Anda di halaman 1dari 9

Peran Mahasiswa Fakultas Kedokteran

dalam Pembangunan Bangsa


Pendahuluan
Mahasiswa Kedokteran atau Mahasiswa Kedokteran Gigi yang selanjutnya disebut
Mahasiswa adalah peserta didik yang mengikuti Pendidikan Kedokteran. Pendidikan
Kedokteran merupakan salah satu unsur perwujudan tujuan negara yang diamanatkan dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, khususnya untuk
mencerdaskan

kehidupan

bangsa,

melalui

sistem

pendidikan

nasional

yang

berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945.
Sejarah mengatakan bahwa lebih dari seabad lalu kelompok pertama yang memiliki
semangat nasionalisme adalah dokter. Periode 1908, mahasiswa kedokteran yang waktu itu
bernama stovia menjadi cerminan kekuatan pergerakan mahasiswa di Indonesia. Mahasiswa
kedokteran berhasil menunjukkan jati diri sesungguhnya sebagai garda terdepan dan menjadi
ujung tombak perjuangan kemerdekaan untuk memperjuangkan Indonesia. Mereka tidak
hanya memikirkan cara agar gelar dokter bisa bertengger di belakang namanya, namun
mereka menjadi trigger analisis masalah bangsa, mulai dari masalah sosial, politik,
pendidikan hingga masalah kesehatan yang sejatinya merupakan ranah pemikiran mahasiswa
kedokteran.
Menjadi mahasiswa kedokteran jangan hanya terjebak pada rutinitas sempit yang
hanya mempelajari segala sesuatu tentang penyakit sehingga akibatnya kewajiban untuk
menyehatkan rakyat indonesia hanya sekedar menganjurkan minum obat, vitamin, dan
sebagainya. Harus diingat bahwa selain melakukan intervensi fisik, dokter juga berperan
dalam intervensi mental dan sosial di tengah masyarakat. Perlu dicatat bahwa kelak dokter
tidak semata-mata hanya berkiprah sebagai sosok profesional yang hanya menjadi agen
pengobatan (agent of treatment) semata, namun juga sebagai pelaku pengubah (agent of
social change) dan pelaku signifikan dalam pembangunan (agent of development). Maka,
mengetahui permasalahan bangsa terutama mengenai kesehatan dan bergerak dalam rangka
mewujudkan perubahan kearah yang lebih baik merupakan sesuatu yang harus dilakukan
mahasiswa kedokteran. Peran mahasiswa fakultas kedokteran yang perlu ditanamkan sejak
dini ialah dalam Pembangunan Bangsa.

Pembahasan
Peran Mahasiswa dalam Pembangunan
Mahasiswa dapat dikatakan sebuah komunitas unik yang berada di masyarakat,
dengan kesempatan dan kelebihan yang dimilikinya, mahasiswa mampu berada sedikit di atas
masyarakat. Mahasiswa juga belum tercekcoki oleh kepentingan-kepentingan suatu golongan,
ormas, parpol, dsb. Sehingga mahasiswa dapat dikatakan (seharusnya) memiliki idealisme.
Idealisme adalah suatu kebenaran yang diyakini murni dari pribadi seseorang dan tidak
dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal yang dapat menggeser makna kebenaran tersebut.
Berdasarkan berbagai potensi dan kesempatan yang dimiliki oleh mahasiswa, tidak
sepantasnyalah bila mahasiswa hanya mementingkan kebutuhan dirinya sendiri tanpa
memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negaranya. Mahasiswa itu sudah bukan siswa
yang tugasnya hanya belajar, bukan pula rakyat, bukan pula pemerintah. Mahasiswa memiliki
tempat tersendiri di lingkungan masyarakat, namun bukan berarti memisahkan diri dari
masyarakat. Oleh karena itu perlu dirumuskan perihal peran, fungsi, dan posisi mahasiswa
untuk menentukan arah perjuangan dan kontribusi mahasiswa tersebut.
1. Mahasiswa sebagai Iron Stock
Mahasiswa dapat menjadi Iron Stock, yaitu mahasiswa diharapkan menjadi manusiamanusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat
menggantikan generasi-generasi sebelumnya. Intinya mahasiswa itu merupakan aset,
cadangan, harapan bangsa untuk masa depan. Tak dapat dipungkiri bahwa seluruh
organisasi yang ada akan bersifat mengalir, yaitu ditandai dengan pergantian
kekuasaan dari golongan tua ke golongan muda, oleh karena itu kaderisasi harus
dilakukan terus-menerus. Dunia kampus dan kemahasiswaannya merupakan
momentum kaderisasi yang sangat sayang bila tidak dimanfaatkan bagi mereka yang
memiliki kesempatan.
2. Mahasiswa sebagai Guardian of Value
Mahasiswa sebagai Guardian of Value berarti mahasiswa berperan sebagai penjaga
nilai-nilai di masyarakat. Lalu sekarang pertanyaannya adalah, Nilai seperti apa yang
harus dijaga? Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita harus melihat mahasiswa
sebagai insan akademis yang selalu berpikir ilmiah dalam mencari kebenaran. Kita
harus memulainya dari hal tersebut karena bila kita renungkan kembali sifat nilai yang
harus dijaga tersebut haruslah mutlak kebenarannya sehingga mahasiswa diwajibkan
menjaganya.

3. Mahasiswa sebagai Agent of Change


Mahasiswa adalah golongan yang harus menjadi garda terdepan dalam melakukan
perubahan dikarenakan mahasiswa merupakan kaum yang eksklusif, hanya 5% dari
pemuda yang bisa menyandang status mahasiswa, dan dari jumlah itu bisa dihitung
pula berapa persen lagi yang mau mengkaji tentang peran-peran mahasiswa di bangsa
dan negaranya ini. Mahasiswa- mahasiswa yang telah sadar tersebut sudah seharusnya
tidak lepas tangan begitu saja. Mereka tidak boleh membiarkan bangsa ini melakukan
perubahan ke arah yang salah. Merekalah yang seharusnya melakukan perubahanperubahan tersebut.
Perubahan itu sendiri sebenarnya dapat dilihat dari dua pandangan. Pandangan
pertama menyatakan bahwa tatanan kehidupan bermasyarakat sangat dipengaruhi oleh
hal-hal bersifat materialistik seperti teknologi, misalnya kincir angin akan
menciptakan masyarakat feodal, mesin industri akan menciptakan mayarakat kapitalis,
internet akan menciptakan menciptakan masyarakat yang informatif, dan lain
sebagainya. Pandangan selanjutnya menyatakan bahwa ideologi atau nilai sebagai
faktor yang mempengaruhi perubahan.
Fungsi Mahasiswa
Berdasarkan tugas perguruan tinggi yang diungkapkan M.Hatta yaitu membentuk
manusisa susila dan demokrat:
1. Memiliki keinsafan tanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat
2. Cakap dan mandiri dalam memelihara dan memajukan ilmu pengetahuan
3. Cakap memangku jabatan atau pekerjaan di masyarakat
Berdasarkan pemikiran M.Hatta tersebut, dapat kita sederhanakan bahwa tugas
perguruan tinggi adalah membentuk insan akademis, yang selanjutnya hal tersebut akan
menjadi sebuah fungsi bagi mahasiswa itu sendiri. Insan akademis itu sendiri memiliki dua
ciri yaitu : memiliki sense of crisis, dan selalu mengembangkan dirinya.
Insan akademis harus memiliki sense of crisis yaitu peka dan kritis terhadap masalahmasalah yang terjadi di sekitarnya saat ini. Hal ini akan tumbuh dengan sendirinya bila
mahasiswa itu mengikuti watak ilmu, yaitu selalu mencari pembenaran-pembenaran ilmiah.
Dengan mengikuti watak ilmu tersebut maka mahasiswa diharapkan dapat memahami
berbagai masalah yang terjadi dan terlebih lagi menemukan solusi-solusi yang tepat untuk
menyelesaikannya
.

Posisi Mahasiswa
Mahasiswa dalam hal hubungan masyarakat ke pemerintah dapat berperan sebagai
kontrol politik, yaitu mengawasi dan membahas segala pengambilan keputusan beserta
keputusan- keputusan yang telah dihasilkan sebelumnya. Mahasiswa pun dapat berperan
sebagai penyampai aspirasi rakyat, dengan melakukan interaksi sosial dengan masyarakat
dilanjutkan dengan analisis masalah yang tepat maka diharapkan mahasiswa mampu
menyampaikan realita yang terjadi di masyarakat beserta solusi ilmiah dan bertanggung
jawab dalam menjawab berbagai masalah yang terjadi di masyarakat.
Mahasiswa dalam hal hubungan pemerintah ke masyarakat dapat berperan sebagai
penyambung lidah pemerintah. Mahasiswa diharapkan mampu membantu menyosialisasikan
berbagai kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Tak jarang kebijakan-kebijakan
pemerintah mengandung banyak salah pengertian dari masyarakat, oleh karena itu tugas
mahasiswalah yang marus menerjemahkan maksud dan tujuan berbagai kebijakan
kontroversial tersebut agar mudah dimengerti masyarakat.
Peran Mahasiswa Kedokteran
Salah satu peran mahasiswa fakultas kedokteran dalam pembangunan bangsa ialah
menyongsong Indonesian Post MDGs 2015. MDGs (Millenium Development Goals) atau
tujuan pembangunan Millenium yang merupakan paradigma pembangunan global yang di
deklarasikan di konverensi tingkat tinggi millennium oleh 189 negara anggota PBB di New
York pada bulan September tahun 2000
Semua negara yang hadir dalam pertemuan tersebut berkomitment untuk
mengintegrasikan MDGs sebagai bagian dari program pembangunan nasional dalam upaya
menangani penyelesaian terkait dengan isu-isu yang sangat mendasar tentang pemenuhan
hak asasi dan kebebasan manusia, perdamaian, keamanan, dan pembangunan. Deklarasi ini
merupakan kesepakatan anggota PBB mengenai sebuah paket arah pembangunan global yang
dirumuskan dalam beberapa tujuan yaitu:
1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan
2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua
3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
4. Menurunkan angkar kematian anak
5. Meningkatkan kesehatan ibu
6. Memerangi HIV/AIDs, malaria dan penyakit menular lainnya
7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup dan

8. Membangun kemitraan global untuk pembangunan


Dari beberapa poin MDGs yang telah di sepakati ada beberapa poin pula yang sangat
erat kaitannya dengan kesehatan antara lain goals 1,4,5,6 dan 7.
Poin 1 : Menanggulangi Kemiskinan dan kelaparan
Target Penanggulangan Kemiskinan pada MDGs harus dengan persentase di bawah
7,55. Nah sedangkan di Indonesia saja menurut badan pusat statistik yakni jika biaya
pengeluaran seseorang mencapai Rp.259.520,- pada tahun 2012, dan persentase penduduk
yang hidup di bawah garis kemiskinan di Indonesia mencapai 15,10% pada tahun 1990 dan
12,49% di tahun 2011. Apabila kita membahas tentang kelaparan, tingkat konsumsi yang
mencapai minimum yakni 14.000 Kkal perkapita perhari pada tahun 1990 atau 17 persen.
Dan tahun 2011 yakni 14,65 persen dan masih sangat jauh dari target MDGs pada tahun 2015
mendatang.
Poin 4 dan 5: Menurunkan angka kematian Anak dan Peningkatan Kesehatan Ibu
Target penurunan angka kematian anak MDGs yang harus di penuhi sehingga di
katakan berhasil adalah ketika angka kematian bayi sekitar 23 kasus per 100.000 kelahiran
dan juga angka kematian Ibu yaitu maksimal 102 kasus dari 100.000 kelahiran. Nah
sedangkan di Indonesia ini tingkat kematian Ibu dan Anak masih tinggi dan jauh dari harapan
tercapainya MDGs 2015. Karena berdasarkan hasil survey kedokteran bahwa kematian ibu di
atas 300 kasus per 100.000 kelahiran dan kematian anak di atas 30 kasus per 100.000
kelahiran. Hal ini di mungkinkan karena kurang maksimalnya kegiatan sosialisasi dan
pemantauan yang di lakukan oleh sperangkat medis yang terkait, hal ini di mungkinkan
kurangnya sumber daya atau malah kurangnya kualitas sumber daya atau pun fasilitas
sehingga hal ini dapat terjadi. Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang
pentingnya kesehatan Ibu dan anak masih kurang sehigga hal ini masih menjadi kendala
dalam mewujudkan poin ini pada MDGs 2105 mendatang, dan Poin ini sangat berkaitan
dengan Poin yang pertama.
Poin 6 : Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit menular lainnya
Para ahli memperkirakan bahwa hingga saat ini terdapat hingga 90.000-130.000 orang
Indonesia yang hidup dengan HIV sehingga dengan menggunakan perhitungan angka
kelahiran sebesar 2,5 persen, di perkirakan terdapat 2.250-3.250 bayi yang mempunyai resiko
rlahir dengan Infeksi HIV.
Hampir separuh populasi Indonesia tinggal di daerah endemik Malaria, dan di
perkirakan 30 juta kasus malaria setiap tahunnya, kurang lebih hanya 10 persen saja yang
mendapatkan pengobatan dan fasilitas kesehatan

Indonesia merupakan penyumbang ketiga terbesar di dunia pada kasus Tuberkulosis,


dengan sekitar 582.000 kasus baru setiap tahunnya, 259.270 di antaranya adalah tuberculosis
paru dengan BTA (SS+), artinya, 271 kasus baru per 100.000 penduduk, dan 122 BTA positif
per 100.000 penduduk, ini masih menjadi angka yang cukup fantastis sehingga MDGs 2015
masih sangat sulit untuk terpenuhi
Sehingga pada poin tersebut masih jauh pada target MDGs 2015, dan akan sangat
sulit untuk di wujudkan dalam kurun waktu yang cenderung bisa di katakana singkat ini,
mengingat fasilitas kesehatan dan penyebaran tenaga profesi yang masih belum cukup merata
di Indonesia dan untuk memperbaiki keadaan itu membutuhkan waktu yang lama dan dana
yang tidak sedikit.
Poin 7 : Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup
Indonesia memiliki 127 juta hektar kawasan hutan yaitu sekitar 2/3 kawasan kita,
namun citra satelit pada tahun 2005 kawasan hutan tersebut hanya memiliki sedikit populasi
pohon saja, wilayah yang sebenarnya berhutan adalah 94 juta hektar saja atau sekitar 50%
wilayah Indonesia, hal ini terjadi akibat penebangan liar kayu yang menghabiskan banyak
pohon hutan, selain itu pengalihan fungsi lahan hutan konservasi yang di jadikan lahan
perkebunan warga dan juga lahan perkebunan/hutan yang telah di jadikan kawasan Industri
sehingga hal ini dapat mempengaruhi keseimbangan alam dan kelestarian lingkungan hidup.
Nah hal ini juga dapat mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat, dimana sulitnya
persediaan air bersih karena kasus pencemaran lingkungan (Khususnya wilayah kota besar)
dapat mempengaruhi kualitas air bersih warga yang di peruntukkan sebagai konsumsi
sehingga mengganggu kesehatan masyarakat.
Langkah Mahasiswa Kedokteran dalam Menyongsong Indonesia Post MDGs 2015
Berdasarkan peran, fungsi dan posisi yang telah dijabarkan mahasiswa memiliki
peluang yang besar untuk melakukan suatu perubahan, termasuk mendukung Indonesia Post
MDGs 2015, melalui :
1.Berhimpun
Berawal dari sebuah himpunan mahasiswa yang memiliki tujuan yang sama dalam
satu organisasi, maka akan tertampung ide dan aspirasi untuk mewujudkan suatu perubahan,
sebelum itu mahasiswa dapat 2 pilihan, yaitu menghimpun para kader berkualitas, atau
melakukan pengkaderan untuk menciptakan kader berkualitas untuk di himpun.
Mahasiswa dapat melakukan kedua hal tersebut, karena inti dari pergerakan adalah SDM

yang berkualitas sehingga yang menentukan suatu perhimpunan mahasiswa itu adalah
tergantung dari kualitas Sumber daya Mahasiswa yang ada. Dan dari berbagai ide dan
gagasan yang di milik mahasiswa tersebut maka dapat lahir Perjuangan dari mahasiswa
2.Perjuangan
Perjuangan tumbuh dari kesadaran mahasiswa untuk melakukan sesuatu yang di
anggap bermanfaat, mahasiswa tidak harus melakukan perjuangan seperti yang di lakukan
para pahlawan di masa lalu, tetapi menanamkan semangat yang sama berkobarnya seperti
para pahlawan di masa lalu, sehingga dengan semangat yang sama, walaupun dengan
Perjuangan yang berbeda mahasiswa mampu melakukan suatu perubahan. berbagai ragam
perjuangan yang bisa di lakukan. Dan perjuangan itu adalah sebagai berikut :
a.

Advokasi Isu strategis


Dengan hasil pengamatan, wacana dan isu yang beredar di masyarakat, mahasiswa dapat
melakukan kajian, contoh isu MDGs ini, mahasiswa dapat melakukan pengkajian
terhadap perkembangan MDGs selama beberapa tahun terakhir, setelah itu mahasiswa
merumuskan masalah-masalah yang terjadi, nah dari perumusan itu dapat menghasilkan
suatu Prioritas masalah mengapa MDGs sulit terpenuhi sehingga muncullah berbagai
cara atau metode untuk memperbaiki itu. Nah dari berbagai cara itu muncullah suatu
gagasan yang akan di gunakan untuk mendukung Indonesia Post MDGs 2015. Ada
beberapa metode yang dapat di lakukan mahasiswa dalam mengaplikasikan hasil kajian
yang telah di lakukannya, antara lain sebagai berikut :
1. Advokasi melalui tulisan
Dengan advokasi melalui tulisan, mahasiswa dapat meningkatkan kesadaran masyarakat
dengan mempublikasinya melalui media sosial, sperti media Internet, media Informasi
sperti Koran, poster, majalah dan sebagainya, dengan kreativitas yang di buat semenarik
mungkin sehingga masyarakat tertarik untuk mengetahui hal tersebut dan dengan sajian
yang se sederhana mungkin sehingga masyarakat mampu memahaminya dengan mudah
2. Demonstrasi
Mahasiswa dapat meninkatkan kesadaran masyarakat dengan melakukan aksi damai dan
menyampaikan orasi damai kepada masyarakat dengan penyampaian yang di buat
semenarik mungkin sehingga masyarakat tertarik untuk mendengarnya, orasi ini dapat di
lakukan di Traffic Light dimana sambil menunggu lampu hijau menyala masyarakat
mendapatkan sedikit Ilmu dari mahasiswa
3. Hearing
Kita dapat melakukan diskusi pada orang-orang yang berpengalaman tentang hal ini
sehingga kita mendapatkan Ilmu baru dan mencari relasi yang dapat menghubungkan

kita terhadap pihak yang terlibat dala MDGs ini sehingga saran, kritikan dan Ide kita
dapat di terima oleh pihak pembuat kebijakan.
b. Pemberdayaan Masyarakat
Dengan kemampuan dan tingkat Intelektual mahasiswa kedokteran cukup tinggi di
bidang kesehatan, mahasiswa mampu memberdayakan masyarakat demi tercapainya
MDGs 2015, adapun hal-hal yang dapat di lakukan antara lain :
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan dengan cara
melakukan sosialisasi tentang cara meningkatkan kesehatan Ibu dengan melakukan Plan
Of Action seperti yang sedang kami canangkan di wilayah 4 dengan tema EMAS
(Expanding Maternal And Neonatal Survival), dalam kegiatan ini kami lakukan di
berbagai titik yang tersebar di Indonesia timur dengan item kegiatan mengadakan
penyuluhan, pemeriksaan kesehatan, dan pembagian susu untuk ibu hamil. Kegiatan ini
di harapkan dapat mendukung Indonesia Post MDGs 2015, walaupun tindakan
sederhana, jika sering di lakukan dengan sumberdaya yang banyak kegiatan sederhana
ini pun dapat memberi pengaruh yang besar.
2. Mahasiswa juga dapat melakukan sosialisasi tentang bahaya penyakit menular
seperti mengadakan seminar atau penyuluhan bahaya seks bebas untuk meningatkan
pengetahuan masyarakat khususnya di kalangan remaja dan pemuda tentang bahaya
penyakit HIV/AIDS, selain itu mahasiswa juga dapat melakukan sosialisasi tentang
bahaya nyamuk MALARIA, berusaha mengingatkan masyarakat untuk dapat
menghambat perkembangan nyamuk seperti mengadakan desa binaan pada daerah
endemik malaria dengan menggalakkan kerja bakti untuk menjaga kebersihan
lingkungan untuk menekan tempat perkembangbiakan nyamuk, dan juga Proteksi diri
terhadap nyamuk malaria dengan menggunakan Obat nyamuk atau pun juga kelambu.
Mahasiswa juga dapat meningkatkan pengetahuan tentang bahaya penyakit menular
lainnya seperti TBC dengan melakukan penyuluhan dan pencegahan. setahun yang lalu
pada program Pra-Inaugurasi angkatan 2012 FK Unismuh Makassar menggalakkan
pembagian masker ke masyarakat dengan cara turun ke jalan, hal ini bermaksud
meningkatkan kesadaran masyarakat betapa pentingnya masker untuk di gunakan baik
saat berkendara atau pun saat melakukan aktifitas lainnya sehingga Masyarakat mampu
terhindar dari bahaya penyakit Menular.
3.

Selain melakukan sosialisasi, Mahasiswa dapat mengadakan advokasi untuk

pembukaan Lapangan pekerjaan ke pemerintah atau Instansi lain yang terkait, seperti
peningkatan sector pertanian, perkebunan dan sebagainya sehingga dapat menekan angka
kemiskinan dan kelaparan serta dapat meningkatkan pendapatan hidup perkapita

4. Selain itu, mahasiswa juga dapat turut serta dalam menjaga kelestarian lingkungan,
Seperti melakukan reboisasi lingkungan para mahasiswa menanam pohon demi menjaga
keseimbangan lingkungan, selain mahasiswa, kita juga harus mampu melibatkan
masyarakat sehingga program ini berjalan dengan lebih lancar dan dengan dampak
pengaruh yang besar. Mahasiswa juga dapat menggerakkan masyarakat untuk melakukan
pembersihan sungai dari sampah yang menumpuk untuk mencegah pencemaran sanitasi
air dan bencana banjir yang dapat menimbulkan kesengsaraan Masyarakat
Kesimpulan
Mahasiswa memiliki berbagai peran dalam pembangunan bangsa yaitu sebagai iron
stock, guardian of values, dan agent of change dengan posisi dan fungsi yang melibatkan
berbagai komunitas dalam masyarakat. Salah satu peran yang dapat dilaksanakan oleh
mahasiswa kedokteran ialah dengan menyongsong Indonesia Post MDGs 2015.
Daftar Pustaka
https://agus34drajat.files.wordpress.com/2011/09/peran-mahasiswa-dalam-pembangunan.pdf
http://hardiannugraha93.blogspot.co.id/2013/12/essay-peran-mahasiswa-fk-dalam.html
http://www.kompasiana.com/muhammadrezanda/peran-mahasiswa-kedokteran-dalammewujudkan-indonesia-sehat_54f7cbeda33311181d8b4a58
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG
PENDIDIKAN KEDOKTERAN

Anda mungkin juga menyukai