WAHAM
LAPORAN PENDAHULUAN
WAHAM
I.
Masalah Utama.
Perubahan isi pikir : waham
II.
Pengkajian Keperawatan
A. Pengertian
Waham
adalah
keyakinan
seseorang
yang
berdasarkan
C. Rentang respon
Rentang respon neurobiologis
Respon adaptif
Respon maladaptif
a. Pikran
logis
persepsi
akurat
b. Emosi
a. Kadang-
konsisten
emosional ber-
dengan
lebihan
pengalaman
c. Prilaku sesuai
dengan
kurang
c. Prilaku
atau
lazim
atau
waham halusinasi
b. Ketidakmampuan
untuk mengalami
emosi
c. Ketidakmampuan
isolasi sosial
ganjil
tidak
hubungan
sosial
Rentang respon neurobiologis di atas dapat dijelaskan bila
individu merespon secara adaptif maka individu akan berpikir
secara logis. Apabila individu berada pada keadaan diantara adaptif
dan
maladaptif
kadang-kadang
pikiran
menyimpang
atau
hipokampus
otak.
Pengamatan
memperlihatkan
suatu
kekacauan dari sel-sel pramidal di dalam otak dari orangorang yang menderita skizofrenia.
Teori biokimia menyatakan adanya peningkatan dari
dopamin neurotransmiter yang dipertukarkan menghasilkan
gejala-gejala peningkatan aktivitas yang berlebihan dari
pemecahan asosiasi-asosiasi yang umumnya diobservasi
pada psikosis.
b. Teori Psikososial
Teori sistem keluarga Bawen dalam Lowsend (1998 :
147) menggambarkan perkembangan skizofrenia sebagai
suatu perkembangan disfungsi keluarga. Konflik diantara
suami istri mempengaruhi anak. Penanaman hal ini dalam
anak akan menghasilkan keluarga yang selalu berfokus
pada
ansielas
dan
suatu
kondsi
yang
lebih
stabil
tua,
anak.
Karena
ego
menjadi
lebih
lemah
ketidakmampuan
menanggapi rangsangan.
b. Stres lingkungan
Secara biologis menetapkan
untuk
secara
selektif
maladaptif
berhubungan
dengan
kesehatan
3.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan komunikasi verbal
hubungan.
perkenalkan
diri,
saling
jelaskan
percaya:
tujuan
salam
interaksi,
terapeutik,
ciptakan
menerima
keyakinan
klien
"saya
menerima
yang
digunakan.
c. Tanyakan apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat.
6. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon
terhadap kemarahan.
Tindakan :
a. Beri pujian jika mengetahui cara lain yang sehat.
b. Diskusikan cara lain yang sehat.Secara fisik : tarik nafas
dalam jika sedang kesal, berolah raga, memukul bantal /
kasur.
c. Secara verbal : katakan bahwa anda sedang marah atau
kesal / tersinggung
d. Secara spiritual : berdo'a, sembahyang, memohon kepada
Tuhan untuk diberi kesabaran.
7. Klien dapat mengidentifikasi cara
mengontrol
perilaku
kekerasan.
Tindakan:
a. Bantu memilih cara yang paling tepat.
b. Bantu mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih.
c. Bantu mensimulasikan cara yang telah dipilih.
d. Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang dicapai
dalam simulasi.
e. Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel /
marah.
8. Klien mendapat dukungan dari keluarga.
Tindakan :
a. Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien
melalui pertemuan keluarga.
b. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.
9. Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program).
Tindakan:
a. Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis,
frekuensi, efek dan efek samping).
b. Bantu klien mengunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama
klien, obat, dosis, cara dan waktu).
NS. MUH. RUSDI ARSYAD, S.KEP
14.1102.203
diri,
jelaskan
tujuan
interaksi,
terapeutik,
ciptakan
untuk
mengungkapkan
perasaannya
c. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
d. Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang
berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong
dirinya sendiri
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
Tindakan :
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien,
utamakan memberi pujian yang realistis
c. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
Tindakan :
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah
pulang ke rumah
4. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
DAFTAR PUSTAKA
Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr.
Amino Gondoutomo. 2003
Keliat Budi A. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta: EGC.
1999
Tim Direktorat Keswa. Standart asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi
1. Bandung: RSJP.2000
Townsend M.C. Diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri;
pedoman untuk pembuatan rencana keperawatan. Jakarta: EGC.
1998
Pelatihan asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa. Semarang. 20
22 Novembr 2004. Unpublished
No.
1.
Pasien
SPIP
SPIk
Mengidentifikasi
yang
2.
Keluarga
benda-benda Mendiskusikan
dapat
masalah
yang
pasien
pasien
Mengamankan benda-benda yang Menjelaskan pengertian, tanda dan
dapat membahayakan pasien
3.
Mengajarkan
cara-cara
diri
Melatih
cara
mengendalikan
SPIIk
Mengidentifikasi
aspek
positif Melatih
pasien
2.
keluarga
mempraktekkan
bunuh diri
Mendorong pasien untuk berpikir Melatih keluarga
positif tentang diri
cara
merawat
mempraktekkan
langsung
kepada
Mendorong
pasien
untuk
SPIIIk
keluarga
membuat
2.
3.
dilakukan
setelah pulang
Mengidentifikasi pola koping yang
4.
konstruktif
Mendorong pasien memilih pola
5.
koping
konstruktif
dalam
kegiatan harian
SPIVP
1.
2.
3.
masa
realistis
Memberi
depan
dorongan
yang
pasien
dalam
jadwal
kegiatan harian