Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
DAFTAR ISI
Daftar Isi.....................................................................................................................
Daftar Gambar............................................................................................................
Daftar tabel.................................................................................................................
Pengantar...................................................................................................................
BAB I: PENDAHULUAN..............................................................................................
1.1.
Latar Belakang................................................................................6
1.2.
Rumusan Masalah...........................................................................9
1.3.
Tujuan............................................................................................. 9
1.4.
1.5.
Sistematika Penulisan...................................................................11
Tinjauan Umum............................................................................13
2.2.
2.3.
Filosofi Gempa.............................................................................. 15
2.4.
Pembebanan................................................................................. 34
Program Studi Teknik Sipil Universitas Mercu Buana
|1
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
Kinerja Struktur............................................................................37
Komponen Struktur.......................................................................38
2.7.1. Kolom........................................................................................ 38
2.7.1.1. Prinsip Desain Kolom..............................................................38
2.7.1.2. Detailing kolom......................................................................39
2.7.1.3. Syarat-Syarat Kolom Beton Bertulang....................................40
2.7.1.4Tulangan Memanjang...............................................................41
2.7.1.5 Ketentuan Tulangan Transversal Kolom...................................41
2.7.2 Balok.......................................................................................... 42
2.7.2.1. Penentuan Dimensi Balok......................................................44
2.7.3. Pelat.......................................................................................... 44
2.7.3.1. Syarat Desain Plat..................................................................44
BAB III: METODE PENELITIAN................................................................................46
3.1.
Data Sekunder..............................................................................46
3.2.
Analisa Perhitungan......................................................................48
|2
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
DAFTAR GAMBAR
|3
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kategori Resiko Bangunan Gedung dan Non Gedung untuk Beban Gempa
.............................................................................................................................. 17
Tabel 2 Faktor Keutamaan Gempa.......................................................................23
Tabel 3 Kombinasi Beban.....................................................................................36
Tabel 4 Data Gedung............................................................................................49
|4
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
PENGANTAR
Dewasa ini, kebutuhan akan struktur bangunan tahan gempa sangat tinggi, karena
Negara Indonesia memiliki potensi akan gempa bumi dan melalui penelitian ini
penulis tertarik untuk menganalisa kebutuhan ketahanan struktur yang mampu
menahan gempa..
Sebuah bangunan dalam keadaan statis hanya akan memikul beban gravitasi,
yaitu berat sendirinya dan beban hidup (bila ada). Namun pada saat dilanda
gempa, bangunan akan mengalami getaran horizontal dan mengadakan gerakan
dari posisi diam menuju arah yang berlawanan dengan arah gerakan tanah.
Getaran gempa ini akan menjadi gaya inersia yang bekerja pada tiap elemen
bangunan dan mengakibatkan bangunan ber-respon (bangunan akan mengalami
goyangan). Besarnya gaya inersia ini sangat tergantung dari berat massa dan
kekakuan bangunan, makin berat dan kaku bangunan makin besar gaya inersia
yang bekerja. Dalam pelayanan jasa konstruksi, seorang ahli bangunan dituntuk
bertanggung jawab untuk merancang bangunan yang mampu menahan gaya-gaya
inersia ini.
|5
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
BAB I: PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
struktur
dikerjakan
secara
teliti,
akurat
dan
menggunakan
|6
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
Konsep perhitungan desain struktur bangunan yang terdiri dari 10 lantai ini
menggunakan perencanaan gempa berbasis kekuatan untuk konstruksi beton
berdasarkan peraturan SNI 1726 : 2012 mengenai desain bangunan tahan gempa.
Peraturan SNI 1726 : 2012 ini berbeda dari peraturan SNI gempa sebelumnya,
dimana gempa rencana ditetapkan sebagai gempa dengan kemungkinan terlewati
besarannya selama umur struktur bangunan 50 tahun adalah sebesar dua persen
atau gempa dengan perioda ulang 2.500 tahun yang merupakan gempa
maksimum yang mempertimbangkan risiko tertarget (Maximum Considered
Earhquake Targeted Risk/ MCER). SNI 1726 : 2012 menentukan bahwa analisis
beban gempa dapat dilakukan dengan 3 prosedur, yaitu analisis gaya lateral
|7
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
ekivalen, analisis spektrum respons ragam, dan prosedur riwayat respons seismik.
Penentuan prosedur analisis yang dapat digunakan bergantung pada kategori
desain seismik struktur, sistem struktur, properti dinamis, dan keteraturan.
Ketentuan prosedur analisis yang diizinkan dapat dilihat pada Tabel 1 Prosedur
Analisis yang diijinkan (SNI Tabel 13). Selain ketiga prosedur tersebut, SNI
memperbolehkan dilakukannya prosedur alternatif dengan persetujuan pemberi
izin yang mempunyai kuasa hukum (SNI Pasal 7.6).
Jurnal terkait Tugas Akhir ini diambil dari salah satu sumber jurnal yang dibuat oleh
Nur, Desinta Lailasari, dkk yang berjudul Studi Komparasi Perencanaan Gedung
Tahan Gempa dengan Menggunakan SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-1726-2012,
menjelaskan bahwa pada analisis gempa dinamis linier dengan model gedung 10
lantai, didapatkan hasil gaya geser nominal yang dihasilkan analisis spektrum
respon ragam dengan metode CQC (Complete Quadratic Combination) dan
simpangan antarlantai-nya berdasarkan SNI 2002 lebih besar dari pada SNI 2012.
Hal ini terjadi karena kombinasi pembebanan dan gaya geser nominal analisis
spektrum respon ragam yang digunakan pada SNI 2012 lebih besar dibandingan
dengan SNI 2002. Jurnal terkait lainnya yaitu yang dibuat oleh Prayogo, David
Mulyawan, dkk yang berjudul Perencanaan Struktur Apartemen White Pear
Semarang, menjelaskan pada apartemen yang diteliti memiliki bentuk yang tidak
simetris, sehingga ketika terjadi gempa gedung akan mengalami rotasi yang
disebabkan oleh pusat kekakuan dan pusat massa yang tidak berada dalam satu
titik, sehingga perlu dilakukan dilatasi agar pusat massa dan pusat kekakuan
menjadi berhimpit. Bentuk gedung apartemen White Pear Semarang ini termasuk
langsing, oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan drift story agar goyangan
tiap lantai tidak terlalu besar. Berdasarkan SNI1726-2012 Pasal 7.12.1, syarat
Program Studi Teknik Sipil Universitas Mercu Buana
|8
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
kinerja batas layan struktur gedung, dalam segala hal simpangan antar tingkat
yang dihitung dari simpangan struktur gedung pada kondisi I tidak boleh
melampaui 0,025 hs x (tinggi tingkat di bawah tingkat yang bersangkutan).
Pembahasan Tugas Akhir ini akan mendesain suatu struktur bangunan tidak
simetris 10 lantai dengan desain bangunan tahan gempa yang berdasarkan pada
SNI 1726-2012, maka pembahasan ini diberi judul DESAIN STRUKTUR
GEDUNG TAHAN GEMPA PADA BANGUNAN TIDAK SIMETRIS YANG
BERDASARKAN SNI 1726 : 2012.
1.2.
Rumusan Masalah
1.3.
Tujuan
|9
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
ABA yang tahan gempa dengan berdasarkan peraturan SNI 1726 : 2012.
1.4.
Ruang lingkup dan batasan masalah pembahasan Tugas Akhir ini adalah sebagai
berikut :
1. Pembahasan ini mengkaji kondisi komponen struktur kolom Gedung Kantor
ABA terhadap yang bekerja menahan beban gempa rencana dan formasi
penulangan gedung beton bertulang berdasarkan peraturan SNI 1726 : 2012.
3. Pada pembahasan ini untuk perhitungan struktur beton menggunakan SNI 032847-2013
| 10
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
1.5.
Sistematika Penulisan
| 11
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
BAB V : Penutup
Berisikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil perhitungan dan perencanaan
struktur.
2.1.
Pada
Tinjauan Umum
studi
pustaka
ini
akan
membahas
mengenai
dasar-dasar
dalam
| 12
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
Bab ini akan menjelaskan tentang mengenai konsep pemilihan sistem struktur dan
konsep perencanaan struktur bangunan tahan gempa yang telah disesuaikan
dengan syarat-syarat dasar perencanaan suatu gedung bertingkat yang berlaku di
Indonesia seperti Standar Nasional Indonesia (SNI), sehingga diharapkan hasil
yang akan diperoleh nantinya tidak akan menimbulkan kegagalan struktur.
Pada perencanaan struktur gedung ini digunakanbalok dan kolom sebagai elemenelemen utama struktur. Balok dan kolom merupakan struktur yang dibentuk dengan
cara meletakan elemen kaku horisontal diatas elemen kaku vertikal. Secara umum
jenis-jenis material yang diganakan untuk membuat elemen-elemen struktur yang
biasa digunakan untuk bangunan gedung adalah struktur baja (steel structure),
struktur komposit (composite structure), struktur kayu (wooden stucture), struktur
beton bertulang cor di tempat (cast in situ reinforced concrete structure), struktur
beton pracetak (precast concrete structure), dan struktur beton prategang
(prestressed concrete structure).
2.2.
| 13
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
Gedung bertingkat adalah bangunan dengan lantai lebih dari satu lantai secara
vertikal. Gedung betingkat dibangun karena keterbatasan lahan pada daerah
perkotaan yag mahal. Gedung bertingkat dikelompokan menjadi:
1. Gedung bertingkat rendah (low rise building) yaitu gedung dengan ketinggian
dengan jumlah lantai 2 - 4 lantai.
3. Gedung bertingkat tinggi (high rise building) yaitu gedung dengan ketinggian
atau dengan jumlah lantai 10 40 lantai.
4. Gedung pencakar langit (sky scrapper) dengan ketinggian lebih dari 40 lantai.
2.3.
Filosofi Gempa
| 14
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
c. Bila gempa besar, bangunan gedung boleh mengalami kerusakan baik pada
komponen non-strukturnya maupun pada komponen strukturnya, akan tetapi
penghuni bangunan tersebut bisa menyelamatkan jiwanya, artinya sebelum
bangunan runtuh masih cukup waktu bagi penghuni untuk keluar atau
mengungsi ketempat yang aman.
2.4.
Konsep keamanan dari suatu struktur terhadap pengaruh gempa, harus dikaitkan
dengan risiko atau peluang terjadinya (incidence risk) gempa tersebut selama umur
rencana (design life time) dari struktur bangunan yang ditinjau. Karena gempa
merupakan peristiwa probabilistik, maka gempa dengan kekuatan atau intensitas
tertentu, mempunyai periode ulang (return periode) yang tertentu pula. Dengan
Program Studi Teknik Sipil Universitas Mercu Buana
| 15
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
demikian, jika risiko terjadinya suatu gempa selama umur rencana bangunan
sudah tertentu, maka periode ulang dari gempa tersebut sudah tertentu pula.
Dalam standar gempa yang baru dicantumkan bahwa, untuk perencanaan struktur
bangunan terhadap pengaruh gempa digunakan Gempa Rencana. Gempa
rencana ditetapkan sebagai gempa dengan kemungkinan terlewati besarannya
selama umur struktur bangunan 50 tahun adalah sebesar 2%.
3
4
Tabel 2.1 Kategori Resiko Bangunan Gedung dan Non Gedung untuk Beban Gempa
Jenis Pemanfaatan
Kategori Resiko
Fasilitas
pertanian,
perkebunan,
perternakan,
perikanan.
-
Fasilitas sementara.
Gedung penyimpanan.
| 16
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
Perumahan
Pasar
Gedung perkantoran
Bangunan industry
Fasilitas manufaktur
II
- Pabrik
Gedung dan non-gedung yang memiliki resiko rendah
terhadap jiwa manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk,
tapi tidak dibatasi untuk, antara lain :
III
Bioskop
Gedung pertemuan
Stadion
Penjara
| 17
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
Pusat telekomunikasi
IV
bahan
bakar
berbahaya,
bahan
kimia
oleh
instansi
yang
berwenang
dan
cukup
IV
Bangunan-bangunan monumental
| 18
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
IV
Gedung
dan
non
gedung
yang
dibutuhkan
untuk
Kategori RisikoBangunan
I atau II
1,00
Program Studi Teknik Sipil Universitas Mercu Buana
| 19
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
III
1,25
IV
1,50
Sangat penting bahwa struktur utama penahan gaya horizontal itu bersifat daktail.
Karena jika kekuatan elastis dilampaui keruntuhan getas yang tiba-tiba tidak akan
terjadi, tetapi pada beberapa tempat tertentu akan terjadi leleh terlebih dulu. Tiaptiap bangunan harus mempunyai jalur lintasan gaya (cara dimana gaya-gaya
tersebut dialirkan) yang cukup untuk dapat menahan gaya gempa horizontal.
Program Studi Teknik Sipil Universitas Mercu Buana
| 20
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
Konsep desain tahan gempa yang umum digunakan adalah konsep capacity
design. Konsep ini merupakan konsep desain yang memperhitungkan distribusi
momen ketika ada bagian dari struktur yang sudah mengalami leleh sehingga pada
struktur akan terbentuk sendi plastis yang menyebabkan terjadinya mekanisme
keruntuhan plastis.
| 21
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
bangunan, struktur harus dapat memiliki daktilitas yang memadai di daerah joint
atau elemen struktur tahan gempa seperti bresing, link, atau dinding geser.
Perencanaan
struktur
dapat
direncanakan
dengan
mengetahui
skenario
keruntuhan dari struktur tersebut dalam menahan beban maksimum yang bekerja.
Pelaksanaan konsep desain kapasitas struktur adalah memperkirakan urutan
kejadian dari kegagalan suatu struktur berdasarkan beban maksimum yang dialami
struktur. Sehingga kita merencanakan bangunan dengan elemen-elemen struktur
tidak dibuat sama kuat terhadap gaya yang direncanakan, tetapi ada elemenelemen struktur atau titik pada struktur yang dibuat lebih lemah dibandingkan
dengan yang lain dengan harapan di elemen atau titik itulah kegagalan struktur
terjadi pada saat beban gempa maksimum bekerja.
| 22
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
Pada struktur portal yang dicor ditempat, tidak diperlukan adanya sambungan
khusus dari elemen-elemen struktur. Sambungan elemen pada umumnya bersifat
kaku dan monolit. Pada struktur portal dengan elemen-elemen pracetak, umumnya
digunakan pengelasan untuk membuat sambungan antar elemen. Untuk menjamin
keruntuhan yang bersifat daktail dari struktur akibat pembebanan yang berulang,
dianjurkan untuk merancang bagian sambungan (joint) lebih kuat dari elemenelemen yang disambung.
| 23
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
Penggunaan percepatan 0,2 detik dan 1 detik dikarenakan pada interval 0,2 detik
dan 1 detik mengandung gempa energi gempa terbesar. Nilai kedua parameter ini
didapat dari gambar 1 dan gambar 2 .
| 24
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
| 25
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
(1)
dimana :
SDS = Parameter spektrum respon desain pada periode pendek (Ss).
D
| 26
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
Eh = . QE
(2)
Keterangan :
QE
= Pengaruh gaya gempa horisontal dari V dan Fp, pengaruh tersebut harus
dihasilkan dari penerapan gaya horisontal secara serentak dalam dua
arah tegak lurus satu sama lain.
= Faktor redundansi
= Cr . hnx
(3)
Ta maxs
= Cu . Tamin
(4)
dimana:
Ha
| 27
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
Cr
Cu
= 1,4 (dari Tabel koefisien untuk batas atas pada periode yang dihitung).
(5)
dimana :
Cs = koefisien respons seismik
Wt = berat total gedung
Cs=
SDS
R
( )
Ie
(6)
Keterangan :
SDS
Ie
| 28
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
2.5.
Pembebanan
Beban yang akan ditanggung oleh suatu struktur atau elemen struktur tidak selalu
dapat diramalkan sebelumnya. Meski beban-beban tersebut telah diketahui dengan
baik pada salah satu lokasi struktur tertentu, distribusi dari elemen yang satu ke
elemen yang lain pada keseluruhan struktur masih memerlukan asumsi dan
pendekatan. Jenis beban yang biasa digunakan dalam bangunan gedung meliputi :
1. Beban dinamis (lateral)
2. Beban statis (gravitasi)
2.5.1.1.
Beban Angin
Beban angin pada struktur terjadi karena adanya gesekan udara dengan
permukaan struktur dan perbedaan tekanan dibagian depan dan belakang struktur.
Beban angin tidak memberikan kontribusi yang besar terhadap struktur
dibandingkan dengan beban yang lain.
2.5.1.2.
Beban Gempa
Beban gempa adalah semua beban statis ekuivalen yang bekerja pada gedung
atau bagian dari gedung yang merupakan pengaruh dari gerakan tanah akibat
Program Studi Teknik Sipil Universitas Mercu Buana
| 29
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
beban
tersebut.
Besarnya
simpangan
horizontal
(drift)
bergantung
pada
kemampuan struktur dalam menahan gaya gempa yang terjadi, Apakah struktur
memiliki kekakuan yang besar untuk melawan gaya gempa maka struktur akan
mengalami simpangan horizontal yang lebih kecil dibandingkan dengan struktur
yang tidak memiliki kekakuan yang cukup besar.
2.5.2.1
Beban Hidup
Beban hidup ( Live Load ) adalah beban yang diakibatkan oleh pengguna dan
penghuni bangunan gedung atau sturktur lain yang tidak termasuk beban
konstruksi dan beban lingkugan seperti beban angin beban hujan beban gempa
beban banjir dan beban mati.
2.5.2.2
Beban Mati
Beban mati (dead load) adalah berat dari semua bagian gedung yang bersifat
tetap. Beban mati terdiri dari dua jenis, yaitu berat struktur itu sendiri dan berat
tambahan yang diletakkan pada struktur. Perhitungan besarnya beban mati suatu
elemen dilakukan dengan meninjau berat satuan material tersebut berdasarkan
volume elemen.
| 30
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
Menurut SNI 03-1726:2012 Pasal 4.2.2, (kombinasi beban untuk metode ultimit)
kombinasi pembebanan dalam penelitian ini yaitu :
Tabel 2.3 Kombinasi Beban SNI 03-1726-2012
NO
BEBAN
KOMBINASI BEBAN
U = 1,4 D
D.L.R
D.Lc.R.L
D.W.L.Lc.R
D.E.L
U = 1,2D + 1,0E + L
D.W
U = 0,9D + 1,0W
D.E
U = 0,9D + 1,0E
Dimana :
U = Beban Ultimate
W = Beban angin
D = Beban mati
E = Beban gempa
L = Beban hidup
| 31
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
x=
Cd xe
Ie
(7)
di mana :
Cd
xe
Ie
3.
Komponen Struktur
3.1
Kolom
| 32
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
| 33
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
Untuk kolom yang memikul gempa, ukuran kolom yang terkecil tidak boleh
kurang dari 300 mm. Perbandingan dimensi kolom yang terkecil terhadap
arah tegak lurusnya tidak boleh kurang dari 0.4.
| 34
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
Luas tulangan memanjang, Ast tidak boleh kurang dari 0,01 Ag atau lebih dari
0,06 Ag.
3.2
Balok
| 35
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
Balok juga merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang. Komponen ini adalah
bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai dan pengikat kolom lantai
atas. Fungsinya adalah sebagai rangka penguat horizontal bangunan akan bebanbeban.
Persyaratan balok menurut SNI 2847:2013 ( pasal 8.12) sebagai berikut :
a. Pada konstruksi balok, sayap dan badan balok harus dibangun menyatu atau
bila tidak harus di lekatkan bersama secara efektif.
b. Lebar slab efektif sebagai sayap balok T tidak boleh melebihi seperempat
panjang bentang balok, dan lebar efektif sayap yang menggantung pada
masing-masing sisi badan balok tidak boleh melebihi :
c. Untuk balok dengan slab pada satu sisi saja, lebar sayap efektif yang
menggantung tidak boleh melebihi :
| 36
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
f.
Tulangan transversal harus didesain untuk memikul beban terfaktor pada lebar
slab yang menggantung yang diasumsikan bekerja sebagai kantilever. Untuk
balok yang terpisah, seluruh lebar sayap yang menggantung harus
diperhitungkan. Untuk balok T lainnya, hanya lebar efektif slab yang
menggantung perlu diperhitungkan.
g. Tulangan transversal harus dispasikan tidak lebih jauh dari lima kali tebal slab,
atau juga tidak melebihi 450 mm.
l/16
l/18,5
l/21
l/8
| 37
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
3.3
Pelat
Untuk tm yang sama atau lebih kecil dari 0,2, harus menggunakan syarat
nomor 1.
Untuk tm yang lebih besar dari 0,2 tapi tidak lebih dari 2,0, h tidak boleh
kurang dari
fy
1400
ln
h=
0,8+
(8)
| 38
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
Untuk tmlebih besar dari 2,0, ketebalan pelat minimum tidak boleh kurang
dari :
fy
1400
ln
h=
0,8+
(9)
Pada tepi yang tidak menerus, balok tepi harus mempunyai rasio
kekakuan f tidak kurang dari 0,8 atau sebagai alternatif ketebalan
minimum yang di tentukan dalam persamaan diatas harus dinaikan paling
tidak 10 persen pada panel dengan tepi yang tidak menerus.
| 39
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
PEMILIK GEDUNG
HERMAN HARTONO
FUNGSI GEDUNG
PERKANTORAN
TINGGI LANTAI
10
4,00 M
41,005 M
| 40
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
| 41
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
3.2.
Analisa Perhitungan
Struktur atas adalah struktur bangunan gedung yang secara visual berada di atas
tanah yang terdiri dari struktur sekunder dan struktur utama portal.
Struktur atas terdiri dari struktur portal yang merupakan kesatuan antara balok,
kolom, dan pelat. Perencanaan struktur portal untuk gedung tahan gempa
dilakukan berdasarkan SNI-03-1726-2012, dimana struktur direncanakan dengan
tingkat daktilitas parsial.Perencanaan struktur portal juga menggunakan prinsip
strong column weak beam, dimana sendi-sendi plastis diusahakan terjadi pada
balok.
Menghitung beban-beban yang bekerja pada struktur berupa beban mati, beban
hidup.Beban mati yang dihitung berdasarkan permodelan yang ada dimana beban
sendiri didalam program Etabs V 9.6 dimasukan dalam load case dead, sedangkan
berat sendiri tambahan yang tidak dapat dimodelkan dalam program Etabs V 9.6
dalam load case super dead. Perhitungan berat sendiri ini dalam program Etabs V
9.6 yang untuk dead adalah 1, sedangkan super dead adalah 0, dimana beban
untuk dead telah dihitung scara otomatis oleh program Etabs V 9.6, sedangkan
Program Studi Teknik Sipil Universitas Mercu Buana
| 42
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
untuk beban super dead bebannya perlu dimasukkan secara manual sesuai
dengan data yang ada.
Beban hidup yang dimasukkan dalam program Etabs V 9.6 dinotasikan dalam live.
Beban hidup ini mendapatkan reduksi beban gempa .Beban gempa disesuaikan
dengan peraturan yang ada.Perhitungan beban hidup ini dalam program Etabs V
9.6 yang untuk live adalah 0, dimana beban hidup perlu dimasukkan secara
manual sesaui dengan peraturan yang ada.
model
struktur
dengan
analaisis
respon
spektrum
untuk
Data fungsi bangunan digunakan untuk mendapatkan nilai faktor keutamaan (I),
letak wilayah bangunan terhadap daerah gempa dan kelas situs untuk
mendapatkan nilai waktu getar alami (Tc) dan kurva respon spektrum gempa
rencana sedangkan tipe struktur dipakai untuk menentukan faktor reduksi gempa.
| 43
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
| 44
ProposalPenelitian
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa Pada Bangunan Tidak Simetris Berdasarkan SNI 1726:2012
DAFTAR PUSTAKA
| 45