sempurna. Fakor lain yang yang
dapat mempengaruhi timbulnya pnemonia ialah daya tahn tubuh yang menurun akibat
malnutrisi energi protein (MEP), penyakit menahun, trauma pada paru, anestesia,
aspirasi, dan pengobatan dengan antibiotik yang tidak sempurna.
2. ETIOLOGI
1) Pneumonia paling sering diakibatkan oleh infeksi bakteri, virus atau mikoplasma,
atau aspirasi benda asing
2) Organisme utama penyebab pneumonia bakteri pada bayi berusia kurang dari 3
bulan adalah streptococcus pneumonia, streptococcus grup A, staphylococcus,
basil garam-negatif, basil enterik , dan Chlamydia. Pada anak-anak berusia antara
berusia antara 3 bulan dan 5 tahun , S. pneumonia, H. influenza ( menurun sejak
diberikan vaksin ), staphylococcus merupakan organism umum penyebab
pneumonia bakteri.
3) pneumonia virus lebih sering terjadi dibandingkan pneumonia bakteri . Penyebba
paling sering pneumonia virus pada bayi adalah RSV. Adeno-associated virus,
virus influenza dana parainfluenza merupakan organism yang biasanya
menyebabkan pneumonia virus pada anak-anak yang lebih besar.
4) Pneumonia mikoplasma mirip dengan pneumonia virus, kecuali bahwa organism
Mycoplasma lebih besar dibandingkan virus. Pneumonia mikoplasma terjadi lebih
sering pada anak-anak berusia lebih dari 5 tahun.
3. PATOFISIOLOGI
Pneumoni merupakan inflamasi paru yang ditandai dengan konsolidasi karena
eksudat yang mengisi alveoli dan bronkiolus. Saat saluran napas bagian bawah
terinfeksi, respon inflamasi normal terjadi, disertai dengan obstruksi jalan napas.
Darah dipirau di sekitar area yang tidak berfungsi ini sehingga menyebabkan
hipoksemia. Pneumonia biasanya terjadi sebagai penyakit primer atau jarang terjadi
setelah penyebaran hematogen. Pneumonia dapat terlokalisasi pada satu area yang
spesifik ( pneumonia lobular ) atau diseminata di seluruh paru ( bronkopneumonia ).
Organisme penyebabnya adalah bakteri , virus, atau mikoplasma. Pneumonia bakterial
biasnaya disebabkan oleh pneumokokus, streptokokus, atau stafilokokus. Virus
sinsisium respiratori ( respiratory syncytial virus, RSV ) merupakan organisme
penyebab pada sebagian besar pneumonia viral. Organisme penyebab lainnya adalah
virus influenza, adenovirus, rinovirus, rubeola, dan varisela. Pneumonia mikoplasma
umunya terjadi pada anak yang lebih tua dan orang dewasa muda. Anak yang
mengalami fibrosis kistik, sindrom aspirasi, imunodefisiensi , gangguan neurologis,
atau malformasi pulmonal kongenital atau di dapat berisiko lebih tinggi untuk
mengalami pneumonia.
PATHWAY
Bakteri (pneumokokus,
streptococcus haemolitikus,
stafilokokus)
BRONKHOPNEUMONIA
Virus
Aspirasi
RETENSI MUKUS
Oksigen Berkurang
4. MANIFESTASI KLINIS
Hiperventilasi
Bronkhopneumonia didahului oleh infeksi traktus respiratori bagian tas selama
beberapa hari. Pneumonia bervariasi yang bergantung pada usia anak, respons
sistemik anak terhadap obstruksi jalan napas. Takipnea, demam ( suhu tubuh dapat
naik sangat mendadak sampai 38-40 dan kadang disertai kejang , dan batuk
biasanya tidak ditemukan pada permulaan penyakit , tetapi setelah beberapa hari
mula-mula kering kemudian produktif., batuk pada penderita pneumonia juga disertai
penggunaan otot bantu napas dan suara napas abnormal, anak sangat gelisah,
pernafasan cepat dan dangkal, pernafasan cuping hidung serta sianosis sekitar hidung
dan mulut, kadang-kadang disertai muntah dan diare. Pemeriksaan radiografi dan
berbagai pemeriksaan laboratorium ( seperti kultur sputum, hitung sel darah putih, dll)
, akan membantu dalam menegakkan diagnosis.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk dapat menegakkan diagnosa keperawatan dapat digunakan cara :
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah, ( untuk menghitung sel darah putih ( leukosit )
ml/botol infus.
Karena sebagian pasien jatuh ke dalam asodosis metabolik akibat kurang makan
dan hipoksia, maka dapat diberikan koreksi sesuai dengan hasil analisis gas darah
arteri/
Pasien bronkopnemonia ringan tidak usah di rawat di rumah sakit.
8. ASUHAN
KEPERAWATAN
PADA
BAYI
ATAU
ANAK
DENGAN
BRONCHOPNEUMONIA
A. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
a. Dapatkan data-data yang menggambarkan gejala mencakup awitan, durasi, lokasi,
dan pencetusnya. Gejala-gejala utama meliputi :
1. Napas pendek
2. Kesulitan bernapas
3. Nyeri dada
4. Kesulitan makan dan mengisap pada bayi
5. Kongesti nasal, pilek, dan bersin
6. Batuk
b. Gali riwayat, pranatal, individu, dan keluarga terhadap faktor-faktor resiko gangguan
pernapasan.
1) Faktor resiko pranatal mencakup infeksi pada ibu, ibu perokok, atau
menggunakan marijuana,kokain atau heroin.
2) Faktor risiko individu mencakup riwayat perinatal pada perubahan warna
mekonium atau ventilasi mekanis saat lahir, atau prematuritas; riwayat penyakit
kronis seperti gangguan jantung, asma, fibrosis kistik, HIV dan AIDS; atau
pejanan terhadap rokok tembakau pasif atau iritans lingkungan.
3) Faktor resiko keluarga mencakupriwayat keluarga terhadap alergi, asma,
tuberkulosis, atau fibrosis kistik.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital
1. Pantau suhu tubuh terhadap hipertemia dan hipotermia, yang dapat
mengindikasikan adanya infeksi.
2. Pantau frekuensi, kedalaman, dan kualitas pernapasan. Inspirasi yang
memnjang dapat menunujukkan obstruksi jalan napas pada bagian atas;
ekspirasi yang memanjang dapat menunjukkan gangguan obtruktif, seperti
asma.
b. Inspeksi
1. Amati kesadaran, perubahan status mental, tingkat aktivitas, dan tanda-tanda
kelelahan. Kecemasan dan gelisah merupan tanda awal gawat napas. Amati
posisi tubuh anak. Catat tanda-tanda dehidrasi.
2. Catat adanya dan karakteristik batuk (yaitu, batuk produktif dan non produktif
serta jenisnya [kasar/keras, diserati sesak napas, serangan batuk hebat, kuat
atau basah]).
3. Amati perubahan warna kulit, terutama, sianosis.
4. Amti usaha tambahan dalam bernapas, catat adanya dispnea, stridor,
mendengkur pernapasan cuping hidung, dan adanya serta keparahan retraksi
intrakostal, suprasternal, sternal, dan substernal.
5. Mati diameter pada anterposterior yang memnjang dapat mengindikasikan
udara terperangkap dalam alveoli.
c. Perkusi
Lakukan perkusi terhadap adanya suara tumpul. Suara tumbul dapat
menunjukkan bahwa cairan atau jaringan padat telah menggantikan udara.
d. Auskultasi
1. Catat kualitas suara napas.
2. Catat adanya suara paru tambahan (mis. Ronkhi, ronkhi basah, dan mengi)
B. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis Keperawatan Utama
Definisi
Diagnosis Keperawatan Utama : Pola napas yang mengakibatkan konsumsi oksigen tidaka
dekuat (gagal memenuhi kebutuhan sel tubuh)
Pengkajian/Batasan Karakteristik Anak dan/ atau Keluarga (Data Subyektif &
Obyektif):
Batuk, tidak produktif pada tahap awal,
namun menjadi produktif pada tahap
akhir
Rabas nasal
Dispnea
Takipnea
Penurunan suara napas
Pernapasan mendengkur
Retraksi
Kriteria Hasil
Demam
Takikardia
Diaforesis
Krekels
Sianosis
Leukositosis
Tanda infiltrasi yang terdapat pada
sinar-X dada
Kemungkinan
Rasional
Evaluasi
Intervensi
Pencatatan
Keperawatan
Anak akan memiliki Kaji dan catat hal Jika anak mengalami Dokumentasikan
pola
napas
pola rentang
frekuensi
napas,
frekuensi pernapasan,
Frekuensi
Frekuensi
pernapasan,
frekuensi frekuensi
pernapasan dalam
pernapasan,
diterima (sebutkan
dan suhu
Suara napas
rentang spesifik)
Suara napas bersih Tanda/gejala
ketidakefektifan
dan sama secara
bilateral A dan P
Tidak ada
1. Batuk
2. Rabas nasal
3. Retraksi
4. Sianosis
5. Diaforesis
Sinar-X
dada
bersih
dengan
pola
napas
(seperti
yang
terdapat
dalam
untuk bernapas.
jantung,
suhu.jelaskan
napas
dan
tanda/gejala
ketidakefektifan
pola
napas
yang
terlihat.
pengkajian). Beri
tahu
tentang
dokter
sikap
abnormalitas.
Ketika
mengukur
saturasi rentang
tepat
Saturasi
baik
ketidakefektifan
tubuh
jalan
membantu
napas
(seperti
yang
terdapat
dalam
pengkajian)
TUJUAN
untuk
saturasi
oksigen
Dokumentasikan
jumlah
dan
rute
pemberian
oksigen.jelaskan
kefektifannya.
jaringan
sehingga
memperbaikipertukaran
gas.
Jika diindikasikan, Antibiotik
diberikan Dokumentasikan
berikan
mengatasi apakah
antibiotik untuk
antibiotik
diberikan
sesuai
jadwal.
diare)
yang terlihat.
Jelaskan
PENYULUHAN
Pastikan
anak
dan/atau fisioterapi
dilakukan
bahwa Perkusi
dada Dokumentasikan
fisioterapi
dilakukan
keluarga
tanda/
dan
yang
dari Jelaskan
melalaui kefekrifannya
kefektifan terapi.
cepat
Rabas nasal
Perubahan warna
muda/coklat
keluar
jadwal.
membantu
terhadap
memperbaiki
terapi.
pembersihan
dan
anak
terhadap
jalan
antipiretik untuk
sesuai
jadwal.kaji demam.
dan
digunakan Dokumentasikan
menurunkan apakah
antipiretik
dibutuhkan
catat
jelaskan
kefektifannya.
keefektifannya
Lakukan
pengisapan
PRN mengeluarkan
jika
anak
mampu
dan
pada
gilirannya diindikasikan.
dan
karakteristik napas.
sekresi.
Perikasa dan catat Perubahan hasil sinar- Dokumentasikan
hasil sinar-X dada X
jika diindikasikan.
dada
mengindikasikan
kebutuhan
jika diindikasikan.
untuk
perubahan terapi.
Perikasa dan catat Hasil
SDP
yang Dokumentasikan
hasil
SDP.
Beri abnormal
yahu
dokter
jika mengindikasikan
Peningkatan
anak/keluarga
pengetahuan
Dokumentasikan
akan apakah penyuluhan
anak/ dilakukan
ketidakefektifan
keluarga
atau Ajarkan
mampu keluarga
tentang anak/keluarga
menyatakan
Dokumentasikan
akakn apakah penyuluhan
perawatan seperti
dan
Fisioterapi dada
Pemberian obat
Inditifikasi
anak/keluarga
setiaptanda/ gejala
ketidakefektifan
pola napas (seperti
yang
dan
melaporkan perubahan
kondisi anak.
anak/ Penyuluhan
dan/
dan
dilakukan
dan
je;askan hasilnya.
partisipasi
dalam
perawatan
terkait
fisioterapi
dada,pemberian
obat, dll.
terdapat
dalam pengkajian)
Kapan
menghubungi
perawatan
kesehatan
Diagnosis Keperawatan
Definisi
Penurunan
jumlah
volumr
cairan
yang
bersikulasi
Kemungkinan yang berhubungan dengan
Gawat napas
Penurunan asupan cairan
Peningkatan kehilangan air yang tidak
disadari akibat pernapasan yang cepat
Demam
cairan
Lesu
Letargi
Demam
Takipnea
Takikardia
Hipotensi
Muntah
Diare
Membran mukosa kering
Penurunan yurgor kulit (kulit kembali ke
benruk semula dalam waktu lebih dari 2-3
detik)
Pengeluaran haluaran urine
Kriteria Hasil
Kemungkinan
Rasional
Evaluasi Pencatatan
Intervensi
Keperawatan
Anak akan memiliki Buat catatan asupan Memberikan
Dokumentasikan
yang akurat.
ditandai dengan
Asupan
haluaran
adekuat,
dan/atau
IV oral.
oral
(sebutkan jumlah
spesifik
yang
asupan
dibutuhkan
mengindikasikan
dehidrasi.
Memberikan
IV
dan informasi
Dokumentasikan
tentang jumalah
cairan
IV
setiap jam
oleh setiap anak)
Frekuensi
Suhu
dalam
pernapasan,
rentang yang dapat
frekuensi jantung,
diterima,
yaitu
tekanan darah, dan
36.5C-37,2C
suhu setiap 4 jam
Frekuensi
pernapasan,
dapat
dan PRN
Tanda/gejala
Penting
untuk area
mencatat
IV
jumlah dengan
bersama
setiap
memastikan dibutuhkan.
bahwa
anak
kelebihan
frekuensi
yang
tidak Dokumentasikan
cairan, rentang
frekuensi
frekuensi
kekurangan
jantung,dan
volume
tekanan
darah
dalam
rentang
yang
dapat
akan
meningkat jantung,
cairan pertama
seperti
terdapat
kali,
yang akhirnya
frekuensi gejala
rentang
spesifik
PRN
yang
masing-
dapat
kekurangan
anak
mengalami
urine
yang
adekuat (sebutkan
rentang
suhu.
diterima (sebutkan
masing)
Haluaran
dan
dalam Jika
pengkajian)
dan darah,
tekanan
spesifik; Periksa
dan
menyebabkan
dehidrasi.
catat Berat jenis
urine Dokumentasikan
memberikan
informasi
status hidrasi.
Memberikan
Jelaskan
status
lembap
kondisi
membran informasi
tentang membran
mukosa
Kulit kembali ke
mukosa dan turgor status hidrasi.
dan turgor kulit.
bentuk
semula
kulit setiap sif dan
dalam waktu cepat
PRN.
(kurang dari 2-3 Berikan perawatan Perawatan
mulut Dokumentasikan
detik)
Tidak ada
1. Letargi
2. Lesu
3. Muntah
Tidak
untuk apakah
perawatan
dan
jelaskan
kefektifannya
ada
tanda/gejala
kekurangan
volume
cairan
(seperti
yang
yerdapat
dalam
pengkajian)
TUJUAN
PENYULUHAN
Anak
dan/
atau Ajarkan
anak/ Oeningkatan
Dokumentasikan
keluarga
akan keluarga
tentang oengetahuan
akan apakah
membantu
anak/ dilakukan
karakteristik
volume hasilnya.
dan
melaporkan
cairan, seperti
perubahan
Kehilangan hasrat
anak.
pada
dan
lelurangan
penyuluhan
kondisi
makanan
atau cairan
Letargi
Muntah
Penurunan
haluaran urine
Demam
Evaluasi pencatatan
Intervensi
Anak
dan/
keluarga
Keperawatan
atau Ajarkan
Penuyuluhan
akan anak/keluarga
anal/keluarga
dan
pengetahuan
catat peeawatan
dan akurat.
anak partisipasi
perawatan. memungkinkan
anak/keluarga dalam
perawatan
terkait
dan kebutuhan
anak
haluaran
untuk cairan yang
Identifikasi setiap
tepat,
pemantauan
tanda/
gejala
asuapan
dan
kekurangan
haluaran, dll.
volume
cairan
(seperti
yang
terdapat
dalam
Dokumentasikan
akan apakah
penyuluhan
dilakukan
yang jelaskan hasilnya.
dan
pengkajian)
Kapan
menghubunfi
pemberi
harapan
kesehatan
Diagnosis Keperawatan
Intoleransi Aktivitas
Definisi
Akibat
adanya
ketidakseimbangan
proses
antara
inflamasi,
suplai
dan
kebutuhan oksigen.
Kriteria Hasil
Kemungkinan
Gawat napas
Letargi
Lesu
Penurunan asupan cairan makanan
Demam
Rasional
Evaluasi pencatatan
Menetapkan
Dokumentasikan
Intervensi
Keperawatan
Anak dan/ keluarga Evaluasi respons
melaporkan
atau
pasien
menunjukkan
aktivitas.
peningkatan
laporan
toleransi
terhadap
terhadap
Catat
dispnea,
peningkatan
kelelahan
/kelemahan
adanya
perubahan
dispnea,
kelemahan
yang
berlebihan
dan
dan
tanda
setelah aktivitas.
tanda-tanda
vital Berikan
lingkungan tenang
dalam
rentang
dan
batasi
normal.
pengunjung
kemampuan/
apakah
perawatan
berlebihan,
meningkatkan
istirahat.
Tirah
baring
dipertahankan
selama fase akut
untuk menurunkan
kebutuhan
metabolik,
sesuai
menghemat energi
indikasi.
Dorong
untuk
penggunaan
penyembuhan.
manajemen
stres
Pembatasan
aktivitas
ditentukan dengan
respons individual
pentingnya
istirahat
pasien
dalam
rencana
terhadap
aktivitas
dan
kegagalan
pengobatan
dan
perlunya
keseimbangan
pernapasan.
Pasien mungkin
akan
nyaman
aktivitas
dan
istirahat.
Bantu
pasien
kursi,
memilih
posisi
menunduk
nyaman
untuk
timggi,
aktivitas
perawatan
yang
dengan
diri
diperlukan.
kepala
tidur
kelelahan
keseimbangan
peningkatan
kebutuhan
fase
penyembuhan.
dan
membantu
suplai
selama
atau
bantal.
Meminimalkan
Berikan kemajuan
aktivitas
di
oksigen.
dan
Nyeri Akut
a. Gawat napas
b. Anoreksia
c. Muntah
d. Peningkatan kebutuhan kalori sekunder akibat infeksi
Yang berhubungan dengan
Intokeran Aktivitas
a. Sakit kepala
b. Nyeri dada
Yang berhubungan dengan
Ansietas :Anak
a. Gawat napas
b. Letargi
c. Lesu
d. Penurunan asupan cairan makanan
e. Demam
Yang berhungan dengan
a. Hospitalisasi
b. Gawat napas
ASTHMA
1. PENGERTIAN
Asma merupakan penyakit paru dengan ciri khas yakni saluran napas sangat
mudah bereaksi terhadap berbagai rangsangan atau pencetus dengan menifestasi
berupa serangan asma. Kelainan yang didapatkan ialah:
1. Otot bronkus akan mengerut ( terjadi penyempitan).
2. Selaput lender bronkus edema.
3. Produksi lender makin banyak, lengket dan kental sehingga ketiga hal tersebut
menyebabkan saluran lubang bronkus menjadi sempit dan anak akan batuk bahkan
dapat sampai sesak napas. Serangan demikian dapat hilang sendiri atau hilang
dengan pertolongan obat.
Berdasarkan atas pengertian asma seperti yang telah diuraikan maka untuk
manisfestasi serangan asma harus ada pencetus dan ada dasar hipereaktivitas dari
bronkus. Serangan asma dapat berupa sesak napas ekspiratoir yang paraksismal
berulang ulang dengan mengi dan batuk yang akibatkonstriksi atau spasme otot
bronkus, inflamasi
2. ETIOLOGI
Saluran bronkus adalah jalan napas kecil yang menghubungkan saluran udara
utama (bronkus) ke tempat di dalam paru tempat terjadinya pertukaran oksigen dan
karbondioksida selama pernapasan normal. Saluran ini dikelilingi oleh otot polos
yang sangat sensitif. Saat terangsang otot tersebut akan mengejen, membuat saluran
napas menjadi lebih sempit. Sebagai tambahan, dinding (membran mukosa)saluran
napas menjadi bengkak dan meradang, serta menghasilkan cairan pelindung, yang
disebut mukus. Peradangan jalan napas adalah penyebeb penting terjadinya penyakit.
Peradangan menyebabkan reaktifitas jalan napas, yang mengakibatkan otot polos
jalan napas mengejan. Hal ini menyebabkan penyempitan jalan napas sehingga
terdengar bunyi siulan atau mengi, khususnya pada saat anak mengeluarkan napas.
Penyebab pasti dari penyaakit asma masih belum diketahui .tetapi interaksi
yang
kompleks antara gen anak dan lingkunganya diduga kuat yang menyebabkan
2.Polusi
Polutan yang banyak terdapat di Negara-negara industry (seperti asap
kendaraan dan emisi pabrik) telah dikaitkan dengan munculnya penyakit asma.
3.Infeksi saluran pernapasan kerana virus pada awal kehidupan
Anak-anak yang lebih muda usianya, yang mendapat infeksi paru
pada
Alergen
Paru-paru
Hipersensitivitas paru
Peradangan
Bronkokonstriksi
4. KLASIFIKASI
Ada berbagai pembagian asma pada anak, diantaranya adalah :
1. Asma episode yang jarang
Biasanya terdapat pada anak umur 3-8 tahun. Serangan umumnya dicetuskan oleh
infeksi virus saluran napas bagian atas. Banyaknya serangan 3-4 kali dalam satu
tahun. Lamanya serangan dapat beberapa hari, jarang merupakan serangan yang
berat. Gejala yang timbul lebih menonjol pada malam hari. Mengi dapat
berlangsung kurang dari 3-4 hari, sedangkan batuk-batuknya dapat berlangsung
10-14 hari. Golongan ini merupakan 70-75 persen dari populasi asma anak.
2. Asma episode sering
Pada 2/3 golonagn ini serangan pertama terjadi pada umur sebelum 3 tahun. Pada
permulaan, seranagn berhubungan dengan infeksi saluran napas akut. Pada umu 56 tahun dapat terjadi seranag tanpa infeksi yang jelas, biasanya orang tua
menghubungkannya dengan perubahan udara, adanya allergen, aktivitas fisik dan
stress. Banyak yang tidak jelas pencetusnya. Frekuensi serangan 3-4 kali dalam
satu tahun , tiap serangan beberapa hari sampai beberapa minggu frekuensi
serangan paling tinggi pada usia 8-13 tahun. Pada golongan lanjut kadang-kadang
sukar di bedakan dengan golongan asma kronik atau persisten.
3. Asma kronik atau persisten
Pada 25 persen anak golongan ini serangan pertama terjadi sebelum umur enam
bulan; 75 persen sebelum umur 3 tahun. Pada lebih dari 50 persen anak terdapat
mengi yang lama pada 2 tahun pertama, dan 50 persen sisanya serangan episodik.
Pada umur 5-6 tahun akan lebih jelas terjadinya obstruksi saluran napas yang
persisten dan hampir selalu terdapat mengi setiap hari;malam hari terganggu oleh
batuk dan mengi. Aktivitas fisik sering menyebabkan mengi . dari waktu ke waktu
terjadi serangan yang berat dan sering memerlukan perawatan di rumah sakit.
5.
MANIFESTASI KLINIS
Batuk
Batuk merupakan gejala umum yang sering disebabkan oleh infeksi saluran
pernapasan seperti infeksi dada atau infeksi sistem pernapasan bagian atas yang di
sebabkan oleh virus. Jika batuk sering berlangsung dalam waktu lama (mulai dari
berminggu-minggu sampai berbulan-bulan), terjadi pada malam hari atau setelah
aktivitas fisik
Mengi
Mengi adalah suara siulan yang terdengar ketika saluran napas menjadi menyempit
dan biasanya hanya bisa di dengar melalui stetoskop. Lalu bagaimana bisa tau jika
anak mengalami mengi?
bernapas karena anak mencoba menghirup lebih banyak udara melalui saluran napas
yang menyempit . dapat juga dilihat kepala anak bergerak keatas secara terduga atau
tiba tiba, atau perutnya bergerak keluar masuk dengan cepat.
Kesulitan Bernapas
Mungkin terihat pernapasan anak cepat dan jika kesulitan bernapasanya berat , ia
mungkin tidak dapat berbicara dengan kalimat penuh, harus menarik napas di antara
kata-katanya. Pada bayi yang lebih muda usianya, karena dinding dadanya tipis,
mungkin juga terlihat dada yang tertarik kedalam ketika bernapas.
Dada terasa tidak nyaman atau sesak
Anak yang lebih muda usianya mungkin tidak dapat mengekpresikan perasaan ini
dengan kata-kata tetapi mereka mungkin mulai menggosok atau memukul dada
mereka. Anak yang lebih besar mungkin mengatakan bahwan mereka merasakan
sesuatu yang menekan atau meremas dada mereka.
6. Penatalaksanaan medis
Asma sedang tenang atau tidak sedang serangan, tetapi juga dapat dalam
keadaan serangan dan serangan tersebut dapat ringan, sedang, atau berat. Kadang
bahkan dapat jatuh dalam keadaan status asmatikus, yakni serangan asma yang berat
yang biasanya diatasi dengan obat dapat menolong, ini kali tidak dapat lagi. Serangan
demikian beratnya hingga dapat mengacam jiwa anak, oleh karena itu, anak perlu
dirawat dirumah sakit.
Penanggulangan status asmatikus:
1. Oksigen
2. Periksa keadaan gas darah dan pasang IVFD (infus) dengan cairan 3 : 1 glukosa
10% dan Nacl 0,9% + KCl meq/kolf.
Koreksi kekurangan cairan
Koreksi penyimpangan asma basa
Koreksi penyimpangan elektrolit.
3. Teofilin yang sudah di berikan diteruskan. Ukur kadar teofilin dalam darah ,
pantau tanda tanda keracunan teofilin. Bila tanda keracunan tidak ada dan
keadaan serangan asma belum membaik mungkin perlu ditambah teofilin.
4. Kortikosteroid dilanjutkan, jika belum di beri jangan diberikan. Lebih baik
diberikan kortikosteroid intravena, karena pada status asmatikus sangat di
perlukan untuk mempercepat hilangannya edema dan mengembalikan
sensitivitas terhadap obat obat bronkodilator.
5. Usaha pengeceran lendir dengan obat mukolitik untuk lendir yang banyak dan
lengket di seluruh cabang cabang bronkus.
6. Periksa foto thorax
7. Lakukan pemeriksaan EKG.
8. Pantau tanda tanda vital secara teratur agar bila terjadi kegagalan pernapasan
dapat seegera tertolong, bila perlu di rawat di ICU.
Serangan asma yang ringan biasanya cukup diobati dengan obat bronkodilator
oral atau aerosol, bahkan yang ringan sekali tidak memerlukan pengobatan. Serangan
asma yang sedang dan akut perlu pengobatan yang cepat kerjanya, misalnya
bronkodilator aerosol atau bronkodilator subkutan , adrenalin misalnya. Bila pada
serangan ringan akut tidak diperlukan kortikosteroid ; pada serangan ringan kronik
keluhan gatal pada badan leher atau bagian atas punggung. Observasi adanya
manifestasi asma bronchial. Batuk keras, paroksimal, iritatif dan non produktif
menjadi produktif dengan sputum yang banyak, jernih atau kental.
c.
d.
B. Diagnosis keperawatan
a. Resiko tinggi asfiksia berhubungan dengan interaksi antar individu dan
allergen.
b. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan respon alergik dan
inflamasi pada percabangan bronkial.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen.
C. Intervensi keperawatan
a. Resiko tinggi asfeksiaberhubungan dengan interaksi antar individu dan
allergen.
Ajari anak dan keluarga bagaimana menghindari kondisi atau situasi yang
alergenik,
menyingkirkan
binatang
piaraan,
modifikasi
distress.
Ajari anak dan keluarga dalam menggunakan bronkodilator dan obat
obat anti inflamasi yang benar ( missal, kartikosteroid, natrium kromolin),
jauh).
Batasi aktivitas fisik hanya bila kondisi anak membuatnya perlu.
Dorong postur tubuh yang baik untuk ekspansi paru maksimum.
Bantu anak dan keluarga dalam memiliki aktivitas yang tepat sesuai
kemampuan dan kesukaan anak.
DAFTAR PUSTAKA
E.
Marilynn.2000.Rencana
Asuhan
Keperawatan.Jakarta:Penerbit
Buku
Kedokteran: EGC
Hidayat, Aziz Alimul.2006. Pengantar Ilmu Keperawatan AnakJakarta. Penerbit Salemba
Medika
Muscari, E. Mary.2005. Panduan Belajar Keperawatan Pediatrik.Jakarta.Penerbit Buku
Kedokteran: EGC
Ngastiyah.2005.Perawatan Anak Sakit Edisi 2.Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran: EGC
Wong, Donna L.2001.Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik.Jakarta:ECG Kedokteran
Shelov,steveen P . 2005. Perawatan Untuk Bayi Dan Balita.Jakarta:Arcan
Behrman, Richard E. 1990. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: ECG Kedokteran
Lim , Dr. Dawn. 2013.Alergi Masa Kanak Kanak. Jakarta:Indeks
Ngastiyah.2005. Perawatan Anak Sakit.Jakarta:ECG Kedokteran
Pertanyaan
ISPA (Bronchopneumonia)
1. Peradangan pada bronchopneumonia terletak pada?
a. Lobus paru
c. bronchus
b. Parenkim paru
d. alveolus
2. Penyebab bronchopneumonia adalah
a. Bakteri, virus,jamur
c. amoeba
b. Salmonella thyposa
d. parasit
3. Yang merupakan organism umum penyebab pneumonia bakteri adalah
a. Salmonella thypi
c. Streptococcus
b. Salmonella thyposa
d. Staphylococcus
Asthma
1. Yang bukan merupakan faktor yang menentukan derajat reaktivitas atau iritabilitas
adalah.. .
a. Faktor genetic
c. Alergi
b. Biokimiawi
d. Imunologis
2. Faktor pemicu umum yang menyebabkan anak terkena serangan asma adalah
a. Alergen
c. Suhu
b. Makanan
d. Shock
3. Yang bukan merupakan pemeriksaan penunjang asthma adalah
a. Uji fungsi paru
c. uji widal
b. Foto toraks
d. Pemeriksaan darah
4. Diagnosa keperawatan pada asthma yang tidak benar adalah
a. Resiko tinggi asfiksia
b. Bersihan jalan napas tidak efektif
c. Intoleransi aktivitas berhubungan
d. Resiko kekurangan volume cairan
5. Kelainan dari asthma yang didapatkan ialah, kecuali:
a. Otot bronkus akan mengerut ( terjadi penyempitan)
b. Nekrosis jaringan parenkim
c. Selaput lender bronkus edema
d. Produksi lender makin banyak