Dapat
meliputi sebagian besar atau hanya sebagian kecil dari padanya seolah-olah
memisahkan satu kelompok serabut otot dari kelompok lainnya.
Degenerasi kistik
Dapat meliputi daerah kecil maupun luas, dimana sebagian dari mioma
menjadi cair, sehingga terbentuk ruangan-ruangan yang tidak teratur berisi
agar-agar, dapat juga terjadi pembengkakan yang luas dan bendungan limfe
sehingga menyerupai limfangioma. Dengan konsistensi yang lunak ini tumor
sukar dibedakan dari kista ovarium atau suatu kehamilan.
Degenerasi lemak
Jarang terjadi, merupakan kelanjutan degenerasi hialin.
Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemukan hanya 0,32-0,6% dari seluruh
mioma; serta merupakan 50-75% dari semua sarkoma uterus. Keganasan umumnya
baru ditemukan pada pemeriksaan histologi uterus yang telah diangkat. Kecurigaan
akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan apabila terjadi
pembesaran sarang mioma dalam menopause.
2. Torsi (putaran tangkai).
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut
sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadilah sindrom abdomen akut.
Jika torsi terjadi perlahan-lahan, gangguan akut tidak terjadi.
3. Nekrosis dan infeksi.
Sarang mioma dapat mengalami nekrosis dan infeksi yang diperkirakan karena
gangguan sirkulasi darah padanya.
A. HIPERPLASIA ENDOMETRIUM
Hiperplasia endometrium adalah keadaan dimana endometrium tumbuh secara
berlebihan. Kelainan ini bersifat benigna ( jinak ) ; akan tetapi pada sejumlah kasus
dapat berkembang kearah keganasan uterus . Sejumlah wanita berada pada resiko
tinggi menderita hiperplasia endometrium. Tulisan ini akan memberi penjelasan
mengenai : 9
Pemeriksaan Diagnostik
Terapi
Pencegahan
Faktor Resiko
Pada penderita perdarahan uterus abnormal yang disertai dengan faktor resiko
harus dilakukan pemeriksaan untuk menyingkirkan kemungkinan hiperplasia
endometrium:9
Pemeriksaan Ultrasonografi
Pada wanita pasca menopause ketebalan endometrium pada pemeriksaan
ultrasonografi transvaginal kira kira < 4 mm. Untuk dapat melihat keadaan dinding
cavum uteri secara lebih baik maka dapat dilakukan pemeriksaan hysterosonografi
dengan memasukkan cairan kedalam uterus. 9
Biopsy
Diagnosis hiperplasia endometrium dapat
ditegakkan melalui pemeriksaan biopsi yang
dapat
dikerjakan
secara
poliklinis
dengan
Terapi
Pada sebagian besar kasus , terapi hiperplasia endometrium atipik dilakukan
dengan
memberikan
hormon
progesteron.
Dengan
pemberian
progesteron,
Bila menstruasi tidak terjadi setiap bulan maka harus diberikan terapi
progesteron untuk mencegah pertumbuhan endometrium berlebihan.
Terapi terbaik adalah memberikan kontrasepsi oral kombinasi.
B. KURETASE
Definisi
Dilatasi serviks dan kuretase endometrium (D & C) adalah sebuah prosedur
pembedahan di mana leher rahim diperluas menggunakan dilator dan dinding rahim
dikerok dengan kuret, dilakukan untuk diagnosis dan pengobatan berbagai kondisi
rahim. 10
D & C adalah tindakan pembedahan ginekologi yang paling sering. Jika D&C
dikerjakan pada kecurigaan kanker endometrium atau serviks, harus diambil
spesimen dari endoserviks dulu (sebelum sondase dan dilatasi) dan diserahkan
terpisah dengan spesimen dari endometrium. Ini adalah kuretase fraksional (kuretase
bertingkat).10
Tujuan
D & C biasanya digunakan untuk memperoleh jaringan untuk evaluasi
mikroskopis untuk menyingkirkan kanker. Prosedur ini juga dapat digunakan untuk
mendiagnosa dan mengobati pendarahan menstruasi berat dan mendiagnosa polip
endometrium dan uterus fibroid . D & C dapat digunakan untuk menghapus jaringan
kehamilan setelah keguguran, aborsi yang tidak lengkap, atau melahirkan , atau
sebagai teknik aborsi awal hingga 16 minggu. Polip endometrium dapat dihilangkan,
dan kadang-kadang tumor jinak rahim (fibroid) dapat hilang.10
Deskripsi
kuret ke
dalam
rahim. Kuret
ini
digunakan
rahim. Satu atau lebih sampel jaringan kecil dari lapisan rahim atau saluran leher
rahim akan dikirim untuk analisis dengan mikroskop untuk memeriksa sel-sel yang
abnormal. Walaupun
sedikit lebih
mahal
seperti
vakum aspirasi dengan cepat menggantikan D & C sebagai metode diagnostik, masih
sering digunakan untuk mendiagnosa dan mengobati beberapa kondisi, terutama bila
dicurigai kanker.10
Indikasi lain: perdarahan yang banyak (erratic bleeding), gagal pengobatan
(failed medical treatment) atau ada temuan kelainan seperti polyp atau tumor rahim
(fibroid).10
Dilatasi dan kuretase adalah teknik tradisional untuk mendapatkan sampel
endometrium untuk pemeriksaan patologis. Namun D dan C telah terbukti
menunjukkan
hilangnya
sejumlah
polip endometrium
intrauterine mukus fibroid
8
besar
patologi
termasuk: 10
untuk
mencegah
infeksi
sementara
serviks
menutup
dan
untuk
Demam
Perdarahan berat
D & C adalah operasi bedah yang membawa risiko tertentu yang terkait
dengan anestesi umum. Komplikasi jarang termasuk menusuk rahim (yang biasanya
sembuh
sendiri)
atau
kemih (yang
memerlukan
hiperplasia kompleks, kondisi lain di mana lapisan rahim telah menebal, juga kelenjar
endometrium lebih padat. Dalam 80% kasus kondisi ini akan diperbaiki, dan ada
sedikit risiko kanker. Hanya 1% dari hiperplasia sederhana dan 3% dari hiperplasia
kompleks akan menjadi kanker.10
10
sel-selnya
abnormal. Dua
puluh
sembilan
persen
perempuan
dengan atipikal hiperplasia berkembang menjadi kanker. Bahkan, dalam 17% sampai
25%
dari
perempuan
dengan
atipikal
hiperplasia
yang
telah
dilakukan
11
dianjurkan
bila
karena
kemungkinan
bahwa
histeroskopi itu sendiri dapat membantu dalam penyebaran kanker melalui saluran
tuba .10
BAB II
ILUSTRASI KASUS
A.
IDENTITAS
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Suku/bangsa
Alamat
:
:
:
:
:
:
:
:
Ny. D
Perempuan
43 tahun
SMP
Ibu Rumah Tangga
Islam
Jawa/Indonesia
Jl. Gotong Royong
B.
1.
Keluhan Utama
Keluar darah dari kemaluan
Keluhan Tambahan
Lemas, batuk
2.
12
menstruasi selama 14 hari. Setiap hari ganti 7x pembalut. Pasien juga mengeluh
batuk sejak dua hari yang lalu, dan bila pasien batuk darah yang keluar semakin
lama semakin banyak. Untuk mengurangi keluhan tersebut pasien hanya
memakai pembalut saja. Pasien sebelumnya sudah pernah dirawat di RS UKI
dengan keluhan yang sama. Selama ini bila haid banyak, lancar, nyeri haid ( + ).
3.
4.
5.
Riwayat Menstruasi
Haid pertama umur 13 tahun
Sirkulasi haid :
6.
i.
Siklus
: Teratur, 28 hari
ii.
Lamanya
: Tujuh hari/bulan
iii. Banyaknya
: (+)
Riwayat Pernikahan
Ini adalah pernikahan pertama pasien, pada waktu nikah pasien berumur 25
tahun dan telah berlangsung 18 tahun
7.
Riwayat Obstetri
Pasien mempunyai 4 orang anak. Anak pertama lahir pada tahun 1994 dengan
panjang 38 cm dan berat 2600 gram, jenis kelaminnya laki-laki, lahir dengan
bantuan dokter. Anak kedua lahir pada tahun 1995 dengan panjang 40 cm dan
13
berat 3100 gram. jenis kelaminnya laki-laki, lahir dengan bantuan dokter. Anak
ketiga lahir pada tahun 1998 dengan panjang 40 cm dan berat 2700 gram. jenis
kelaminnya laki-laki, lahir dengan bantuan bidan. Anak keempat lahir pada tahun
2000 dengan panjang 40 cm dan berat 3000 gram. jenis kelaminnya laki-laki,
lahir dengan bantuan bidan.
8.
9.
Riwayat Operasi
Disangkal pasien
C.
PEMERIKSAAN FISIK
1.
Status Generalis
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah
: 130/80 mmHg
Frekuensi nadi
: 66 x/menit
Suhu
: 35,8 C
Mata
Thoraks
Cor
14
2.
Pulmo
Abdomen
Ekstremitas
Genitalia
Status Ginekologi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Inspekulo
Genital
V-U-V
Portio
VT
D.
LABORATORIUM
Hb
: 8,8 gr/dl
15
Leukosit
: 5,8 ribu/l
Ht
: 27,7 %
Trombosit
: 415 ribu/ l
Masa perdarahan
: 3 menit
Masa pembekuan
: 15 menit
Masa protrombin
: Kontrol : 12 detik
Pasien : 15 detik
E.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG
16
17
F.
RESUME
Pasien datang dengan keluhan keluar darah dari kemaluan sejak tujuh hari yang lalu.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan :
Genital
Inspekulo
V-U-V
Portio
VT
G.
DIAGNOSIS
Uterus miomatosus + hiperplasia endometrium + menometroragia
H.
PENATALAKSANAAN
1) Rawat inap
2) Periksa H2TL, MP 3
3) IVFD
II RL
18
II Dx 5 % dalam 24 jam
4) mm/ Biosanbe 2x1 tab
Transamin 3 x 500 mg
Becom- C 1x1 tab
Amoxan 3 x 500 mg
R/ Kuretase bertingkat
Puasa 6 jam preoperatif
1 jam preoperatif diberi Taxegra 1 gram (IV)
I.
PROGNOSIS
Ad Vitam
: Bonam
J.
LAPORAN OPERASI
19
6. Dilakukan sondasi uterus dan didapatkan cavum uteri 11 cm dan uterus pada
posisi retroflexi
7. Dilatasi canalis servikalis dengan busi hegar No VI-IX
8. Dilakukan kuretase endocervix secara sistematis searah jarum jam dimulai
dari arah jam 12.00 dengan menggunakan sendok kuret tajam. Didapatkan
jaringan dari endocervix secukupnya. Endocervix tebal, putih, mengkilat dan
tidak rapuh. Hasil jaringan endocervix dimasukkan dalam botol I berisi
formalin untuk diperiksa ke PA.
9. Dilakukan kuretase endometrium secara sistematis searah jarum jam dimulai
dari arah jam 12.00 dengan menggunakan sendok kuret tajam. Didapatkan
jaringan dari endometrium secukupnya. Endometrium tebal, putih, mengkilat
dan tidak rapuh. Hasil jaringan endometrium dimasukkan dalam botol II berisi
formalin untuk diperiksa ke PA.
10. Dilakukan sondase ulang panjang corpus 11 cm
11. Pendarahan 50 cc
12. Koegel tang dan spekulum sims dilepaskan.
13. Dilakukan asepsis anti sepsis pada regio genitalia eksterna dan sekitarnya.
14. Perdarahan per vaginam pasca kuretase negatif.
20
K.
FOLLOW UP
Tanggal 13 April 2010, pukul 19.00 WIB
S/
O/
Status Generalis
Kesadaran umum
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 72 x/menit
RR
: 18 x/menit
Suhu
: 36,6 oC
Mata
Thoraks
Ekstremitas
Status Ginekologi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Genitalia
21
A/
P/
Diet
: TKTP
IVFD
: II RL
II Dextrose 5 %
Mm/ Amoxan
Biosanbe
Transamin 3x 500 mg
Becom C
1x 1 tab
Keluar gumpalan darah sebanyak 3 x dari kemaluan, lemas, BAK lancar BAB
(+)
O/
Status Generalis
Kesadaran umum
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan darah
: 120/90 mmHg
Nadi
: 69 x/menit
RR
: 20 x/menit
Suhu
: 36,3 oC
Mata
Thoraks
22
Status Ginekologi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Genitalia
A/
P/
Diet
IVFD
: II RL
II Dextrose 5 %
Mm/ Amoxan
24 Jam
Biosanbe
2x1 tab
Transamin 3x 500 mg
Becom C
1x 1 tab
:9,8 gr/dl
Leukosit : 4,900 / l
Trombosit : 387 ribu / l
Ht : 31,5 %
23
Pusing, sakit tenggorokan karena batuk, BAK lancar, flatus (-), BAB (-),
O/
Status Generalis
Kesadaran umum
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 68 x/menit
RR
: 25 x/menit
Suhu
: 36,4 oC
Mata
Thoraks
24
Status Ginekologi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Genitalia
A/
menometroragia
P/
Diet
: Biasa
IVFD
: Aff
Mm/ Amoxan
Biosanbe
2x1 tab
Kalnex
3 x 500 mg
:9,8 gr/dl
Leukosit
: 4,900 / l
Trombosit
: 387 ribu / l
Ht
: 31,5 %
25
O/
Status Generalis
Kesadaran umum
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 64 x/menit
RR
: 24 x/menit
Suhu
: 36,3 oC
Mata
Thoraks
Ekstremitas
Status Ginekologi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Genitalia
26
A/
menometroragia
P/
Diet
: Biasa
Mm/ Ciprofloxacin
2 x 1 gr
Biosanbe
2x1 tab
27
BAB III
DISKUSI
Pada kasus ini hasil diagnosa yaitu uterus miomatosus dengan hiperplasia
endometrium dan menometrhoragia didapat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Dari anamnesis pasien mengaku keluar darah dari kemaluan sejak tujuh hari
yang lalu dan mengganti pembalut hingga 2 kali ( 100 cc) menandakan adanya suatu
kelainan pada uterus yang kemungkinan besar disebabkan oleh hiperplasia
endometrium. Pasien juga berusia 43 tahun, hal ini sesuai dengan literatur yang
mengatakan bahwa pada kasus uterus miomatosus paling sering ditemukan pada usia
35-45 tahun. Pada anamnesis juga didapatkan keluhan keluar darah dan haid yang
banyak dan memanjang (14 hari) sejak 1 tahun, hal ini sesuai dengan kepustakaan
bahwa gejala yang paling sering ditemukan pada pasien uterus miomatosus adalah
menometrorhagia. Pada kasus ini pasien juga mengeluh lemas hal ini kemungkinan
besar disebabkan oleh perdarahan yang keluar melalui kemaluannya.
Berdasarkan pemeriksaan fisik, didapatkan konjungtiva anemis, hal ini
disebabkan oleh adanya perdarahan pervaginam yang banyak sehingga pasien
mengalami anemia. Selain itu juga pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb
pasien 8,8 gr/dl yang juga disebabkan oleh perdarahan uterus yang berlebihan, hal ini
mendukung diagnosa uterus miomatosus. Pada pemeriksaan dengan memakai sonde
uterus didapatkan panjang cavum uterusnya adalah 11 cm, hal ini menguatkan
diagnosa uterus miomatosus, karena ukuran uterusnya berada antara 9-12 cm.
Pemeriksaan
penunjang
yang
dilakukan
adalah
USG,
didapatkan
28
29
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Mioma uteri adalah suatu tumor jinak yang tumbuh dalam otot uterus.
Tumor ini paling sering ditemukan pada wanita umur 35 45 tahun
(kurang lebih 25%) dan jarang pada wanita 20 tahun dan wanita post
menopause.
Salah satu gejala yang paling sering pada mioma uteri adalah
menometroragia.
Diagnosis pasti mioma uteri dengan USG dan penanganan mioma utieri
dan terapi
Saran
Sebaiknya dilakukan pemeriksaan patologi anatomi karena sangat
DAFTAR PUSTAKA
30
1.
Yuad
H.,
2007.
Miomectomi
Pada
Kehamilan.
Diunduh
dari
Santoso,
2007.
Mioma
Uteri.
Diunduh
dari
from
Jevuska
O,
2007.
Mioma
Geburt.
Available
5.
6.
Sutoto J. S. M., 2005. Tumor Jinak pada Alat-alat Genital dalam Buku Ilmu
Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodihardjo, Jakarta.338-345
7.
Marjono
B.
A,
2008.
Tumor
Ginekologi.
Available
from
9.
Uterus,
Diunduh
Dari:
http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/10/hyperplasia-endometrium.html, 16
April 2010
10.
31