Oleh :
Muhamad Zulfikar
Mansyur (1503139)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Penyelenggaraan Pendidikan Nonformal.
Makalah yang ditulis penulis ini berbicara mengenai penyelenggaraan
pendidikan Nonformal. Penulis menuliskannya dengan mengambil dari beberapa
sumber baik dari buku maupun dari Undang-Undang dan membuat gagasan dari
beberapa sumber yang ada tersebut.
Penulis berterima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu
penulis dalam penyelesaian makalah ini. Hingga tersusun makalah yang sampai
dihadapan pembaca pada saat ini.
Penulis juga menyadari bahwa makalah yang penulis tulis ini masih
banyak kekurangan. Karena itu sangat diharapkan bagi pembaca untuk
menyampaikan saran atau kritik yang membangun demi tercapainya makalah
yang lebih baik.
Bandung, Desember 2015
BAB I
LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada
hakikatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya, dan tidak langsung dapat
berdiri sendiri, dapat memelihara dirinya sendiri. Manusia pada saat lahir
sepenuhnya memerlukan bantuan orang tuanya. Berdasarkan UU no 20 tahun
2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan Jalur pendidikan terdiri atas
pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan
memperkaya.
Pendidikan formal, informal, dan nonformal sebagai bagian dari
continuing education dan lifelong education, ketiganya tidak dapat terpisahkan
dan tidak dapat berdiri sendiri. Ketiganya saling mengisi terutama dalam (1)
memenuhi kebutuhan belajar sepanjang hayat (selama masyarakat itu ada).
Masyarakat memperoleh pengetahun, pengalaman, dan keterampilan tidak cuup
hanya dari pendidikan formal saja, akan tetapi masyarakat perlu menambah
pendidikan lain sebagai (complementary) baik melalui pendidikan informal
maupun melalui pendidikan nonformal. (2) pengembangan pendidikan sepanjang
hayat melalui pendidikan formal, informal, dan nonformal, yang terintegrasi akan
memudahkan masyarakat dalam memilih pendidikan mana yang paling cocok dan
sesuai dengan kebutuhan pengembangan diri serta sesuai dengan keahlian
(kompetensi) yang dibutuhkan bagi kehidupannya.(Kamil, 2011)
Membicarakan tentang pendidikan nonformal bukan berarti hanya
membahas mengenai pendidikan alternative di masyarakat akan tetapi tetap
berbicara tentang pendidikan yang utuh, karena hakekatnya pendidikan nonformal
pun memiliki teori dan kaidah kaidah pendidikan yang utuh hanya pada
pendidikan nonformal tidak dibatasi dengan waktu, usia, jenis kelamin, ras,
kondisi social budaya, ekonomi, keluarga, dll.. terdapat berbagai macam
pendidikan nonformal berdasarkan UU no 20 tahun 2003. Pendidikan nonformal
yang dimaksud meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini,
pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan
keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan,
serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta
didik. Dengan satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga
pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis
taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.
Dari berbagai satuan pendidikan nonformal yang telah disebutkan di atas
Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) merupakan satuan pendidikan nonformal
yang cukup banyak terutama di kota kota besar.LKP tersebut berbentuk lembaga
bimbingan belajar atau kursus dimana sasaran utamanya adalah anak anak usia
sekolah yang memiliki kesulitan dalm proses pendidikan di lembaga pendidikan
formal. Tuntutan standar pendidikan yang tinggi namun terbatasnya kemampuan
di lembaga pendidikan formal membuat lembaga pendidikan nonformal utamanya
LKP menjadi solusi utama bagi para siswa untuk mengatasi permasalahan di
sekolahnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan sebelumnya. Maka
penulis ingin melakukan observasi di salah satu lembaga pendidikan non formal
di kabupaten kuningan dengan rumusan masalah
1. Bagaimana penyelenggaran pendidikan di lembaga pendidikan non formal
dengan satuan pendidikan Lembaga Kursus dan Pelatihan ?
2. Bagaimana kesesuaian penyelenggaraan pendidikan di Lembaga Kursus dan
Pelatihan dengan teori teori pendidikan serta peraturan perundangan yang
ada?
BAB II
HASIL OBSERVASI
A. Teori Pedagogik
Terdapat beberapa pendapat mengenai arti dari pedagogic diantaranya
Prof. DR. J Hoogveld (Sadullah, 2010) berpendapat bahwa pedagogic adalah
ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak kea rah tujuan tertentu
yaitu agar ia mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya atau
dengan nama lain ilmu pedagogic adalah ilmu mendidik anak.
Sadullah (2010) mengartikan pedagogic sebagai suatu teori atau kajian yang
secara teliti, kritis dan objektif mengembangkan konsep konsep mengenai
hakikat manusia, hakikat anak, hakikat tujuan pendidikan pendidikan, dan
hakikat proses pendidikan.
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan baha pedagogic adalah ilmu
mengenai pendidikan baik itu objek pendidikan (anak/peserta didik), proses, dan
tujuan pendidikannya. Sehingga pedagodik tidak dapat dilepaskan dari pendidikan
itu sendiri. Terdapat beberapa pengertian pendidikann
UU no 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara ektif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Henderson (Sadullah,2010) pendidikan suatu proses pertumbuhan dan
perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan social dan
lingkungan fisik dan berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir.
Berdasarkan pengertian di atas maka pendidikan memiliki beberapa prinsip yaitu
1. Pendidikan berlangsung seumur hidup. Usaha pendidikan sudah dimulai sejak
manusia lahir dari kandungan ibunya samapai tutup usia selama ia mampu
menerima pengaruh dan mengembangkan dirinya.
2. Tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab semua manusia.
3. Bagi manusia pendidikan merupakan suatu keharusan karena dengan
pendidikan manusia akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang
berkembang yang membuatnya disebut manusia seutuhnya.
proses belajar, siswa bukan hanya sadar akan apa yang harus dipelajari, akan
tetapi juga memiliki kesadaran dan kemampuan bagaimana cara mempelajari
yang harus dipelajari itu.
2. Learning to Do
belajar dimaknai sebagai upaya untuk membuat peserta didik bukan hanya
mengetahui, mendengar dan melihat dengan tujuan akumulasi pengetahuan,
tetapi lebih kepada dapat melakukan, terampil berbuat atau mengerjakan
kegiatan tertentu (sesuatu) sehingga menghasilkan sesuatu yang bermakna
bagi kehidupan. Fokus pembelajaran dalam pilar ini lebih memfokuskan pada
ranah psikomotorik.
3. Learning to Be
belajar adalah membentuk manusia yang menjadi dirinya sendiri. Dengan kata
lain, belajar untuk mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai individu dengan
kepribadian yang memiliki tanggung jawab sebagai manusia.
4. Learning to Live Together
Learning to live together adalah belajar untuk bekerjasama. Hal ini sangat
diperlukan sesuai dengan tuntunan kebutuhan dalam masyarakat global
dimana manusia baik secara individual maupun secara kelompok tak mungkin
bisa hidup sendiri atau mengasingkan diri bersama kelompoknya.
D. Pendidikan NonFormal (PNF)
Berdasarkan UU no 20 tahun 2003 Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan
di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan
berjenjang.
Dengan penyelenggaraan yang dipertegas dan tertuang pada PP no 17 tahun 2010
yaitu
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 100
(1) Penyelenggaraan pendidikan nonformal meliputi penyelenggaraan satuan
pendidikan dan program pendidikan nonformal.
(2) Penyelenggaraan satuan pendidikan nonformal sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi satuan pendidikan:
a. lembaga kursus dan lembaga pelatihan;
b. kelompok belajar;
Bagian Kedua
Fungsi dan Tujuan
Pasal 102
(1) Pendidikan nonformal berfungsi:
a. sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal atau
sebagai alternatif pendidikan; dan
b. mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan
pengetahuan dan keterampilan fungsional, serta pengembangan sikap dan
kepribadian profesional dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang
hayat.
(4) Lembaga kursus dan lembaga pelatihan yang terakreditasi oleh Badan
Akreditasi Nasional Pendidikan Nonformal dan/atau lembaga akreditasi lain
dapat menyelenggarakan uji kompetensi kepada peserta didik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(5) Lembaga kursus dan lembaga pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
memberikan sertifikat kompetensi kepada peserta didik yang lulus uji
kompetensi.
(6) Peserta didik yang telah menyelesaikan kegiatan pembelajaran di lembaga
kursus dan lembaga pelatihan dapat mengikuti ujian kesetaraan hasil belajar
dengan pendidikan formal sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
(7) Peserta didik yang telah memenuhi syarat dan/atau lulus dalam ujian
kesetaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) memperoleh ijazah sesuai
dengan program yang diikutinya
E. Hasil Observasi
Leembaga non formal yang menjadi objek observasi pada makalah ini
adalah LKP EXPRESS English Speaking Course yang beralamat di Jalan
Siliwangi 80 Gg Kabupatean, Kab. Kuningan dan jalan Siliwangi 83 ciawigebang,
Kab Kuningan. Lembaga ini berdiri sejak taun 1982, namun barulah pada tahun
1985 EKSPRESS mendapat legitimasi dari depnaker untuk mengeluarkan
sertifikat yang setara dengan program Diploma. Lembaga ini bergerak pada
bidang bimbingan belajar pada mata pelajaran Bahasa Inggris. EXPRESS sendiri
memiliki suatu rancangan kurikulum sendiri yang tidak berpatokan pada
kurikulum yang terdapat pada lembaga pendidikan formal baik itu Kurnas, K13,
KTSP, KBK, ataupun semacamnya. Lembaga ini memiliki strktur kurikulum
mereka sendiri yang didasarkna kepada tingkat kesulutian materi serta pesertea
pada setiap jenjang yang dimiliki pada lembaga tersebut. Berikut adalah jenjang
tahapan program pada lembaga EXPRESS
NO
PROGRAM
DESKRIPSI
PESERTA DIDIK
LEVEL
Dalam
Program
ini
Bahasa
Kids Class
sambal
bermain
sehingga
mereka
Siswa SD kelas 2 - 4
akan
mendapatkan
belajar
Kids I
Kids II
Kids III
Kids IV
suasana
yang
tidak
membosankan .
Program ini merupakan
lanjutan dari kids class,
English
For
Children (EFC)
dalam
program
ini
mereka
belajar
dan
EFC I
dan
sambal
menyambung
dengan
materi
yang ada
EFC II
EFC III
EFC IV
di
Intersection
sekolah
Merupakan
Class
penyempurnaan dari 2
Inters II
program
Inters III
Siswa SD kelas 6
sebelumnya
sambal
Inters IV
memperkenalkan
materi secara aktif dan
melibatkan
peserta
Inters I
ini
siswa
dipersiapkan
dengan
sajian
akan
meningkatkan
kemampuan berbahasa
Beginners I
Siswa SMP kelas 1-2
Beginners II
Beginners III
Beginners IV
lanjutan
Interchange I
pembekalan
untuk
yang
lebih
berfokus
pada
dunia
remaja
akhir/dewasa
Elementary I
Elementary II
Elementary III
Intermediate I
Siswa SMA
kemampuan berbahasa
inggris secara optimal
baik aktif maupun pasif
dari
pemula
hingga
Conversatiion
mahir
Program
khusus Umum
in English
percakapan
Bahasa
Inggris
bagi
untuk
umum
mereka
yang
sudah
fundamental
memiliki
Interchange III
Interchange IV
menuju SMA
Program ini merupakan
program
Interchange II
Intermediate II
Intermediate III
Advance I
Advance II
Advance III
kemampuan
Bahasa
diarahkan
memacu
untuk
kemampuan
berbicara
dengan
menggunakan
grammatical Language
dana
tau
Communication
Language lebih aktif
TOEFEL
Preparation
dan kreatif
Program
yang
dirancang
untuk
mempersiapkan
dan Umum
meningkatkan
nilai
mampu
mengaplikasikan
kemampuan
Bahasa
inggrisnya
dengan
sesuai
Karyawan/pekerja
professional
bidangnya
di
era
Holiday
globalisasi
Program khusus liburan Peserta
English
siswa
sekolah
meningkatkan
untuk EXPRESS
didik
kemampuan
Bahasa
kelas
dengan
peningkatan
ability
tujun Peserta
didik
speaking EXPRESS
dengan
atau
BAB III
ANALISIS
Berdasarkan teori yang telah diungkapkan sebelumnya Lembaga
pendidikan non formal EXPRESS English Course merupakan lembaga pendidikan
non formal dengan satun berupa Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) den
program yang dilaksanakan adalah program pendidikan keterampilan dan
kecakapan hidup. Lembaga ini sudah memperoleh izil dari DEPNAKER
Kabupaten Kuningan untuk mengeluarkan sertifikat mengenai kecakapan dalam
berbahasa Inggris (Reading, Listening, Structure) yang dapat digunakan dalam
dunia kerja ini artinya berarti lembaga tersebut telah sesuai dengan PP no 17 tahun
2010.
Dari segi teori pendidikan, sebagaimana telah diungkapkan bahwa hakikat
dari pendidikan adalah sepanjang masa sehingga semua jenjang usia dapat
mengikuti/menempuh pendidikan di lembaga pendidikan non formal LKP
EXPRESS walaupun pada kenyataannya adalah mayoritas peserta didik pada
lembaga tersebut adalah siswa siswa suia sekolah SD-SMA dan terdapat pula
peserta didik usia 20an tahun dengan berbagai tujun seperti tuntutan perkuliahan,
persiapan masuk perguruan tinggi, persiapan memasuki dunia kerja.
Dari segi Pilar pendidikan yang diungkapkan oleh UNESCO yaitu
Learning to Know, Learning to Do, Learning to Be, Learning to Live Together.
Semua pilar tersebut ada pada proses pendidikan pada lembaga EXPRESS yang
penulis observasi dimana para peserta didik belajar bukan hanya mengenai bisa
berbahasa inggris tapi juga tau apa kegunaan dan kapan penggunaan Bahasa
inggris yang tepat serta terampil dan cakap dalam menggunakan bahsa inggris
karena pada dasarnya Bahasa inggris adalah Bahasa pergaulan internasional
sehingga mereka tau bagaimana kegunaan dan bagaimana menggunakan Bahasa
inggris yang tepat.
Dari segi kurikulum yang digunakan,, sebagaimana layaknya lembaga
pendidikan non formal utamanya LKP yang telah diuraikan pada PP no 17 tahun
2010 bahwa lembaga tersebut memiliki struktur kurikulum sendiri yang tidak
sama dengan kurikulum yang dibuat oleh pemerintah dan digunakan di lembaga
formal. Namun hasil output yang dihasilkan oleh LKP EXPRESS ini diakui oleh
pemerintah. Hal itu terbukti dengan berwenangnya EXPRESS mengeluarkan
sertifikat yang diketahui, ditandatangani, dan diakui oleh DEPNAKER. Para
pemegang
sertifikat
ini
nantinya
mampu
menunjukkan
kemampuan
kemampuan
mereka
dalam
bidang
Bahasa
inggris.
Teori
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Lembaga pendidikan nonformal hadir sebagai solusi dari kebutuhan
masyarakat
akan
ilmu/keterampilan
yang
kurang
bisa
di
DAFTAR PUSTAKA
dan
LAMPIRAN LAMPIRAN