Anda di halaman 1dari 8

Kata Pengantar

Segala Puji syukur atas kehadirat Allah Swt atas nikmat dan hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kita dapat menyelesaikan
karya tulis yang berjudul Banjir dan Pencegahannya
Secara garis besar, karya tulis yang penulis buat adalah bagaimana cara
untuk mencegah banjir yang akhir-akhir ini melanda Ibukota DKI Jakarta dan
sekitarnya. Dengan demikian, setelah membaca karya tulis ini, diharapkan kita
danpembaca dapat mencegah dan menanggulangi bencana ini.
Tugas ini ditujukan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Ir. Sri Amin Yuni Astuti M.T selaku dosen pengampu mata kuliah
Perancangan Keairan
2. Ratih Nurmala selaku asisten dosen mata kuliah Perancangan Keairan
Penulis menyadari karya tulis ini masih banyak kekurangannya, baik
dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan
pengetahuan dan wawasan . Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran untuk menyempurnakan karya tulis ini.
Akhirnya, penulis mengharapkan semoga karya tulis ini dapat memberikan
manfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Yogyakarta, 14 Septemberi 2015

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujaun
1.4 Metode
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pembahasan Teori
2.2 Sebab
2.3 Akibat
2.4 Cara Pencegahan
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah


Banjir adalah aliran yang relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh alur

sungai atau saluran. Aliran yang dimaksud disini adalah aliran air yang sumbernya
bisa dari mana saja. Dan air itu keluar dari sungai atau saluran karena sungai atau
salurannya sudah melebihi kapasitasnya. Kondisi inilah yang disebut banjir.
Banjir terbesar yang sudah menjadi tradisi ini biasaya terjadi setiap 5
tahun sekali. Mengingat keadaan ini selalu terulang dan terulang, maka muncullah
pertanyaan yang menggelitik penulis. Pertama, apakah keadaan ini tidak
ditanggulangi, atau tidak tertanggulangi? Kedua, apakah karena sudah menjadi
tradisi yang selalu berulang setiap tahun maka kejadian ini dianggap sebagai hal
biasa? Benarkah bahwa banjir fantastik yang terjadi setiap lima tahun sekali itu
sebuah kebiasaan alam (ritual) yang memang pasti terjadi? Untuk mencoba
menjawab pertanyaan di atas maka dibuatlah makalah ini.

1.2

Perumusan Masalah
a. Apa pengertian sungai ?
b. Bagaimana penjelasan morfologi sungai ?
c. Bagaimana penjelasan geometri sungai mengenai profil memanjang
dan profil melintang ?
d. Apa pengertian banjir ?
e. Apa pengertian gerusan ?

1.3

Tujuan

Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui pengertian sungai


dan dapat menjelaskan morfologi, geometri, profil memanjang, dan tampang
melintang sungai, banjir dan gerusan.
1.4

Metode
Mencari Referensi dengan cara membaca buku referensi dan powerpoint

dari dosen pengampu

BAB II

PEMBAHASAN
2.1

Pembahasan Teori

2.1.1

Teori Tentang Sungai


Sungai adalah aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara

terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Sungai merupakan salah
satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari
presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan di beberapa
negara tertentu juga berasal dari lelehan es/salju. Selain air, sungai juga
mengalirkan sedimen dan polutan. Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah
untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air
hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan objek wisata
sungai. Di Indonesia saat ini terdapat 5.950 daerah aliran sungai (DAS).
2.1.2

Morfologi Sungai
Bentuk sungai:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

2.1.3

Panjang sungai
Luas daerah aliran sungai
Lebar rerata daerah aliran sungai
Bentuk alur sungai
Kemiringan sungai
Lebar sungai, kedalaman sungai

Geometri Sungai
Penampang memanjang berisi informasi pada titik sepanjang sungai
a.
b.
c.
d.

Elevasi dasar sungai


Elevasi muka air
Kemiringan dasar sungai
Bangunan air

Penampang melintang berisi informasi suatu titik tertentu disungai


a. Lebar sungai
b. Kedalaman air

c. Luas penampang
d. Tanggul
e. Bantaran sungai

2.1.4

Teori Tentang Banjir


Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan

merendam daratan. Pengarahan banjir Uni Eropa mengartikan banjir sebagai


perendaman sementara oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam air.
Dalam arti "air mengalir", kata ini juga dapat berarti masuknya pasang laut. Banjir
diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang
meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya.
Ukuran sungai atau badan air terus berubah-ubah sesuai perubahan curah
hujan, namun banjir yang terjadi tidak besar kecuali jika air mencapai daerah yang
dimanfaatkan manusia seperti desa, kota, dan permukiman lain. Banjir juga dapat
terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di
kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan
yang dibangun di dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat banjir
dapat dihindari dengan pindah menjauh dari sungai dan badan air yang lain,
orang-orang menetap dan bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan
memanfaatkan biaya murah serta perjalanan dan perdagangan yang lancar dekat
perairan.
2.1.5

Teori Tentang Gerusan


Menurut Laursen (1952) dalam Sucipto (2004), gerusan didefinisikan

sebagai pembesaran dari suatu aliran yang disertai pemindahan material melalui
aksi gerakan fluida. Gerusan merupakan fenomena alam yang disebabkan oleh
aliran air yang mengikis dasar dan tebing saluran.Gerusan lokal (local scouring)
terjadi pada suatu kecepatan aliran dimana sedimen ditranspor lebih besar dari
sedimen yang disuplai.
Transpor sedimen bertambah dengan meningkatnya tegangan geser sedimen,
gerusan terjadi ketika perubahan kondisi aliran menyebabkan peningkatan

tegangan geser dasar. Perbedaan tipe gerusan yang diberikan oleh Raudkivi dan
Ettema (1982) dalam Sucipto (2004) adalah sebagai berikut:
a. Gerusan umum di alur sungai, tidak berkaitan sama sekali dengan ada
atau tidak adanya bangunan sungai. Gerusan umum ini merupakan suatu
proses alami yang terjadi pada saluran terbuka. Gerusan ini disebabkan oleh
energi dari aliran air pada saluran atau sungai tersebut.
b. Gerusan dilokalisir di alur sungai, terjadi karena penyempitan aliran
sungai menjadi terpusat.
c. Gerusan lokal di sekitar bangunan, terjadi karena pola aliran lokal di
sekitar bangunan sungai. Gerusan lokal ini pada umumnya diakibatkan oleh
adanya bangunan air, misalnya tiang, pilar atau abutment jembatan.

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai