Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MATA KULIAH

MANAJEMEN DAN METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


Sejarah dan Perkembangan Industri Konstruksi dari Zaman Purba sampai
Sekarang

DIKERJAKAN OLEH :
ZISA SRI DWIPA
(104 1211 071)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2015
Konstruksi pada zaman purba sangatlah berbeda dengan masa sekarang, perkembangan
konstruksi sangatlah bergantung pada pengetahuan yang dimiliki pada saat itu, semakin tinggi
ilmu pengetahuan maka semakin rumit dan kompleks kontruksi yang dibangun, hal ini tidak
lepas dari aspek kebutuhan manusia yang semakin meningkat, kebutuhan akan berbagai hal yang
mendorong semakin berkembangnya ilmu pengetahuan tentang konstruksi, mulai dari kebutuhan

akan tempat tinggal, tempat peribadatan, akses dari suatu daerah ke daerah lain, tempat-tempat
umum, kebutuhan akan air dan lain sebagainya.
ZAMAN PURBA
Pada zaman purba, kebanyakan konstruksinya berasal dari bahan bahan yang mudah
ditemui, dan perlakuan terhadap bahan baku itu sangat sederhana, contoh bahan bakunya adalah
batu dan kayu. Kurangnya pengetahuan manusia mengenai konstruksi pada saat itu
menyebabkan konstrusi yang dibuat sangatlah sederhana, misalnya rumah-rumah penduduk
memanfaatkan gua-gua alam dan rumah kayu yang sederhana. Salah satu peninggalan di bidang
konstruksi yang masih dapat terihat adalah Stonehenge di Britania Raya, pada konstruksi
bangunan ini terlihat sangat sederhana, hanya seperti batu yang ditumpuk, namun hebatnya
masih bisa bertahan.

ZAMAN PERUNGGU DAN SESUDAHNYA


Pada zaman perunggu seiring dengan penemuan logam-logam dan perkembangan
informasi di berbagai bidang. Terdapat beberapa peningkatan pengetahuan dan pemanfaatan
bahan bahan di bidang konstrusi seperti di Moenjo-Daro, Moenjo-Daro merupakan sebuah kota

besar yang indah, terbuat dari bata merah dengan barang-barang temuan lain yang
mencerminkan kemakmuran, kecerdasan dan disiplin suatu bangsa yang berkembang di lembah
Sungai Indus di India (2500 SM). Piramida Gizeh dari Mesir yang dibangun sekitar 2500 SM
dibuat dari batuan granit merupakan bangunan dengan bentuk geometri yang sederhana di tepi
Sungai Nil. Banjir Sungai Nil di wilayah delta memberi makna kepada ritme kehidupan di
wilayah itu. Bukit buatan yang didirikan manusia pada waktu itu (2250 SM) di dataran Ur,
berupa bukit buatan berundak setinggi lebih kurang 30 meter, dibuat dari batu bata di bagian
luarnya dan lempung pada intinya, bukit tersebut berfungsi sebagai tempat upacara pemujaan.

Setelah zaman perunggu, Babylonia kemudian muncul dengan indahnya setelah Ur. Di
Nippur, di dataran Sungai Eufrat dan Sungai Tigris ditemukan pada lempengan keramik tanah
menggambarkan sebuah rencana kota tertua (1500 SM). Perubahan-perubahan aliran sungai
Eufrat dilaksanakan, pembuatan bendungan di bagian hulu dikerjakan pada abad ke-7 SM.

Lanskap berubah oleh campur tangan manusia, pembangunan Menara Babel yang terkenal dan
juga Taman Tergantung terjadi antara tahun 604 dan 562 SM. Percepatan perubahan budaya
dipicu oleh pesatnya perkembangan falsafah manusia terhadap lingkungannya dan tumbuhnya
ilmu pengetahuan yang diprakarsai oleh Socrates dan kawan-kawan.
Pada zaman kerajaan ini, beberapa bangunan dibangun sebagai pertanda hebatnya
kekuasaan kerajaan tersebut seperti pembangunan kota-kota yang megah, istana-istana yang
hebat, kastil-kastil yang mewah maupun Tembok Besar China, yang kesemua konstruksi
bangunan tersebut menakan waktu yang lama dikarenakan kurangnya efisiensi dalam
pengerjaanya.
Perkembangan peradaban yang digambarkan di atas yang bergerak dari masa berburu
hingga pertanian, telah menutup masa silam manusia untuk berpindah dari masa tenaga otot ke
tenaga lain. Selama perkembangan masa lalu itu telah terjadi perubahan pada permukaan bumi
oleh manusia. Hutan dibabat, bukit dipapras, dan pemandangan berubah dari pemandangan alam
ke pemandangan buatan manusia.
Pada masa ini juga kekaisaran Romawi menghasilkan beberapa inovasi-inovasi dalam
bidang konstruksi. Bangsa Romawi adalah arsitek luar biasa yang menghasilkan kemajuan
teknologi, budaya dan arsitektur yang tiada bandingnya selama berabad-abad, beberapa
inovasinya bahkan masih dipergunakan sampai saat ini.
Perkembangan masyarakat pada saat ini di Romawi mengakibatkan kebutuhan akan air
menjadi bertambah besar, sehingga dibutuhkan suatu sistem yang dapat mempermudah
masyarakat Romawi dalam mendapatkan air berseih yang menjadi kebutuhan utama manusia
dalam melangsungkan kehidupanya. Bangsa Romawi menikmati banyak fasilitas, termasuk toilet
umum, sistem pembuangan limbah bawah tanah, air mancur dan pemandian umum. Tak satu pun
dari inovasi air tersebut akan mungkin terjadi tanpa saluran air. Bangsa Romawi pertama kali
mengembangkan saluran air sekitar 312 SM. Keajaiban rekayasa ini menggunakan gaya berat
untuk mengangkut air di sepanjang batu, timah dan pipa beton. Ratusan saluran air bermunculan
di seluruh kekaisaran, beberapa di antaranya mengangkut air sejauh 60 mil. Sebagian bahkan
masih digunakan sampai hari ini. Trevi Fountain atau Aqua Virgo, misalnya, merupakan salah
satu dari 11 saluran air peninggalan Romawi Kuno yang masih berfungsi.

Akuaduk Romawi, dengan deretan tiang berbentuk gapura yang menjulang megah hingga
mencapai kaki langit itu sebenarnya berada di bawah tanah. Sekitar 20% dari deretan tiang
tersebut membentuk jembatan air. Rancangan ekonomis ini tidak hanya melindungi akuaduk
terhindar dari erosi, namun juga untuk mengurangi dampaknya terhadap lingkungan sekitar dan
lahan penduduk. Seperti, Aqua Marisa yang selesai dibangun pada tahun 140 SM. Panjangnya
sekitar 90 Km, tapi bagian yang berbentuk jembatan air hanya 11 Km.
Pada saat membangun akuaduk, sebelumnya para insinyur menilai mutu sumber airnya
dengan memeriksa kejernihan, kecepatan aliran, dan rasanya. Selain itu, mereka juga
memperhatikan kondisi fisik penduduk sekitar yang mengkonsumsi air tersebut. Pembangunan
akuaduk memakan waktu bertahun-tahun dan menjadi proyek yang mahal, apalagi jika ditambah
dengan pembangunan jembatan air.
Salah satu kesuksesan Romawi adalah penemuan beton yang membuat semakin pesatnya
perkembangan di bidang konstruksi. Beton dimanfaatkan sebagai bahan pembuat bangunan-

bangunan yang hebat di Romawi. Banyak struktur Romawi Kuno seperti Pantheon, Colosseum
dan Forum yang masih berdiri kokoh. Kekokohan bangunan-bangunan itu tak lepas dari
pengembangan semen dan beton oleh bangsa Romawi Kuno. Mereka telah menggunakan beton
lebih dari 2.100 tahun yang lalu dan digunakan di seluruh Mediterania untuk membangun saluran
air, jembatan, monument, bangunan-bangunan lainnya. Memang, beton Romawi Kuno tak bisa
dibandingkan dengan beton modern, tetapi telah terbukti sangat awet berkat resep unik yang
menggunakan kapur dan abu vulkanik yang dikenal sebagai pozzolana. Dikombinasikan dengan
batuan vulkanik yang disebut tufa, semen kuno tersebut mampu membentuk beton yang bisa
bertahan dari pembusukan kimia.

Sebagai negara kekaisaran yang besar di dunia saat itu, jalan merupakan hal yang penting
untuk memperlancar roda pemerintahannya. Hal ini karena pada puncak kekuasannya, wilayah
Kekaisaran Romawi mencakup hampir 1.7 juta mil persegi, termasuk sebagian besar Eropa
bagian selatan. Untuk memastikan administrasi yang efektif di wilayahnya yang begitu luas,
bangsa Romawi membangun sistem jalan yang paling canggih di dunia kuno yang pernah dilihat.

Banyak jalan peninggalan Romawi yang masih digunakan sampai sekarang. Dengan
menggunakan kombinasi kotoran, kerikil dan batu bata yang terbuat dari granit atau lava
vulkanik yang mengeras, insinyur-insinyur Romawi menganut standar yang ketat ketika
merancang jalan raya di mana jalan-jalan itu dibuat sedemikian rupa untuk memungkinkan
drainase air. Bangsa Romawi membangun jalan sepanjang lebih dari 50.000 mil selama 200 SM,
terutama dalam rangka kampanye militer. Jalan raya memungkinkan legiun Romawi untuk
melakukan perjalanan sejauh 25 mil per hari. Dengan jalan raya pula jaringan pos
menyampaikan pesan dan mekakukan kegiatan intelijensi secara cepat. Jalan-jalan tersebut pun
dikelola dengan cara yang sama seperti jalan raya modern: ada batu penanda dan tanda-tanda
informasi bagi wisatawan, sementara tentara bertindak sebagai patroli jalan raya.

Arsitektur konstruksi di Romawi kebanyakan menggunakan konstruksi seperti


pelengkung. Pelengkung telah ada selama sekitar 4.000 tahun, tapi orang-orang Romawi
Kunolah yang pertama kali menggunakannya dalam pembangunan jembatan, monumen dan

bangunan lain. Desain cerdik pelengkung memungkinkan berat bangunan akan merata sehingga
dapat mencegah struktur bagian Romawi yang besar, seperti Colosseum, dari keruntuhan.
Insinyur-insinyur Romawi memperbaharuinya dengan meratakan bentuknya dan menciptakan
apa yang dikenal sebagai lengkungan segmental, mengulanginya pada berbagai interval untuk
membangun dukungan kuat yang bisa menjangkau jarak yang lebar bila digunakan dalam
pembangunan jembatan dan saluran air. Seiring dengan munculnya kolone, kubah dan langitlangit berkubah, pelengkung menjadi salah satu karakteristik yang mendefinisikan gaya
arsitektur Romawi.

Tidak dapat dipungkiri kehebatan konstruksi di Romawi menjadi salah satu


perkembangan konstruksi yang tidak akan lekang oleh zaman.
Dari zaman awal sampai saat ini, walaupun sudah ada beberapa bahan baku yang bisa
dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi namun pengerjaan konsruksi masih menggunakan tenaga

kasar/ tenaga manusia maupun hewan. Namun Setelah terjadinya revolusi industri dan penemuan
mesin uap menyebabkan semakin pesatnya pembangunan di bidang konstruksi. Hal ini
megakibatkan dibangunnya kota kota dengan tujuan untuk memperoleh bahan-bahan tambang
dan minyak bumi yang dibutuhkan pada masa itu. Perkembangan kota-kota terjadi di kelima
benua, di Eropa, Asia Tengah, Afrika, Asia Timur, Amerika Selatan dan di Australia.
Pembangunan kota kota tua didasari atas berbagai hal antara lain lokasi yang strategis dipandang
dari segi perdagangan, pertahanan, adanya mineral bahan tambang dan kegiatan penambangan,
sumber, air yang melimpah, tempat rekreasi atau kegiatan keagamaan, mata air panas untuk
penyembuhan. Kerusakan atau kehancuran sebuah kota dapat pula terjadi karena beberapa hal, di
antaranya habisnya cadangan hasil tambang, pelabuhan yang mendangkal, lahan kota yang
amblas terus-menerus, gempa bumi, letusan gunung api, atau oleh peperangan, dan sebagainya.
Revolusi Industri selalu memicu negara-negara industri untuk mencari lebih banyak lagi mencari
sumber energi fosil.
Dengan semakin besarnya kebutuhan akan bahan baku industri sehingga memunculkan
upaya untuk menguasai sumber daya alam di wilayah lain hal ini memicu peperangan, seperti
Perang Dunia II, telah mendorong timbulnya industri perang secara besar-besaran dan simultan
di negara-negara yang aktif berperang, yaitu: Eropa, Rusia, Amerika, dan Jepang; negara-negara
kecil yang nota bene adalah negara jajahan tetapi memiliki sumber daya alam, sumber daya
energi dan sumber daya mineral turut serta menyediakan bahan dasar industri dan bahan dasar
energi secara besar-besaran pula. Tidak jarang negara-negara kecil tersebut turut serta
diperebutkan selama perang dan turut menderita karenanya antara lain Indonesia (Hindia
Belanda).
Setelah Perang Dunia II usai maka banyak negara-negara jajahan memanfaatkan untuk
melepaskan diri dari penjajahnya dan kemudian membangun negaranya masing-masing. Kotakota besar bermunculan demikian pula kawasan-kawasan industri, jaringan transportasi baru,
pembukaan lahan untuk tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan, pembangunan
sarana serta prasarana dan pariwisata. Semua pembangunan tersebut memerlukan pendukung
seperti ketersediaan lahan, tanah/batu/mineral untuk pembangunan, air untuk berbagai keperluan.
Eksploitasi sumber daya alam tersebut menambah ramainya gangguan terhadap ekosistem yang
tidak mudah untuk mengatasinya karena berbagai kendala-kendala tadi turut menambah

terjadinya bencana yaitu bencana teknologi seperti longsoran, banjir, jebolnya bendungan,
runtuhnya bangunan, robohnya jembatan, meledaknya pabrik, dan lainlain. Pergerakan penduduk
dari wilayah pedesaan ke kota besar selalu bertambah dari waktu ke waktu. Di tahun 1960-an
persentase pergerakan penduduk ke kota berkisar antara 40-70%, dan pertambahan kota dari
yang berpenduduk 5.000 orang hingga lebih dari 1.000.000 juga selalu bertambah demikian pula
di Indonesia.
Ini berarti pembangunan sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan hidup juga
terus bertambah seperti pembangunan sarana air bersih, listrik, berbagai fasilitas umum dan
fasilitas sosial, transportasi, tempat pembuangan sampah, dan lainlain. Dan kesemuanya
memerlukan lahan, bahan bangunan, bahan dasar industri, air, dan bangunanbangunan
pengendali berbagai bencana alam. Manusia tidak henti-hentinya mengintervensi alam, kadangkadang disertai upaya reklamasi, preservasi, maupun konservasi tetapi sering kali hal-hal
tersebut terabaikan.
ZAMAN SEKARANG
Pada saat ini perkembangan industri konstrusi sudah jauh lebih maju dari zaman-zaman
awal, hal ini ditandai dengan penggunaan teknologi dalam pembangunan konstruksi,
pemanfaatan iptek-iptek, penelitian-penelitian yang diharapkan semakin mempermudah
pembangunan bagi manusia dan alam. Konstruksi saat ini juga tidak selalu bertujuan untuk
kepentingan manusia saja, namun juga sudah memikirkan kondisi lingkungan sehingga
diharapkan dapat memperbaiki kondisi alam yang sudah rusak. Sekarang masyarakat dunia lebih
memilih konsep konstruksi yang mengefisiensikan bahan bahan, hal ini dikarenakan semakin
sulit dan mahalnya bahan bahan konstruksi saat ini, penggunaan kayu yang sangat popular pada
zaman dahulu sudah hampir terganti dengan bahan bahan lain seperti beton maupun baja, hal ini
tidak lepas dari perkembangan ilmu pengetahuan mengenai konstruksi.

Pada era sekarang, Industri konstruksi lebih tertata dalam segi administrasi, misalnya di
Indonesia perkembangan Jasa Konstruksi Nasional perlu dilihat dan dipelajari sejarah
pertumbuhan industri konstruksi di Indonesia, dengan mengetahui sejarahnya maka akan lebih
mudah

dipelajari

keadaan

yang

ada

sekarang.

1. Periode sebelum kemerdekaan


Selama pemerintahan Belanda di Indonesia semua bentuk kemajuan seperti teknologi dan
sumber daya manusia, didatangkan dari Eropa. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa
konstruksi juga tidak begitu banyak sekitar 6 buah dan merupakan anak perusahaan dengan
induknya berada di Netherlans. Pada masa ini orang terdidik, peralatan, dan bahan- bahan
bangunan seperti semen, baja, kaca adalah buatan Eropa dan telah memenuhi standar Eropa.
Standar - standar tertulis seperti konstruksi beton,spesifikasi umum dan dokumen pelelangan
sudahada.pengaturan jasa konstruksi dilakukan dengan arbitrase teknik dan terdapatnya
keseragaman baik bentuk maupun tingkatan harga

2. Periode sebelum tahun 1965


Ketika Indonesia memperoleh kemerdekaan, banyak tenaga bangsa Belanda seperti tenaga
teknik, profesor, guru, direktur perusahaan, arsitek, "foreman" pulang kenegaranya, dengan

sendirinya posisi ini harus diisi oleh orang Indonesia. Pada saat yang sama banyak perusahaan
Belanda yang di nasionalisasi. Pada periode ini terjadi ketidakstabilan perekonomian Indonesia,
tidak tersedia dana yang cukup untuk perkembangan, kecuali hanya untuk pekerjaan rehabilitasi
dengan bantuan asing. Dalam upaya mengisi kekosongan yang terjadi, setelah kepergian
Belanda, Universitas diminta untuk menghasilkan sejumlah sarjana. pada masa transisi ini
bidang keteknikan, arsitektur dan konstruksi mengalami krisis karena terjadi penurunan secara
kuantitas dan kualitas dari ahli-ahli, pendidik, buku-buku, dan peralatan.
3. Periode sesudah tahun 1965 sampai 1980
Pada masa ini telah dilakukan pembenahan dalam program pembangunan maupun dalam
pelaksanaanya. Hal ini dapat dimungkinkan karena adanya kestabilan di bidang politik, ekonomi
dan keuangan. Lembaga pemerintah mulai melaksanakan pembangunan yang memberikan titik
awal kebangkitan Jasa Konstruksi Nasioanal. Pada saat Indonesia mulai membangun yaitu pada
awal periode 1965 dialami beberapa kesulitan antara lain teknologi, manajemen, dan tenaga
terampil serta ahli padahal pembangunantidak mungkin ditunda-tunda lagi. Saat terpaksa diambil
jalan pintas untuk mengimport teknologi asing dan keadaan inilah yang menyebabkan Jasa
Konstruksi di Indonesia diwarnai oleh peranan dominan dari kontraktor asing terutama untuk
proyek dengan teknologi dan skala besar. Modal asing dalam bentuk PMA dan PMDN menjadi
sumber dana pembiayaan proyek yang tidak sedikit, dan peranan swasta mulai tumbuh. Dalam
pembangunan proyek -proyek banyak melibatkan kontraktor Asing sehingga kontraktor
Indonesia sedikit banyak dapat memperoleh pengalaman untuk menerapkan teknologi maju.
4. Periode setelah 1980
Pada tahun 1980 mulailah dilakukan pembenahan dalam pengaturan mengenai pelaksanaan
anggaran pendapatan dan belanja negara dengan keluarnya keputusan Presiden No. 14/80
tentang tata cara pelaksanaan APBN,karena dimaklumi APBN merupakan sumber pembiayaan
yang paling dominan Pengaturan pelaksanaan APBN melalui Kepres 14/80 pun kemudian
disempurnakan beberapa kali hingga sampai Kepres 29/48 yang terkenal tersebut yang mulai
mengatur dunia usaha. Sejalan dengan hal tersebut pengaturan dunia usaha Jasa Konstruksi
sendiri diujudkan melalui Surat Keputusan Mentri /Sekretaris Negara selaku ketua tim
pengadaan barang /peralatan Pemerintah melalui Keputusanya No 3547/TPPBPP/XII 1985 yang
mengatur KUALIFIKASI dan KLASIFIKASI perusahaan Jasa Konstruksi Empat tahun

kemudian lahirlah SURAT IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI yang merupakan pelimpahan
wewenang dari Mentri Perdagangan ke Mentri Pekerjaan Umum sebagai pengganti SURAT IZIN
USAHA PERDAGANGAN untuk bidang Jasa konstruksi. Keppres 29/48 paling lama bertahan
sampai akhirnya disempurnakan dengan KEPUTUSAN PRESIDEN 16/94 yang dalam petunjuk
teknis mengatur secara rinci:
a. Tata cara pengadaan
b. Prakualifikasi yang menilai Klasifikasi dan Kualifikasi perusahaan
Peraturan ini merupakan salah satu produk hukum yang mengatur dunia usaha Jasa Konstruksi
yang terkait sumber dana dari Pemerintah termasuk bidang pemborongan pekerjaan non
Konstruksi dan pengadaan barang / jasa lainya. Pada tahun 1994 mulai dikenal GATT dan GATS,
kemudian WTO, APEC dan AFTA yang membuat semua pihak mulai mengambil ancang-ancang
akan adanya perubahan tata perekonomian dunia.
Daftar Pustaka
http://manajemenproyekindonesia.com/?p=2157 diakses tanggal 15 Februari 2015
http://duniajasakonstruksi.blogspot.com/2011/09/sejarah-jasa-konstruksi.html
diakses tanggal 15 Februari 2015
http://geomagz.com/index.php?option=com_content&view=article&id=400:lanskapperadaban-manusia-sejak-zaman-purba-hingga-kini&catid=81:artikel-geologipopuler&Itemid=457 diakses tanggal 15 Februari 2015
http://pewartaekbis.com/keajaiban-pembangunan-akuaduk-romawi/11004/ diakses
tanggal 15 Februari 2015
http://kabarmasasilam.blogspot.com/2012/11/10-inovasi-bangsa-romawi-kuno.html
diakses tanggal 15 Februari 2015

Anda mungkin juga menyukai