Anda di halaman 1dari 16

Tugas Individu

LAPORAN PENDAHULUAN
"ARTRHITIS
DI RUANGAN ASRAMA 9 PSTW GAU MABAJI KAB. GOWA
PROPINSI SULAWESI SELATAN

Muh. Rusdi Arsyad


14.1102.203

CI LAHAN

CI

INSTITUSI

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITES INDONESIA TIMUR
2015

LAPORAN PENDAHULUAN
PROSES PENUAAN

(
)

A.

PENGERTIAN LANJUT USIA


Aging process atau proses menua merupakan suatu proses
menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita (Nugroho, 2000)
Proses menua merupakan suatu yang fisiologis, yang akan dialami
oleh setiap orang. Batasan orang dikatakan lanjut usia berdasarkan
UU No 13 tahun 1998 adalah 60 tahun.
Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang
berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa
anak, masa dewasa dan masa tua (Nugroho, 1992). Tiga tahap ini
berbeda baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki masa tua
berarti mengalami kemuduran secara fisik maupun psikis. Kemunduran
fisik ditandai dengan kulit yang mengendor, rambut memutih,
penurunan pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan lambat,
kelainan berbagai fungsi organ vital, Sedangkan kemunduran psikis
terjadi

peningkatan

berkurangnya

sensitivitas

emosional,

menurunnya

minat terhadap penampilan, meningkatnya

gairah,
minat

terhadap material dan minat kegiatan rekreasi tak berubah hanya


orientasi dan subyek yang berbeda.
Meskipun secara alamiah terjadi penurunan fungsi berbagai organ,
tetapi tidak harus menimbulkan penyakit oleh karenanya usia lanjut
harus sehat. Sehat dalam hal ini diartikan sebagai:
1. Bebas dari penyakit fisik, mental dan sosial
2. Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari
hari
3. Mendapat dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat
(Rahardjo, 1996).

B.

BATASAN USIA LANJUT


1. Batasan usia menurut WHO meliputi :
a. usia pertenghaan (middle age), yaitu kelompok usia 45 sampai
59 tahun
b. lanjut usia (elderly), antara 60 sampai 74 tahun
c. lanjut usia tua (old), antara 75 sampai 90 tahun
d. usia sangat tua (very old), diatas 90 tahun
2. Menurut UU No. 4 tahun 1965 pasal 1 dinyatakan sebagai
berikut:
Seorang dapat dinyatakan sebagai seorang jompo atau lanjut
usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak
mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk
keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang
lain.
Saat ini berlaku UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan
lansia yang berbunyi sebagai berikut: lansia adalah seseorang
yang mencapai usia 60 tahun keatas.

C.

KARAKTERISTIK LANSIA
Beberapa

karakteristik

lansia

yang

perlu

diketahui

untuk

mengetahui keberadaan masalah kesehatan lansia adalah:


1. Jenis kelamin:
Lansia lebih banyak pada wanita. Terdapat perbedaan kebutuhan
dan masalah kesehatan yang berbeda antara lansia laki-laki dan
perempuan. Misalnya lansia laki-laki sibuk dengan hipertropi
prostat, maka perempuan mungkin menghadapi osteoporosis.
2. Status perkawinan:
Status masih pasangan lengkap atau sudah hidup janda atau duda
akan mempengaruhi keadaan kesehatan lansia baik fisik maupun
psikologis.
3. Living arrangement:
Misalnya keadaan pasangan, tinggal sendiri atau bersama instri,
anak atau kekuarga lainnya.
a. Tanggungan keluarga: masih menangung anak atau anggota
keluarga.
b. Tempat tinggal: rumah sendiri, tinggal bersama anak. Dengan
ini kebanyakan lansia masih hidup sebagai bagian keluarganya,

baik lansia sebagai kepala keluarga atau bagian dari keluarga


anaknya.
4. Kondisi kesehatan
a. Kondisi umum: Kemampuan umum untuk tidak tergantung
kepada orang lain dalam kegiatan sehari-hari seperti mandi,
buang air besar dan kecil.
b. Frekuensi sakit: Frekuensi sakit yang tinggi menyebabkan
menjadi tidak produktif lagi bahkan mulai tergantung kepada
orang lain.
5. Keadaan ekonomi
a. Sumber pendapatan resmi: Pensiunan ditambah sumber
pendapatan lain kalau masih bisa aktif.
b. Sumber pendapatan keluarga: Ada bahkan tidaknya bantuan
keuangan dari anak atau keluarga lainnya atau bahkan masih
ada anggota keluarga yang tergantung padanya.
c. kemampuan pendapatan: Lansia memerlukan biaya yang lebih
tinggi,

sementara

pendapatan

semakin

menurun.

Status

ekonomi sangat terancam, sehinga cukup beralasan untuk


melakukann berbagai perubahan besar dalam kehidupan,
menentukan kondisi hidup yang dengan perubahan status
ekonomi dan kondisi fisik
D.

TEORI TENTANG PROSES MENUA


1. Teori Biologik
a. Teori Genetik dan Mutasi
Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang
diprogram oleh molekul /DNA dan setiap sel pada saatnya akan
mengalami mutasi
b. Pemakaian dan Rusak
Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah
c. Autoimune
Pada proses metabolisme tubuh , suatu saat diproduksi suatu
zat khusus. Sad jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan
terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah
dan mati.

d. Teori stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan.
Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan
lingkungan internal dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah
dipakai.
e. Teori radikal bebas
Tidak stabilnya redikal bebas mengakibatkan oksidasi-oksidasi
bahan bahan organik seperti karbohidrat dan protein . radikal ini
menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
2. Teori Sosial
a. Teori Aktifitas
Lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut
banyak dalam kegiatan sosial
b. Teori Pembebasan
Dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur
angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan

sosialnya.

Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun,


baik secara kwalitas maupun kwantitas. Sehingga terjadi
kehilangan ganda yakni :
1) Kehilangan peran
2) Hambatan kontrol sosial
3) Berkurangnya komitmen
c. Teori Kesinambungan
Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus
kehidupan

lansia.

Dengan

demikian

pengalaman

hidup

seseorang pada usatu saat merupakan gambarannya kelak


pada saat ini menjadi lansia.
Pokok-pokok dari teori kesinambungan adalah :
1) Lansia tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus
aktif dalam proses penuaan, akan tetapi didasarkan pada
pengalamannya di masa lalu, dipilih peran apa yang harus
dipertahankan atau dihilangkan

2) Peran lansia yang hilang tak perlu diganti


3) Lansia dimungkinkan untuk memilih berbagai cara adaptasi
3. Teori Psikologi
Teori Kebutuhan manusia mneurut Hirarki Maslow
Menurut teori ini, setiap individu memiliki hirarki dari dalam diri,
kebutuhan yang memotivasi seluruh perilaku manusia (Maslow
11111954). Kebutuhan ini memiliki urutan prioritas yang berbeda.
Ketika kebutuhan dasar manusia sudah terpenuhi, mereka
berusaha menemukannya pada tingkat selanjutnya sampai urutan
yang paling tinggi dari kebutuhan tersebut tercapai.
4. Teori individual jung
Carl Jung (1960) Menyusun sebuah terori perkembangan
kepribadian dari seluruh fase kehidupan yaitu mulai dari masa
kanak-kanak , masa muda dan masa dewasa muda, usia
pertengahan sampai lansia. Kepribadian individu terdiri dari Ego,
ketidaksadaran sesorang dan ketidaksadaran bersama. Menurut
teori ini kepribadian digambarkan terhadap dunia luar atau ke arah
subyektif. Keseimbangan antara kekuatan ini dapat dilihat pada
setiap individu, dan merupakan hal yang paling penting bagi
kesehatan mental.
5. Rusaknya Sistem Imun Tubuh
Mutasi yang terjadi secara berulang mengakibatkan kemampuan
system

imun

untuk

mengenali

dirinya

berkurang

menurun

mengakibatkan kelainan pada sel, dianggap sel asing sehingga


dihancurkan perubahan inilah terjadinya peristiwa auto imun.
6. Teori Menua Akibat Metabolisme
Tua yang bagaimana ?
a. Datang dengan sendirinya, merupakan karunia yang tidak bisa
dihindari/ditolak
b. Usaha dalam memperlambat menjadi awet muda
c. WHO : 1982 usia lanjut yang bahagia dan sejahtera
E.

MASALAH USIA LANJUT DAPAT BERUPA SEBAGAI BERIKUT :


1.

Masalah Pernafasan
Akibat

penuaan

usia,

membuat

perubahan

struktur

muskuloskeletal dada yang ada hubungan dengan oaru-paru.

Secara faali pada orang usia lanjut terjadi peningkatan volume


udara residual di dalam saluran udara paling perifer akibat dari
disfungsi serabut elastik alveolus dan broncheolus terminal.
Karena kapasitas total paru andalan sifatnya konstan, maka
meningkatnya volume udara residual akan berakibat menurunnya
udara

melalui

respirasi

maksimal,

sehingga

mengakibatkan

kapasitas vital tidak optimal.


2.

Masalah peredaran darah


Disini organ jantung dan pembuluh darah memegang peranan
penting

selain kulitas darahnya sendiri. Pada usia lanjut terjadi

penebalan dinding pembuluh (atherosklerotis) dan iregularitas


lumen.
Fibrosis otot jantung dan penebalan katup, sehingga akan
berpengaruh pada kerja jantung sebagai pemompa darah. Sirkulasi
darah sebagai sarana transportasi oksigen keseluruhan organ
tubuh akan mengalami gangguan dan sirkulasi darah tersebut akan
semakin memburuk bila terdapat hipertensi, dislipidemia, diabetes
mellitus

dan

meningkatnya

agregasi

darah.

Didalam

klinik

menifestasinya seperti stroke, Penyakit jantung koroner dan


hipertensi-artostatik.

3.

Masalah Fungsi Kemih


Berkurangnya jumlah sel-sel berbagai organ tubuh akan
mengakibatkan kemunduruan kemampuan kapasitas faali ginjal
dan berbagai struktur yang terkait dengan kinerja saluran kemih.
Dalam kepustakaan, para peneliti menyebutkan bahwa 600.000
sampai 1,2 juta satuan unit fungsional ginjal (nefron) yang
terbentuk saat lahir akan bertahan sampai usia 30-40 tahun.
Proses menua yang mengakibatkan jumlah nefron menurun.

4.

Masalah Buang Air Besar / Defeksi

Gangguan defekasi dapat berupa inkontinsia dan retensio alvi.


Gangguan berkemih dapat disebabkan adanya subsistem alat
pencernaan yang sifatnya perifer dan pada sistem kontrol saraf
akibat proses menua atau bersamaan dengan adanya proses
Penyakit lainnya.
5.

Masalah Kepikunan/Demensia
Pikun / demensia ditandai dengan adanya kemunduruan daya
ingat (memory) yang berangsur-angsur semakin berat dan disertai
penurunan fungsi seperti psikis, perilaku dan menganggu fungsi
sosialnya.
Pikun faali (wajar) yang terjadi pada usia lanjut disebabkan oleh
proses degenerasi primer sel-sel neuron dan otak terutama di lobus
frontal, temporal dan parietal. Pikun jenis ini disebut sebagai
demensia primer.

Demensia yang timbul

akibat keadaan /

Penyakit lain seperti terkena stroke, hepertensi kronik, gangguan


metabolik, toksik, terutama otak, infeksi, tumor dan lain-lain disebut
sebagai demensia sekunder yang biasanya lebih mudah diobati.
6.

Masalah Gangguan Gerak


Gerakan motorik pada usia lanjut umumnya menjadi lebih lebih
lamban (hipokinetik). Gangguan ini biasanya di sebabkan timbulnya
proses degenerasi pada tingkat muskuloskeletal seperti : atropi
otot,

HNP, osteoporosis

dan

munculnya

rasa

nyeri

pada

persendian.
Gangguan gerak yang disebabkan oleh gangguan saraf, sering
ditemui pada kelumpuhan karena stroke, syndroma dan Penyakit
perkinson, attaksia serebeller dan ataxi spinal.
7.

Masalah Gangguan Tidur


Patofisiologi tidur diduga mempunyai kaitan erat dengan peran
neurotransmitter serotonergik dan adrenergik. Feinberg dkk, dari
penelitiannya pendapatkan bahwa gangguan pola tidur pada usia
lanjut adalah

waktu

total

tidurnya

berkurang, latensi tidur

memanjang tetapi lebih sering terbangun.selain itu pada usia lanjut

bisa terjadi sleep apnea yaitu terjadi henti napas minimal 10 detik
dengan frekwensi 30 kali sepanjang malam atau sedikitnya 5 kali
per jam.
Ada tiga jenis sleep apnea yaitu sleep apnea obstruktif, sleep
apnea sentral dan kombinasi dari keduanya. Sleep apnea sentral
disebabkan karena genagguan fungsi saraf-saraf pernapasan
sehingga gagal mengaktifkan saraf diafragma. Sedangkan sleep
apnea obstruktif timbul karena adanya kelemahan dari otot-otot
lidah dan tenggorokan sehingga menghambat jalan nafas atau
adanya adenoid (amandel) yang membesar dan sumbatan lendir.
F.

PERUBAHAN PERUBAHAN YANG TERJADI PADA LANSIA


1.

Perubahan fisik
a. Sel : jumlahnya lebih sedikit tetapi ukurannya lebih besar,
berkurangnya cairan intra dan extra seluler
b. Persarafan : cepatnya menurun hubungan persarapan, lambat
dalam respon waktu untuk meraksi, mengecilnya saraf panca
indra

sistem pendengaran, presbiakusis, atrofi membran

timpani, terjadinya pengumpulan serum karena meningkatnya


keratin
c. Sistem penglihatan : spnkter pupil timbul sklerosis

dan

hilangnya respon terhadap sinaps, kornea lebih berbentuk


speris, lensa keruh, meningkatny ambang pengamatan sinar,
hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang pandang.
d. Sistem Kardivaskuler. : katup jantung menebal dan menjadi kaku
, kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % setiap
tahun

setelah

berumur

20

tahun

sehingga

menyebabkanmenurunnya kontraksi dan volume, kehilangan


elastisitas pembuluh darah, tekanan darah meningg.
e. Sistem respirasi : otot-otot pernafasan menjadi kaku sehingga
menyebabkan menurunnya aktifitas silia. Paru kehilangan
elastisitasnya sehingga kapasitas residu meingkat, nafas berat.
Kedalaman pernafasan menurun.

f. Sistem gastrointestinal : kehilangan gigi,sehingga menyebkan


gizi buruk , indera pengecap menurun krena adanya iritasi
selaput lendir dan atropi indera pengecap sampai 80 %,
kemudian hilangnya sensitifitas saraf pengecap untuk rasa
manis dan asin
g. Sistem genitourinaria : ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi
sehingga aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, GFR
menurun sampai 50 %. Nilai ambang ginjal terhadap glukosa
menjadi meningkat. Vesika urinaria, otot-ototnya menjadi
melemah, kapasitasnya menurun sampai 200 cc sehingga
vesika urinaria sulit diturunkan pada pria lansia yang akan
berakibat retensia urine. Pembesaran prostat, 75 % doalami
oleh pria diatas 55 tahun. Pada vulva terjadi atropi sedang
vagina terjadi selaput lendir kering, elastisitas jaringan menurun,
sekresi berkurang dan menjadi alkali.
h. Sistem endokrin : pada sistem endokrin hampir semua produksi
hormon menurun, sedangkan fungsi paratiroid dan sekresinya
tidak berubah, aktifitas tiroid menurun sehingga menurunkan
basal metabolisme rate (BMR). Porduksi sel kelamin menurun
seperti : progesteron, estrogen dan testosteron.
i. Sistem integumen : pada kulit menjadi keriput akibat kehilangan
jaringan lemak, kulit kepala dan rambut menuipis menjadi
kelabu, sedangkan rambut dalam telinga dan hidung menebal.
Kuku menjadi keras dan rapuh.
j. Sistem muskuloskeletal : tulang kehilangan densitasnya dan
makin rapuh menjadi kiposis, tinggi badan menjadi berkurang
yang disebut discusine vertebralis menipis, tendon mengkerut
dan atropi serabut erabit otot , sehingga lansia menjadi lamban
bergerak. otot kam dan tremor.
2.

Perubahan Mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :
a.Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa

b.Kehatan umum
c.Tingkat pendidikan
d.Keturunan
e.Lingkungan
f. Kenangan (memori) ada 2 :
1) kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai berhari-hari
yang lalu
2) kenangan jang pendek : 0-10 menit, kenangan buruk
g. Intelegentia Question :
1) Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan
verbal
2) Berkurangnya

penampilan,

persepsi

dan

ketrampilan

psikomotor terjadi perubahan pada daya membayangkan,


karena tekanan-tekanan dari faktor waktu.
3.

Perubahan Perubahan Psikososial


a. Pensiun : nilai seorang dukur oleh produktifitasnya, identits
dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan
b. Merasakan atau sadar akan kematian
c. Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan
bergerak lebih sempit.

G.
1.

PENYAKIT LANJUT USIA DI INDONESIA.


Penyakit sistem paru dan kardiovaskuler.
a. Paru-paru
Fungsi paru-paru mengalami kemunduran

disebabkan

berkurangnya elastisitas jaringan paru-paru dan dinding dada,


berkurangnya kekuatan kontraksi otot pernafasan sehingga
menyebabkan sulit bernafas. Infeksi sering diderita pada lanjut
usia diantaranya pneumonia, kematian cukup tinggi sampai 40
% yang terjadi karena daya tahan tubuh yang menurun.
Tuberkulosis pada lansia diperkirakan masih cukup tinggi.
b. Jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler).

Pada orang lanjut usia, umumnya besar jantung akan sedikit


menurun. Yang paling banyak mengalami penurunan adalah
rongga bilik kiri, akibat semakin berkurangnya aktivitas dan juga
mengalami penurunan adalah besarnya sel-sel otot jantung
hingga menyebabkan menurunnya kekuatan otot jantung. Pada
lansia, tekanan darah meningkat secara bertahap. Elastisitas
jantung pada orang berusia 70 tahun menurun sekitar 50 %
dibanding orang berusia 20 tahun. Tekanan darah pada wanita
tua mencapai 170/90 mmHg dan pada pria tua mencapai
160/100 mmHg masih dianggap normal.
Pada lansia banyak dijumpai penyakit jatung koroner yang
disebut jantung iskemi. Perubahan-perubahan yang dapat
dijumpai pada penderita jantung iskemi adalah pada pembuluh
darah jantung akibat arteriosklerosis serta faktor pencetusnya
bisa karena banyak merokok, kadar kolesterol tinggi, penderita
diabetes mellitus dan berat badan berlebihan serta kurang
berolah raga.
Masalah lain pada lansia adalah hipertensi yang sering
ditemukan dan menjadi faktor utama penyebab stroke dan
penyakit jantung koroner.
2. Penyakit pencernaan makanan.
Penyakit yang sering terjadi pada saluran pencernaan lansia
antara lain gastritis dan ulkus peptikum, dengan gejala yang
biasanya tidak spesifik, penurunan berat badan, mual-mual, perut
terasa tidak enak.
Namun keluhan seperti kembung, perut terasa tidak enak
seringkali akibat ketidakmampuan mencerna makanan karena
menurunnya

fungsi

kelenjar

pencernaan.

Sembelit/konstipasi

kurang nafsu makan juga sering dijumpai.


3. Penyakit sistem urogenital.
Pada pria berusia lebih dari 50 tahun bisa terjadi pembesaran
kelenjar prostat (hipertrofi prostat), yang mengakibatkan gangguan
buang air kecil, sedang pria lanjut usia banyak dijumpai kanker
pada kelenjar prostat.

Pada wanita bisa dijumpai peradangan kandung kemih sampai


peradangan ginjal akibat gangguan buang air kecil. Keadaan ini
disebabkan berkurangnya tonus kandung kemih dan adanya tumor
yang menyumbat saluran kemih.
4. Penyakit gangguan endokrin (metabolik).
Dalam sistem endokrin , ada hormon yang diproduksi dalam
jumlah besar di saat stress dan berperan penting dalam reaksi
mengatasi stress.
Oleh karena itu, dengan mundurnya produksi hormon inilah
lanjut usia kurang mampu menghadapi stress. Menurunnya hormon
tiroid juga menyebabkan lansia tampak lesu dan kurang bergairah.
Kemunduran fungsi kelenjar endokrin lainnya seperti adanya
menopause pada wanita, sedang pada pria terjadi penurunan
sekresi kelenjar testis. Penyakit metabolik yang banyak dijumpai
ialah diabetas melitus dan osteoporosis.
5. Penyakit pada persendian tulang.
Penyakit pada sendi ini adalah akibat degenerasi atau
kerusakan pada permukaan sendi-sendi tulang yang banyak
dijumpai pada lansia. Lansia sering mengeluhkan linu-linu, pegal,
dan kadang-kadang terasa nyeri. Biasanya yang terkena adalah
persendian pada jari-jari, tulang punggung, sendi-sendi lutut dan
panggul. Gangguan metabolisme asam urat dalam tubuh (gout)
menyebabkan nyeri yang sifatnya akut.
Terjadinya osteoporosis menjadi menyebab tulang-tulang lanjut
usia mudah patah. Biasanya patah tulang terjadi karena lanjut usia
tersebut jatuh, akibat kekuatan otot berkurang, koordinasi anggota
badan menurun, mendadak pusing, penglihatan yang kurang baik,
dan bisa karena cahaya kurang terang dan lantai yang licin.
6. Penyakit yang disebabkan proses keganasan.
Penyebab pasti belum diketahui, hanya nampak makin tua
seseorang makin mudah dihinggapi penyakit kanker. Pada wanita,
kanker banyak dijumpai pada rahim, payudara dan saluran
pencernaan, yang biasanya dimulai pada usia 50 tahun. usia 50
tahun.
Kanker pada pria plink banyak dijumpai pada paru-paru, saluran

pencernaan dan kelenjar prostat


7. Penyakit-penyakit lain.
Penyakit saraf yang terpenting adalah akibat kerusakan
pembuluh darah otak yang dapat mengakibatkan perdarahan otak
H.

atau menimbulkan kepikunan (senilis).


JENIS PELAYANAN KESEHATAN PADA LANSIA
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima upaya
kesehatan yaitu: peningkatan (promotif), pencegahan (preventif),
diagnosis

dini

dan

pengobatan,

pembatasan

kecacatan

dan

pemulihan.
1. Promosi (Promotif)
Upaya promotif merupakan tindakan secara langsung dan tidak
langsung untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mencegah
penyakit. Upaya promotif juga merupakan proses advokasi
kesehatan untuk meningkatkan dukungan klien, tenaga provesional
dan masyarakat terhadap praktik kesehatan yang positif menjadi
norma-norma sosial. Upaya promotif di lakukan untuk membantu
organ-organ mengubah gaya hidup mereka dan bergerak ke arah
keadaan kesehatan yang optimal serta mendukung pemberdayaan
seseorang untuk membuat pilihan yang sehat tentang perilaku
hidup mereka.
Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia adalah sebagai
berikut:
a. Mengurangi cedera, di lakukan dengan tujuan mengurangi
kejadian jatuh, mengurangi bahaya kebakaran dalam rumah,
meningkatkan penggunaan alat pengaman dan mengurangi
kejadian keracunan makanan atau zat kimia.
b. Meningkatkan keamanan di tempat kerja yang bertujuan untuk
mengurangi

terpapar

dengan

bahan-bahan

kimia

dan

meningkatkan pengunaan sistem keamanan kerja.


c. Meningkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk,
bertujuan untuk mengurangi pengunaan semprotan bahanbahan kimia, mengurangi radiasi di rumah, meningkatkan
pengolahan rumah tangga terhadap bahan berbahaya, serta
mengurangi kontaminasi makanan dan obat-obatan.

d. Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mutu


yang bertujuan untuk mengurangi karies gigi serta memelihara
kebersihan gigi dan mulut.
2. Pencegahan (Preventif)
Dalam mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier.
a. Melakukan pencegahan primer, meliputi pencegahan pada
lansia sehat, terdapat faktor risiko, tidak ada penyakit, dan
promosi kesehatan. Jenis pelayanan pencegahan primer
adalah: program imunisasi, konseling, berhenti merokok dan
minum beralkohol, dukungan nutrisi, keamanan di dalam dan
sekitar rumah, manajemen stres, penggunaan medikasi yang
tepat.
b. Melakukan

pencegahan

sekunder,

meliputi

pemeriksaan

terhadap penderita tanpa gejala dari awal penyakit hingga


terjadi gejala penyakit belum tampak secara klinis dan
mengindap faktor risiko.
c. Jenis pelayan pencegahan sekunder antara lain adalah sebagai
berikut: kontrol hipertensi, deteksi dan pengobatan kangker,
screening: pemeriksaan rektal, papsmear, gigi mulut dan lainlain.
d. Melakukan pencegahan tersier, dilakukan sebelum terdapat
gejala penyakit dan cacat, mecegah cacat bertambah dan
ketergantungan, serta perawatan dengan perawatan di rumah
sakit, rehabilisasi pasien rawat jalan dan perawatan jangka
panjang.
3. Diagnosis dini dan Pengobatan
a. Diagnosis dini dapat dilakukan oleh lansia sendiri atau petugas
profesional dan petugas institusi. Oleh lansia sendiri dengan
melakukan tes dini, skrining kesehatan, memanfaatkan Kartu
Menuju Sehat (KMS) Lansia, memanfaatkan Buku Kesehatan
Pribadi (BKP), serta penandatangan kontrak kesehatan.
b. Pengobatan: Pengobatan terhadap gangguan sistem dan gejala
yang terjadi meliputi sistem muskuloskeletal, kardiovaskular,
pernapasan, pencernaan, urogenital, hormonal, saraf dan
integume.

DAFTAR PUSTAKA
Donges Marilyn E (2000), Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3, Alih
bahasa I Made Kariasa, EGC Jakarta
Wahyudi Nugroho ( 2000), Keperawatan Gerontik Edisi 2 , EGC Jakarta
Marilyn E. Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3,
EGC, 1999
Maryam RS, ekasari MF, dkk .2008. Mengenal Usia Lanjut dan
Perawatannya. Jakarta: Salemba

Anda mungkin juga menyukai