belajar supaya pintar, dan berlatih supaya mahir adalah contoh-contoh dari jenis
value-rational action.
Instrumentally rational action merupakan tindakan yang dilatarbelakangi
kesadaran oleh keinginan untuk mencapai tujuan secara jelas, dengan alat, kriteria,
dan tata cara yang terukur secara pasti. Seseorang manajer yang ingin menaikkan
produktivitas, atau seorang kontraktor yang sedang membangun gedung
apartemen adalah contoh aktivitas ini.
Pada dasarnya Weber (1992) berpendapat bahwa birokrasi rasional adalah sebuah
konsepsi birokrasi yang muncul atas dasar kaidah-kaidah otoritas hukum, bukan
karena sebab lain, seperti otoritas tradisional maupun otoritas kharismatik. Perlu
diketahui, weber membedakan adanya tiga tipe otoritas, yakni: Tipe Otoritas
Tradisional, Otoritas Kharismatis, dan Otoritas Legal.
Tipe 1: Otoritas Tradisional
Otoritas tradisional adalah otoritas di mana legitimasi tokoh otoritas
didasarkan sekitar kustom. Legitimasi dan kekuatan untuk kontrol diturunkan dari
masa lalu dan kekuatan ini dapat dilaksanakan dengan cara yang cukup diktator.
Ini adalah jenis otoritas dalam mana hak-hak tradisional individu yang kuat dan
dominan atau kelompok diterima atau setidaknya tidak ditantang oleh individu
bawahan. Hal ini bisa agama suci atau spiritual bentuk mapan dan pelan-pelan
berubah budaya atau suku keluarga atau struktur marga jenis.
Tipe 2: Otoritas Kharismatis
Otoritas karismatik ada ketika kontrol orang lain didasarkan pada
karakteristik pribadi seseorang seperti keahlian etis heroik atau agama yang luar
biasa. Pemimpin karismatik dipatuhi karena orang merasa ikatan emosional yang
kuat kepada mereka. Hitler Gandhi Napoleon dan Julius Caesar semua pemimpin
karismatik. Apakah kekuatan tersebut sebenarnya ada tidak relevan fakta bahwa
pengikut percaya bahwa kekuatan seperti itu ada adalah apa yang penting.
Tipe 3: Otoritas Legal
Otoritas yang didasarkan pada komitmen terhadap seperangkat peraturan
yang diundangkan secara resmi dan diatur secara impersonal disebut weber
dengan istilah otoritas legal-rasional. Tipe ini sangat erat kaitannya dengan
rasionalitas instrumental. Tipe ini berbeda dengan otoritas tradisional dan
karismatik dalam sifat impersonal pelaksanaannya. Singkatnya, orang yang
sedang melaksanakan ototritas legal-rasional adalah karena dia memiliki suatu
posisi sosial yang menurut peraturan yang sah didefinisikan sebagai memiliki
posisi otoritas.
OTORITAS LEGAL SEBAGAI DASAR BIROKRASI RASIONAL
Weber terkenal dengan konsepsinya mengenai tipe ideal (ideal typhus) bagi
sebuah otoritas legal dapat diselenggarakan, yaitu:
1. tugas-tugas pejabat diorganisir atas dasar aturan yang berkesinambungan;
2. tugas-tugas tersebut dibagi atas bidang-bidang yang berbeda sesuai dengan
fungsi-fungsinya, yang masing-masing dilengkapi dengan syarat otoritas
dan sanksi-sanksi;
3. jabatan-jabatan tersusun secara hirarkis, yang disertai dengan rincian hakhak kontrol dan pengaduan (complaint);
tujuan itu sendiri. Selain itu, birokrat yang berkuasa akan membentuk solidaritas
kelompok dan kerap menolak perubahan. Jika para pejabat ini dimaksudkan untuk
melayani publik, maka norma-norma impersonal yang menuntun tingak laku
mereka dapat menyebabkan konflik dengan individu-individu warganegara. Apa
yang ditekankan Merton adalah, bahwa suatu struktur yang rasional dalam
pengetian Weber dapat dengan mudah menimbulkan akibat-akibat yang tidak
diharapkan dan mengganggu bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Philip
Selznick. Selznick mengutarakan kritiknya atas Weber tentang Disfungsionalisasi
Birokrasi. Ia fokus pada pembagian fungsi-fungsi did alam suatu organisasi.
Selznick menunjukkan bagaimana sub-sub unit mewujudkan tujuan organisasi
secara keseluruhan. Pembentukan departemen-departemen baru untuk meniadakan
kecenderungan lama, hanya akan memperburuk situasi karena akan muncul lebih
banyak sub-sub unit tujuan.
BAB V
KISI-KISI DALAM PERANAN DAN TUGAS BIROKRASI
DIMENSI-DIMENSI DALAM PERAN BIROKRASI
Dalam institusi swasta, kita mengetahui bahwa pegawai dan manajer
beekrja dengan cara memproduksi barang atau jasa yang dapat dijual kepada
konsumen untuk kemudian mendapatkan keuntungan dari selisih antara modal
dan harga jual. Kita juga tahu bahwa pegawai swasta bekerja dengan misi utama
untuk
mengumpulkan
keuntungan
sebanyak-banyaknya
bagi
perusahaan.