Anda di halaman 1dari 20

1

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP


PERILAKU JAJAN SEHAT SISWA KELAS 5 DAN 6
SDN JABON 2 MOJOANYAR
MOJOKERTO
Titin Dila Prasetiyani1 , Aris Hartono2, Hartin Suidah3
ABSTRAK
Kebiasaan jajan merupakan bagian dari keseharian hampir semua
kelompok usia dan kelas sosial termasuk anak usia sekolah dan golongan remaja
tidak menyadari bahwa kebiasaan ini bisa beresiko masalah kesehatannya seperti
flu, batuk, sakit perut, bahkan sampai mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan anak. Maka dengan pendidikan kesehatan tentang jajan sehat
diharapkan dapat merubah perilaku jajan anak yang sembarangan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pendidikan kesehatan tentang
jajan sehat terhadap perilaku jajan siswa kelas 5 dan 6 di Sekolah Dasar Jabon 2
Mojoanyar Mojokerto.
penelitian ini menggunakan desain pra eksperimental desaign dengan
pendekatan rancangan one group pre-post test desaign. Populasi dalam penelitian
ini adalah siswa kelas 5 dan 6 di Sekolah Dasar Jabon 2 Mojoanyar Mojokerto
yang berusia 11-12 tahun berjumlah 36 siswa. Pengambilan sampel dilakukan
dengan teknik total sampling. Jumlah sampel 34 siswa, dengan kelompok
perlakuan sebelum dan sesudah intervensi akan tetapi tanpa adanya kelompok
kontrol. Alat ukur berupa kuesioner. Data analisis secara deskriptif dengan
melihat perbedaan nilai rerata.
Hasil penelitian ini menunjukkan ada perubahan rerata perilaku jajan
antara sebelum diberikan perlakuan dan sesudah diberikan perlakuan. Rerata
perilaku jajan sebelum diberikan pendidikan kesehatan sebesar 43,68 sedangkan
sesudah diberikan pendidikan kesehatan sebesar 49,56 dengan perubahan nilai
rerata sebesar 5,88 yang menunjukkan adanya perubahan dari perilaku jajan
negatif menjadi positif. Maka ada pengaruh perilaku jajan sebelum dan sesudah
diberikan pendidikan kesehatan.
Pendidikan kesehatan berpengaruh terhadap perubahan perilaku jajan yang
disertai peranan pemantauan orang tua maupun guru agar perilaku jajan siswa
sesuai dengan nilai-nilai kesehatan.
Kata Kunci: Pendidikan Kesehatan, Perilaku Jajan Sehat, Siswa
1

: Mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan


Dian Husada Mojokerto
: Dosen pembimbing 1 Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Dian Husada Mojokerto
: Dosen pembimbing 2 Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Dian Husada Mojokerto

EFFECT OF HEALTH EDUCATION BEHAVIORAL


HEALTH STUDENT CLASS 5 AND 6
SDN JABON 2 MOJOANYAR
MOJOKERTO
Titin Dila Prasetiyani1 , Aris Hartono2, Hartin Suidah3
ABSTRACT
Snack habit sare part of daily life of almost any age groups and social
classes, including children and teens. They do not realize that this habit could risk
of some health problems such as flu, cough, abdominal pain, even interfere the
growth and development of children. Health education which is focused in healthy
snack is expected to change the behavior of children. This study aims to determine
how the effect of health education about healthy snacks on snacks behavior 5th
and 6th grade students in an elementary school Jabon 2 Mojoanyar Mojokerto.
This research uses desaign pre-experimental design approach to the
design of one group pre-post test desaign. The population of this study are
students ingrade 5 and 6 SDN Jabon 2 Mojoanyar Mojokerto aged 11-12 years
old Rich amount 36 students. Sampling was done with a total sampling technique
which has total sample of 34 students, with two group treatments, before and
after the intervention with no control group. It uses some questionnaires, then the
data is analized by looking at the difference of the mean values.
The results showed adifference in the average of students behavior
between before and after treatment. Before the health education, the mean value
is 43,68 while after the health education, the mean value is 49,56 and change of
mean value is 5,88 changes which indicate a negatif change in behavior to
positive. Then there is the influence of the behavior of snacks before and after
health education.
Health Education affects the behavior change pocket that accompanied the
monitoring role of parents and teachers in order to pocket the behavior of
students in accordance with the values of health.
Keywords: Health Education, Behavioral Health Snack, Student

Mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu


Kesehatan Dian Husada Mojokerto
Dosen pembimbing 1 Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto
Dosen pembimbing 2 Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto

1. PENDAHULUAN
Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang mulai sering terpapar
dengan lingkungan luar termasuk lingkungan sekolah. Hal ini menyebabkan anak
usia sekolah beresiko mengalami masalah kesehatan. Salah satunya karena
perilaku jajan mereka yang sembarangan, misalnya anak membeli jajan menurut
kesukaan mereka sendiri tanpa memikirkan bahan-bahan yang terkandung
didalamnya (Judarwanto, 2008). Menurut Rakhmawati (2009), selain itu anak
sekolah biasanya mempunyai lebih banyak perhatian, aktivitas di luar rumah, dan
sering melupakan waktu makan sehingga mereka membeli jajanan di sekolah
untuk sekedar mengganjal perut tanpa memikirkan dampak yang dapat
mengganggu kesehatan mereka. Misalnya yang sering dikeluhkan oleh anak SD
selama satu bulan terakhir setelah mengkonsumsi jajanan di sekolah antara lain flu
dan batuk, sakit tenggorokan akibat jajanan yang mereka makan. Dari masalah
diatas membuktikan bahwa jajanan yang dikonsumsi di sekolah juga berdampak
terhadap status kesehatan anak.
Berdasarkan data pengawasan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yang
dilakukan Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan badan Pengawas Obat dan
Makanan RI (BPOM RI) bersama Balai POM di seluruh Indonesia pada tahun
2008-2010 menunjukkan bahwa 40-44% PJAS tidak memenuhi syarat karena
mengandung bahan kimia berbahaya. Data Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan
pangan yang dihimpun oleh Direktorat Survaillen dan Penyuluhan Keamanan
Pangan-BPOM RI dari Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia pada tahun
2008-2010 menunjukkan bahwa 17,26-25,15% kasus terjadi di lingkungan

sekolah dasar (SD) dengan kelompok tertinggi siswa sekolah (InfoPOM, 2011).
Kandungan bahan berbahaya dari 86 sampel yang diuji 55 sampel tidak memenuhi
syarat dan mengandung bahan berbahaya (FMIPA, 2006). Hasil sampling Dinkes
Provinsi Jawa Timur tahun 2008 terhadap 268 sampel makanan jajanan anak
sekolah dari 10 kabupaten/ kota didapatkan 11,7% mengandung borax dan
pewarna buatan. Sebuah penelitian yang dilakukan Asmarani (2010) pada salah
satu sekolah dasar di Surabaya bahwa dari 11 sampel makanan dan minuman yang
dicurigai mengandung rhodamin B didapatkan hasil 7 jenis makanan dan
minuman positif mengandung rhodamin B. Sekitar 63,16% anak di SD tersebut
mengalami keluhan kesehatan setelah mengkonsumsi jajanan yang mengandung
rhodamin B. Keluhannya berupa mual 83,33%, rasa pahit dan tidak enak 79,17%,
dan diare 66,67%.
Manifestasi yang tampak akan tercermin dari perilaku individu sebagai
suatu respons (Nursalam, 2008). Menurut Piaget (1950) bahwa setiap anak
memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan
lingkungannya (teori perkembangan kognitif) yang disebut sebagai periode
concrete operation. Anak usia sekolah mampu berfikir lebih objektif, mau
mendengar orang lain, pada tahap ini mereka mulai bernalar secara logistik yaitu
mereka dapat mempertimbangkan dua pendapat dan mampu menarik satu
kesimpulan logis dari pendapat itu. Akan tetapi, anak sekolah belum mengerti cara
memilih jajanan yang sehat sehingga berakibat buruk pada kesehatannya sendiri
(Suci, 2009). Apabila perilaku tersebut tidak segera diberikan intervensi maka

akan berisiko mengakibatkan masalah kesehatan yang lebih serius, bahkan akan
mengganggu pertumbuhan dalam perkembangannya.
Sebagai salah satu alternatif perilaku jajanan sehat bagi anak sekolah, nilai
gizi dan nilai keamanan pangan maka makanan jajanan masih perlu mendapat
perhatian (Muhilal dkk, 2006 dalam Qonita, 2010). Maka, pemberian pendidikan
kesehatan dirasa akan sangat bermanfaat bagi perilaku jajan anak usia sekolah.
Berdasarkan masalah yang didapat mengenai perilaku jajan anak sekolah. Maka,
peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perilaku
jajan tidak sehat siswa kelas 5 dan 6 di SDN Jabon 2 Mojoanyar Mojokerto.

2. METODE PENELITIAN
Jenis desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian analitik, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama
untuk mengidentifikasi perilaku sebelum dan sesudah intervensi, menganalisis
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perilaku berdasarkan teori yang ada.
Penelitian ini menggunakan desain Pra Eksperimental desaign dengan
pendekatan rancangan One Group Pre-Post Test Desaign. Rancangan penelitian
eksperimen digunakan karena tidak adanya variabel kontrol hanya perlakuan saja.
Pendekatan ini digunakan untuk mengukur efek dan membandingkan kelompok
sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Pada penelitian ini, peneliti
akan Membandingkan rerata perilaku jajan sehat sebelum dan sesudah diberi
pendidikan kesehatan siswa kelas 5 dan 6 di SDN Jabon 2 Mojoanyar Mojokerto.
Pada penelitian ini, populasinya adalah semua siswa kelas 5 dan 6 di SDN
Jabon 2 Mojoanyar Mojokerto sebanyak 36 siswa. Dalam penelitian ini sampel

yang dimaksudkan adalah siswa kelas 5 dan 6 yang berusia 11 tahun dan 12 tahun
di SDN Jabon 2 Mojoanyar Mojokerto berjumlah 34 siswa. Peneliti menggunakan
teknik sampling berupa total sampling.
Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan berupa kuesioner. Setelah
melakukan pengambilan data peneliti melakukan editing, coding, scoring dengan
menghitung nilai dari setiap petanyaan sesuai dengan perhitungan yang dipakai.
Untuk pengukuran perilaku, peneliti memakai Skala Guttman yang
dianalisa Skala Likert yaitu dengan kategori jawaban sebagai berikut :
Pernyatan Positif

Nilai

Pernyataan Negatif

Nilai

Ya

Ya

Tidak

Tidak

Untuk pengukuran pola seksual, peneliti memakai Skala Guttman yaitu


dengan kategori jawaban sebagai berikut: pernyataan positif ya (1), tidak (0) dan
untuk pernyataan negatif ya (0), tidak (1).
Setelah semua data terkumpul, kemudian nilai yang didapat pada item soal
dijumlah. Rumus pengubah skor total responden (dari keseluruhan pernyataan)
pada perilaku jajan seshat siswa sebelum dan sesudah intervensi menjadi skor T,
perhitungan skala perilaku jajan sehat siswa sama dengan interprestasi hasil dari
keduanya akan dikatakan positif apabila skor T 50 dan dikatakan negatif apabila
didapat skor T < 50.

3.

HASIL PENELITIAN

3.1 Hasil Penilaian Perilaku Jajan Sehat Sebelum Diberikan Pendidikan


Kesehatan di SDN Jabon 2 Mojoanyar Mojokerto.
Dari hasil penelitian 34 responden didapatkan nilai rerata perilaku jajan
sehat sebelum pendidikan kesehatan sebesar 43,68. Data tersebut bisa dilihat pada
tabel 1.
Tabel 1 Hasil Penilaian Perilaku Jajan Sehat Sebelum Diberikan Pendidikan
Kesehatan di SDN Jabon 2 Mojoanyar Mojokerto pada Bulan AprilMei 2014.
Pre Test
Mean
43,68
Std. Deviasi
9,98
Minimum
20,00
Maximum
57,00
N
34
Dari 10 parameter perilaku jajan sebelum pendidikan kesehatan
didapatkan parameter memakan jajanan sehingga tidak selera makan dirumah dan
memilih jajan tidak sehat sebesar 79,4% sedangkan tidak memakan jajanan
sehingga tidak selera makan dirumah dan tidak memilih jajan tidak sehat sebesar
20,6%. Data tersebut bisa dilihat pada tabel 2.
Tabel 2
No.
1.
2.
3.
4.
5.

Perilaku Jajan Sehat Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan di SDN


Jabon 2 Mojoanyar Mojokerto pada Bulan April-Mei 2014.
Prosentase Jawaban
Parameter
Ya
Tidak
Mengkonsumsi makanan 4 sehat 5
61,8%
38,2%
sempurna (gizi seimbang).
Memakan jajanan sehingga tidak selera
79,4%
20,6%
makan dirumah.
Mencuci tangan sebelum makan.
26,5%
73,5%
Memilih jajan tidak sehat.
79,4%
20,6%
Melihat tanggal kedaluwarsa.
38,2%
61,8%

6.
7.
8.
9.
10.

Mengkonsumsi jajan tidak bergizi


daripada masakan ibu.
Membeli makanan/minuman yang siap
saji.
Membeli jajanan yang tidak ada
bungkusnya
Suka jajan di luar sekolah.
Tetap membeli jajan yang tidak tertutup

55,9%

44,1%

76,5%

23,5%

79,4%

20,6%

70,6%
70,6%

29,4%
29,4%

3.2 Hasil Penilaian Perilaku Jajan Sehat Sesudah Diberikan Pendidikan


Kesehatan di SDN Jabon 2 Mojoanyar Mojokerto.
Dari hasil penelitian terhadap 34 responden didapatkan nilai rerata
perilaku jajan sesudah diberikan pendidikan kesehatan sebesar 49,56. Data
tersebut bisa dilihat pada tabel 3.
Tabel 3

Hasil Penilaian Perilaku Jajan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan


di SDN Jabon 2 Mojoanyar Mojokerto pada Bulan April-Mei 2014.
Post Test
Mean
49,56
Std. Deviasi
9,99
Minimum
26,00
Maximum
58,00
N
34

Dari 10 parameter perilaku jajan sesudah pendidikan kesehatan didapatkan


parameter tidak tetap membeli jajan yang tidak tertutup sebesar 94,1% dan tetap
membeli jajan yang tidak tertutup sebesar 5,9%. Data tersebut bisa dilihat pada
tabel 4.

Tabel 4

No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Perilaku Jajan Siswa kelas 5 dan 6 Sesudah Diberikan Pendidikan


Kesehatan di SDN Jabon 2 Mojoanyar Mojokerto pada Bulan AprilMei 2014.
Parameter

Mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna


(gizi seimbang).
Memakan jajanan sehingga tidak selera makan
dirumah.
Mencuci tangan sebelum makan.
Memilih jajan tidak sehat.
Melihat tanggal kedaluwarsa.
Mengkonsumsi jajan tidak bergizi daripada
masakan ibu.
Membeli makanan atau minuman yang siap saji.
Membeli jajanan yang tidak ada bungkusnya
Suka jajan di luar sekolah.
Tetap membeli jajan yang tidak tertutup

Prosentase Jawaban
Ya
Tidak
88,2%

11,8%

14,7%

85,3%

67,6%
11,8%
88,2%

32,4%
88,2%
11,8%

11,8%

88,2%

20,6%
35,3%
26,5%
5,9%

79,4%
64,7%
73,5%
94,1%

3.3 Hasil Penilaian Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Perubahan


Perilaku Jajan Sehat Siswa Kelas 5 dan 6 di SDN Jabon 2 Mojoanyar
Mojokerto
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa dari 34 responden sebelum
diberikan pendidikan kesehatan nilai rerata adalah 43,68 dan setelah diberikan
pendidikan kesehatan nilai rerata perilaku jajan siswa menjadi 49,56, rerata
perubahan perilaku jajan siswa adalah 5,88. Data tersebut bisa dilihat pada Tabel
5.

10

Tabel 5

Perubahan Perilaku Jajan Siswa Kelas 5 dan 6 Sebelum dan Sesudah


Diberikan Pendidikan Kesehatan SDN Jabon 2 Mojoanyar Mojokerto
pada Bulan April-Mei 2014.

Mean
Std. Deviasi
Minimum
Maximum
N

Pre Test
43,68
9,98
20,00
57,00
34

Post Test
49,56
9,99
26,00
58,00
34

Perubahan
5,88
0,01
6,00
1,00
34

4. PEMBAHASAN
4.1 Perilaku Jajan Siswa Kelas 5 dan 6 Sebelum Diberikan Pendidikan
Kesehatan.
Dari hasil penelitian sebelum diberikan pendidikan kesehatan didapatkan
perilaku jajan negatif lebih banyak daripada perilaku jajan positif. Dari 10
parameter ada 3 paremeter diantaranya tidak mencuci tangan sebelum makan,
memakan jajanan sehingga tidak selera makan dirumah, memilih jajan tidak sehat,
membeli jajanan yang tidak ada bungkusnya.
DEPKES mencontohkan pada anak usia Sekolah Dasar masalah yang
dihadapi biasanya berkaitan dengan kebiasaan berperilaku hidup bersih dan sehat
seperti kebiasaan cuci tangan pakai sabun, potong kuku, dan gosok gigi
(Siswono 2010).
Perilaku jajan kebiasaan anak sekolah mencuci tangan sebelum mengambil
makanan sering kali terlupakan atau jarang dilakukan walaupun mencuci tangan
merupakan hal yang dianggap biasa tetapi, kebersihan seseorang mulai dari
membiasakan cuci tangan akan lebih baik untuk kesehatan anak sekolah. Sehingga
perilaku jajan siswa lebih cenderung berperilaku yang negatif.

11

Sedangkan menurut Winarno (2004) Budaya praktek higiene perorangan


sangat besar peranannya dalam menentukan tingkat pencemaran mikroba dalam
makanan misal kebiasaan sering mencuci tangan. Kebiasaan mencuci tangan akan
menekan jumlah kontaminasi kuman dan mikroba. Mencuci tangan sangat penting
bagi kehidupan kita agar bisa terhindar dari kuman. Apalagi hal tersebut sering
dilakukan baik sebelum makan, ataupun sesudahnya makan.
Selain itu anak usia sekolah memakan jajanan sehingga tidak selera
makan dirumah dan memilih jajan tidak sehat. Berdasarkan toeri dari Khomsan
(2010), Pada umumnya anak-anak lebih menyukai jajan diwarung maupun kantin
sekolah daripada makanan yang telah tersedia dirumah. Meskipun kebiasaan
jajan sebenarnya memiliki beberapa manfaat atau keuntungan, antara lain:
1. Merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan energi karena aktivitas fisik
disekolah yang tinggi terutama bagi anak yang tidak sarapan pagi.
2. Pengenalan berbagai jenis makanan jajanan akan menumbuhkan kebiasaan
penganekaragaman pangan sejak kecil.
3.Memberikan perasaan meningkatnya gengsi anak dimata teman- temannya di
sekolah.
Akan tetapi menurut Irianto (2007) jajan tidak hanya memiliki
keuntungan namun jajan yang terlalu sering dan menjadi kebiasaan akan
berakibat negatif atau kerugian, antara lain:
1. Nafsu makan menurun.
2. Makanan yang tidak higienis akan menimbulkan berbagai penyakit.
3. Salah satu penyebab terjadinyaobesitas padaanak.

12

4. Kurang gizi sebab kandungan gizi pada jajanan belum tentu terjamin.
5. Pemborosan.
Makanan yang tidak sehat atau terbuka dalam penyajiannya dapat
terkontaminasi oleh bakteri. Dijelaskan bahwa bakteri dapat merusak makanan
dan menyebabkan terjadinya penyakit bawaan makanan yang nantinya akan
menghambat pertumbuhan fisik atau kecerdasan anak (J. Mukono, 2000). Dan
anak usia sekolah lebih suka membeli jajanan yang tidak ada bungkusnya atau
jajanan yang terbuka. Sehingga jajanan tersebut merupakan jajanan yang tidak
sehat untuk dikonsumsi oleh anak. Karena menurut Irwan Budiono dan Mardina
(2006) salah satu fungsi kemasan dalam makanan adalah untuk mempertahankan
produk agar tetap bersih dan terhindar dari kotoran serta pencemaran lainnya.
Maka hal tersebut sesuai antara fakta dan teori.
4.2 Perilaku Jajan Siswa Kelas 5 dan 6 Sesudah Diberikan Pendidikan
Kesehatan
Dari hasil penelitian yang didapatkan perilaku jajan positif lebih banyak
dibandingkan dengan perilaku jajan negatif sesudah diberikan pendidikan
kesehatan. Dari 10 parameter salah satunya yaitu

parameter mengkonsumsi

makanan 4 sehat 5 sempurna (gizi seimbang).


Menurut Hardani (2010) gizi seimbang yaitu makanan yang seimbang
antar zat gizi yang diperoleh dari aneka ragam makanan dalam memenuhi
kebutuhan zat gizi untuk hidup sehat, cerdas dan produktif. Adapun pedoman
tentang pola makan sehat yang memenuhi gizi seimbang tertuang pada slogan 4
sehat 5 sempurna yang isinya antara lain:
1. Makanan pokok sumber karbohidrat atau kalori

13

2. Lauk-pauk sumber protein hewani dan nabati


3. Sayur mayur sumber vitamin dan mineral
4. Susu sumber lemak, protein dan kalsium
Parameter mengkonsumsi 4 sehat 5 sempurna merupakan parameter yang
positif pada perilaku jajan sehat. Dimana merupakan upaya anak usia sekolah
untuk melengkapi gizi yang berkurang menjadi seimbang kembali sesuai dengan
kebutuhan tubuh.
Makanan jajanan yang baik untuk siswa sekolah yang dapat memberikan
kontribusi zat gizi yang cukup sesuai dengan kebutuhan siswa. Berdasarkan teori
Sihadi (2004), jajanan juga memegang peranan sangat penting dalam memberikan
kontribusi tambahan untuk memenuhi kecukupan gizi. Jajan mempunyai pengaruh
yang menguntungkan karena dapat mempertahankan kadar glukosa dalam darah
anak sehingga menimbulkan semangat baru dalam meningkatkan prestasi belajar
anak. Jajanan yang beranekaragam disekitar sekolah merupakan wahana untuk
mengenalkan beragam jenis makanan yang dapat menimbulkan keanekaragaman
makanan sejak kecil. Selain itu juga dapat mendidik anak untuk bisa memilih
makanan jajanan anak yang mengandung cakupan gizi yang lengkap.
Umumnya makanan jajanan dapat dibagi menjadi empat kelompok yaitu
pertama adalah makanan utama atau main dish contohnya nasi rames, nasi rawon,
nasi pecel dan sebagainya, kelompok yang kedua adalah panganan atau snack
contohnya beberapa kue, onde-onde, pisang goreng, dan lain sebagainya dan
kelompok yang ketiga adalah golongan minuman es teller, es buah, teh, kopi,
dawet, jenang gendul dan lain sebagainya, dan kelompok yang keempat adalah

14

buah-buahan segar, seperti mangga, jeruk, pisang dan lain sebaginya (Winarno,
2004). Dari fakta di atas dapat dikatakan bahwa terdapat kesamaan antara fakta
dengan teori yang ada.
4.3 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perubahan Perilaku Jajan
Sehat Siswa Kelas 5 dan 6 di SDN Jabon 2 Mojoanyar Mojokerto.
Dari hasil penelitian menunjukkan data dari angka peningkatan yang
kecil ada perubahan sesudah diberikan pendidikan kesehatan yaitu nilai rerata
perilaku jajan meningkat daripada sebelum diberikan pendidikan kesehatan.
Dalam buku Notoatmodjo (2007) prinsip pokok pendidikan kesehatan
adalah proses belajar. Di dalam kegiatan belajar terdapat 3 persoalan pokok, yakni
persoalan masukan (input) yang meliputi (sasaran belajar atau didik baik individu,
kelompok atau masyarakat yang sedang belajar sendiri), proses (merupakan
mekanisme dan interaksi terjadiya perubahan kemampuan perilaku pada diri
subjek belajar tersebut), dan persoalan keluaran (out put) adalah hasil belajar itu
sendiri dimana kita mengetahui berapa kemampuan atau perubahan perilaku dari
subjek belajar. Selain itu dijelaskan bahwa pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap perilaku dimana peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan
intervensi perilaku sehingga perilaku individu, kelompok atau masyarakat sesuai
dengan nilai-nilai kesehatan. Dengan kata lain pendidikan kesehatan adalah suatu
usaha untuk menyediakan kondisi psikologis dan sasaran agar mereka berperilaku
sesuai dengan tuntunan nilai-nilai kesehatan.
Pendidikan kesehatan dapat mempengaruhi perilaku jajan sehat siswa
dalam memilih jajanan. Salah satu tujuan diberikannya pendidikan kesehatan
tentang jajan sehat yaitu memperbaiki status kesehatan dari perilaku jajan yang

15

awalnya negatif bisa berubah menjadi positif. Peranan pendidikan kesehatan


misalnya pendidikan kesehatan tentang jajan sehat dan dilihat dari perilaku siswa
itu sendiri sehingga perilaku jajan individu tersebut bisa sesuai dengan nilai-nilai
kesehatan yaitu adanya perubahan perilaku jajan yang didapatkan dari perubahan
nilai rerata bahwa perilaku jajan sebelum intervensi lebih sedikit dari perilaku
jajan sesudah diberikan intervensi.
Menurut Mubarak, Wahid Iqbal, dkk (2007) Pendidikan kesehatan adalah
proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana perubahan tersebut bukan
sekedar proses transfer materi atau teori dari seseorang kepada orang lain dan
bukan pula seperangkat prosedur akan tetapi perubahan tersebut terjadi adanya
kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan
menurut Mantra (1997), perilaku ialah respons individu terhadap stimulasi baik
yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Perubahan perilaku perlu waktu
yang lama dan diperlukan rangsangan untuk merubah perilaku. Rangsangan
rangsangan tersebut meliputi: rangsangann fisik, rasional, emosional, ketrampilan,
jaringan perorangan dan keluarga, struktur sosial, serta perilaku yang bersaing.
Adapun tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk perubahan perilaku
sehat dan perbaikan status kesehatan. Misal perilaku jajan yang sebelumnya
didapatkan hasil perilaku positif lebih kecil daripada sesudah diberikan
pendidikan kesehatan. Dengan perubahan ini pendidikan kesehatan berpengaruh
terhadap perubahan perilaku. Namun karena perubahan perilaku itu memerlukan
waktu yang lama maka didapatkan perubahan peningkatan perilaku yang kecil.
Sehingga hal tersebut sesuai antara fakta dan teori yang ada.

16

5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian di SDN Jabon 2 Mojoanyar Mojokerto di
simpulkan:
1) Rata-rata responden yang berperilaku jajan negatif meningkat daripada
perilaku jajan positif sebelum diberikan pendidikan kesehatan.
2) Rata-rata responden yang berperilaku jajan positif lebih meningkat daripada
perilaku jajan negatif sesudah diberikan pendidikan kesehatan.
3) Dilihat dari hasil penelitian yang didapatkan bahwa terdapat perubahan
perilaku jajan sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan nilai rerata
menurun dan perilaku jajan sesudah diberikan pendidikan kesehatan nilai
rerata meningkat. Sehingga pendidikan kesehatan berpengaruh terhadap
perubahan perilaku jajan siswa kelas 5 dan 6 di SDN Jabon 2 Mojoanyar
Mojokerto.

17

DAFTAR PUSTAKA

Adriandani, B., 2011, Faktor yang Berhubungan Dengan Pemilihan Makanan


Jajanan pada Anak Sekolah Dasar, diakses pada tanggal 11 Maret 2013.
Allender, J.A & Spradley, B.W. 2005, Community Health Nursing: promoting
and protecting the public health, sixth edition, Philadelphia: Lippincott.
Ali Khomsan., 2010, Pangandan Gizi untuk Kesehatan, Rajawali Sport, Jakarta.
Asmarani, Y., 2010, Studi Rhodamin B pada Makanan Jajan Anak di Sekitar
Sekolah Dasar Negeri Margorejo1/403 Surabaya serta Efek terhadap
Kesehatan, diakses 6 Maret 2013.
Arikunto, 2009, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta,
Jakarta.
Azhar, A, 2002, Media Pembelajaran, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Azwar, 2008, Sikap Manusia Teori dan Pengukuranya, Edisi 2, EGC,
Yogyakarta.
Budiman Chandra, 2007, Pengantar Kesehatan Lingkungan, EGC, Jakarta
Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia, 2011, Program 100
Hari Kabinet Indonesia Bersatu Jilid 2 Yang Dilaksanakan Oleh Badan
POM RI, InfoPOM, vol. XI, no. 1 Januari- Perbruari 2010, hal. 11.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2011, Pentingnya
Promosi Keamanan Pangan di Sekolah untuk Menyelamatkan Generasi
Penerus, InfoPOM, vol.12, no.6 Nopember 11 Desember 2011, hal. 2.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2009, Pembinaan pada Pengelolaan
Makanan Jajanan Anak Sekolah Th 2009, Akses 6 Maret 2013.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2010, Promosi Kesehatan Sekolah,
diaskes pada tanggal 12 Maret 2013.
Efendi, F., & Makhfludi, 2009, Keperawatan Kesehatan Komunitas, Penerbit
Salemba Medika, Jakarta.
FMIPA., 2006, Seminar Nasional Kimia Pangan, Semarang, Universitas
Diponegoro

18

Febry., 2006, Penentuan Kombinasi Makanan Jajanan Tradisional Harapan


Untuk Memenuhi Kecukupan Energi dan Protein Anak Sekolah Dasar di
Kota Palembang, diakses pada tanggal 13 Maret 2013
Hardani., 2010, Pola Makan Sehat Karisma Woman And Education Available, di
akses 2 Februari 2010.
Irianto, Pekik., 2007,Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahraga, C.V Andi
Offset, Yogyakarta.
Irwan Budiono dan Mardiana., 2006, Buku Ajar Ilmu Teknologi Pangan,
UPTUNNES Press, Semarang
J.Mukono., 2000, Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan, Airlangga University
Press, Surabaya.
Judarwanto, W., 2008, Perilaku makan anak sekolah, diakses 30 November 2011
pukul 22.29.
., 2006, Antisipasi Perilaku Makan Anak Sekolah, diakses 02
Februari 2006.
Mantra, I.B., 1997, Pre-Testing, Departemen Kesehatan Pusat Penyuluhan
Kesehatan, Jakarta.
Mubarak, Wahid Iqbal et al., (2007), Promosi Kesehatan: Sebuah Pengantar
Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Nadesul, H., 2007, Bahaya Jajanan Di Jalanan, diakses pada tanggal 20 Maret
2013.
Notoatmodjo., 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
., 2005, Promosi Kesehatan teori dan Aplikasi, Rineka Cipta,
Jakarta.
., 2007, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, Rineka Cipta,
Jakarta.
., 2012, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, Rineka Cipta,
Jakarta.
Nursalam., 2008, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Peneliti
Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.

19

Purtiantini., 2010, Hubungan pengetahuan dan sikap mengenai pemilihan


makanan jajanan dengan perilaku anak memilih makanan di SDIT
Muhammadiyah Al Kautsar Gumpang Kartasura, diakses pada tanggal 1
April 2013.
Rakhmawati, L., 2009, Kontribusi makanan di sekolah dan tingkat kecukupan
energi dan zat gizi pada anak usia sekolah dasar di kota Bogor, diakses 30
November 2011 pukul 22.48.
Sihadi., 2004, Makanan Jajanan Bagi Anak Sekolah,Jurnal Kedokteran YARSI,
vol. 12, no. 2, hal. 91-95.
Siswono., 2010, Hidup bersih dan sehat anak, Republika, diakses 24 Januari
2010.
Suci, Euinike S. T., 2009, Gambaran perilaku jajan murid sekolah dasar di
Jakarta, Psikobuana, Jakarta, Vol. 1, No. 1, 29-38.
Suliha U, et all., 2002, Pendidikan Kesehatan dalam Keperawata, EGC, Jakarta.
Sugiyono., 2012, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kantitatif, Kualitatif
dan R&D, Alfabeta, Bandung.
Winarno., F.G., 2004, Keamanan Pangan, Jilid 1, M-Brio Press, Bogor.

20

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama

: Titin Dila Prasetiyani

NIM

: 01.10.086

Tempat, Tanggal Lahir

: Bojonegoro, 13-05-1992

Program Studi

: Ilmu Keperawatan

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian saya (SKRIPSI) dengan judul :


Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Perilaku Jajan Sehat Siswa kelas 5 dan
6 di SDN Jabon 2 Mojoanyar Mojokerto bersifat original dan belum pernah di
publikasikan oleh siapapun guna mendapatkan gelar akademik kecuali dalam
bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.
Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan
ini maka saya bersedia dituntut dan diproses dengan ketentuan yang berlaku dan
bersedia untuk menerima sanksi akademik
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan
sebenar-benarnya.

Mojokerto, 05 Juni 2014


Mengetahui,
Ketua Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat

Yang menyatakan

(Anik Supriani, S.Kep.,Ns.,MKes)


NPP. 10.02.183

(Titin Dila Prasetiyani)


NIM : 01.10.086

Anda mungkin juga menyukai