TIJAUAN PUSTAKA
2.1 Bakteri
Sebagian besar bakteri berguna dan beberapa bahkan diperlukan untuk
kehidupan. Ada banyak bakteri dalam usus manusia. Sebagai bakteri pemakan,
mereka memecah makanan. Pada saat yang sama mereka membuat vitamin tertentu,
yang kemudian digunakan tubuh. Bakteri di dalam perut hewan dapat memecah
selulosa dari rumput yang dimakan. Bakteri Lactobacillus dalam kombinasi dengan
ragi dan jamur, telah digunakan selama ribuan tahun dalam penyusunan makanan
fermentasi seperti keju, acar, kecap, asinan kubis, cuka, anggur dan yoghurt.
Anatomi struktur sel bakteri memiliki dinding sel, membran sel dan penutup
dinding sel yang dikenal sebagai kapsul. Selain itu, beberapa bakteri memiliki
pelengkap berserabut yaitu flagela dan fimbriae, yang menonjol dari permukaan sel
(Bannigidad, 2014).
Bakteri mampu menggunakan sumber karbon yang berbeda untuk mendapatkan
energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan hidup. Salah satu sumber karbon
utama adalah glukosa, tapi tidak semua bakteri dapat memetabolisme glukosa untuk
memanfaatkan energi. Ada beberapa jalur bahwa bakteri dapat digunakan untuk
memetabolisme glukosa. Produk akhir dan produk samping dari masing-masing jalur
memberikan indikasi dari jalur tertentu bakteri digunakan untuk memetabolisme
glukosa. Bakteri mampu tumbuh di berbagai kondisi lingkungan. Faktor oksigen
yang berguna dalam identifikasi pertumbuhan bakteri. Bakteri dikelompokkan
menjadi beberapa kategori berdasarkan kebutuhan oksigen mereka. Tiga kategori
tersebut adalah :
1. Aerob yang membutuhkan oksigen untuk kelangsungan hidup dan
pertumbuhan.
2. Anaerob yang tidak mentolerir oksigen dan pertumbuhan berhenti di hadapan
oksigen.
3. Anaerob fakultatif yang dapat bertahan dalam kondisi aerob dan anaerob
tetapi lebih memilih untuk tumbuh di kehadiran oksigen.
(Christopher dan Elsa 2003).
Hampir semua bakteri mempunyai stuktur dan organisasi dasar yang sama
walaupun bentuknya berbeda. Setiap sel terdiri atas lapisan dinding sel bagian luar
yang kaku dan dibawahnya terdapat membran sel, semipermiabel. Di dalam
membran tersebut terdapat isi dari sitoplasma termasuk di dalamnya bahan inti dan
berbagai komponen serta enzim yang dibutuhkan untuk metabolisme dan
pertumbuhan. Tergantung dari jenisnya, bakteri kadang-kadang mempunyai struktur
tambahan diantaranya yang penting adalah cambuk (flagella), kapsul (capsules) dan
endospora (endospores). Struktur tersebut sangat penting untuk pengenalan dan
identifikasi bakteri (Olyvia, 2012).
2.2 Bentuk-bentuk Bakteri
Untuk memahami beberapa kelompok organisme, diperlukan klasifikasi. Tes
biokimia, pewarnaan Gram, merupakan kriteria yang efektif untuk klasifikasi. Hasil
pewarnaan mencerminkan perbedaan dasar dan kompleks pada permukaan sel
bakteri, sehingga dapat membagi bakteri menjadi 2 kelompok yakni:
1. Bakteri Gram-negatif
Bakteri Gram-negatif Berbentuk Batang (Enterobacteriaceae)
Bakteri Gram-negatif berbentuk batang habitat alaminya berada pada sistem
usus manusia dan binatang. Keluarga enterobacteriaceae meliputi banyak jenis
(Escherichia, Shigella, Salmonella, Enterobacter, Klebsiella, Serratia, Proteus,
dll). Beberapa organisme, misalnya Escherichia coli merupakan flora normal
dan menyebabkan penyakit, sedangkan yang lain seperti salmonella dan shigella
merupakan patogen yang umum bagi manusia.
Pseudomonas, Acinetobacter, dan Bakteri Gram-negatif Lain
Pseudomonas aeruginosa bersifat invasif dan toksigenik, mengakibatkan infeksi
pada pasien dengan penurunan daya tahan tubuh, dan merupakan patogen
nosokomial yang penting. Chromobacteria dan Chryseobacteria ditemukan di
tanah dan air, dan merupakan bakteri patogen yang oportunistik bagi manusia.
Bakteri lain, Capnocytophaga, Eikenella corrodens, Kingella, dan Moraxella
tumbuh normal pada manusia namun dapat menyebabkan variasi infeksi yang
luas.
2. Bakteri Gram-positif
Bakteri Gram-positif Pembentuk Spora: Spesies Bacillus dan Clostridium
Basil Gram-positif
pembentuk
spora mencakup
spesies
Bacillus
dan
anggota
genus
Corynebacterium
dan
kelompok
spesies
rhusiophathiae
ditemukan
pada
binatang
dan
kadang
negatif
merupakan
flora
normal
manusia
(Harniza, 2009)
dan
kadang-kadang
tradisional
langkah
pertama
dalam
mengidentifikasi
dan
yang
berharga
dalam
klasifikasi
fenotipik
bakteri.
Metode
ini
mereka. Oleh karena itu, membran sel harus multifungsi dan merespon dengan cepat
terhadap perubahan kondisi lingkungan.
Struktur dasar dari dinding sel gram negatif dan gram positif, yaitu Sitoplasma
sel dikelilingi oleh membran sitoplasma (CM), yang pada dasarnya terdiri dari
bilayer fosfolipid dengan protein tertanam. CM adalah selektif permeabel dan
mengatur transfer zat terlarut dan metabolit ke dalam dan ke luar dari sitoplasma sel
(Alakomi, 2007).
2.4 Aplikasi Identifikasi Mikroba Isolasi dan Identifikasi Bakteri Kitinolitik
Tanah Rizosfir dan Potensinya sebagai Biokontrol Antijamur
Potensi penggunaan bakteri alami, actinomycetes dan penggantian jamur atau
suplemen untuk pestisida kimia telah dibahas dalam banyak studi. Kitin, merupakan
suatu homopolimer dari residu -1,4-linked N- asetil-D-glukosamin, adalah sumber
daya terbarukan yang paling melimpah setelah selulosa. Hal ini secara luas
didistribusikan di alam sebagai komponen struktural dari crustacea, jamur, protozoa
dan serangga.
Chitinases adalah hidrolase glikosil yang mengkatalisis degradasi kitin. Enzim
ini terdapat dalam berbagai organisme seperti bakteri, jamur, serangga, tanaman dan
hewan. Skrining dan isolasi organisme yang mampu menghasilkan kitinase biasanya
dilakukan pada media yang mengandung kitin. Kitinase yang berasal dari organisme
yang telah disebutkan di atas memainkan peranan penting dalam fisiologis dan
ekologis.
Bakteri
menghasilkan
kitinase
terutama
untuk
menurunkan
kitin
dan
memanfaatkannya sebagai sumber energi. Selain itu, beberapa kitinase yang berasal
dari bakteri kitinolitik, seperti Chiagen yang dihasilkan dari Serratia marcescens dan
Agglomerans Enterobacter adalah agen yang potensial sebagai kontrol biologis
penyakit tanaman yang disebabkan oleh berbagai jamur fitopatogenik. Enzim
kitinase menghambat pertumbuhan jamur oleh hidrolisis kitin dalam dinding sel
jamur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengisolasi bakteri kitinolitik dari Tanah
rizosfir Mesir dan untuk menskrinning aktivitas antagonisnya terhadap beberapa
jamur patogen (Moustafa, dkk., 2007).
Dibuat
media
garam
dengan
melarutkan Na
6 g;
Dibuat
larutan
dengan
menambahkan
5 g2HPO
tanah
4
larutan
dasar 0,5
garam
sebanyak
ml g,
KHrizosfir
PO 3 dengan
g; NH Cl,1
g; NaCl,
g; ekstrak
ragi500,05
2