Anda di halaman 1dari 43

SIFAT KERAMIK

LISTRIK, THERMAL,
DIELEKTRIK, MAGNETIK, OPTIK

Sifat Listrik
Sifat konduktivitas listrik adalah
salah satu sifat listrik yang banyak
digunakan sebagai dasar aplikasi
material. Dalam hal ini, karena
keramik pada umumnya memiliki
sifat konduktivitas yang rendah,
maka aplikasi bahan keramik ini
banyak digunakan sebagai bahan
isolator listrik pada tegangan rendah
maupun tinggi.

Konduktivitas Listrik
Rapat arus listrik J didefinisikan sebagai
muatan yang berpindah melalui suatu luasan
dalam satuan waktu. Jika n adalah jumlah
partikel yang termuati tiap satuan volume
dan kecepatan alirannya v dan muatan
partikelnya ze (z = muatan valensi dan e =
muatan elektron) maka rapat arus listrik
partikel ke-i diberikan oleh:

Konduktivitas Listrik

Sifat Listrik Berdasar pita


energi

Tabel Resistivitas

Konduktivitas ionik dalam kristal


Salah satu pembawa muatan dalam
material keramik (kristalin) adalah
ion, seperti oksida dan halida,
dimana konduktivitas listriknya
dihasilkan dari migrasi ion tersebut

Konduktivitas kation dalam


NaCl

Konduktivitas isotherm AgBr didoping dengan Cd2+


dan S2-

Konduktivitas KCl dengan variasi senyawa


tambahan

Konduktivitas elektronik dalam kristal

Bila dalam kristal terdapat elektron


bebas atau hole dalam konsentrasi
yang sedikit, maka mobilitas elektron
atau holnya relatif lebih tinggi
dibanding mobilitas ioniknya. Hal ini
akan memberikan kontribusi
terhadap konduktivitas listrik. Dalam
semua kasus konduktivitas listrik
ditentukan oleh konsentrasi
pembawa muatan dan mobilitas

Dalam beberapa kasus untuk oksida


logam transisi seperti ReO3, SrO2,
VO, TiO dan ReO2 terdapat orbital
elektron yang overlap sehingga pitapita energi d dan f kosong, sehingga
konsentrasi elektron kuasi-bebas/cm3
cukup besar 1022 - 1023
menyebabkan bersifat konduktif

Secara umum terdapat energi gap Eg


antara pita terisi dengan pita kosong
yang lebih besar dari KT. Konsentrasi
elektron konduksi intrinsik material
sama dengan3 konsentrasi hole-nya

2kT
n p 2 2
h

*
e

mh

Eg
exp

2kT

Konduktivitas listrik tergantung temperature


beberapa oksida

Sifat Thermal
Hampir semua material keramik
dalam aplikasinya selalu
memperhatikan sifat termal ini,
karena sifat termal material terkait
dengan sifat-sifat yang lain.
a). Kapasitas Panas

Adalah energi yang dibutuhkan


untuk meningkatkan temperatur
material 1oC

Q=Panas / kalor
E=Energi Internal
H=Entalpi
Koefisien Expansi ternal
Kompresilitas
Volume Molar

Temperatur dimana kapasitas panas


menjadi ukuran dipengaruhi oleh
kekuatan ikatan, konstanta elastik,
titik leleh material

Kapasitas panas beberapa material keramik


pada temperature yang berbeda

Konduksi Panas

dQ /dtheta= Sejumlah panas yang


mengalir normal terhadap luasan A
dalam waktu
k = konduktivitas termal
-dT/dx = Gradien temperatur

Sifat Dielektrik
Sifat dielektrik adalah suatu sifat yang dimiliki
oleh material yang dapat terpolarisasi menjadi
dipol-dipo listrik bila diberi medan listrik.
Berbeda dengan sifat konduktivitas yang
melibatkan pergerakan pembawa muatan
pada jarak/jangkauan yang panjang, respon
dielektrik dihasilkan dari gerakan pembawa
muatan listrik dalam jangkauan yang pendek
(short-range motion of carriers) akibat
pengaruh medah listrik eksternal

Sifat Dielektrik
Sifat-sifat dielektrik ini sangat bervariasi antara
material yang satu dengan yang lain dan
merupakan fungsi terhadap temperatur,
frekuensi medan terapan, kelembaban, struktur
kristal dan faktor eksternal lainnya. Respon
dielektrik dapat linier tetapi juga dapat non
linier terhadap faktor-faktor penyebab
(stimulan) tersebut.
Pembahasan mengenai sifat dielektrik ini sangat
erat kaitannya dengan dengan kapasitansi dan
konstanta dielektrik, polarisasi, loss factor

Dua buah keping logam sejajar


dipisahkan pada jarak d dan luas
penampang kepingnya A, diberi
tegangan DC (sebagaimana gambar
dibawah ini) maka arus listrik yang
mengalir dalam rangkaian tersebut
akan meluruh dengan cepat hingga
menjadi nol seiring dengan
pertambahan waktu, sesuai dengan
persamaan berikut

Pola hubungan Q terhadap V dua pelat


sejajar vakum

Berdasarkan hasil perhitungan eksperimen


diperoleh keterkaitan antara besarnya konstanta c
dengan luas penampang keping sejajar dan jarak
antar dua keping, dinyatakan dalam persamaan :

Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah muatan


yang dapat disimpan oleh dua keping pelat
sejajar dengan memberi bahan dielektrik
diantara dua pelat sejajar tersebut semakin
besar (lebih besar dibandingkan dengan dua
keping pelat sejajar tanpa bahan dielektrik atau
vakum). Bila diplot hubungan Q terhadap V hasil
eksperimen diperoleh hubungan linier seperti
pada gambar dibawah ini dengan slope (gradien)
yang lebih besar dari pada gradien kurva Q vs V
untuk dua pelat tanpa dielektrik (vakum).

Pola hubungan Q terhadap V dua pelat


sejajar dengan bahan pengisi dielektrik

Pembagian bahan Dielektrik


Berdasarkan konstanta dielektrik ini, bahan
dielektrik dapat digolongkan menjadi 3 golongan.
Gol I : meliputi dielektrik dengan konstanta
dielektrik yang rendah (5 15 ) dan sedang (15
500) dan faktor disipasinya < 0,003.
Gol II : meliputi dielektrik dengan konstanta
dielektrik antara 2000 dan 20.000, permitivitas
tinggi berbasis ferroelektrik keramik.
Gol III : dielektrik dengan fasa konduktif,
kapaistansi yang sangat tinggi, tetapi tegangan
breakdown-nya rendah

Kebanyakan keramik seperti keramik


berbasis clay dan talc, alumina, BeO
dan AlN memiliki permitivitas rendah
sehingga dapat digolongkan kedalam
dielektrik golongan I, kecuali BaTiO3
yang memiliki k~3000 yang masuk
dalam golongan II

Polarisasi
Polarisasi adalah mekanisme
orientasi dipol-dipol listrik dan
muatan terikat akibat medan listrik
eksternal, di tuliskan dalam
persamaan :
N = jumlah dipol tiap satuan volume
= momen dipol rata-rata

Q = muatan listrik dipol


D = jarak antar dipol
=polarisabilitas
E = medan listrik lokal

dimana : k 1 = =Susceptibilitas
=P/0.E

Total polarisabilitas dielektrik adalah jumlah dari


keempat jenis polarisasi diatas, sehingga

Skematik
Polarisabilitas
yang
bergantung
frekuensi

Loss factor merupakan faktor kerugian


berupa arus dan energi yang ditimbulkan
oleh tegangan dan arus yang diinduksikan
dalam rangkaian AC. Sebagai contoh
sederhana bahwa kapasitor yang diberi
tegangan sinusiodal , pemuatan dan rugi
arus akan diberikan oleh persamaan
dibawah ini :

Pemuatan dan rugi arus pada


kapasitor

Dengan demikian rugi energi


persiklus adalah :

rugi daya perdetiknya

Kekuatan Dielektrik
Kekuatan dielektrik dinyatakan dalam
dielektric breakdown (rusaknya sifat
dielektrik) akibat medan listrik eksternal.
Electric breakdown dapat terjadi dalam dua
cara, yakni elektronic breakdown (kekuatan
dielektrik instrinsik) dan thermal breakdown
(rusaknyanya dielektrik yang disebabkan oleh
panas yang berlebihan pada bahan dielektrik
akibat tegangan yang terlalu besar dan terlalu
lama). Kekuatan dielektrik dinyatakan dalam
volt/cm atau volt/mil.

Pengukuran kekuatan dielektrik dipengaruhi


oleh variabel prosedur pengukuran dan
ketebalan sampel. Semakin tebal sampel,
kekuatan dielektriknya meningkat

Thermal breakdown terjadi pada


temperatur diatas 150oC yang
banyak disebabkan oleh temperatur
sistem dimana dielektrik digunakan,
namun hal ini juga dapat dipicu oleh
tegangan yang diberikan terlalu
lama, sehingga disipasi energi
berupa panas terus terakumulasi

Elektronik breakdown terjadi bila gradien tegangan


meningkat hingga mencapai nilai tertentu yang disebut
instrinsic electrical breakdown, dimana elektron dalam
struktur dipercepat oleh medan listrik sehingga terjadi
tumbukan elektron yang tak terkendali menyebabkan
sampel mengalami kerusakan. Pada temperatur rendah
(dibawah temperatur kamar, sekitar 50 oC) elektronik
breakdown meningkat dengan peningkatan temperatur
kecuali dielektrik kaca yang menyebabkan vibrasi kisi
dan akhirnya yang menghamburkan elektron. Kekuatan
dielektrik pada temperatur rendah untuk kristal dan
gelas berkisar pada orde (1 hingga 10) x 10 6v/cm.

Pengaruh temperature dan durasi


pengujian
pada
kekuatan
breakdown gelas pyrex

Untuk beberapa gelas dengan


kandungan soda yang berbeda
kekuatan materialnya ditampilkan
dalam tabel berikut, dimana pada
temperatur rendah kekuatan
dielektrik tidak dipengaruhi oleh
komposisi, tetapi pada temperatur
diatas 150oC dipengaruhi oleh
resistivitas dan kandungan alkali.

Hubungan antara Breakdown termal


dengan resistivitas

Anda mungkin juga menyukai