Anda di halaman 1dari 19

1

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
3.1 PENGKAJIAN
3.1.1 Data Inti
a. Demografi
Penyakit yang paling sering diderita oleh

60 responden yang ada di

Dusun Jetak Lor, Desa Mulyo Agung pada tahun 2012 adalah ISPA 30%,
demam 15 %, pegal linu 33%, Diare 2%
Jenis kelamin
laki-laki
: 73%
perempuan
: 27%
Usia
< 35 tahun 50 tahun: 48%
51 tahun 65 tahun : 38%
> 65 tahun
: 14%
Suku
Jawa
: 100 %
b. Kepercayaan

Persepsi terhadap penderita TBC


Penyakit keturunan
: 18,3%
Penyakit Kutukan
: 0
Tidak dapat disembuhkan
: 16,7%
Dapat disembuhkan dengan berobat teratur

65%

c. Nilai

Pandangan bahwa kesehatan itu penting atau tidak


Kesehatan penting
: 100%
Kesehtan tidak penting : 0
Pandangan memilih pencegahan atau pengobatan
Pengobatan

77%

Pencegahan

23%

d. History

Riwayat kontak dengan pendertita TB

Pernah

26,6 %

Tidak pernah

31,7%

Tidak tahu

41,7%

3.1.2 Sub system


a. Lingkungan fisik
Perumahan :
86,7% bangunan rumah bersifat permanen terbuat dari batu bata dan

semen. 13,3% bangunan semi permanen yang terbuat dari triplek


Lantai :
91,7 % memiliki lantai semen/keramik, sedangkan 8,3 % lantai
tanah.
Ventilasi dan jendela :
100 % rumah memiliki ventilasi dan jendela.
75% responden membuka jendela setiap hari, 25% responden tidak

membuka jendela setiap hari


Pencahayaan :
55% rumah memiliki pencahayaan yang baik, 13,3% memiliki

pencahayaan yang cukup dan 31,7% memiliki pencahayaan kurang


Pengelolaan sampah :
55 % dengan cara di bakar, 11,7% ditimbun, 33,3% dibuang di tempat

pembuangan sampah
Kepemilikan kandang :
75% responden tidak memiliki kandang, sedangkan 25% responden

memiliki kandang
100% responden yang memiliki kandang terletak di luar rumah
Keamanan lingkungan bermain : .25% aman, sedangkan 75% tidak
aman

Batas wilayah :
sebelah utara
sebelah selatan
sebelah timur
sebelah barat

: Desa Merjosari
: Desa Karang widoro
: Karang Besuki
: Desa Petung Sewu
Dusun Krajan

b. Keamanaan dan transportasi :


Alat transportasi yang paling banyak digunakan :
80 % responden memiliki kendaraan pribadi , 20% responden
menggunakan kendaraan umum.
c. Pelayanan kesehatan dan sosial:
Jenis
pelayanan kesehatan : terdapat Puskesmas induk dan
polindes yang menjadi tempat pelayanan kesehatan masyarakat ,
pembayaran dapat menggunakan Jamkesmas jika pasien tidak

mampu
Jenis tenaga dalam pelayanan kesehatan : sebagian besar
masyarakat menggunakan jasa bidan desa dalam menanggulangi

masalah kesehatan, disamping itu juga terdapat kader kesehatan


Jarak ke pelayanan kesehatan : jarak tempuh ke pukesmas
pembantu 1 km, termasuk kategori dekat bila ditempuh dengan

kendaraan sepeda motor


d. Ekonomi
pekerjaan :
43% pekerjaan responden di bidang swasta, 22% sebagai tani, 27%
sebagai IRT dan 8% sebagai PNS/Pensiunan
e. Pendidikan
Tingkat pendidikan :
Pendidikan
43% responden memiliki pendidikan SD, 20% SMP, 33% SMA dan

4% S1
Pengetahuan :
3% responden memiliki pengetahuan yang baik mengenai TBC,
responden

yang

memiliki

pengetahuan

cukup

sebesar

43%

sedangkan 22% responden memiliki pengetahuan kurang baik dan


f.

32% memiliki pengetahuan tidak baik mengenai TBC


Politik dan pemerintahan
Perangkat Pemerintahan : Rt, Rw, Kepala Dusun
Kelompok pelayanan masyarakat : PKK, Karang taruna, posyandu
BALITA

Kebijakan mengenai kesehatan : adanya program Jamkesmas


g. Komunikasi :
Bahasa sehari- hari yang digunakan oleh masyarakat adalah bahasa

daerah ( jawa )
Sumber informasi kesehatan
61,7% responden menyatakan paling sering mendapatkan informasi
kesehatan dari televisi, 35% responden mendapatkan informasi dari

petugas kesehatan dan 3,3% mendapatkan informasi dari radio.


Seminar atau penyuluhan kesehatan
33,3% responden menyatakan pernah mengikuti seminar atau
penyuluhan kesehatan, 35% kadang-kadang, 30% tidak pernah dan
1,7% sering mendapatkan penyuluhan kesehatan.

3.2 ANALISA
Dari pengkajian yang dilakukan pada 60 responden masyarakat Dusun
Jetak Lor Desa Mulyo Agung didapatkan bahwa 54% responden memiliki
pengetahuan kurang mengenai TBC. Berbagai faktor yang mempengaruhi yaitu :
kesadaran masyarakat di dusun Jetak Lor yang kurang maksimal dalam mencari
informasi kesehatan, serta kurangnya informasi tentang seluk-beluk TBC yang
diberikan oleh petugas kesehatan atau instansi kesehatan setempat.
Pengetahuan masyarakat Jetak Lor mengenai TBC sebagian besar
dalam kategori kurang. Hal ini dapat diketahui dari pengkajian yang menunjukkan
bahwa 54 % pengetahuan masyarakat mengenai TBC dalam kategori kurang,
sebanyak 43 % dalam kategori cukup, dan hanya 3% dari jumlah responden
yang memiliki pengetahuan yang baik mengenai TBC. Kurangnya pengetahuan
responden tentang TBC kemungkinan disebabkan karena kurangnya terpajan
informasi tentang TBC melalui penyuluhan maupun media informasi yang

lainnya. Faktor penting lain yang juga berpengaruh terhadap pengetahuan


responden terhadap TBC adalah tingkat pendidikan. Dari hasil pengkajian di
dapatkan bahwa sebagian besar (43%) responden berpendidikan SD, (20%)
berpendidikan SMP, (33%) SMA dan (3%) Sarjana . Sehingga dapat disimpulkan
pengetahuan rsponden terhadap TBC perlu ditingkatkan lagi melalui pendidikan
kesehatan.
Studi literatur yang dilakukan di Pusat Kesehatan Masyarakat Dau di
dapatkan bahwa di Dusun Jetak Lor terdapat beberapa warga yang terjangkit
TBC. Beberapa warga telah menyelesaikan pengobatan dan terdapat warga
yang juga dalam masa pengobatan. Dalam hal ini jika masyarakat tidak mengerti
bagaimana cara menjegah penularan TBC maka masyarakat memiliki risiko yang
lebih besar untuk tertular TBC.

3.3 Web

Pelayanan kesehatan
di dusun Jetak Lor
kurang maksimal
dalam penanganan
TBC

Peran kader
kesehatan di dusun
Jetak Lor belum
optimal dalam
pemberian
informasi

Kurangnya
informasi TBC
kepada
masyarakat
Dusun Jetak Lor

Kurangnya
pengetahuan
masyarakat tentang
TBC
Risiko penularan TBC

3.4 Plan of Action


Community Diagnosis

1.

Kurangnya

Goal/Objectives

Interventions

Evaluation Indicators

1.1.1 Penyuluhan tentang

Struktur:

Tuberkulosis

1.setelah dilakukan tindakan

pengetahuan

keperawatan, diharapkan

masyarakat tentang

masyarakat mengerti dan

Tuberkulosis

memahami tentang
Tuberkulosis
Objectives :
1.1 Masyarakat mengerti dan
memahami pengertian
Tuberkulosis

Dana
SDM,
Sarana

Proses:

Dari seluruh
undangan hadir

80%
Keaktifan

masyarakat
Dilakukan

penyuluhan
Output:

Meningkatnya
pengetahuan
tentang
Tuberkulosis

1.2.Masyarakat mengetahui

1.2.1 penyuluhan tentang

penyebab dan proses

Penyebab dan proses

terjadinya TBC

terjadinya TBC
1.2.2 pemutaran video

Structure:

Dana
SDM,
Sarana

tentang proses

Process:

terjadinyaTBC

dari seluruh
undangan hadir

95%
Keaktifan

masyarakat
dilakukan
penyuluhan

Output:

meningkatnya
pengetahuan tentang
Penyebab dan proses
terjadinya TBC
1.3

Masyarakat mengetahui

1.3.1 Penyuluhan tentang

tentang gejala penderita

gejala penderita TBC

TBC dan usaha

dan usaha pencegahan

pencegahan TBC

TBC

Structure:

Dana
SDM,
Sarana

Process:

dari seluruh
undangan hadir

90%
Keaktifan

masyarakat
dilakukan
penyuluhan

Output:
meningkatnya
pengetahuan tentang
gejala dan upaya

10

pencegahan TBC

11

3.5 Implementasi dan Evaluasi


No
1.

Masalah

Intervensi

Data dasar

Kurang pengetahuan

Memberikan penyuluhan

a. Balita di dusun Jengglong

ibu tentang tumbuh

makanan tambahan di

kembang pada bayi

posyandu Balita

dan

Melakukan demonstrasi

balita

Target
65%

Pencapaian

Keterangan

70 %

Dilakukan di

24 balita

posyandu

b. Usia Bayi 0- 12 bulan 5

Balita

orang

berhubungan dengan

pembuatan makanan

c. Tingkat

kurangnya

informasi

tambahan untuk

70,83

mengenai

tumbuh

menunjang tahapan

20,83% tamatan SMP

kembang

dan

Pendidikan

ibu

tamatan

SD,

tumbuh kembang pada bayi d. Pengetahuan ibu tentang

stimulasi

dan balita

perkembangan

makanan

tambahan

kategori kurang sebanyak

Memberikan penyuluhan
dan pemutaran video
tentang tumbuh kembang
pada Bapak-Bapak di acara

75 %
a. Balita di dusun Jengglong
24 balita

70 %

Pada

Acara

tahlilan

b. Arti nilai anak bagi keluarga


100

65 %

responden

bapak-bapak

12

Tahlilan bapak-bapak

mengatakan anak penting


dan berharga bagi keluarga
c. Jumlah balita usia 0-12
bulan 20, 8 %, Usia 13 36
bulan 33,3 %, Usia 37-60
bulan 50 %
d. Keamanan

lingkungan

bemain 75 % tidak aman


e. Bentuk

permainan

54

%soliter

Memberikan penyuluhan
dan pemutaran video
tentang tumbuh kembang

a. Balita di dusun Jengglong


24 balita

75 %

Acara tahlilan
Ibu-Ibu

b. Arti nilai anak bagi keluarga


%

65 %

pada ibu-ibu yang memiliki

100

responden

balita dalam acara Tahlilan

mengatakan anak penting

ibu

dan berharga bagi keluarga

13

c. Jumlah balita usia 0-12


bulan 20, 8 %, Usia 13 36
bulan 33,3 %, Usia 37-60
bulan 50 %
d. Pengetahuan ibu tentang
tumbuh kembang bayi dan
balita 83, 33 % kategori
kurang
e. Keamanan

lingkungan

bemain 75 % tidak aman


f.

Bentuk permainan 54 %

soliter
a.
Balita di dusun Jengglong
Memberikan pelatihan pada
kader dan ibu ibu balita
tentang tumbuh kembang

24 balita

75 %

Salah

Satu

rumah kader

b. Arti nilai anak bagi keluarga


%

65 %

dan macam-macam

100

responden

permainan edukatif pada

mengatakan anak penting

Posyandu

14

bayi dan Balita

Pemutaran Video Tumbuh

dan berharga bagi keluarga


c. Jumlah balita usia 0-12
bulan 20, 8 %, Usia 13 36

kembang bayi dan balita

bulan 33,3 %, Usia 37-60


bulan 50 %
d. Pengetahuan ibu tentang
tumbuh kembang bayi dan
balita 83, 33 % kategori
kurang
e. Keamanan

lingkungan

bemain 75 % tidak aman


f.

Bentuk permainan 54 %
soliter

15

Berdasarkan implementasi diatas didapatkan hasil sebagai berikut :


1. Diagnosa keperawatan
Kurang pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang pada bayi dan balita
berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai tumbuh kembang dan
stimulasi perkembangan
a. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan ibu mengerti
dan memahami tentang segala aspek yang menyangkut tumbuh kembang
b. Kegiatan :
1. Penyuluhan makanan tambahan dan demonstrasi pembuatan makanan
tambahan untuk menunjang tahapan tumbuh kembang pada bayi dan
balita.
a) Sasaran : Ibu-Ibu di dusun Jengglong yang mempunyai bayi dan
balita
b) Tempat : Posyandu balita Asparangga dusun Jengglong
c) Hasil kegiatan :
setelah dilakukan tindakan keperawatan melalui pendidikan
kesehatan tentang makanan tambahan pencapaian yang didapat
d)

setelah penyuluhan mengalami peningkatan sebanyak 5 %


Hambatan :
1) Karena tempat posyandu balita dilakukan di salah satu
rumah warga yaitu teras rumah dan luas rumah sempit dan
terbatas serta dapat menampung ibu-ibu balita yang datang.
2) Suara penyaji tidak dapat didengar jelas oleh audiens
3) Media Penyuluhan tidak dapat dilihat seluruh audiens karena

ruangan yang sempit dan terbatas.


e. Solusi :
1) Menggunakan alat pengeras suara pada saat penyajian
penyuluhan
2) Menempatkan fasilitator ditengah-tengah audiens pada saat
penyajian materi
3) Pelaksanaan posyandu sebaiknya dilakukan di ruangan
f.

yang lebih besar dan luas contohnya balai RW


Rencana tindak lanjut:

16

1) Memberikan dorongan pada kader-kader posyandu untuk


terus memberikan motivasi pada ibu bayi dan balita dalam
memberikan makanan tambahan
2) Menganjurkan pada kader posyandu balita agar setiap
pelaksanaan posyandu balita memberikan snack makanan
tambahan untuk bayi dan balita dan juga resep snacknya.
2. Memberikan penyuluhan dan pemutaran video tentang tumbuh kembang
a) Sasaran
: Bapak-bapak di dusun Jengglong
b) Tempat
: Salah satu rumah warga Tn. Sunardi di RT 21
c) Hasil Kegiatan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan melalui pendidikan
kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita
pencapaian

yang

didapat

setelah

penyuluhan

mengalami

peningkatan 5 %
d) Hambatan :
1) Acara terlalu malam dilakukan
2) Ruangan pertemuan terlalu sempit dan terbatas
3)
Penyajian Materi terbatas hanya pada ruangan tertentu
sehingga audiens yang berada di luar ruangan tidak bisa melihat
penyajian materi secara langsung.
a) Solusi :
1) Pelaksanaan kegiatannya agar tidak terlalu malam dimulainya
2) Dilakukan di ruangan yang lebih luas dan dapat di lihat oleh
seluruh audiens
b) Rencana tindak lanjut :
1) Memotivasi kader posyandu balita agar dapat melibatkan peran
serta bapak-bapak dalam memberikan kebutuhan pertumbuhan
dan perkembangan anaknya.
3. Memberikan penyuluhan dan pemutaran video tentang tumbuh kembang
a) Sasaran
: Ibu-Ibu yang memiliki bayi dan balita di dusun
Jengglong
b) Tempat
c) Hasil Kegiatan

: Salah satu rumah warga Ny. Nurasiah di RT 22


:

17

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

melalui

pendidikan

kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita


pencapaian

yang

didapat

setelah

penyuluhan

mengalami

peningkatan 5 %
d) Hambatan :
1) Estimasi waktu untuk acara terlalu sedikit dan terbatas
2) Ruangan pertemuan terlalu sempit dan terbatas
3)
Penyajian Materi terbatas hanya pada ruangan tertentu
sehingga audiens yang berada di luar ruangan tidak bisa melihat
penyajian materi secara langsung.
e) Solusi :
1) Pelaksanaan kegiatan agar diberi waktu yang cukup
2) Dilakukan di ruangan yang lebih luas dan dapat di lihat oleh
f)

seluruh audiens
Rencana tindak lanjut :
1) Memotivasi kader posyandu balita agar dapat melibatkan peran
serta ibu-ibu dalam memberikan kebutuhan pertumbuhan dan
perkembangan anaknya.

4. Memberikan pelatihan pada kader dan ibu ibu balita tentang tumbuh
kembang dan macam-macam permainan edukatif pada bayi dan Balita
serta pemutaran video tumbuh kembang bayi dan balita.
a) Sasaran

: kader-kader posyandu balita dan Ibu - Ibu bayi

dan balita di dusun Jengglong


b) Tempat
: Salah satu rumah warga Ny. Suwarni RT 21
c) Hasil Kegiatan :
Dari pelaksanaan kegiatan pelatihan kader memantaudan
mendeteksi penyimpangan perkembangan bayi dan balita melalui
pelatihan dan pendidikan kesehatan tentang pertumbuhan dan
perkembangan bayi dan balita

serta penerapan alat permainan

edikatif pencapaian yang didapat mengalami peningkatan 10 %


d) Hambatan :

18

1) Terbatasnya jumlah mahasiswa yang melatih tidak sebanding


dengan jumlah peserta pelatihan yang datang
2) Ruangan pertemuan terlalu sempit dan terbatas
3)
Penyajian Materi terbatas hanya pada ruangan tertentu
sehingga audiens yang berada di luar ruangan tidak bisa
melihat penyajian materi secara langsung.
e) Solusi :
1) Karena jumlah peserta pelatihan lebih banyak dari mahasiswa
yang memberi pelatihan makan pelatihan dibuat dalam 2
gelombang dan dibagi dalam pengelompokan sesuai criteria
umur
2) Dilakukan di ruangan yang lebih luas dan dapat di lihat oleh
f)

seluruh audiens
Rencana tindak lanjut :
1) Memotivasi kader posyandu balita agar dapat melibatkan peran
serta ibu-ibu dalam memberikan kebutuhan pertumbuhan dan
perkembangan anaknya.
2) Memotivasi kader untuk setiap pelaksanaan posyandu balita
selalu melakukan deteksi dini penyimpangan perkembangan
bayi dan balita.

3.6 Waktu Pelaksanaan Implementasi


N
O

Hari/ Tanggal

Implementasi

Tempat / Sasaran

19

Rabu, 7 Maret

Melakukan

penyuluhan

2012

demonstrasi tentang pembuatan

Ibu-Ibu

makanan tambahan

Balita

penyuluhan

dan

Kamis, 8 Maret

Melakukan

tentang

2012

tumbuh kembang Bayi dan Balita

Posyandu Balita/
Bayi

Tahlilan

&

Bapak/

Bapak-Bapak

Pemutaran Video tentang Tumbuh


3

Jumat, 9 Maret

Kembang
Melakukan

2012

Tumbuh Kembang bayi & Balita

Ibu Warga Dusun

Pemutaran Video tentang Tumbuh

Jenglong

Kembang
Memberikan

Posyandu

Rabu,14
2012

Maret

Penyuluhan

pelatihan

Tentang

tentang

Tahlilan Ibu / Ibu-

Balita

stimulasi tumbuh kembang pada

Asparanga/ kader

bayi dan balita

dan Ibu-ibu Balita

Anda mungkin juga menyukai