Anda di halaman 1dari 5

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi akut yang

menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran pernapasan. Saluran
pernapasan adalah hidung hingga alveoli termasuk jaringan adneksanya
seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Penyakit ISPA merupakan
penyakit yang sering terjadi pada anak balita, hal ini disebabkan karena
system pertahanan tubuh anak masih rendah (DepKes RI, 2000).
Penyakit

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) banyak menyerang

balita usia 2 bulan sampai 5 tahun. World Health Organization (WHO)


memperkirakan kematian akibat ISPA mencapai 10-20% pertahun dari
seluruh balita yang ada bila tidak diberi pengobatan (WHO, 1990). ISPA di
Indonesia menempati urutan pertama penyebab kematian pada kelompok
bayi dan balita. ISPA juga sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak.
Survey mortalitas yang dilakukan oleh Subdit ISPA, ISPA sebagai penyebab
kematian terbesar di Indonesia dengan presentasi 22,30 % dari seluruh
kematian balita (DepKes RI, 2008). Kematian balita karena ISPA secara
nasional diperkirakan 6 orang per 1000 balita per tahun atau sekitar 150.000
balita pertahun (DepKes RI, 2002).
Berdasarkan hasil laporan Riskesdas 2010, ISPA menempati prevalensi
tertinggi pada balita yaitu lebih 35%. Prevalensi ISPA juga cenderung terjadi
lebih tinggi pada kelompok ibu dengan pendidikan dan tingkat pendapatan
rumah tangga yang rendah (Riskesdas, 2007).
Beberapa faktor yang berhubungan dengan terjadinya ISPA adalah
tingkat sosial ekonomi rendah, gizi kurang, berat badan lahir rendah, tingkat
pendidikan dan pengetahuan, jangkauan pelayanan kesehatan yang rendah,
padatnya tempat tinggal, imunisasi yang tidak memadai, dan adanya
penyakit kronis pada bayi dan balita.
Salah satu komplikasi ISPA pada bayi yang dapat berakibat fatal adalah
pneumonia,

disamping komplikasi lainnya misalnya otitis media akuta

(OMA), dan mastoiditis. Jadi upaya penanganan ISPA secara lebih dini
diharapkan dapat mencegah terjadinya komplikasi tersebut yang dapat
menurunkan kualitas hidup bayi tersebut pada masa depan.

HUBUNGAN STATUS
KEJADIAN

ISPA

GIZI, BERAT BADAN LAHIR, IMUNISASI DENGAN

PADA

BALITA

DI

WILAYAH

KERJA

TUNIKAMASEANG KECAMATAN BONTOA KABUPATEN MAROS


Sukmawati, Sri Dara Ayu1)
Jurusan Gizi Poltekes Makassar. 2010\

PUSKESMAS

Penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) saat ini masih merupakan
masalah kesehatan utama. Episode penyakit batuk pilek pada anak usia
dibawah lima tahun (balita) di Indonesia diperkirakan sebesar 3 sampai 6 kali
setiap tahun. Pada banyak negara berkembang, lebih dari 50% kematian
pada umur anak-anak balita disebabkan karena infeksi saluran pernafasan
akut pneumonia, yakni infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru
(alveoli).
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada akhir tahun 2000,
diperkirakan kematian akibat pneumonia sebagai penyebab utama infeksi
saluran pernafasan akut di Indonesia mencapai 6 kasus di antara 1000 bayi
dan balita. Di USA pada akhir tahun 1990, pneumonia merupakan penyebab
kematian pertama karena infeksi.
Infeksi saluran napas akut (ISPA) merupakan penyebab terpenting morbiditas
dan mortalitas pada anak. Kelompok usia 6-23 bulan adalah kelompok umur
paling rentan untuk mengalami ISPA.
Berdasarkan data WHO dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia
tahun 2008, pneumonia yang merupakan salah satu jenis ISPA adalah
penyebab paling banyak kematian balita di dunia dan juga di Indonesia.
Dari tahun ke tahun, prevalensi ISPA di Indonesia tetap tinggi, yaitu sekitar
21,6% di daerah perkotaan. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
menunjukkan jumlah balita penderita pneumonia menurun dari 804.937
pada tahun 1999 menjadi 479.283 pada tahun 2000.
Infeksi Saluran Napas Akut pada Balita di Daerah Urban Jakarta.
Kholisah Nasution*, M. Azharry Rully Sjahrullah*, Kartika Erida Brohet*,
Krishna Adi
Wibisana*, M. Ramdhani Yassien*, Lenora Mohd. Ishak*, Liza Pratiwi*, Corrie
Wawolumaja**,
Bernie Endyarni***. Sari Pediatri, Vol. 11, No. 4, Desember 2009

Infeksi saluran pernafasan adalah infeksi yang menyerang jalan pernafasan


termasuk saluran hidung, bronkus dan paru-paru. Infeksi saluran pernafasan
dapat bersifat akut, seperti pneumonia dan bronchitis, dan bersifat kronis
seperti asma dan Chronic Obstructuve Pulmonary Disease (COPD)
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan suatu penyakit yang sering
terpajan pada semua golongan umur terutama balita dan anak. Dikatakan
bahawa infeksi
salur pernafasan akut atau ISPA telah menjadi salah satu penyebab kematian
tersering
pada balita di negara berkembang. Infeksi saluran pernafasan akut termasuk
dalam
kategori infeksi berat menurut World Health Organisation (WHO). Infeksi
saluran
pernafasan akut merupakan infeksi akut yang menyerang salah satu bagian
atau lebih dari
saluran pernafasan, mulai hidung hingga alveoli dan termasuk jaringan
adneksanya
seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Djaja, et al, 2001).
Dari riset di negara berkembang menunjukkan bahwa 20 35 %
kematian bayi dan
anak balita disebabkan oleh ISPA. Diperkirakan 2 5 juta bayi dan anak
balita di
berbagai negara setiap tahun mati karena infeksi saluran pernafasan akut.
Dua per tiga
dari kemat ian ini

terjadi pada kelompok usia bayi, terutama bayi usia 2

bulan pertama
sejak kelahiran (Buletin Penelitian Kesehatan, 2001).
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab
kematian

pada anak di negara sedang berkembang.

ISPA di

Indonesia merupakan

salah satu masalah


kesehatan yang utama karena masih tingginya angka kejadian ISPA terutama
pada Balita.
Setiap anak diperkirakan mengalami tiga sampai enam episode ISPA setiap
tahunnya dan
mengakibatkan sekitar 20-30% kematian (Rasmaliah, 2004).
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI
PULAU BARRANG LOMPO KECAMATAN UJUNG TANAH KOTA MAKASSAR
Vinna Mairuhu, Agus Bintara Birawida, Syamsuar Manyullei
Alumni Kesehatan Lingkungan Universitas Hasanuddin
Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Hasanuddin

Anda mungkin juga menyukai