PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sel mempunyai dua tugas utama yaitu bekerja dan berkembang biak.
Bekerja tergantung kepada aktivitas sitoplasma sedangkan berkembang biak
bergantung pada aktivitas intinya. Homeostasis antara proliferasi sel dan
kematian sel yang terprogram (apoptosis) secara normal dipertahankan
untuk menyediakan integritas jaringan dan organ. Pertumbuhan sel normal
dapat dipengaruhi oleh berbagai stimulus dan injuri, baik internal maupun
eksternal, non lethal maupun lethal, yang direspons secara beragam oleh
individu. Respons individu dapat berupa adaptasi sel, perubahan sel yang
reversible maupun irreversible, sampai dengan terjadinya kematian sel,
bergantung kepada seberapa berat stimulusnya dan juga kondisi individu itu
sendiri. Beberapa faktor risiko dan kondisi genetik individu tertentu dapat
menimbulkan respons patologis terhadap stimulus dan injuri, berupa lesi
perubahan non neoplastik maupun neoplasma.
B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah bagian-bagian sel, bagaimanakah pertumbuhan sel normal,
dan bagaimana keterkaitannya dengan stimulus dan injuri pada sel?
2. Bagaimanakah perubahan sel akibat adanya stimulus dan injuri yang non
lethal maupun lethal? Bagaimana patofisiologinya?
3. Apa sajakah macam proses adaptasi sel? Bagaimana patofisiologinya?
4. Apa sajakah macam kematian sel? Bagaimana patofisiologinya, serta
apa perbedaannya?
5. Apa sajakah macam pertumbuhan non neoplastik dan bagaimana
patofisiologinya?
6. Bagaimanakah mekanisme terjadinya neoplasma, apa sajakah faktor
risiko, serta bagaimana nomenklaturnya?
7. Apa sajakah tanda dan gejala neoplasma, baik gejala lokal, sistemik
maupun metastasisnya, dan bagaimana cara mengevaluasinya?
C. Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
D.
Manfaat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN
A. Dasar Teori
Sel dibatasi oleh membran sel, yang memberi bentuk sel dan
melekatkannya pada sel-sel lain. Membran sel merupakan pintu gerbang ke
dan dari sel, memungkinkan hanya zat-zat tertentu saja lewat dengan dua
arah, dan bahkan secara aktif mengangkut zat-zat tertentu secara selektif.
Membran sel juga menerima banyak sinyal kendali dari sekitar tubuh dan
menghantarkannya ke bagian dalam sel.
Di dalam sel terdapat nukleus, yang bertindak sebagai pusat
pengaturan karena asam deoksiribonukeat (DNA) terpusat di dalamnya.
Instruksi yang dikodekan di dalam DNA nuklear sebenarnya dilaksanakan di
dalam sitoplasma, merupakan medium berair yang berada diluar nukleus
dan mengandung banyak struktur ultramikroskopik yang disebut organel,
dengan fungsi yang sangat khusus.
Mitokondria adalah organel yang bertugas memproduksi energi di
dalam sel. Di dalam mitokondria, berbagai zat makanan dioksidasi untuk
menghasilkan tenaga penggerak bagi aktivitas-aktivitas selular lainnya.
Retikulum endoplasma dan aparatus Golgi merupakan semacam
sistem pembuatan, pemrosesan, dan penyaluran di dalam sitoplasma.
Sintesis protein dilakukan di sepanjang retikulum endoplasma di bawah
kendali asam ribonukleat (RNA) di dalam ribosom. Ribosom melakukan
sintesis protein dengan merakit asam-asam amino menjadi molekul-molekul
kompleks menurut pentunjuk yang diberikan DNA. Aparatus golgi
merupakan alat pengemas yang membungkus produk-produk sel untuk
disekresi atau disimpan di dalam sel. Kompleks glikoprotein tertentu juga
dihasilkan di dalam aparatus Golgi. Lisosom merupakan kemasan enzim
pencernaan yang dibatasi membran yang disiapkan oleh sel dan tetap
dibiarkan tidak aktif sampai dibutuhkan.
Pertumbuhan sel
Pertumbuhan sel diatur dalam suatu regulasi yaitu siklus sel.
4 tahap siklus sel :
G1 (gap 1) phase
::Pembesaran sel dlm ukuran sbg persiapan pengkopian DNA
S (synthesis) phase :
Tempat berlangsung pengkopian DNA
G2 (gap 2) phase
: Tahap: Tahap persiapan pemisahan kromosom
M
(mitosis) phase :
Tahap pemisahan kromosom untuk menghasilkan 2 sel baru
Sel cenderung mempertahankan lingkungan segera dan intraselnya
dalam rentang parameter fisiologis yang relatif sempit (sel mempertahankan
homeostasis normalnya). Ketika mengalami stres fisiologis atau rangsang
patologis, sel bisa beradaptasi, mencapai kondisi baru dan mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Respons adaptasi utama adalah atrofi, hipertrofi,
hiperplasia dan metaplasia. Jika kemampuan adaptif berlebihan, sel
mengalami jejas. Dalam batas waktu tertentu, cedera bersifat reversibel, dan
sel kembali ke kondisi stabil semula.Namun, dengan stres berat atau
menetap, terjadi cedera irreversibel dan sel yang terkena mati. Dua pola
dasar kematian sel telah dikenal; pola tersebut mempunyai mekanisme yang
berbeda, tetapi terdapat juga pertimbangan yang tumpang-tindih di antara
dua proses:
1. Nekrosis terjadi setelah suplai darah hilang atau setelah terpajan
toksin dan ditandai dengan pembengkakan sel, denaturasi protein
dan kerusakan organela. Jalur lintas kematian sel tersebut dapat
menyebabkan disfungsi berat jaringan. anifestasi yang paling
sering terjadi adalah nekrosis koagulatif)
dieliminasi
(misal,embriogenesis),
dan
dalam
bagian
ini,
dipertimbangkan
perubahan
adaptif
dalam
mempengaruhi
keseimbangan
antara
sintesis
dan
B. Daftar Istilah
1. Kortikosteroid
Kortikosteroid adalah suatu kelompok hormon steroid yang
dihasilkan di bagian korteks kelenjar adrenal sebagai tanggapan atas
hormon adrenokortikotropik (ACTH) yang dilepaskan oleh kelenjar
hipofisis, atau atas angiotensin II. Hormon ini berperan pada banyak
sistem fisiologis pada tubuh, misalnya tanggapan terhadap stres,
tanggapan sistem kekebalan tubuh, dan pengaturan inflamasi,
metabolisme karbohidrat, pemecahan protein, kadar elektrolit darah,
2.
korteks
adrenal.
Dibagi
menjadi
dua
macam,
yaitu
yang
berefek
dengan
disekresikannya
10
11
Hormon
Hormon
Pelepas
ACTH
CRH
2
3
MSH
LH (laki-laki)
CRH
GnRH
FSH (laki-laki)
GnRH
5
6
LH
(perempuan)
FSH
(perempuan)
GnRH
GnRH)
Dopamin
Prolaktin
GH
(-)
GnRH (+)
GnRH (+)
Stomastota
Sasaran
Korteks
adrenal
Melanosit
Sel leydig
Tubulus
Seminiferus
Korpus
luteum
Sel folikel
Kelenjar
Mammae
Sistemik
Fungsi
(Merangsang)
Steroidogenesis
Pigmentasi
Testosteron
Spermatogenesi
s
Progesteron
Estrogen
Laktasi
Pertumbuhan
tin (-)
9
TSH
TRH
Folikel
Tiroid
T3, T4
c. Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal terdiri dari :
1. Medula adrenal : mensekresikan katekolamin (epinefrin dan
norepinefrin) sebagai respon terhadap rangsang simpatis
2. Korteks adrenal : mensekresikan kortikosteroid. Terdiri dari 3
zona, yaitu:
a). zona glomerulusa : mensekresikan mineralokortikoid
b)
terutama aldosteron
zona fasciculata :
c)
mensekresikan
glukokortikoid
12
Tempat
Nama
pembentukan
adenohipofisi
Hormon
GH, ACTH, Defisiensi
FSH,
MSH,
2.
neurohipofisis
GH
GH
Prolaktin
menyebabkan gigantisme
Hormone
dan akromegali
ADH berfungsi
antidiuretik
(ADH)
Korteks
Kortisol
adrenal
aldosteron
untuk
oksitosin
3.
Efek
untuk
merangsang
kontraksi uterus
dan Gangguan pada kortisol
menyebabkan
hipoadrenalisme (Adison),
hiperadrenalisme (sindrom
cushing).
Gangguan pada aldosteron
menyebabkan
4.
Kelenjar
tiroid
T3, T4
Kalsitonin
aldosteronisme
Defisiensi
tiroid
menyebabkan
hipotiroidisme
5.
Pulau
langerhans
Insulin
Glucagon.
somatostatin
(kretinisme)
Defisiensi
insulin
menyebabkan DM
pada kelenjar
6.
pankreas
Kelenjar
paratiroid
parathormon
Defisiensi
hormone
menyebabkan
hipokalsemia
13
5.
sebelumnya
harus
puasa
terlebih
dahulu
kemudian
dikumpulkan
- Apabila <4nm/l sindrom cushing
- Apabila 4,3-8 nm/l ulangi test saliva jika <4,3 nm/l maka
bukan dan jika >4,3 nm/l maka sindrom cushing
3. Pemeriksaan dexametason dosis rendah
- Pemberian setiap 6 jam selama 2 hari
14
15
("punuk
sapi").
Glukokortikoid
juga
memicu
16
dapat
menghambat
steroidogenesis,
seperti
metirapon,
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan diskusi yang telah kami lakukan pada kegiatan tutorial
dan pembahasan di laporan ini maka dapat kami simpulkan bahwa:
1. Kelainan yang terjadi sesuai dengan kasus yang ada di skenario berkaitan
erat dengan fungsi sistem endokrin terutama berkaitan dengan fungsi
kelenjar adrenal yang mensekresikan hormon kortikosteroid yang terdiri
dari mineralokortikoid dan glukokotikoid. Mineralokortikoid terutama
mensekresikan hormon aldosteron yang berperan dalam menjaga
keseimbangan
2.
elektrolit
dan
cairan
dalam
tubuh.
Sedangkan,
mirip
dengan
Cushing
Syndrome.
Meskipun
demikian
18
19