STATUS PASIEN
1.1
IDENTIFIKASI
Nama
Umur
Tn. FA
20 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
Islam
Pekerjaan
:petani
1.3
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS PRESENS
Status Internus
Kesadaran
: GCS = (E: 4, M: 6, V: 5)
Gizi
: Cukup
Suhu Badan
: 36,8C
Jantung
Nadi
Paru-paru
: 84 x/menit
: ves (+) N R(-) W(-)
Pernapasan
: 20 x/menit
Hepar
tidak teraba
Tekanan Darah
: tidak teraba
Berat Badan
: 50 kg
Tinggi Badan
: 170 cm
Status Psikiatrikus
Sikap
:
Ekspresi Muka
Perhatian
wajar,
koperatif
: wajar
: ada
Kontak Psikik
: ada
Status Neurologikus
KEPALA
Bentuk
: normocephali
Deformitas
tidak ada
Ukuran
: normal
Fraktur
Simetris
: simetris
Hematom
: tidak ada
Pembuluh darah
tidak ada
Tumor
: tidak ada
Pulsasi
: lurus
: tidak ada
: tidak ada
Tumor
Pembuluh darah
tidak ada
Kaku kuduk : tidak ada
tidak ada kelainan
SYARAF-SYARAF OTAK
N. Olfaktorius
Kanan
Kiri
Penciuman
Anosmia
tidak ada
tidak ada
Hyposmia
tidak ada
tidak ada
Parosmia
tidak ada
tidak ada
N.Opticus
Kanan
Kiri
Visus
6/6
6/6
Campus visi
V.O.D
V.O.S
Anopsia
tidak ada
tidak ada
Hemianopsia
tidak ada
tidak ada
Fundus Oculi
Papil edema
tidak diperiksa
tidak diperiksa
Papil atrofi
tidak diperiksa
tidak diperiksa
Perdarahan retina
tidak diperiksa
tidak diperiksa
tidak ada
tidak ada
Celah mata
menutup sempurna
menutup sempurna
Ptosis
tidak ada
tidak ada
tidak ada
tidak ada
Exophtalmus
tidak ada
tidak ada
Enophtalmus
tidak ada
tidak ada
Deviation conjugae
tidak ada
tidak ada
Gerakan bola mata
ke segala arah
ke segala arah
Pupil
Bentuknya
bulat
bulat
Besanya
3 mm
3 mm
Isokori/anisokor
isokor
isokor
Midriasis/miosis
tidak ada
tidak ada
Refleks cahaya
Langsung
ada
ada
Konsensuil
ada
ada
Akomodasi
ada
ada
Argyll Robertson
tidak ada
tidak ada
N.Trigeminus
Kanan
Kiri
Motorik
Menggigit
tidak terganggu
tidak terganggu
Trismus
tidak ada
tidak ada
Refleks kornea
ada
ada
Sensorik
Dahi
normal
normal
Pipi
normal
normal
Dagu
normal
normal
N.Facialis
Kanan
Kiri
Motorik
Mengerutkan dahi
simetris
simetris
Menutup mata
lagophtalmus (-)
lagophtalmus (-)
Menunjukkan gigi
simetris
simetris
Lipatan nasolabialis
Bentuk Muka
Istirahat
simetris
Berbicara/bersiul
simetris
Sensorik
2/3 depan lidah
tidak ada kelainan
Otonom
Salivasi
tidak ada kelainan
Lakrimasi
tidak ada
kelainan
Chovsteks sign
tidak diperiksa
N. Statoacusticus
N. Cochlearis
Kanan
Kiri
Suara bisikan
tidak dilakukam
Detik arloji
tidak dilakukam
Tes Weber
tidak dilakukan
Tes Rinne
tidak dilakukan
N. Vestibularis
Nistagmus
tidak ada
Vertigo
tidak ada
N. Glossopharingeus dan N. Vagus
Kanan
Kiri
Arcus pharingeus
simetris
Uvula
di tengah
Gangguan menelan
tidak ada
Suara serak/sengau
tidak ada
Denyut jantung
normal
Refleks
Muntah
tidak diperiksa
Batuk
tidak diperiksa
Okulokardiak
tidak diperiksa
Sinus karotikus
tidak diperiksa
Sensorik
1/3 belakang lidah
tidak diperiksa
10
N. Accessorius
Kanan
Kiri
Mengangkat bahu
tidak ada kelainan
Memutar kepala
tidak ada kelainan
N. Hypoglossus
Kanan
Kiri
Mengulur lidah
tidak ada kelainan
Fasikulasi
tidak ada
Atrofi papil
tidak ada
Disartria
tidak ada
MOTORIK
LENGAN
Kanan
Kiri
Gerakan
cukup
cukup
Kekuatan
5
5
11
Tonus
normal
normal
Refleks fisiologis
-
Biceps
normal
normal
Triceps
normal
normal
Radius
normal
normal
Ulna
normal
normal
Refleks patologis
-
Hoffman Tromner
Leri
ada
tidak dilakukan
-
Meyer
tidak dilakukan
TUNGKAI
Kanan
Kiri
Gerakan
kurang
kurang
Kekuatan
2
1
12
Tonus
meningkat
meningkat
Klonus
-
Paha
ada
ada
Kaki
ada
ada
Refleks fisiologis
-
KPR
meningkat
APR
meningkat
meningkat
meningkat
Refleks patologis
-
Babinsky
ada
ada
Chaddock
Oppenheim
Gordon
tidak ada
Schaeffer
tidak ada
tidak ada
Rossolimo
tidak ada
tidak ada
Mendel Bechterew
tidak ada
tidak ada
ada
ada
tidak ada
tidak ada
tidak ada
Atas
tidak dilakukan
Tengah
tidak dilakukan
13
Bawah
tidak dilakukan
Refleks cremaster
tidak dilakukan
SENSORIK
Terdapat hipoestesia dari kedua ibu jari kaki sampai dua jari di bawah
umbilikus.
FUNGSI VEGETATIF
Miksi
retensi urin
Defekasi
: normal
14
KOLUMNA VERTEBRALIS
Kyphosis
: tidak ada
Lordosis
: tidak ada
Gibbus
tidak ada
Deformitas
: tidak ada
Tumor
tidak ada
Meningocele
tidak ada
Hematoma
: tidak ada
Nyeri ketok
: tidak ada
tidak ada
tidak ada
Lasseque
tidak ada
tidak ada
Brudzinsky
-
Neck
tidak ada
Cheek
tidak ada
15
Symphisis
tidak ada
-
Leg I
tidak ada
tidak ada
Leg II
tidak ada
tidak ada
:
Romberg
belum
dapat
dinilai
Dysmetri
- jari hidung
- tumit-tumit
Steppage
Dysdiadochokinesis:
Trunk Ataxia
GERAKAN ABNORMAL
Tremor
: tidak ada
Chorea
: tidak ada
Athetosis
: tidak ada
16
Ballismus
: tidak ada
Dystoni
: tidak ada
Myocloni
: tidak ada
FUNGSI LUHUR
Afasia motorik
: tidak ada
Afasia sensorik
: tidak ada
Apraksia
: tidak ada
Agrafia
: tidak ada
Alexia
: tidak ada
Afasia nominal
: tidak ada
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil
Rujukan
Hemoglobin
14
15,2-17,2
Eritrosit
5,20
4,2-4,8
Leukosit
8,6
4,5-11
Hematokrit
43
43-49
Trombosit
248
150-450
Basofil
0-1
Eosinofil
1-6
Neutrofil
65
50-70
Limfosit
24
26-40
Monosit
2-8
Faal Hemostasis
PT+INR
Waktu protrombin (PT)
Kontrol
Pasien
14,20
13,0
12-18
17
INR
0,95
APTT
Kontrol
34,5
Pasien
32
27-42
Fibrinogen
Kontrol
282
Pasien
314
200-400
D-dimer
0,22
<0,5
AST/SGOT
13
0-38
ALT/SGPT
0-41
Ureum
16
16,6-48,5
Kreatinin
0,81
0,5-0,9
Kalsium (Ca)
9,1
9,2-11
Phospor
3,2
2,5-5
Magnesium (Mg)
1,92
1,4-2,1
Natrium (Na)
144
135-155
Kalium (K)
2,6
3,6-5,5
Klorida (Cl)
112
96-106
Warna
Kuning
Kuning
Kejernihan
Jernih
Jernih
Berat jenis
1,020
1,003-1,030
pH (urin rutin)
7,0
5-9
Protein
Negatif
Negatif
Glukosa
Negatif
Negatif
Kimia Klinik
Hati
Ginjal
Elektrolit
URINALISIS
Urin lengkap
18
Keton
Negatif
Negatif
Darah
Negatif
Negatif
Bilirubin
Negatif
Negatif
Urobilinogen
0,1-1,8
Nitrit
Negatif
Negatif
Lekosit esterase
Negatif
Negatif
Epitel
Negatif
Negatif
Lekosit
0-2
0-5
Eritrosit
0-1
0-1
Silinder
Negatif
Negatif
Kristal
Negatif
Negatif
Bakteri
Negatif
Negatif
Mukus
Negatif
Negatif
Jamur
Negatif
Negatif
Sedimen Urin:
LIQUOR CEREBROSPINALIS
Warna
: tidak diperiksa
Protein
: tidak diperiksa
Kejernihan: tidak diperiksa
Glukosa
tidak diperiksa
Tekanan
: tidak diperiksa
NaCl
: tidak diperiksa
Sel
: tidak diperiksa
Queckensted
: tidak diperiksa
Celloidal
: tidak diperiksa
Culture
tidak diperiksa
Nonne
tidak diperiksa
Pandy
: tidak diperiksa
19
PEMERIKSAAN KHUSUS
1.4 RESUME
1.5 DIAGNOSIS
Diagnosis Klinik
: - Paraparese inferior
tipe spastik
- Hipoestesia dari kedua ibu jari kaki sampai
setinggi 2 jari di bawah umbilikus
Diagnosis Topik
Lesi
transversal
PENATALAKSANAAN
Nonfarmakologis
- Edukasi
1. Menginformasikan kepada pasien dan keluarga pasien tentang
penyakit yang dideritanya
2. Menginformasikan kepada pasien dan keluarga pasien tentang
keteraturan minum obat dan kontrol teratur
-
Farmakologis
- Neurobion
- Metilprednisolon
- Omeprazole
- Natrium diklofenak 2x50 mg jika nyeri
1.9
PROGNOSIS
20
Quo ad Vitam
: dubia ad bonam
Pada penderita
Tetraparese flaksid
Tidak ada defisit sensorik
Tidak terdapat gangguan miksi atau
defekasi
Jadi diagnosis etiologi SOL medulla spinalis dapat disingkirkan.
2. Sindrom Guillain Barre (SGB)
Gejala
Didahului infeksi akut 1-2 minggu
sebelumnya (sakit tenggorokan,
Pada penderita
Didahului infeksi akut berupa
batuk dan pilek
demam
selama
kelemahan
yang
Terjadinya
kelemahan
yang
Penurunan refleks.
Tidak ada
21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Medula Spinalis
Medulla spinalis dimulai di foramen magnum dalam tengkorak, bersambung
dengan medulla oblongata dan berakhir setinggi tepi bawah vertebra lumbalis I
pada orang dewasa dan berakhir di tepi atas vertebra lumbalis III pada anak kecil.
Medulla spinalis mengecil membentuk conus medullaris. Medulla spinalis
22
menempati dua pertiga atas canalis vertebralis pada columna vertebralis dan
dibungkus oleh tiga lapis meningen, yaitu dura mater, arachnoidea mater, dan pia
mater dan dilindungi oleh cairan serebrospinal yang terletak di dalam ruang
subaraknoid. Terdapat dua pembesaran medulla spinalis secara fusiformis, yaitu
pembesaran cervical dan pembesaran lumbal. Filum terminale berjalan turun dan
menempel pada permukaan posterior os coccygeus yang berasal dari pemanjangan
pia mater (Snell, 2007).
Medulla spinalis terdiri dari substantia grisea sebagai inti dalam dan
substantia alba sebagai bagian luar. Substansia grisea terlihat seperti pilar
berbentuk huruf H dengan columna atau cornu anterior dan columna atau cornu
posterior, yang dihubungkan oleh commisura grisea yang tipis dan berisi canalis
centralis yang kecil. Ukuran substansia grisea paling besar pada pelebaran cervical
dan lumbosakral medulla spinalis, yang masing-masing mempersarafi otot-otot
ekstremitas superior dan ekstremitas inferior. Substansia grisea terdiri atas
campuran sel saraf dan processusnya, neuroglia, dan pembuluh darah. Sel-sel
saraf berbentuk multipolar dan neuroglia membentuk suatu jaringan yang rumit di
sekitar badan sel saraf dan neurit-neuritnya. Substansia alba dibagi menjadi
columna atau funiculus anterior, lateralis, dan posterior. Columna anterior pada
setiap sisi terletak di antara garis tengah dan tempat keluar radix anterior; columna
lateralis terletak di antara tempat munculnya radix anterior dan masuknya radix
posterior; columna posterior terletak di antara tempat masuknya radix posterior
dan garis tengah. Substantia alba medulla spinalis terdiri atas capuran serabut
saraf, neuroglia, dan pembuluh darah. Substantia alba mengelilingi substantia
grisea dan warnanya yang putih disebabkan oleh proporsi serabut saraf bermielin
yang besar (Snell, 2007).
23
Gambar 1. Struktur dari Saraf Perifer Sekitar Medulla Spinalis (Guyton, 1997)
24
25
Tractus Ascendens
Beberapa serabur saraf berperan untuk menghubungkan segmen-segmen
medulla spinalis yang berbeda, sedangkan serabut lain naik dari medulla spinalis
26
27
28
Gambar
4. Tractus
29
intradural
intramedular
yang
tersering
adalah
intradural
ekstramedular
yang
tersering
adalah
merupakan
tumor
kedua
tersering
pada
kelompok
2.2.3 Klasifikasi
Berdasarkan asal dan sifat selnya, tumor pada medula spinalis dapat
dibagi menjadi: (Hakim, 2006)
30
Intradural ekstramedular
Chondroblastoma
Chondroma
Hemangioma
Lipoma
Lymphoma
Meningioma
Metastasis
Neuroblastoma
Neurofibroma
Osteoblastoma
Osteochondroma
Osteosarcoma
Sarcoma
Vertebral
hemangioma
Ependymoma, tipe
myxopapillary
Epidermoid
Lipoma
Meningioma
Neurofibroma
Paraganglioma
Schwanoma
31
Intradural
intramedular
Astrocytoma
Ependymoma
Ganglioglioma
Hemangioblastoma
Hemangioma
Lipoma
Medulloblastoma
Neuroblastoma
Neurofibroma
Oligodendroglioma
Teratoma
dan kejadian ini dikemukakan sebagai suatu hipotesa yang menerangkan kejadian
hidrosefalus
sebagai
gejala
klinis
dari
neoplasma
intraspinal
primer
33
Servikal
Torakal
Lumbosakral
Kauda
Ekuina
polos
seluruh
tulang
belakang
67-85%
abnormal.
dapat
direseksi
secara
total
dengan
gangguan
neurologis yang minimal atau bahkan tidak ada post operatif. Tumortumor yang mempunyai pola pertumbuhan yang cepat dan agresif
35
b.
untuk nyeri.
Bila ada lesi epidural, lakukan bedah atau radiasi (biasanya 3000-4000
cGy pada 10x perawatan dengan perluasan dua level di atas dan di
bawah lesi); radiasi biasanya seefektif seperti laminektomi dengan
c.
d.
Radiasi
Terapi radiasi direkomendasikan umtuk tumor intramedular yang tidak
dapat diangkat dengan sempurna. Dosisnya antara 45 dan 54 Gy.
e.
Pembedahan
Tumor biasanya diangkat dengan sedikit jaringan sekelilingnya dengan
teknik myelotomy. Aspirasi ultrasonik, laser, dan mikroskop digunakan
pada pembedahan tumor medula spinalis.
Indikasi pembedahan:
36
37
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur, C. Hall, John, E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta
: EGC; 1997.
Hakim, A.A. 2006. Permasalahan serta Penanggulangan Tumor Otak dan
Sumsum Tulang Belakang. Medan: Universitas Sumatera Utara
Harrop, D.S. and Sharan, A.D. 2009. Spinal Cord Tumors - Management of
Intradural
Intramedullary
Neoplasms.
[serial
online].
http://emedicine.medscape.com/article/249306-print. [10 Oktober
2015].
Huff,
J.S.
2010.
Spinal
Cord
Neoplasma.
[serial
http://emedicine.medscape.com/article/779872-print. [10
2015].
online].
Oktober
Noback CR, Strominger NL, Demarest RJ, et al. The Human Nervous System
Structure and Function. 6th Edition. New Jersey : Humana Press Inc. 2005.
Snell RS. Pendahuluan dan Susunan Saraf Pusat: Neuroanatomi Klinik Edisi
ke-5. Jakarta: EGC. 2007.
Sylvia A. Price, Alih bahasa Adji Dharma, 2010. Patofisiologi, konsep klinik
proses- proses penyakit ed. 4, EGC, Jakarta
38