SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Mencapai Gelar Sarjana
Keperawatan
Oleh:
RINA MURDYANINGSIH
NIM. ST 13061
2
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Rina Murdyaningsih
NIM. ST 13061
Telah diuji pada tanggal 18 Agustus 2015 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan
Pembimbing Utama,
Pembimbing Pendamping,
3
SURAT PERNYATAAN
: Rina Murdyaningsih
: ST 13061
(Rina Murdyaningsih)
NIM. ST 13061
4
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul Pengaruh Pendidikan Kesehatan Cuci Tangan terhadap
Kepatuhan Mahasiswa Praktek di Ruang ICU RSUD Dr. Moewardi. Tersusun dan
terselesaikannya
skripsi ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak, maka pada
kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Wahyu Rima Agustin, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Ketua Program Studi S1
Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. bc. Yeti Nurhayati, M.Kes, selaku pembimbing Utama yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan masukan dan arahan selama penyusunan skripsi.
4. Ari Setiyajati, S.Kep, Ns, M.Kes, selaku pembimbing pendamping yang juga
telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan dan arahan selama
penyusunan skripsi.
5. Wahyuningsih Safitri, S.Kep., Ns.,M.Kep selaku penguji memberikan masukan
dan arahan selama penyusunan skripsi.
6. Seluruh dosen dan staf akademik program studi S1 Keperawatan STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
iv
5
7. Direktur dan staf DIKLIT RSUD Dr. Moewardi yang telah memberikan ijin dan
arahan kepada penulis dalam melakukan penelitian.
8. Seluruh responden penelitian yang bersedia meluangkan waktu dalam membantu
kelancaran penelitian ini.
9. Orang tua tercinta, yang telah memberikan dukungan dan doanya.
10. Suamiku tercinta, dan anakku yang telah memberikan semangat, motivasi, doa
dan kasih sayangnya.
11. Teman-teman mahasiswa angkatan 1 program Transfer S1 Keperawatan STIKes
Kusuma Husada, yang saling mendukung dan membantu dalam proses
penyusunan skripsi ini.
Semoga segala bantuan dan kebaikan, menjadi amal yang akan mendapat balasan
yang lebih baik oleh Allah SWT. Selanjutnya penulis mengharapkan masukan,
saran dan kritik demi perbaikan skripsi ini sehingga dapat digunakan untuk
pengembangan ilmu dan pelayanan keperawatan.
Peneliti
Rina Murdyaningsih
6
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................
ii
iii
iv
vi
ix
xi
xii
ABSTRAK ..................................................................................................
xiii
ABSTRACT ..................................................................................................
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .....................................................................
a. Tujuan Umum..................................................................
vi
7
BAB II
f.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka......................................................................
11
2.1.4 Kepatuhan.................................................................
16
20
23
25
25
26
27
27
28
30
31
31
33
vii
8
34
35
BAB V
37
39
PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik sampel ...............................................................
41
43
44
45
BAB VI PENUTUP
6.1 Simpulan .................................................................................
47
47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
9
DAFTAR TABEL
Nomor tabel
Halaman
2.1.
23
3.1
30
4.1
37
38
38
38
39
40
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
ix
10
DAFTAR GAMBAR
Nomor gambar
Halaman
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.
10
2.8.
10
2.9.
25
25
3.1
27
11
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran
1. F.01 Usulan Topik Penelitian
2. F.02 Pernyataan Pengajuan Judul Skripsi
3. F.04 Pengajuan Ijin Studi Pendahuluan
4. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
5.
xi
12
DAFTAR SINGKATAN
ICU
RSUD
PCMX
SIRS
PEP
xii
13
xiii
14
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
mencegah
terjadinya
infeksi
nosokomial
adalah
dengan
penelitian
penelitian tentang
melakukan
3
terhadap
4
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.6 Kajian Pustaka
a. Mahasiswa praktek
Mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah
peserta didik yang terdaftar dan belajar diperguruan tinggi tertentu.
Mahasiswa menurut Suwono (2008) adalah merupakan insan-insan calon
sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi yang makin
menyatu dengan masyarakat), dididik dan di harapkan menjadi calon-calon
intelektual.
Praktek keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional
melalui kerjasama berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan
lain dalam memberikan asuhan keperawatan atau sesuai dengan lingkungan
wewenang dan tanggung jawabnya (Nursalam, 2005). Menurut CHS (2013)
praktek keperawatan sebagai tindakan keperawatan profesional menggunakan
pengetahuan teoritik yang mantap dan kokoh dari berbagai ilmu dasar
(biologi, fisika, biomedik, perilaku dan sosial) dan ilmu keperawatan dasar,
klinik dan komunitas sebagai landasan untuk melakukan asuhan keperawatan.
b. Kebersihan Tangan
Kegagalan melakukan kebersihan tangan yang baik dan benar
dianggap sebagai penyebab utama infeksi nosokomial (HAIs) dan penyebaran
mikroorganisme multi resisten di fasilitas pelayanan kesehatan dan telah
diakui sebagai kontributor yang penting terhadap timbulnya wabah (Boyce
5
6
dan Pittet, 2002). Dari sudut pandang pencegahan dan pengendalian infeksi,
praktek membersihkan tangan adalah untuk mencegah infeksi yang ditularkan
melalui tangan.
Tujuan kebersihan tangan adalah untuk menghilangkan semua kotoran
dan debris serta menghambat atau membunuh mikroorganisme pada kulit.
Mikroorganisme di tangan ini diperoleh dari kontak dengan pasien dan
lingkungan. Sejumlah mikroorganisme permanen juga tinggal di lapisan
terdalam permukaan kulit yaitu staphylococcus epidermidis. Selain
memahami panduan dan rekomendasi untuk kebersihan tangan, para petugas
kesehatan perlu memahami indikasi dan keuntungan dari kebersihan tangan
terutama keterbatasan, pemakaian sarung tangan (Indro, 2004).
1. Pengertian
a) Mencuci tangan: Proses yang secara mekanik melepaskan kotoran dan
debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air.
b) Air bersih: Air yang secara alami atau kimiawi dibersihkan dan
disaring sehingga aman untuk diminum, serta untuk pemakaian
lainnya (misalnya mencuci tangan dan membersihkan instrumen
medis) karena memenuhi standar kesehatan yang telah ditetapkan.
Pada keadaan minimal, air bersih harus bebas dari mikroorganisme
dan memiliki turbiditas rendah (jernih, tidak berkabut).
c) Sabun: Produk-produk pembersih (batang, cair, lembar atau bubuk)
yang
menurunkan
tegangan
permukaan
sehingga
mernbantu
7
atau
yang
merupakan
penghuni
tetap),
sehingga
8
9
tangan
Gambar 2.6.
10
Gambar 2.7.
Gambar 2.8.
Mengeringkan tangan
sesudah
11
atau
yang
diganti
dengan
istilah
baru
yaitu
"Healthcare-
12
13
14
15
16
17
18
Tingkat
pula
tingkat
kepatuhannya
dalam
melakukan
program
19
orang lain maupun dari media masa. Semakin banyak informasi yang
masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang
kesehatan (Hasbullah, 2006).
b) Akomodasi
Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian
pasien yang dapat mempengaruhi kepatuhan.
c) Modifikasi faktor lingkungan dan sosial
Hal ini berarti membangun dukungan sosial dari keluarga dan
teman-teman. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Fitriani
(2009) selain tingkat pengetahuan penderita, tingkat ekonomi, sikap
pasien, usia, dukungan keluarga, nilai dan keyakinan tentang
kesehatan, faktor keterlibatan tenaga kesehatan.
3. Penilaian kepatuhan
Penilain kepatuhan dapat mengacu pada model pengukuran sentral
tendensi suatu data. Data yang berdistrusi normal, maka yang menjadi
menjadi acuan adalah nilai rata-rata (mean), sehingga jika suatu nilai
lebih dari nilai rata-rata kelas maka dapat dimasukkan dalam nilai lebih/
tinggi dan sebaliknya apabila nilai yang bersangkutan lebih rendah, maka
dimasukkan dalam nilai kurang/ rendah (Murti, 2006). Penilaian
kepatuhan cuci tangan adalah
a. Patuh > rata-rata skor nilai cuci tangan
b. Tidak patuh rata-rata nilai cuci tangan
20
mengetahui
bagaimana
cara
memelihara
kesehatan,
21
a) Sasaran Primer
Masayarakat pada umumnya bisa kepala keluarga, ibu-ibu
hamil, anak-anak sekolah, remaja, lansia, dan sebagainya.
b) Sasaran Sekunder
Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan sebagainya.
Diharapkan kelompok ini akan memberikan pendidikan kesehatan
dimasyarakat sekitar.
c) Sasaran tersier
Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik tingkat
pusat maupun tingkat daerah.
3. Materi atau pesan
Materi atau pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat
hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan dan keperawatan
individu, kelompok, masyarakat. Materi atau pesan yang hendak
disampikan hendaknya dengan menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti, materi yang tidak terlalu sulit dalam penyampaian materi
sebaiknya menggunakan alat peraga materi merupakan kebutuhan
sasaran.
4. Alat bantu pendidikan kesehatan
Alat bantu atau media pendidikan secara garis besar ada 3 macam
alat bantu pendidikan:
a)
22
b)
Alat-alat bantu dengan Audio yaitu alat yang dapat membantu untuk
menstimulasi indra pendengaran pada waktu penyampaian bahan
pendidikan seperti radio.
c)
Media Papan
Papan (billboard) yang dipasang di tempat-tempat umum dapat diisi
dengan pesan-pesan.
Peneliti dalam melakukan penelitian menggunakan media leaflet
23
Judul
Metode penelitian
Hasil penelitian
Nur Alam
(2011)
Fajar Hubungan
Pengetahuan dan
Sikap
Terhadap Perilaku
Cuci Tangan Pakai
Sabun
Pada Masyarakat di
Desa Senuro Timur
Batu Kabupaten
Ogan Ilir
Metode penelitian
observasional
pendekatan cross
sectional.
Sampel berjumlah
93 masyarakat
Desa Senuro Timur
Kecamatan
Tanjung
Batu Kabupaten
Ogan Ilir
menggunakan cara
purposive
sampling.
Instrumen
penelitian
menggunakan
kuesioner. Analisis
data menggunakan
uji korelasi Chi
Square
Tidak ada
hubungan antara
pengetahuan
masyarakat
terhadap perilaku
cuci tangan pakai
sabun dengan
nilai p- value =
0,615,
Ada hubungan
antara sikap
masyarakat
terhadap perilaku
CTPS dengan nilai
p-value =0,001.
Neila Fauzia
(2014)
Kepatuhan Standar
Prosedur
Operasional Hand
Hygiene pada
Perawat di Ruang
Rawat Inap
Rumah Sakit
Rancangan
deskriptif
kuantitatif. Sampel
yang diambil
sebanyak 43
perawat dari 5
ruang yang diteliti
Instrumen
metode observasi
langsung untuk
menilai perilaku
perawat dalam
melaksanakan hand
Rata-rata tingkat
kepatuhan
responden sebesar
62%-65%
24
Predictors of
healthcare
professionals
attitudes towards
family involvement
in safety-relevant
behaviours:
a cross-sectional
factorial survey
study
hygiene
berdasarkan
Standar Prosedur
Operasionl (SPO)
yang berlaku.
Analisis data
menggunakan nilai
persentase
Rancangan
penelitian
menggunakan
crossectional.
Responden adalah
73 dokter dan 87
perawat. Isntrumen
menggukan
kuesioner. Analisis
data menggunakan
persentase
Sebanyak 88%
tenaga kesehatan
memberikan
pendidikan cuci
tangan kepada
anggota
keluarganya,
namun hanya 41%
yang mampu
merubah sikap
anggota keluarga
untuk rajin cuci
tangan
25
Mahasiswa
praktek
Pendidikan
kesehatan
cuci tangan
Faktor kepatuhan
1) Umur,
2) Jenis kelamin,
3) Pekerjaan,
4) Pendidikan.
5) Pengalaman,
6) Lingkungan,
7) Fasilitas kesehatan.
Pre test
Kepatuhan
cuci tangan
Pendidikan kesehatan
cuci tangan dengan
metode demonstrasi
dan media leaflet
Gambar 2.10. Kerangka konsep
Post test
kepatuhan
cuci tangan
26
2.10
Hipotesis Penelitian
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
ini
menggunakan
rancangan
penelitian
metode
pre
eksperimental dengan pendekatan one group pretest posttest. Ciri dari tipe
penelitian ini adalah mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara
melibatkan satu kelompok subjek. Kelompok subjek diobservasi sebelum
dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah intervensi (Nursalam,
2005). Rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut
Subjek
K
Pre test
O
Waktu I
Perlakuan
I
Waktu 2
Post test
OI
Waktu 3
(OI) :
27
28
Populasi
Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. (Arikunto, 2006).
Sedangkan menurut Sugiyono (2009), populasi merupakan wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi penelitian semua mahasiswa
praktek di Ruang ICU pada jadwal sift pagi hari, baik berpendidikan DIII, S1 Keperawatan maupun mahasiswa S-1 Ners. Jumlah populasi sebanyak 90
orang
b.
Sampel
Sampel merupakan suatu bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2009). Menurut Arikunto (2006) sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
1.
Besar sampel
Jumlah sampel diperoleh dengan rumus menurut Notoatmodjo
(2007) sebagai berikut
n
N
1 N (d ) 2
Keterangan:
n
= Jumlah sampel
= Jumlah populasi
29
90
1 90(0,1) 2
90
1,9
= 48 responden.
2.
Teknik sampling
Pengambilan sampel menggunakan Teknik sampling dalam
penelitian ini adalah Consecutive sampling. Consecutive sampling yaitu
pemilihan sampel dengan menetapkan subjek yang memenuhi kriteria
penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu,
sehingga jumlah responden dapat terpenuhi (Nursalam, 2005). Penentu
kriteria sampel sangat membantu penelitian untuk mengurangi bias hasil
penelitian, khususnya jika terdapat variabel-variabel (kontrol atau
perancu) yang ternyata mempunyai pengaruh variabel yang diteliti.
3.
Kriteria sampel
Kriteria sampel dapat dibedakan menjadi dua yaitu inklusi dan
eksklusi (Nursalam, 2003).
a) Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari
suatu
populasi
target
yang
terjangkau
yang
akan
diteliti.
30
Variabel
Variabel bebas
1
Pendidikan
kesehatan
tentang cuci
tangan
Variabel terikat
2
Kepatuhan
cuci tangan
Hasil
ukur
Skala
Suatu
atau Observasi
penyampaian
SOP cuci
informasi
tentang tangan
tindakan cuci tangan
secara baik dan benar
kepada
mahasiswa
praktek berdasarkan
SOP cuci tangan hand
rub RS Dr. Moewardi
dengan
metode
demonstrasi
dan
leaflet.
Tindakan mahasiswa
praktek di ruang ICU
dalam
melakukan
cuci tangan dengan
hand rub, sesuai SOP
yang dilakukan saat :
Sebelum menyentuh
pasien,
Sebelum
tindakan
septik
ataupun
antisepstik,
Sesudah
terpapar
cairan tubuh,
Sesudah menyentuh
pasien
Sesudah memegang
benda
di
sekitar
pasien
Lembar
cheklist
5
moment
dalam cuci
tangan:
Observasi
dilakukan
nilai 1, tidak
dilakukan
nilai 0
Cara
ukur
Peneliti
melakukan
observasi
langsung
terhadap
mahasiswa
praktek
dalam
5
moment
melakukan
cuci tangan
31
Variabel perancu
3
Mahasiswa
praktek
Adalah
mahasiswa jurusan keperawatan
baik program DIII, S1 keperawatan mapun
S-1 keperawatan dan
Ners yang melakukan
praktek di ruang ICU
pada waktu sift pagi
Data primer
Data primer adalah data yang didapatkan langsung dari responden
penelitian (Riwidikdo, 2010). Data primer dalam penelitian ini diperoleh
dari hasil checklist cuci tangan responden dalam 5 moment
b.
Data sekunder
32
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh orang lain
dan tidak dipesiapkan untuk kegiatan penelitian, tetapi dapat digunakan
untuk tujuan penelitian. Data sekunder adalah data mahasiswa yang praktik
di ruang ICU.
Prosedur pengumpulan data
a. Tahap orientasi
Tahap orientasi meliputi pengajuan surat studi pendahuluan ke
bagian Stikes Kusuma Husada Surakarta. Tahap pertama, peneliti
mempersiapkan beberapa konsep yang akan diteliti dengan membaca
atau mencari beberapa literatur, misalnya jurnal maupun buku. Peneliti
melanjutkan melakukan observasi awal kepada mahasiswa praktik di
ruang ICU tentang perilaku tindakan cuci tangan dalam 5 moment. Hasil
dan observasi tersebut kemudian dibuat proposal dan dikonsultasikan
kepada dosen pembimbing berdasarkan judul yang telah disetujui
sebelumnya.
Tahap
kedua
adalah
melakukan
revisi
proposal
kepada
33
Proses pengolahan data merupakan proses yang sangat penting. Oleh karena
itu, harus dilakukan dengan baik dan benar. Kegiatan dalam proses pengolahan
data yaitu:
34
a. Editing untuk meneliti kelengkapan data dengan cara mengoreksi data yang
telah diperoleh, sehingga dapat dilakukan perbaikan data yang kurang.
b. Coding untuk mempermudah dalam pengolahan data dan proses selanjutnya
melalui tindakan mengklasifikasikan data.
c. Tabulating yaitu penyusunan data yang merupakan pengorganisasian data
sedemikian rupa agar data dapat dengan mudah dijumlah, disusun dan didata
untuk disajikan dan dianalisis.
a. Analisis Univariat
Analisis data ini dilakukan terhadap tiap variabel dari penelitian dan
pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan
presentasi dari tiap variabel (Notoadmodjo, 2005). Analisis univariat pada
penelitian ini adalah kepatuhan cuci tangan sebelum dan sesudah pendidikan
kesehatan.
b. Analisis Bivariat
Analisis data ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat. Penelitian ini menggunakan uji statistik comparative
Test yaitu uji Mc. Nemar. Uji Mc. Nemar adalah uji yang digunakan untuk
menguji hipotesis komparatif 2 sampel jika populasi terdiri atas 2 kelompok
klas misalnya sebelum dan sesudah dan datanya Nominal/Deskrit (Arikunto,
2006).Cara perhitungan dalam uji Mc. Nemar dapat digambarkan sebagai
berikut:
35
Sebelum
+
1) Hipotesis
Sesudah
A
C
+
B
D
Ho : T1 =T2
H1 : T1 T2
2) Uji Satistik :
F2
A D 2
AD
Dinama :
A = frekuensi yang berubah dalam sel A
D = frekuensi yang berubah dalam sel D
3) Kriteria Uji :
Ho ditolak jika : F 2 hitung > F 2
tabel
tabel
36
maksud dan tujuan penelitian. Bila subjek menolak maka peneliti tidak
memaksa dan tetap menghormati hak-hak subjek.
b. Tanpa Nama (Anonymity)
Peneliti tidak akan mencantumkan nama subjek pada lembar
pengumpulan data yang diisi subjek, tetapi hanya diberikan kode tertentu,
demi menjaga kerahasiaan identitas subyek.
c. Kerahasiaan(Confidentiality)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok
data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
a. Umur
Tabel 4.1
Distribusi frekuensi Karakteristik sampel berdasarkan umur
mahasiswa di Ruang ICU RSUD Dr. Moewardi (n = 48)
Umur
Frekuensi
Persentase (%)
19-21 tahun
30
62.5
22-24 tahun
18
37.5
Total
48
100.0
37
38
b. Jenis kelamin
Tabel 4.2
Distribusi frekuensi Karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin
mahasiswa di Ruang ICU RSUD Dr. Moewardi (n = 48)
Jenis kelamin
Frekuensi
Persentase (%)
Laki-laki
15
31.2
Perempuan
33
68.8
Total
48
100.0
Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui 33 sampel adalah perempuan
(68,8%), dan 15 responden adalah laki-laki (31,2%).
c. Tingkat Pendidikan
Tabel 4.3
Distribusi frekuensi Karakteristik sampel berdasarkan tingkat pendidikan
mahasiswa di Ruang ICU RSUD Dr. Moewardi (n = 48)
Tingkat pendidikan
Frekuensi
Persentase (%)
DIII keperawatan
22
45.8
DIV Keperawatan
7
14.6
S1Keperawatan
14
29.2
S1+Ners
5
10.4
Total
48
100.0
Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui 22 sampel berpendidikan DIII
keperawatan (45,8%), 7 sampel berpendidikan DIV keperawatan
(14,6%), 14 sampel berpendidikan S1 keperawatan (29,2%) dan 5
sampel berpendidikan S1 + Ners (10,4%).
d. Kepatuhan cuci tangan dalam 5 moment
Tabel 4.4
Kepatuhan cuci tangan dalam 5 moment sebelum pendidikan kesehatan
di Ruang ICU RSUD Dr. Moewardi (n = 48)
Pre test
5 moment cuci tangan
Tidak patuh
Patuh
Sebelum menyentuh pasien
36
12
Sebelum tindakan septik ataupun antiseptik
30
18
Sesudah terpapar cairan tubuh
26
22
Sesudah menyentuh pasien
18
30
Sesudah memegang benda di sekitar pasien
28
20
39
40
Tabel 4.6
Tabel 4.6 Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap kepatuhan cuci
tangan dalam 5 moment pada sempel di Ruang ICU
RSUD Dr. Moewardi (n = 48)
Kepatuhan cuci tangan
sesudah pendidikan
Total
p
kesehatan
Kepatuhan
cuci tangan
sebelum
pendidikan
kesehatan
Tidak
Patuh
patuh
Tidak Patuh
9
Patuh
19
28
15
20
0.007
jumlah
14
34
48
Hasil tabel 4.6 dapat diketahui bahwa rata-rata kepatuhan cuci tangan
dalam 5 moment sampel sebelum diberikan pendidikan kesehatan adalah
tidak patuh, sedangkan rata-rata setelah dilakukan pendidikan kesehatan
adalah patuh Hasil uji statistik menggunakan uji Mc Nemar didapatkan
p=0,007 (p<0,05) yang terdapat pengaruh kepatuhan cuci tangan pada
mahasiswa dalam 5 moment
kesehatan.
41
BAB V
PEMBAHASAN
dilakukan. Pembahasan hasil penelitian didasarkan atas teori yang mendukung serta
perbandingan dengan penelitian terdahulu.
5.1 Karakteristik sampel
a. Usia
41
42
b. Jenis kelamin
Kedokteran
Universitas
Sebelas
Maret
Surakarta.
Namun
43
kesehatan
44
5.3 Kepatuhan
kesehatan
45
Hasil penelitian
46
Hasil
observasi
peneliti
selama
proses
pendidikan
kesehatan
adalah adanya
asuhan
keperawatan
dapat
berjalan
dengan
baik
dan
47
BAB VI
PENUTUP
6.1 Simpulan
6.1.1 Simpulan
a. Mahasiswa praktik klinik di ruang ICU banyak yang berusia 19-21 tahun
(62,5%) , berjenis kelamin perempuan(68,8%) dan
berpendidikan DIII
(45,8%).
b. Sebelum diberi pendidikan kesehatan tentang cuci tangan diketahui
sebagian besar sampel tidak patuh dalam 5 moment sebesar 58,3%.
c. Sesudah diberi pendidikan kesehatan tentang cuci tangan diketahui
sebagian besar sampel patuh dalam mencuci tangan dalam 5 moment
sebesar 70,8%.
d. Terdapat perbedaan tingkat kepatuhan mahasiswa praktek dalam cuci
tangan antara sebelum dan sesudah diberi pendidikan kesehatan cuci
tangan 5 moment, p = 0,007.
6.2 Saran
48
pendidikan kesehatan secara lebih ICU dan terjadwal baik kepada mahasiswa
praktik, maupun kepada anggota keluarga yang menunggu pasien.
6.2.3 Bagi Peneliti lain
Hasil penelitian ini dapat menjadi
dengan mencari variabel lain yang berkaitan dengan kepatuhan cuci tangan
seperti menggunakan kelompok kontrol.
6.2.4 Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keyakinan
peneliti bahwa cuci tangan dalam 5 moment merupakan hal yang wajib
dipatuhi dan bermanfaat bagi peneliti sendiri sebagai seorang perawat, serta
membantu secara tidak langsung dalam penurunan infeksi nosokomial serta
meningkatkan proses penyembuhan pasien dengan lebih cepat.
49
DAFTAR PUSTAKA
50
PT Rineka
51