Anda di halaman 1dari 13

STEP 7

TUMBUH KEMBANG
1. Tahap-tahap tumbuh kembang anak
a. masa prenatal :
masa mudigah/embrio : konsepsi- 8 minggu
masa janin/fetus : 9 minggu lahir
b. masa bayi : usia 0-1 tahun
masa neonatal : usia 0-28 hari
a. masa neonatal dini : 0-7 hari
b. masa neonatal lanjut : 8-28 hari
masa pasca neonatal : 29 hari 1tahun
c. masa pra-sekolah : usia 1-6 tahun
d. masa sekolah : usia 6-18/20 tahun
masa pra-remaja : usia 6- 10 tahun
masa remaja :
a. masa remaja dini
i. wanita, usia 8-13 tahun
ii.
pria, usia 10-15 tahun
b. masa remaja lanjut
i. wanita, usia 13-18tahun
ii.
pria, usia 15-20 tahun
(Tumbuh Kembang anak, dr. Soetjiningsih)

2. Tingakat perkembangan yang harus dicapai berdasarkan usia tertentu sesuai dengan
umurnya ( mileston )
a) Perkembangan anak balita
i) sangat penting sebagai dasar untuk perkembangan selanjutnya yakni
ii) prasekolah,sekolah, akil balik dan remaja
iii) untuk perkembangan yang baik dibutuhkan:
(a) kesehatan & gizi yang baik daripada ibu hamil, bayi dan anak prasekolah
(b) stimulasi/rangsangan yang cukup dalam kualitas dan kuantitas
iv) keluarga dan KIA-KB mempunyai peran yang penting dalam pembinaan fisk, mental
sosial anak balita.
b) Dari lahir sampai 3 bulan
a. Belajar mengangkat kepala
b. belajar mengikuti obyek dengan matanya
c. melihat kemuka orang dengan tersenyum
d. bereaksi terhadap suara/bunyi
e. mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan kontak.
f. menahan barang yang dipegangnya

g. mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh


a.
b.
c.
d.
e.
f.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

c)
Dari 3 sampai 6 bulan:
mengangkat kepala 90 derajat den mengangkat dada dengan bertopang tangan
mulai belajar merah benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau diluar
jangkauannya
menaruh benda-benda di mulutnya
berusaha memperluas lapangan pandangan
tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain
mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang.
d)
Dari 6 sampai 9 bulan:
dapat duduk tanpa dibantu
dapat tengkurep dan berbalik sendiri
dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang
memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain
memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
bergembira, dengan melempar benda-benda
mengeluarkan kata-kata yang tanpa arti
mengenal muka anggota-anggota kelurga dan takut kepada
orang asing/lain
mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sem
bunyi-sembunyian
e)
Dari 9 sampai 12 bulan:
dapat berdiri sendiril tanpa dibantu
dapat berjalan dengan dituntun
menirukan suara,
mengulang bunyi yang didengarnya
belajar menyatakan satu atau dua kata
mengerti perintah sederhana atau larangan
memperlihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya, ingin
menyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda ke mulutnya
berpartisipasi dalam permainan

a.
b.
c.
d.

f)Dari 12 sampai 18 bulan:


berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah
menyusun 2 atau 3 kotak
dapat mengatakan 5-10 kata
memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing
g)
Dari 18 sampai 24 bulan:
naik turun tangga
menyusun 6 kotak
menunjuk mata clan hidungnya
menyusun dua kata

a.
b.
c.
d.

e.
f.
g.
h.
i.

belajar makan sendiri


menggambar garis dan kertas atau pasir
mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil/kencing
menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang lebih besar
memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka
h)
Dari 2 sampai 3 tahun:
- belajar meloncat, memaniat, melompat dengan satu kaki
- membuat jembatan dengan 3 kotak
- mampu menyusun kalimat
- mempergunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata-kata yang ditujukan
kepadanya
- menggambar lingkaran
- bermain bersama dengan anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain di luar
keluarganya
i) Dari 3 sampai 4 tahun:
- berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga
- berjalan pada jari kaki
- belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri
- menggambar garis silang
- menggambar orang hanya kepala dan badan
- mengenal 2 atau 3 warna
- bicara dengan baik
- menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya
- banyak bertanya
- bertanya bagaimana anak dilahirkan
- mengenal sisi atas, sisi bawah, sisi muka, sisi belakang
- mendengarkan cerita-cerita
- bermain dengan anak lain
- menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudaranya
- dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana
j) Dari 4 sampai 5 tahun:
- melompat dan menari
- menggambar orang terdiri dari kepala, lengan, badan
- menggambar segi empat dan segi tiga
- pandai bicara
- dapat menghitung jari-jarinya
- dapat menyebut hari-hari dalam seminggu
- mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita
- minat kepada kata baru dan artinya
- memperkirakan bentuk dan besarnya benda, membedakan besar dan kecil
- memprotes bila dilarang apa yang diingininya
- mengenal 4 warna
- menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa

k)
Pendidikan/ stimulasi yang perlu diberikan:
akademik sederhana; pengenalan ruang, bentuk, warna, per
siapan berhitung
pendidikan alam sekitar, sosialisasi, mengenal lingkungan
bermain bebas untuk mengembangkan fantasi dan memperkaya pengalaman
menyanyi, menggambar
bahasa: bercakap-cakap, membaca gambar, bercerita, mengucapkan syair
sederhana
melatih daya ingat dengan antara lain bermain jualan, menyampaikan berita
menggambar
membuat permainan dad kertas
bermain musik
mengenal tugas, larangan-larangan
aktivitas sehari-hari (makan sendiri, minum sendiri, kontrol buang air bosar,
kontrol buang air kecil)
Sumber:
Skala yawil-mimi bagian psikolog1 anak u.1. & Uk1k pediatri sosial IDAI
(Tumbuh Kembang Anak, dr. Soetjiningsih, SpAK)
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
2 faktor utama yang mempengaruhi :
Genetik, meliputi berbagai faktor bawaan yang normal & patologik, jenis kelamin, suku
bangsa, atau bangsa
Lingkungan, meliputi : faktor pranatal & Postnatal.
Faktor Pranatal, meliputi :

Gizi ibu waktu hamil

Mekanis

Toksin/zat kimia

Endokrin

Radiasi

Infeksi

Stres

Imunitas

Anoksia embrio
Faktor Postnatal, meliputi :

Lingkungan biologis, Ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, Gizi, Perawatan


kesehatan, dsb

Lingkungan Fisik, Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah, sanitasi, Radiasi

Faktor Psikososial, Stimulasi, motivasi belajar, stres, sekolah, cinta & kasih sayang

Faktor keluarga & adat istiadat, pekerjaan, pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara,
jenis kelamin, agama, urbanisasi
(Tumbuh Kembang anak, dr. Soetjiningsih)

4. ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan anak


merupakan proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai maturitas/dewasa, yang
dipengaruhi oleh faktor bawaan & lingkungan.
Terdapat adanya masa percepatan atau masa perlambatan, serta laju tumbuh
kembang yang berlainan diantara organ2.
pola perkembangan sama pada semua anak, tetapi kecepatannya berbeda antara anak
satu dengan yang lainnya
perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf
aktifitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khas
arah perkembangan anak adalah sefalokaudal
refleks primitif seprti reflek memegang dan berjalan akan menghilang sebelum
gerakan volunter tercapai
(Tumbuh Kembang anak, dr. Soetjiningsih)

a. Perkembangan melibatkan perubahan


Karena perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan, maka setiap
pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Perkembangan sistem reproduksi
misalnya, disertai dengan prubahan pada organ kelamin, perkembangan
intelegensia menyertai pertumbuhan otak dan serabut syaraf. Perubahan
perubahan ini meliputi perubahan ukuran tubuh secara umum, perubahan proporsi
tubuh, berubahnya cirri cirri lama timbulnya cirri cirri baru sebagai tanda
kematangan suatu organ tubuh tertentu.
b. perkembangan awal emnentukan pertumbuhan selanjutnya
seseorang tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati
tahapan sebelumya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan
sebelum ia bisa berdiri. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis
karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.
c. perkembangan mempunyai pola yang tetap
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu :
d. perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju kearah kaudal.
Pola ini disebut pola sefalokaudal.
f. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerakan kasar) lalu
berkembang ke bagian distal seperti jari jari yang mempunyai kemampuan
dalam gerakan halus. Pola ini disebut proksimodistal.
g. perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap ini dilalui seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan, tahap tahap
tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu
membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, berdiri sebelum
berjalan dsb.
h. perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
seperti halnya pertumbuhan, perkembangan berlangsung dalam kecepatan yang berbeda
beda. Kaki dan tangan berkembang pesat pada awal masa remaja, sedangkan
bagian tubuh yang lain mungkin berkembang pesat pada masa lainnya.
i. perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
Pada saat pertumbuha berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi
peningkatan mental, ingatan, daya nalar, asosiasi dll.
( Tumbuh kembang Anak dan Remaja )

5. Kebutuhan dasar anak

Kebutuhan dasar anak


Kebutuhan fisik-biomedis (ASUH)
meliputi pangan atau gizi
Perawatan kesehatan dasar
Papan/pemukiman yang layak
Higiene perorangan, sanitasi lingkungan
sandang
kesegaran jasmani, rekreasi, dsb
Kebutuhan emosi/kasih sayang (ASIH)
kasih sayang dari orang tua
Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)
cikal bakal dalam proses belajar, mengembangkan perkembangan mental psikososial :
kecerdasan, keterampilan, kemandirian, dsb.
(Tumbuh Kembang anak, dr. Soetjiningsih)

6. Penilaian pertumbuhan dan perkembangan anak


abnormal
o bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih.
o Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambata PLUS 1 sektor
atau lebih dgn 1 keterlambatan dan pada sektor yg sama tersebut tidak ada yg lulus pd
kotak yg berpotongan dgn garis vertikal usia.
Meragukan
o Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih
o Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yg sama
tidak ada yg lulus pd kotak yg perpotongan dgn garis vertikal usia.
tidak dapat dites
o apabila terjadi penolakan yg menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau
meragukan
normal
semua yg tidak tercantum dalam kriteria tersebut diatas.
(Tumbuh Kembang Anak Dr Soetjiningsih,SpAK)
7. pengolongan intelegensi ( IQ )
8. Skrining awal perkembangan
9. Cara menganamnesis Tumbuh Kembang

Anamnesis faktor pranatal & perinatal, untuk mengetahui perkembangan anak.


Harus menyangkut faktor resikountuk terjadinya gangguan perkembangan fisik &
mental anak, yaitu seperti buta, tuli, palsi serebralis, dll. Anamnesis juga
menyangkut penyakit keturunan & apakah ada perkawinan antar keluarga

Kelahiran prematur, Harus dibedakan antara bayi prematur (SMK/Sesuai Masa


Kehamilan) dan bayi dismatur (KMK/Kecil Masa Kehamilan) dimana telah terjadi
retardasi pertumbuhan intrauterin.

Anamnesis harus menyangkut faktor lingkungan yang mempengaruhi


perkembangan anak

Penyakit2 yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang & malnutrisi

Anamnesis kecepatan pertumbuhan anak

pola perkembangan anak dalam keluarga

(Tumbuh Kembang anak, dr. Soetjiningsih)

10. Cara mendiagnosa Tumbuh kembang


MASALAH TUMBUH KEMBANG
1. Develomnet Delay
*CARA PENILAIAN DALAM PERRKEMBANGAN DALAM ACCESMENT
DEVELOPMENT DELAY ( denver )
Digunakan untuk menaksir perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasa, &
motorik kasar pada anak mulai umur 1 bulan sampai 6 tahun, diberikan secara
individual, dengan partisipasi aktif dari orang tua & pemeriksa.
Alat yang digunakan
a. Alat peraga : benang wool merah, kismis/manik-manik, kubus warna merahkuning-hijau-biru, permaianan anak, botol Cecil, bola tenis, bel Cecil, yertas
dan pensil.
b. Lembar formulir DDST
c. Buku petunjuk sebagai refernesi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes
dan cara penilaiannya
Prosedur DDST
terdiri 2 tahap :

tahap pertama :secara periodik dilakukan pada semua anak yg


berusia :
- 3-6 bulan
- 9-12 bulan
- 18-24 tahun
- 3 tahun
- 4 tahun
- 5 tahun

tahap kedua : dilakukan pd mereka yg dicurigai adanya hambatan


perkembangan pd tahap pertama. Kemudian dilanjtkan dgn
evaluasi diagnostik yg lengkap.
Tumbuh Kembang Anak Dr Soetjiningsih,SpAK
Sumber : Soetjiningsih, Ranuh. Tumbuh Kembang Anak. Penerbit Buku Kedokteran
EGC,estacan 2, 1998. Halaman 72.
* PEMERIKSAAN PENUNJANG
* DD DEVELOPMET DELAY
*BGMN PENDEKATAN INTERVENSI DINI DLM PERKEMBANGAN
2.

Gangguan Bahasa dan bicara


Penyebab
1 . Lingkungan
a. Sosial ekonomi kurang
b. Tekanan keluarga
c. Keluarga bisu

Efek pada perkembangan bicara


a. Terlambat
b. Gagap
c. Terlambat pemerolehan bahasa

d. Dirumah menggunakan bahasa


bilingual
2. Emosi
a. Ibu yang tertekan
b. Gangguan scrius pada orang tua
c. Gangguan serius pada anak
3. Masalah pendengaran
a. Kongenital
b. Didapat
4. Perkembangan terlambat
a. Perkembangan lambat
b. Perkembangan lambat, tetapi
masih
dalam batas rata-rata
c. Retardasi mental
5. Cacat bawaan
a. Palatoschizis
b. Sindrom Down
6. Kerusakan otak
a. Kelainan neuromuskular

b. Kelainan sensorimotor
c. Palsi serebral

d. Terlambat pemerolehan struktur


bahasa
a. Terlambat pemerolehan bahasa
b. Terlambat atau gangguan
perkembangan bahasa
c. Terlambat atau gangguan
perkembangan bahasa
a. Terlambat/gangguan bicara yang
permanen
b. Terlambat/gangguan bicara yang
permanen
a. Terlambat bicara
b. Terlambat bicara
c. Pasti terlambat bicara
a. Terlambat dan terganggu
kemampuan bicaranya
b. Kemampuan bicaranya lebih
rendah
a. Mempengaruhi kemampuan
mengisap, menelan, mengunyah, dan
akhirnya timbul gangguan bicara dan
artikulasi seperti disartria
b. Mempengaruhi kemampuan
mengisap dan menelan, akhimya
menimbulkan gangguan artikulasi,
seperti dispraksia
c. Berpengaruh pada pernafasan,
makan dan timbul juga rpasalah
artikulasi yang dapat mengakibatkan
disartria dan dispraksia

d. Kelainan persepsi
d. Kesulitan membedakan suara,
mengerti bahasa, simbolisasi,
mengenal konsep, akhirnya
menimbulkan kesulitan belaJar di
sekolah.
Perkembangan bahasa yang lambat dapat bersifat familial. Oleh karena itu harus dicari
dalarn keluarganya apakah ada yang mengalami keterlambatan bicara juga. Disamping itu
kelainan bicara juga lebih banyak pada anak laki-laki daripada perempuan. Hal ini karena

1.

2.

3.

4.

pada perempuan, maturasi dan perkembangan fungsi verbal hernisfer kiri lebih bak
Sedangkan pada laki-laki perkembangan hemisfer kanan yang lebih baik, yaitu untuk
tugas yang abstrak dan memerlukan keterampilan.
Sedangkan Aram DM (1987), mengatakan bahwa gangguan bicara pada anak dapat
disebabkan oleh kelainan dibawah ini:
Lingkungan sosial anak.
Interaksi antar personal merupakan dasar dari semua komunikasi dan
perkembangan bahasa. Lingkungan yang tidak mendukung akan menyebabkan gangguan
bicara dan bahasa pada anak.
Sistem masukan/input.
Adalah sistern pendengaran, penglihatan dan integritas taktil-kinestetik dari anak.
Pendengaran merupakan alat yang penting dalam perkembangan bicara. Anak dengan
otitis media kronis dengan penurunan daya pendengaran akan mengalami keterlambatan
kemampuan menerima ataupun mengungkapkan bahasa. Gangguan bicara juga terdapat
pada tuli oleh karena kelainan genetik dan metabolik (tuli primer), tuli neurosensorial
(infeksi intra uterin: sifilis, rubella, toksoplasmosis. sitomegalovirus), tuli konduksi
seperti akibat malformasi telinga luar, tuli sentral (sama sekali tidak dapat mendengar),
tuli persepsi/afasia sensotik (terjadi kegagalan integrasi arti bicara yang didengar menjadi
suatu pengertian yang menyeluruh), dan tuli psikis seperti pada skizofrenia, autisme
infantil, keadaan cemas dan reaksi psikologis lainnya.
Pola bahasa juga akan terpengaruh pada anak dengan gangguan penglihatan yang
berat, demikian pula dengan anak dengan defisit taktil-kinestetik akan terjadi gangguan
artikulasi.
Sistem pusat bicara dan bahasa.
Kelainan susunan saraf pusat akan mempengaruhi pemahaman, interpretasi,
formulasi dan perencanaan bahasa, juga pada aktifitas dan kemampuan intelektual dari
anak.
Gangguan komunikasi biasanya merupakan bagian dari retardasi mental, misalnya
pada sindrom Down.
Sistem produksi.
Sistem produksi suara seperti faring, faring, hidung, struktur mulut, dan
mekanisme neuromuskular yang berpengaruh terhadap pengaturan nafas untuk berbicara,
bunyi faring, pembentukan bunyi untuk artikulasi bicara melalui aliran udara lewat
faring, faring, dan rongga mulut.
(Tumbuh Kembang Anak, dr. Soetjiningsih, SpAK)
Etiologi ;
faktor : kemampuan lingkungan, pendengaran, kognitif, fungsi syaraf, emosi psikologis,
dsb.
Klasifikasi : menurut Rutter ;

Ringan, keterlambatan akusisi dari bunyi kata2 (dislalia)

Sedang, keterlambatan lebih berat dari akusisi bunyi kata2 & perkembangan
bahasa terlambat (Disfasia ekspresif)

Berat, Keterlambatan lebih berat dari akusisi & bahasa, gangguan pemahaman
bahasa (Disfasia reseptif & Tuli persepsi)

Sangat Berat, Gangguan pada seluruh kemampuan bahasa (Tuli persepsi & tuli
sentral)

(Tumbuh Kembang anak, dr. Soetjiningsih)

Menurut Rapin dan Allen berdasar patofisiologi, membagi kelainan bahasa pada
anak menjadi 6 subtipe :
a. 2 primer ekspresif:
i. Disfraksia verbal
ii.
Gangguan defisit produksi fonologi
b. 2 defisit represif dan ekspresif :
i. Gangg campuran ekspresif-represif
ii.
Disfasia verbal auditori agnosia
c. 2defisit bahasa yang lebih berat:
i. Gangg leksikal-sintaksis
ii.
Gangg semantik-pragmatik
Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak
Gangguan bicara kongenital
a. Retardasi mental
b. Ketulian (akibat rubela, kern ikterus, sindrom Turner, osteogenesis imperfecta),
Rehabilitasi harus sedini mungkin dengan alat pendengar dan slb agar anak dapat
mengenal bunyi2an sebelum belajar bicara.
c. Cerebral palsy, Gangguan bicara pada anak ini mungkin disebabkan oleh retardasi
mental atau disrtria akibat spastisitas, atetosis, ataksia, korea dsb. Pertolongan
dengan speech therapy sering dapat menolong bila gangguan intelegensi tidak
terlampau berat.
d. Anomali alat bicara perifer (palatum, bibir, gigi, lidah), Gangguan bicara berupa
disartria terutama pada labioskizis, palatoskizis dan kelainan bentuk rahang yang
hebat. Pada palatoskizis pertolongan dengan speech theraphy sebaiknya dilakukan
sedini mungkin sebelum dilakukan pembedahan plastik, agar anak tidak
membiasakan diri berbicara melalui hidung atau menutup lubang palatum dengan
menekan pangkal lidah ke atas, yang akan sukar dikoreksi kemudian, terutama
jika sudah berlangsung lama. Koreksi bicara sesudah pembedahan harus
dilakukan secepatnya.
e. Gangguan perkembangan bicara (developmental speech disorders), misalnya
developmental dyslexia, gagap, developmental dysarthria, developmental word
deafness, developmental motor aphasia. Sebagian besar dasar penyebab dari
anak2 dengan kesukaran belajar, kesukaran membaca dan gangguan bicara tidak
diketahui, tetapi diduga terdapat sejak lahir. Gangguan membaca (word blindness,
disleksia), gagap, word deafness lebih sering ditemukan pada keluarga dengan left
handedness dan ambidekstri.
2) Gangguan bicara didapat
a. Afasia akibat penyakit yang disertai kejang, pascaensefalitis, pascatrauma,
neoplasma, gangguan vaskuler otak, penyakit degeneratif
b. Disartria pada bells palsy (kelumpuhan N. VII perifer), polio mielitis, tumor
batang otak, miastenia gravis, penyakit degeneratif
c. Psikogenik

d. Sosiokultural
(Buku kuliah Ilmu Kesehatan Anak, staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI)
Diagnosis gangguan perkembangan bahasa pada anak
f.
Anamnesis
Pengambilan anamnesis harus mencakup uraian mengenai perkembangan bahasa
anak. Autisme setelah berumur 18 bulan dan bicara yang sulit dimengerti setelah
berumur 3 tahun, paling sering ditemukan. Dokter anak hartis curiga bila orang
tua melaporkan bahwa anaknya tidak dapat menggunakan kata-kata yang berarti
pada umur 18 bulan atau belum mengucapkan frase pada umur 2 tahun. Atau anak
memakai bahasa yang singkat untuk menyampaikan maksudnya.
Kecurigaan adanya gangguan tingkah laku perlu dipertimbangkan kalau
dijumpai gangguan bicara dan tingkah laku yang bersamaan. Kesulitan tidur dan
makan sering dikeluhkan orang tua pada awal gangguan autisme. Pertanyaan
bagaimana anak bermain dengan temannya dapat membantu mengungkap tabir
tingkah laku. Anak dengan autisme lebih senang bermain dengan huruf balok atau
magnetik dalam waktu yang lama. Mereka dapat saja bermain dengan anak
sebaya, tetapi dalam waktu singkat menarik diri.
g. Instrumen penyaring.
Selain anamnesis yang teliti, disarankan digunakan instrumen penyaring untuk
menilai gangguan perkembangan bahasa. Misalnya Early Language Milestone
Scale (Coplan dan Gleason), atau DDST (pada Denver 11 penilaian pada sektor
bahasa lebilh banyak daripada DDST yang lama) atau Reseptive-Expresive
Emergent language Scale. Early Language Milestone Scale cukup sensitif dan
spesiflk untuk mengidentifikasi gangguan bicara pada anak kurang dari 3 tahun.
h. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dapat digunakan untuk mengungkapkan penyebab lain dari
gangguan bahasa. Apakah ada mikrosefali, anomali telinga luar, otitis media yang
berulang, sindrom William (fasies Elfin, perawakan pendek, kelainan jantung,
langkah yang tidak mantap), celah palatum, dan lain-lain.
Gangguan oromotor dapat diperiksa dengan menyuruh anak menirukan
gerakan mengunyah, menjulurkan lidah dan mengulang suku kata PA, TA, PATA, PA-TA-KA. Gangguan kernamptian oromotor terdapat pada verbal apraksia.
i. Pengamatan saat bermain.
Mengamati saat anak bermain dengan alat permainan yang sesuai dengan
umurnya, sangat membantu dalam mengidentifikasi gangguan tingkah laku.
Idealnya peme riksa juga bermain dengan anak tersebut dan kemudian mengamati
orang tuanya saat bermain dengan anaknya. Tetapi ini tidak praktis dilakukan
pada ruangan yang ramai. Pengamatan anak saat bermain sendiri, selama
pengambilan anamnesis dengan orang tuanya, lebih mudah dilaksanakan. Anak
yang memperlakukan mainannya sebagai obyek saja atau hanya sebagai satu titik
pusat perhatian saja, dapat merupakan petunjuk adanya kelainan tingkah laku.
j. Pemeriksaan laboratorium.
Semua anak dengan gangguan bahasa harus dilakukan tes pendengaran. Jika anak
tidak kooperatif terhadap audiogram atau hasilnya mencurigakan, maka perlu
dilakukan pemeriksaan "auditory brainstern responses".
Pemeriksaan laboratorium lainnya dimaksudkan untuk membuat diagnosis

banding. Bila terdapat gangguan pertumbuhan, mikrosefali, makrosefali, terdapat


gejala-gejala dari suatu sindrom perlu dilakukan CT-scan atau MR1, untuk
mengetahui adanya malformasi. Pada anak laki-laki dengan autisme dan
perkembangan yang sangat lambat, skrining kromosom untuk fragil-X mungkin
diperlukan. Skrining terhadap penyakit-penyakit- metabolik baru dilakukan kalau
terdapat kecurigaan ke arah itu, karena pemeriksaan ini sangat mahal.
k. Konsultasi
Pemeriksaan dari psikolog/neuropsikiater anak diperlukan jika ada gangguan
bahasa dan tingkah laku. Perneriksaan ini meliputi riwayat dan tes bahasa,
kemampuan kognitif dan tingkah laku. Tes intelegensia dapat dipakai sebagai
perbandingan fungsi kognitif anak tersebut. Masalah tingkah laku dapat diperiksa
lebih lanjut dengan menggunakan instrumen seperti Vineland Social Adaptive
Scale Revised, Child Behavior Checklist, atau Childhood Autism Rating Scale.
Konsultasi ke psikiater anak dilakukan bila ada gangguan tingkah laku yang berat.
Ahli patologi wicara akan mengevaluasi cara pengobatan anak dengan gangguan
bicara. Anak akan diperiksa apakah ada masalah anatomi yang mempengaruhi
produksi suara.
(Tumbuh Kembang Anak, dr. Soetjiningsih, SpAK)
h) Pemeriksaan yang harus dilakukan pada anak dengan gangguan bicara
Pediatric dan neurologis lengkap
Inteligensi
Pengdengaran dan penglihatan
(Buku Kuliah IKA. FKUI)
k) Perbedaan bahasa reseptif dan ekspresif
Umur
Bahasa reseptif
(Bulan)
bahasa pasif)
1

Kegiatan anak terhenti akibat suara

Tampak mendengarkan ucapan pembicara, dapat tersenyum pada pembicaraan

Melihat kearah pembicara

Memberi tanggapan yang berbeda terhadap suara bernada marah/senang


Bereaksi terhadap panggilan namanya
Mulai mengenal kata-kata "da da, papa,
mama"
Bereaksi terhadap kata-kata naik, ke
mari, dada
Menghentikan aktifitas bila namanya di.;
panggil

5
6
.7
8

Bahasa ekspresif
(bahasa aktif)
Vokalisasi yang masih sembarang,
terutama huruf hidup.
Tanda-tanda vokal yang
menunjukkan perasaan senang,
senyum sosial
Tersenyum sebagai jawaban
terhadap pembicara
Jawaban vokal terhadap rangsang
sosial
Mulai meniru suara
Protes vokal, berteriak karena kegi
ringan
Mulai menggunakan suara mirip kata
kata kacau
Menirukan rangkaian suara

9
10
11
12

Menghentikan kegiatan bila dilarang


Secara tepat menirukan variasi suara
tinggi
Reaksi atas pertanyaan sederhana dengan melihat atau menoleh
Reaksi dengan melakukan gerakan terhadap berbagai pertanyaan verbal

13

Mengetahui dan mengenali nama-nama


bagian tubuh

18

Dapat mengetabui dan mengenali gambar-gambar obyek yang sudah akrab


dengannya, jika obyek tersebut disebut
namanya
Akan mengikuti petunjuk yang berurutan (ambil topimu dan letakkan di atas
meja)

21

24

Mengetahui lebih banyak kalimat yang


Lebih rumit

Menirukan rangkaian suara


Kata-kata pertama mulai muncul
Kata-kata kacau mulai dapat
dimengerti dengan baik
Mengungkapkan kesadaran tentang
obyek yang telah akrab dan
menyebut namanya
Kata-kata yang benar terdengar
diantara kata-kata yang kacau, sering
dengan disertai gerakan tubuhnya
Lebih banyak menggunakan katakata daripada gerakan, untuk
mengungkapkan keinginannya
Mulai mengkombinasikan kata-kata
(mobil papa, mama berdiri)
Menyebut nama sendiri

(Tumbuh Kembang Anak, dr. Soetjiningsih, SpAK)

Anda mungkin juga menyukai