MATA KULIAH:
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
(yang diampu oleh Dra.Lis Lestari, M Si)
Oleh:
Chyntia Marcelina
(201312006)
Martha Yuniar
(201312019)
(201312040)
Prima Yulianita
(201312941)
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Isi...........................................................................................................................2
Kata Pengantar................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan..........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................4
1.3 Tujuan................................................................................................................4-5
Bab II Pembahasan.........................................................................................................6
2.1 Pengertian Pengendalian Manajemen...................................................................6
2.2 Pengertian organisasi Nirlaba...............................................................................6
2.3 Ambiguitas Tujuan dan Konflik...........................................................................7
2.4 Pengukuran Kinerja Pada organisasi Nirlaba...................................................... 8-9
2.5 Akuntansi Pada organisasi nirlaba..................................................................
9 -10
11-12
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia
Nya sehingga makalah ini dapat tersusun dengan tepat waktu. Kami juga tidak
lupa mengucapkan banyak terimakasih atas bimbingan Ibu Lis Lestari selaku dosen
mata kuliah sistem pengendalian manajemen dan pihak yang telah berkonstribusi
dengan memberikan sumbangan materi,tenaga, dan pikiran.
Harapan kami makalah ini dapat memberikan pengetahuan tentang sistem
pengendalian manajemen organisasi nirlaba bagi para pembaca.
Semoga makalah ini memberikan wawasan luas dan menjadikan
pengalaman bagi para pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Katolik
Widya Karya. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih banyak
kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan kritikan,dan saran dari para pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisasi bisnis sangat berperan penting dalam perekonomian. Dalam perekonomian
kita mengenal organisasi sektor publik, sektor bisnis dan juga sektor nirlaba atau sering
disebut organisasi non-profit. organisasi nirlaba sedikit berbeda dengan organisasi lainnya.
Jika organisasi lain beroperasi untuk mendapatkan keuntungan bagi pemegang saham dan
pihak yang berkepentingan lainnya maka, tidak demikian dengan sektor nirlaba.
Dalam perekonomian, sektor nirlaba kurang diperhatikan. Hal ini menjadikan para
pelaku yang bergerak di bidang tersebut bergerak atau bekerja tanpa panduan yang baik. Pada
organisasi nirlaba sering kali tidak mempertimbangkan keefisiensian pemakain dana dalam
kegiatannya. Seperti kita ketahui sumber dana organisasi nirlaba adalah dari donator yang
berupa sumbangan. Hal ini penting untuk kita pertimbangkan, bagaimana organisasi nirlaba
akan menggunakan dana tersebut dimana para donatur tentu mengharapkan dana yang
diberikan dapat dimanfaatkan sebaik mungkin sesuai dengan tujaun organisasi.
Dengan keterbatansan tersebut, disinilah pengendalian manajemen Organisasi berperan
penting pada organisasi nirlaba. Dengan pengendalian manajemen yang baik diharapkan
organisasi nirlaba dapat melakukan setiap aktivitas dengan efisien, tidak kalah eksis dengan
orgnisasi lainnya serta dapat mencapai tujuan dari organisasi.
Oleh sebab itu, penulis membuat tulisan ini untuk mengetahui pengendlian manajemen
yang baik pada organisasi nirlaba.
1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mejawab masalah yang telah dibuat, yaitu:
1. menjelaskan tentang pengertian organisasi nirlaba.
2. menjelaskan tentang system pengendalian manajemen.
3. menjelaskan ambiguitas dan konflik yang terjadi pada organisasi nirlaba.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
organisasi lain untuk mengimplementasikan strategi organisasi yang dilakukan oleh manajer.
Pengendalian manajemen sangat erat hubungannya dengan perencanaan yang dibuat oleh
organisasi. Pengendalianlah yang dapat mengendalikan proses implementasi dari perencanaan
tujuan yang strategis yang dibuat yang diharapakan untuk dicapai.
diperoleh akan mempengaruhi juga pendapatan pemegang saham, karyawan, dan orang lain
yang terkait dengan organisasi. Sebaliknya jika organisasi nirlaba mendapatkan keuntungan
maka sepenuhnya keuntungan tersebut digunakan untuk memajukan tujuan dari organisasi.
Oleh sebab itu, dalam organisasi nirlaba tidak membayar deviden.
2.3
mencapai tujuan organisasi. Hal ini perlu didukung dengan adanya tujuan dan sasaran yang
jelas dari organisasi nirlaba. Salah satu contoh pada organisasi laba yaitu pada perusahaan
Anglo-Amerika yang memiliki tujuan umum utamanya difokuskan pada pemaksimalan nilai
pemegang saham untuk beberapa batasan dan kepentingan stakeholder lainnya. Penilaian
pencapaian tujuan dapat dilihat dari umpan balik dan memantau kinerja saham perusahaan
dan membandingankan dengan pesaing pasar secara keseluruhan.
Contoh di atas dapat menunjukan tingkat kejelasan organisasi laba namun, pada
organisasi nirlaba seringkali tidak ada kejelasan dalam tujuan organisasi ini. Tidak adanya
kejelasan tujuan organisasi ini, mengakibatkan terjadinya konflik dalam organisasi nirlaba.
Hal ini karena masing masing pihak memiliki tujuan utama yang berbeda beda.
Salah satu contoh sebuah organisasi yang mengoperasikan museum. Banyak konstituen
memiliki kepentingan dalam organisasi, tujuan, dan kinerjanya. Dewan pengawas museum
mungkin akan menganggap tujuan utama mereka adalah untuk menginspirasi beragam
masyarakat melalui koleksi dan pameran karya seni dengan kualitas terbaik. Penanggung
jawab kepentingan lainnya seperti masyarakat dan pejabat pemerintah akan lebih tertarik
untuk menikmati pameran museum. Tokoh agama mungkin yang paling khawatir tentang
tujuan seni dalam pandangan mereka baik secara sosial dan moral. Perbedaan persepsi tujuan
inilah yang dapat meimbulkan konflik oleh sebab itu, diperlukan mekanisme pengambilan
keputusan yang unik dan tepat.
Tanpa kejelasan tujuan yang akan dicapai dan cara yang harus dilakukan maka akan
sulit untuk menilai besarnya sistem kontrol organisasi tim manajemen dan penilaian atas
kinerja yang baik. Masalah ambiguitas tujuan dan konflik ini merupakan masalah masalah
mendasar yang dihadapi oleh beberapa organisasi nirlaba. Mereka harus merancang sebuah
sistem kontrol yang efektif dan dalam menilai efektifitas dari sistem kontrol yang
7
mencerminkan hukum, kebijakan, dan lingkungan sumber daya tempat organisasi nirlaba
tertentu beroperasi.
2.4
organisasi tersebut. Untuk dapat menilai pengukuran kinerja ditentukan indikator indikator
kinerja yang harus dicapai. Permasalahan yang dihadapi organisasi nirlaba adalah seringkali
manajer tidak memiliki penyelesaian untuk indikator kinerja yang telah ditetapkan, seperti
keuntungan dan membuat langkah langkah kembali. Tingkat pencapaian tujuan organisasi
secara keseluruhan tidak dapat diukur secara akurat dalam hal keuangan. Contohnya adalah
rumah sakit. Apabila tujuan rumah sakit adalah untuk untuk menyebuhkan sakit, lalu
bagaimana kesuksesan pencapaian tujuan dapat dinilai? Oleh sebab itu diperlukan indikator
untuk menilai kesuksesan pencapaian tujuan.
Tanpa adanya indikator, tugas pengelolaan dan pengendalian manajemen menjadi lebih
rumit. hal itu menjadi sulit untuk:
utama organisasi
Membandingkan wujud kinerja pada kegiatan yang berbeda.
Pada organisasi nirlaba, ukuran kinerja kurang diperhatikan. Sehingga, dewan direksi,
pengurus atau pengawas nirlaba menuai kritikan. Kurangnya ukuran kinerja ini menyebabkan
gagalnya organisasi dalam menentukan hal yang paling penting yang harus dicapai atau
tujuan dari organisasi tersebut.
Perhatian pada peningkatan penggunaan pengukuran kinerja dalam organisasi
organisasi pelayanan public dan peneyebarluasan data lebih kepada masyarakat umum yang
telah berkembang. Hal ini bertujuan untuk melengkapi langkah langkah input fokus
tradisional (seperti tingkat belanja staf) dengan langkah langkh yang berorientasi pad hasil
(seperti output, kualitas, ketepatan waktu), sehingga meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pemrintah dalam meningkatkan tanggung jawab.
8
2.5
bentuk maupun isi. Standar yang komperehensif untuk laporan keungan eksternal untuk
keperluan umum oleh organisasi nirlaba tidak ada di Amerika Serikat (AS) sampai Dewan
menerbitkan Pernyataan Akuntansi Keuangan No. 117 tahun 1993 (FAS 117). Pembuatan
standar akuntansi keuangan - (financial accounting standard FAS) 117 ditujukan untuk
meningkatkan hubungan saling pengertian dan penyamaan laporan keuangan organisasi
nirlaba.
Standar akuntansi individu yang digunakan oleh organisasi nirlaba untuk transaksi
operasi juga berbeda secara historis dari yang digunakan dalam organisasi laba. Contohnya
adalah depresiasi. Di Amerika Serikat, depresiasi digunakan dalam organisasi nirlaba mulai
pada tahun 1990 berdasarkan FAS No. 93 dan 99. Sedangkan organisasi pemerintah masih
dibebaskan, mereka mengakui beban depresiasi hanya pada dana yang menjelaskan kegiatan
bisnis mereka. Banyak para ahli menyimpulkan bahwa prinsip akuntansi yang digunakan
organisasi nirlaba harus identic dengan yang digunakan dalam organisasi laba, dengan satu
pengecualian yaitu organisasi nirlaba menggunakan laporan terpisah seperti dana untuk
memisahkan transaksi operasi dari transaksi modal yang memberikan kontribusi.
Organisasi nirlaba memperolah sumber dana mereka dari sumbangan atau donasi yang
diberikan kepada organisasi. Ketentuan sumbangan atau hibah bisa membatasi tujuan
penggunaan sumber daya. Pembatasan sumber daya yang dimaksud adalah penggunaan
sumber daya dengan tujuan tertentu (seperti, untuk melakukan penelitian kanker), untuk
pengeluaran pembuatan gedung baru, dan suatu periode tertentu.
Pengelola organisasi nirlaba juga dituntut untuk memastikan setiap sumbangan atau
hibah digunakan hanya untuk tujuan yang telah ditentukan. Sebagian organisasi nirlaba
menggunakan akuntansi dana. Akuntansi dana memisahkan sumber daya terbatas dalam
tujuan yang berbeda satu dengan yang lain. Setiap dana memiliki seperangkat laporan
keuangan, posisi keuangan, dan laporan perubahan sald dana. Setiap organisasi nirlaba juga
9
memiliki dana umum yang digunakan untuk menjelaskan semua transaksi operasi dan sumber
daya yang tidak termasuk dalam salah satu dana terbatas.
Dalam organisasi nirlaba juga ada istilah peneguhan laporan keuangan. Dana
pendamping akuntansi dari laporam laba rugi organisasi nirlaba (yang dapat disebut laporan
aktivitas, laporan operasi, atau laporan pendapatan dan pengeluaran) yang memberikan
informasi penting tentang kinerja keuangan organisasi nirlaba.
2.6
Pengawasan Eksternal
Sehubungan dengan pihak eksternal organisasi nirlaba harus bertanggung jawab kepada
percaya dan memiliki kontrol internal serta pengawasan yang kurang disektor amal. Hal ini
menjadi kelemahan dalam organisasi nirlaba dalam bidang amal. Kepercayaan inilah yang
menuntut anggota dewan harus bertindak sesuai dengan tujuan yang baik dan dapat berlaku
dengan bijaksana dalam kondisi dan posisi yang dihadapi.
2.7
Karakteristik Karyawan
Ada perbedaan antara karyawan organisasi nirlaba dengan organisasi laba. karyawan
organisasi nirlaba memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh organisasi laba.
karakteristik tersebut dapat memberikan implikasi yang positif juga implikasi negatif. salah
satu contoh adalah besarnya kopensasi karyawan dikebanyakan organisasi nirlaba tidak sama
dengan kompensasi organisasi laba. hal ini dapat menyebabkan masalah kontrol jika kualitas
karyawan berkurang. salah satu masalah kontrol yang utama adalah keterbatasan personal
yang mungkin lebih terlihat. misalnya, ketika audit mengungkapkan bahwa los angeles
county health mental departement memiliki ketidakrapian dalam pembukuan, lemahnya
pengawasan atas pengeluaran dan kepatuhan yang lemah terhadap peraturan kontrak wilayah.
wakil direktur kepala departemen menjawab bahwa: hal itu pada dasarnya disebabkan
kurangya pelatihan dan kurangnya kontrol yang memadai, kita perlu memastikan bahwa staf
kami mengerti tentang yang dipersyaratkan dan mengikutinya.
Tujuan utama organisasi nirlaba bukanlah untuk mendapatkan keuntungan oleh sebab
itu, hal ini sedikit menyulitkan organisasi untuk mendapatkan karyawan. Orang yang bersedia
bekerja di organisasi nirlaba merupakan orang orang yang memiliki tujuan yang sama
dengan organisasi. Dengan demikian para karyawan di organisasi nirlaba dapat disebut juga
sebagai relawan. Oleh sebab itu, tugas penting dari manajemen organisasi nirlaba adalah
mencari cara untuk menyamankan talenta dan kebutuhan dari pekerja dengan kebutuhan
organisasi sehingga dapat mempertahankan pekerja atau karyawan organisasi tersebut.
Banyak organisasi nirlaba cenderung mempertahankan karyawan yang berkomitmen
untuk tujuan akhir organisasi. Bekerja dengan karyawan yang memiliki tujuan organisasi
yang sama, akan lebih memudahkan dalam berinteraksi dalam melakukan segala kegiatan.
Dengan karakter organisasi nirlaba yang tidak mencari keuntungan, sehingga organisasi
nirlaba harus dapat memberikan system insentif non keuangan kepada pekerjanya atau
karyawan sesuai ekspektasi yang diharapkan.
11
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dibahas, kami penulis dapat menyimpulkan
bahwa:
1. Pengendalian manajemen organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam
suatu organisasi dalam proses pengimplementasian perencanaan dalam
mencapai tujuan organisasi.
2. Organisasi nirlaba merupakan organisasi non-profit, yang pendanaannya
diperoleh melalui sumbangan atau hibah. Organisasi ini jauh berbeda dengan
organisasi umum lainnya yang mengutamakan keuntungan untuk kesejahteraan
pemegang saham dan pihak lainnya, namun semua keuntungan diperuntukan
untuk kelangsungan dan pencapaian tujuan organisasi.
3. Kejelasan tujuan dan sasaran dalam organisasi sangat penting, sehingga tidak
ada keambiguan dalam tujuan dan konflik yang ditimbulkan dari perbedaan
tujuan tersebut.
12
4. Keberhasilan organisasi dapat dilihat dari tujuan yang akan di capai. Hal ini
dapat dilihat dari tingkat kinerja perusahaan. Melalui pembahasan di atas dapat
dijelaskan bahwa untuk mencapai kinerja yang ditentukan maka, organisasi
perlu menggunakan indikator indikator yang sesuai dengan tujuan organisasi.
5. Terdapat perbedaan antara penerapan akuntansi organisasi laba dengan
organisasi nirlaba. Hal ini dapat dilihat dari laporan keuangan yang dibuat oleh
organisasi nirlaba.
6. Untuk meningkatkan kinerja dan mengevaluasi kinerja maka sangat diperlukan
pengawasan. Maka oleh sebab itu, pengawasan eksternal sangat diperlukan
untuk tetap mengontrol organisasi agar tetap berjalan dengan baik dan tidak
menyimpang dari tujuan utamannya.
7. Karakteristik organisasi nirlaba yang berbeda dengan organisasi laba/umum,
juga para karyawan yang memiliki karakteristik yang berbeda dari para
karyawan pada umumnya. Karyawan pada organisasi nirlaba ini, cenderung
3.2
bermanfaat bagi para pelaku bisnis baik diorganisasi laba, terlebih organisasi nirlaba
untuk dapat menerapkan pengendalin manajemen, karena pengendalian manajemen
merupakan hal yang penting dalam mencapai tujuan organisasi.
Selain itu, kami penulis juga meminta saran atas tulisan kami. Karena masih
banyak kekurangan baik itu dalam kelengkapan materi maupun dalam penjelasan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Kenneth A. Merchant, Wim A Van Der Stade.2014. Sistem Pengendalian Manajemen
( Pengukuran Kinerja, Evaluasi, dan, Insentif) Edisi 3. Jakarta : Salemba Empat
14