Anda di halaman 1dari 18

Shifting Politik Luar Negeri RI di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo

Pendahuluan
Politik luar negeri merupakan salah satu kebijakan penting yang harus ditempuh
setiap negara, bukan saja atas dasar kepentingan untuk menjalin hubungan dengan
negara-negara lain, tapi termasuk dan terutama dalam rangka mencapai dan memenuhi
kebutuhan nasional dalam konteks global. Secara normatif, kebijakan politik luar negeri
Indonesia selalu dilekatkan pada Pancasila dan UUD 1945. Pembukaan UUD 1945
khususnya alinea II dan IV menegaskan bahwa negara Indonesia sebagai negara yang
merdeka dan berdaulat berhak menentukan nasibnya sendiri serta berhak mengatur
hubungan kerja sama dengan negara lain. Dasar normatif berikutnya, UU No. 37 tahun
1999 Pasal 1 ayat (2) tentang hubungan luar negeri yang menjelaskan bahwa politik luar
negeri Indonesia adalah Kebijakan, sikap, dan langkah pemerintah Republik Indonesia
yang diambil dalam melakukan hubungan dengan negara lain, organisasi internasional
dan subyek hukum internasional lainnya dalam rangka menghadapi masalah internasional
guna mencapai tujuan nasional.
Secara konseptual, kebijakan luar negeri Indonesia selalu dikaitkan
dengan prinsip politik luar negeri bebas aktif sebagaimana telah lama
diungkapkan Mohammad Hatta. Bebas berarti Bebas menentukan sikap dan
pandangan terhadap masalah-masalah internasional dan terlepas dari kutub-

kutub dominan kekuatan dunia. Sementara Aktif memiliki arti Ikut memberikan
sumbangan, baik dalam bentuk pemikiran maupun menyelesaikan bebagai
konflik dan permasalahan dunia. Konsepsi dan prinsip bebas-aktif ini secara
ideal sejatinya bertujuan menegaskan komitmen Indonesia terhadap pelaksaaan
dan perumusan aturan-aturan serta hukum internasional, mempertahankan
pentingnya prinsip-prinsip multilateralisme dalam hubungan internasional, serta
menunjukkan komitmen Indonesia menunaikan instruksi UUD 1945 dalam
rangka turut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial 1 .

Analisa Kebijakan Luar Negeri Pemerintahan Joko Widodo


Setelah habis masa periode kepemimpinan Indonesia oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono, Indonesia untuk pertama kalinya dalam sejarah enam puluh
sembilan tahun kemerdekaannya, dipimpin oleh seorang presiden berlatar belakang
rakyat sipil. Terhitung mulai tahun 2014, Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) secara resmi
menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, sampai dengan tahun 2019. Sebelumnya,
dibawah kepemimpinan Presiden Yudhoyono Indonesia menerapkan politik luar negeri
berbasis thousand friends zero enemy. Selanjutnya, Presiden Jokowi memulai
1 Peranan Mohammad Hatta dalam Peletakan Politik Luar Negeri Indonesia Bebas
Aktif
https://www.academia.edu/5553629/Bab_I_Peranan_Mohammad_Hatta_dalam_Pelet
akan_Politik_Luar_Negeri_Indonesia_Bebas_Aktif

kepemimpinannya dengan menyatakan arah kebijakan politik luar negeri yang baru.
Berangkat dari kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan serta
kapabilitas militernya yang baik, Presiden Jokowi menyatakan akan menerapkan
kebijakan politik luar negeri berbasis global maritime nexus. Dengan kata lain, dibawah
kepemimpinan Presiden Jokowi, Indonesia melihat potensi maritimnya dan ingin
menjadikannya sebagai amunisi utama untuk menjadi yang terdepan di kancah
Internasional.
Kebijakan luar negeri negara harus merujuk kepada kepentingan nasionalnya.
Tidak bisa tidak. Amerika Serikat (AS) misalnya, karena tingkat

kebutuhan dan

ketergantungan yang tinggi terhadap minyak maka dalam setiap kebijakan luar negerinya
senantiasa berorientasi kepada minyak, minyak dan minyak. Maka siapapun Presiden AS
doktrin politiknya ialah the power of oil. Demikian juga Cina, Uni Eropa, Jepang, Rusia
dan lainnya.
Begitu pula dengan Indonesia. Daulat maritim, pertanian dan ketahanan pangan
sudah saatnya dijadikan landasan kepentingan nasional, dan kita jadikan tema sentral
seluruh pemangku kepentingan kebijakan luar negeri RI dalam menyusun skema dan
strategi nasional pada forum KTT APEC maupun forum G-20.
Sebagaimana telah diurai di atas, bahwa kebijakan luar negeri bukan aktor tunggal
yang berdiri sendiri tetapi sesungguhnya merupakan akomodasi berbagai kepentingan
dari instansi, lembaga dan kementrian terkait. Sedang instansi serta kementrian terkait
menyusun kepentingan nasional berdasar atas aras hierarkhi yakni utama, penting dan

pendukung. Demikian seharusnya desain kepentingan nasional di republik tercinta ini


dibidani, terbit dan diperjuangkan dalam kebijakan luar negeri RI dalam skema politik
luar negeri bebas aktif.
Selama dua periode masa pemerintahan Presiden Yudhoyono, Indonesia
menerapkan sistem politik luar negeri yang terbuka dengan negara-negara di dunia
Politik luar negeri yang dianut dan kemudian diterapkan Presiden Yudhoyono pada waktu
itu disebut sebagai politik one thousand friends zero enemy. Dengan melihat dari
judulnya saja, sudah dapat dilihat pada bagaimana strategi politik luar negeri Indonesia
selama sepuluh tahun pemerintahan Presiden Yudhoyono itu adalah dengan tujuan untuk
membangun hubungan baik dengan sebanyak-banyaknya negara di dunia. Selanjutnya,
hubungan yang baik dengan negara-negara di seluruh dunia diharapkan akan dapat
memberikan dampak signifikan di segala sektor politik domestik, terutama ekonomi.
Indonesia memasuki babak baru dimana pada Oktober 2014 telah dilantik seorang
presiden dengan latar belakang non-militer. Presiden Joko Widodo yang merupakan
seorang pengusaha mebel, mengukir sejarah demokrasi Republik Indonesia sebagai
pemimpin pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat dan tidak berlatar belakang
militer melainkan rakyat sipil biasa. Dengan keterbatasan pengalamannya, Presiden Joko
Widodo kemudian mengundang banyak ahli dan ekspertis untuk terlibat dalam
memberikan pertimbangan-pertimbangan pada presiden untuk kemudian membantu
presiden mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang strategis, baik itu dalam skala domestik
maupun dalam skala internasional. Presiden Joko Widodo banyak melakukan perubahan

sebagai langkah awal pemerintahannya, salah satu diantaranya adalah perubahan arah
politik luar negeri. Tentu saja, perubahan kepemimpinan ini membawa Indonesia ke arah
perpolitikan yang baru, termasuk dalam politik kebijakan luar negerinya. Sifat Jokowi
yang sederhana namun blak-blakan tergambar dalam kebijakan luar negeri yang beliau
usung. Jokowi mengunggulkan Indonesia sebagai negara demokratis ketiga terbesar di
dunia, dan menyambut negara-negara di seluruh dunia untuk bekerja sama dengan
Indonesia.
Dalam pidato kenegaraannya yang pertama pada 20 Oktober 2014, Presiden Joko
Widodo menyatakan bahwa presiden telah menetapkan arah politik luar negeri adalah
dengan berfokus pada peningkatan sektor maritim untuk kemudian menjadikan Indonesia
sebagai global maritime nexus2. Hal ini berarti bahwa Indonesia akan mengedepankan
kebijakan-kebijakan maritim, dengan tujuan agar terjadi perubahan dan kemajuan yang
signifikan pada sektor maritim, yang diharapkan dapat memberikan banyak keuntungan
dalam memajukan sektor-sektor lain di Indonesia3.
Salah satu highlight dalam kebijakan luar negeri Indonesia yang baru di bawah
kepemimpinan Joko Widodo ( Jokowi )adalah keputusan Indonesia untuk lebih terlibat
secara aktif dalam aspek maritim. Hal ini terlihat dalam keputusan Jokowi untuk terjun
2 Neary, Adelle. 2014. Jokowi Spells Out Vision for Indonesias Global Maritime
Nexus http://csis.org/publication/jokowi-spells-out-vision-indonesias-globalmaritime-nexus
3 BBC News, Presiden Jokowi tekankan persatuan
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2014/10/141020_jokowi_pidato_pela
ntikan

dalam perdebatan wilayah Laut Cina Selatan setelah sebelumnya. Dalam kepemimpinan
SBY, Indonesia cenderung pasif dalam kasus ini. Jokowi menyadari letak Indonesia yang
sangat strategis dan masalah sebesar konflik Laut Cina Selatan tidak bisa dibiarkan begitu
saja.
Presiden Jokowi dalam menetapkan politik luar negerinya, secara khusus
mempertimbangkan faktor geografis Indonesia yang terdiri dari gugusan pulau-pulau.
Indonesia yang merupakan negara kepulauan ini, menurut Presiden Jokowi memerlukan
perhatian khusus pada sektor maritim. Selain bahwa prioritas pada sektor maritim akan
meningkatkan perbaikan pada banyak sektor lainnya, menurut Presiden Jokowi hal ini
juga sebagai sebuah bentuk komitmen untuk Indonesia menunjukkan kepada dunia
internasional bahwa Indonesia sangat menjaga kedaulatan negaranya 4.
Pada pertengahan November 2014. Sepanjang sepekan itu (10-16 November)
Presiden Jokowi menjalani diplomasi gerak cepat/Marathon. Waktu itu bisa dikatakan
sebagai debut perdana diplomasi internasional Jokowi sebagai presiden. Karena, Salah
satu yang disampaikan Jokowi dalam pidato pertama sebagai Presiden Indonesia adalah
soal hubungan Indonesia dengan negara-negara lain didunia. Jokowi menegaskan, di
bawah kepemimpinannya, Indonesia akan terus aktif dalam setiap forum internasional.
Presiden Jokowi telah menghadiri tiga forum internasional, yakni APEC Economic
Leaders Meeting di Beijing, ASEAN Summit di Myanmar, dan G-20 Leaders Summit di
4 Ben Perkasa Drajat, Revolusi Politik Luar Negeri Indonesia
http://budisansblog.blogspot.com/2014/08/revolusi-politik-luar-negeri.html

Brisbane, Australia. Jokowi mengenalkan konsep poros maritim dunia kepada kepala
negara yang hadir dalam forum tersebut. poros maritim yang akan disampaikan Jokowi
sama dengan apa yang dikampanyekan pada pemilihan presiden lalu5.
Dalam konsep poros maritim itu terdapat beberapa komponen, seperti penguatan
budaya maritim, pendayagunaan sumber daya maritim, kedaulatan pangan di laut yang
meletakkan nelayan sebagai pilar, dan pembangunan infrastrukur maritim atau tol laut.
Diplomasi maritim, terutama untuk selesaikan sengketa batas wilayah yang belum
selesai, yaitu Laut Tiongkok Selatan (LTS), dan terakhir adalah pembangunan kekuatan
pertahanan maritim. Khusus untuk APEC, Jokowi akan lebih mengedepankan tentang
pembangunan infrastruktur Asia yang merupakan program bersama antara Pemerintah
Tiongkok dan negara-negara ASEAN bersama 10 negara lain6.

Kritik Terhadap Kinerja Pemerintahan Joko Widodo Dibandingkan dengan


Pemerintahan Sebelumnya

CEO Summit dan KTT CEO APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation)


memberikan sambutan meriah untuk Presiden Joko Widodo dari para kepala negara dan
5Hadiri tiga forum, jokowi akan kenalkan poros maritim dunia, Kompas 2014
http://nasional.kompas.com/read/2014/11/07/18495041/Hadiri.Tiga.Forum.Internasi
onal.Jokowi.Akan.Kenalkan.Poros.Maritim.Dunia
6 Ibid,

tokoh bisnis Asia-Pasifik. Forum dialog ini menghubungkan pebisnis dengan kepalakepala negara di kawasan yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia, sambutan
meriah tersebut memunculkan harapan bahwa ini merupakan awal baik bagi Indonesia.
Pertama kita perlu ingat bahwa APEC adalah forum untuk saling memengaruhi
antarnegara anggota. Kita menghargai bahwa Presiden Jokowi telah menyampaikan
peluang bisnis yang tersedia di Indonesia. Namun semestinya hal tersebut diimbangi
dengan tuntutan kepada pasar-pasar potensial kita seperti China, Rusia, dan Amerika
Serikat.
Tidak seperti forum internasional pada umumnya di mana yang bertemu adalah
diplomat dan tim kepala negara saja, APEC merupakan tempat pertemuan CEO dan
pelaku usaha yang berorientasi global dengan tokoh-tokoh negara. Esensi pertemuan
APEC tidak cukup di pidatonya, melainkan juga dalam lobi-lobi yang dilakukan antara
cara dan penjajakan sinyal peluang usaha. Contohnya ketika Presiden Putin mengeluhkan
tidak baiknya hubungan ekonomi Rusia-Indonesia. Kita perlu mengingatkan Rusia
tentang larangan ekspor minyak kelapa sawit kita ke pasar Rusia karena ketentuan
hydrogen peroxide yang tidak boleh lebih dari 0,9%. Masalah itu perlu dibicarakan jalan
keluarnya karena hanya negara Eropa, khususnya Belanda, yang tidak memiliki pohon
sawit yang dekat dengan Rusia yang diuntungkan dari peraturan tersebut. Kita juga masih
ingat kegagalan dari delegasi Indonesia untuk memasukkan minyak kelapa sawit dalam
daftar environmental good list tahun lalu di Bali.7
7 Dinna Wisnu Co-Founder & Direktur Pascasarjana Bidang Diplomasi, Universitas
Paramadina, Kekurangan Pidato Presiden Jokowi di APEC KORAN SINDO, 12

Kedua, kita juga menghargai kesederhanaan perjalanan Jokowi dari jumlah


delegasi yang ikut serta. Namun kita berharap hal itu juga tidak mengurangi kualitas dan
target kunjungan kenegaraan yang harus dicapai.
Setiap negara yang datang ke APEC telah membawa agenda mereka masingmasing. Amerika memiliki agenda untuk meyakinkan China bahwa ekspansi ekonomi
mereka yang agresif akan merugikan ekonomi dunia. Rusia juga menggalang dukungan
dari negara Asia-Pasifik untuk menghadapi blokade yang dilakukan negara-negara Eropa.
Mereka telah membawa paket-paket yang akan dihantarkan para diplomatnya ke negaranegara anggota APEC. Kita bisa berharap tim kepresidenan telah melakukan sinergi
dengan para pengusaha domestik dan para pemangku kepentingan yang terkait agar
Indonesia bisa mendesakkan paket kerja sama yang akan lebih menguntungkan Indonesia
dibandingkan mitra kita atau setidaknya jangan sampai paket kerja sama dari negara
lainlah yang mendominasi dan kita cuma mendapat sisa.8
Kita dapat mengambil contoh strategi bisnis yang dilakukan China terhadap mitra
kerja sama mereka di Nigeria. China banyak melakukan investasi pembangkit tenaga
listrik di Nigeria. Namun sambil menjalankan kerja sama tersebut, China juga
menjalankan strategi politik memperluas diaspora dengan membawa pekerja-pekerja dari
China masuk ke pasar tenaga kerja dan bisnis di negara tujuan. Masyarakat China yang
tinggal di sana kemudian melihat peluang bisnis ritel yang tersedia dan mulai melakukan
November 2014
8 Ibid,

impor barang-barang China yang memang lebih murah. Artinya, alih-alih kita
mendapatkan investasi, Indonesia justru kehilangan pasar dan kesempatan membuka
lapangan kerja bagi orang Indonesia sendiri. Itu sebabnya sejumlah negara di Afrika
mulai hati-hati dengan model kerja sama China9.
Berbeda dengan China, para pebisnis asal Amerika Serikat (AS) juga mencari
peluang investasi sambil meminta jaminan negara tujuan untuk bertanggung jawab atas
segala kerugian dan risiko yang mereka alami selama berinvestasi di suatu negara. Hal ini
tecermin dalam perjanjian perdagangan bebas Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) 10.
Selain itu, Pemerintah AS ingin agar produk-produk dari AS kemudian punya
peluang untuk masuk ke Indonesia dan laku! Artinya kalau sampai produk tersebut
kurang laku, misalnya karena konsumen Indonesia tidak tertarik, mereka akan masuk
lewat jalur marketing intelligence demi mengubah selera konsumen. Jika masih tidak
berhasil, negara akan diminta pertanggungjawabannya lewat sengketa dagang. 11
Perhatikan betapa sinergis kerja sama antara pelaku usaha dengan pemerintah di
AS. Pidato Presiden Jokowi selama 15 menit di depan para CEO akan jauh lebih
9 Mayer Brown JSM, Nigeria: Power Sector Privatisation In Nigeria: Opportunities And
Challenges
http://www.mondaq.com/Nigeria/x/364664/Oil+Gas+Electricity/Power+Sector+Priva
tisation+in+Nigeria+Opportunities+and+Challenges
10 Menhan AS: Perjanjian TPP, Bagian Penting Kebijakan Pemerintahan Obama di
Asia Pasifik http://www.voaindonesia.com/content/menhan-as-perjanjian-tpp-bagianpenting-kebijakan-pemerintahan-obama-di-asia-pasifik/2709739.html
11 Ibid,

bermakna dan memiliki daya gentar bila kita dapat menyampaikan kesulitan-kesulitan
yang kita alami dalam melakukan penetrasi ke pasar negara lain.
Ini juga penting sebagai pesan yang harus diingat negara-negara lain ketika berhubungan
bisnis dengan Indonesia. Presiden Jokowi semestinya juga perlu menyampaikan bahwa
Indonesia membutuhkan investor yang menghargai upah buruh yang layak, memiliki
tanggung jawab terhadap lingkungan alam dan masyarakat, serta memiliki komitmen
untuk berinvestasi dalam jangka waktu yang panjang.
Dengan kata lain, kita tidak hanya mengharapkan para investor untuk segera
menanamkan modal mereka, tetapi juga mengharapkan investor yang memiliki komitmen
bersih dan sesuai dengan ideologi negara Pancasila yang antipasar bebas seperti yang
selalu diucapkan Jokowi dalam kampanye pada waktu yang lalu.
Sebagai kepala negara, Presiden Jokowi memiliki kapasitas untuk menyampaikan
pesan-pesan ideologis tersebut di dalam setiap forum internasional agar negara-negara
lain tidak salah paham dalam menerjemahkan setiap kebijakan yang diambil Pemerintah
Indonesia. Presiden Obama dalam pidato di forum yang sama setelah Presiden Jokowi
mengatakan bahwa dia akan melakukan apa pun untuk mengembalikan seluruh pekerjaan
dan industri ke Amerika. Namun dia juga menyampaikan dalam satu paragraf yang sama
bahwa di dalam abad ke-21, upaya untuk mengejar pertumbuhan ekonomi, membuka

lapangan kerja dan perdagangan bukanlah zero-sum game12. Kemakmuran satu negara
tidak boleh menghilangkan hak negara lain untuk makmur.
Jika kita bekerja dan bertindak bersama, ikatan ekonomi akan menguntungkan
seluruh bangsa. Pesan-pesan ideologis seperti itu tidak hanya akan memberi sinyal positif
kepada pihak di luar negeri, tetapi juga di dalam negeri sebagai janji bahwa pemerintahan
Jokowi memang berniat melindungi kepentingan Indonesia.
Pada titik tersebut, kita dapat memberikan pesan yang jelas tentang maksud politik
bebas-aktif yang kita anut sambil membedakannya dengan strategi yang dijalankan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebelumnya.
Terlepas dari debut Presiden Jokowi di CEO Summit dan KTT CEO APEC, masih
ada banyak tantangan yang akan dihadapi kedepannya seperti menjaga citra positif
Indonesia di mata internasional yang menjadi tugas besar bagi Jokowi. tantangan dunia
internasional yang senantiasa berubah-ubah, harus menjadi perhatian penting bagi Jokowi
dalam membangun apa yang sudah dibangun SBY sebelumnya. Banyak ekspektasi dari
negara lain bahwa Jokowi akan menjadi presiden yang lebih dekat dengan isu negara
berkembang. Namu Sayangnya, baru memasuki masa awal masa pemerintahannya saja
Jokowi justru telah membuat blunder. Pilihan atas penerapan hukuman mati dinilai
banyak pihak akan menjadi sesuatu yang mempersulit posisi Indonesia dalam
12 Zero sum game juga sering disebut sebagai anti pati dari negosiasi karena
tujuan dari negosiasi adalah berdiskusi, mutual benefits (saling menguntungkan)
dan menyelesaikan masalah/persengketaan. Sedangkan zero sum game adalah
hasil dari kompetisi/perang, tidak menguntungkan dan tidak menyelesaikan
permasalahan dengan damai.

bernegosiasi di kancah internasional. Ini terbukti dari respon Belanda dan Brasil yang
secara spontan menarik para Duta Besar mereka setelah putusan hukuman mati
ditetapkan Jokowi13.

Meskipun putusan soal hukuman mati memang sangat problematik dan dilematik,
namun dalam konteks hubungan internasional poin utamanya sebenarnya bukan pada
setuju atau tidaknya pada penerapan hukum itu. Titik fokusnya bukan sekadar pada
penegakan hukum, tapi juga lebih dari itu adalah empati dan proses komunikasi sehingga
kita mampu melakukan diplomasi dengan menyampaikan sikap politik kita secara lebih
elegan. Dalam konteks ini ada kesan Jokowi sangat terburu-buru dan hanya ingin tampil
beda dengan gaya diplomasi sebelumnya

Politik Luar Negeri Presiden Jokowi Kedepannya


Dengan diterapkannya global maritime nexus oleh Presiden Jokowi membuat arah
perpolitikan Indonesia berubah. Jokowi lebih memfokuskan terhadap kedaulatan negara
dengan tetap menganut politik bebas aktif. Dengan mempertegas konsep ini Jokowi ingin
menunjukan ke dunia internasional bahwa;

13 Sofian Munawar, Asgart Membaca arah Kebijakan Luar Negeri SBY dan Jokowi
http://interseksi.org/report/membaca-kebijakan-luar-negeri-sby-dan-jokowi/

Pertama, fokus yang sudah ditetapkan pada sektor maritim adalah dengan tujuan
untuk mengadakan kebangkitan maritim di Indonesia dan sekaligus kembali memperjelas
hubungan antara kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan, identitas
Indonesia sebagai negara maritim, dan mata pencaharian utama penduduk Indonesia yang
selain bertani adalah melaut. Dari pilar yang pertama ini sudah dapat dilihat keterlibatan
atribut nasional sebagai dasar utama diambilnya keputusan akan arah politik luar negeri
yang hendak diterapkan. Dengan mengimplementasikan politik luar negeri berbasis
global maritime nexus, tidak hanya masyarakat dalam negeri Indonesia saja yang akan
kembali diingatkan tentang Indonesia adalah negara kepulauan, tapi juga masyarakat
internasional, bahwa Indonesia tegas dengan batas-batas kedaulatannya.
Kedua menunjukkan pertimbangan yang sama, yakni terkait dengan kondisi
geografis Indonesia yang strategis yang membuatnya kaya akan sumber daya ikan.
Ketiga meningkatkan pendapatan dari sektor ekonomi maritim dengan cara
melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas terhadap infrastruktur pelabuhan, industri
ekspedisi, dan pariwisata.
Keempat, untuk mengadakan diplomasi maritim yang berguna untuk mendorong
kolega-kolega Indonesia dalam mengeliminasi konflik yang muncul terkait isu maritim
seperti misalnya penangkapan ikan yang ilegal, sengketa wilayah, pembajakan, dan
pencemaran lingkungan di kawasan maritim.

Kelima, memperkuat pertahanan pada sektor maritim baik untuk mendukung


kedaulatan dan kekayaan maritim Indonesia maupun untuk memenuhi peranannya guna
mengatur dan mengawasi keamanan navigasi maritim14.
Dengan diterapkannya global maritime nexus, maka diharapkan Indonesia dapat
kembali menegakkan kedaulatannya terhadap wilayahnya yang besar dan luas di kancah
internasional. Selanjutnya, bahwa kelima poin diatas juga menegaskan peran krusial dari
letak Indonesia secara geografis. Indonesia yang terletak diantara dua benua dan dua
samudera ini secara geografis sangat strategis, karena pulau-pulau serta wilayah lautnya
merupakan daerah transportasi laut dengan aktivitas masif. Global maritime nexus
menjadi sarana untuk kembali meningkatkan kejayaan Indonesia pada sektor ekonomi
maritim, yakni dengan memanfaatkan posisi Indonesia yang strategis sebagai salah satu
sumber pendapatan. Kelima poin dijadikan Presiden Joko Widodo sebagai landasan
politik luar negeri tersebut juga secara jelas menunjukkan harapan Presiden terhadap
signifikansi pengaruh positif penerapan politik luar negeri terhadap kondisi domestik
Indonesia sendiri.

Penutup
Terlepas dari segala kebijakan kontroversial yang diambil Presiden Jokowi penulis
yakin bahwa setiap kebijakan yang beliau terapkan sudah melalui proses berfikir yang
14 Op, cit Neary, Adelle. 2014.

matang karena kebijakan dibuat semata mata untuk melindungi dan mensejahterakan
rakyatnya. Tindakan tegas harus diambil pemerintah bagi negara manapun yang berusaha
mengganggu kedaulatan negara dan juga pemerintah juga harus menggunakan kebijakan
luar negeri sebagai kepanjangan tangan dari politik domestik sehingga baik sector
ekonomi, social dan politik dapat berkembang kea rah yang lebih baik. Maka dari itu kita
sebagai warga negara Indonesia wajib mendukung pemerintahan yang belum genap satu
tahun ini ke arah yang lebih baik
Daftar Pustaka
1. Peranan Mohammad Hatta dalam Peletakan Politik Luar Negeri Indonesia Bebas Aktif
https://www.academia.edu/5553629/Bab_I_Peranan_Mohammad_Hatta_dalam_Peletaka
n_Politik_Luar_Negeri_Indonesia_Bebas_Aktif
2. Neary, Adelle. 2014. Jokowi Spells Out Vision for Indonesias Global Maritime Nexus
http://csis.org/publication/jokowi-spells-out-vision-indonesias-global-maritime-nexus
3. BBC News, Presiden Jokowi tekankan persatuan
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2014/10/141020_jokowi_pidato_pelantik
an
4. Ben Perkasa Drajat, Revolusi Politik Luar Negeri Indonesia
http://budisansblog.blogspot.com/2014/08/revolusi-politik-luar-negeri.html
5. Hadiri tiga forum, jokowi akan kenalkan poros maritim dunia, Kompas 2014
http://nasional.kompas.com/read/2014/11/07/18495041/Hadiri.Tiga.Forum.Internasional.
Jokowi.Akan.Kenalkan.Poros.Maritim.Dunia
6. Dinna Wisnu Co-Founder & Direktur Pascasarjana Bidang Diplomasi, Universitas
Paramadina ,Kekurangan Pidato Presiden Jokowi di APEC KORAN SINDO, 12
November 2014
7. Mayer Brown JSM, Nigeria: Power Sector Privatisation In Nigeria: Opportunities And
Challenges

http://www.mondaq.com/Nigeria/x/364664/Oil+Gas+Electricity/Power+Sector+Privatisat
ion+in+Nigeria+Opportunities+and+Challenges
8. Menhan AS: Perjanjian TPP, Bagian Penting Kebijakan Pemerintahan Obama di Asia
Pasifik http://www.voaindonesia.com/content/menhan-as-perjanjian-tpp-bagian-pentingkebijakan-pemerintahan-obama-di-asia-pasifik/2709739.html
9. Sofian Munawar, Asgart Membaca arah Kebijakan Luar Negeri SBY dan Jokowi
http://interseksi.org/report/membaca-kebijakan-luar-negeri-sby-dan-jokowi/

Shifting Politik Luar Negeri RI di masa


pemerintahan Presiden Joko Widodo
Tugas Ini Disusun Untuk Menyelesaikan UAS POLUGRI
Diserahkan Kepada:
Bpk. Budi Satari

Disusun Oleh:
Hary Satria Nugraha
1111114000020
Ilmu Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Anda mungkin juga menyukai