Definisi
Miningitis adalah suatu reaksi peradangan yang mengenai satu atau semua
lapisan selaput yang menghubungkan jaringan otak dan sumsum tulang belakang,
yang menimbulkan eksudasi berupa pus atau serosa, disebabkan oleh bakteri
spesifik / non spesifik atau virus.
Meningitis adalah infeksi cairan otak dan disertai proses peradangan yang
mengenai durameter, piameter, araknoid dan dapat meluas ke permukaan jaringan
otak dan medula spinalis yang menimbulkan eksudasi berupa pus atau serosa yang
terdapat secara akut dan kronis.
Meningitis dibagi menjadi dua :
1.
Meningitis purulenta, yaitu infeksi selaput otak yang disebabkan oleh bakteri
non spesifik yang menimbulkan eksudasi berupa pus atau reaksi purulen pada
cairan otak. Penyebabnya adalah pneumonia, hemofilus influensa, E. Coli.
2.
menjadi:
1.
2.
terbesar dari ruang subaranoid disebelah belakang otak belakang, memenuhi celah
diantara serebelum dan medulla oblongata.
Piamater merupakan membran halus yang kaya akan pembuluh darah kecil
yang mensuplai darah ke otak dalam jumlah yang banyak. Piameter adalah lapisan
yang langsung melekat dengan permukaan otak dan seluruh medula spinalis.
Miningitis dapat disebabkan oleh berbagai organisme yang bervariasi, tetapi
ada tiga tipe utama yakni:
1.
2.
3.
pada 95 % anak-anak yang lebih tua dari usia 2 bulan. Haemophilus influenzae
merupakan organisme yang dominan pada usia anak-anak 3 bulan sampai dengan
3 tahun, tetapi jarang pada bayi dibawah 3 bulan, yang terlindungi oleh substansi
bakteri yang didapat secara pasif dan pada anak-anak di atas 5 tahun yang mulai
mendapat perlindungan ini.
Organisme lain adalah Streptococus hemolyticus, Staphylococcus aureus,
dan Escherichia coli. Penyebab utama meningitis neonatus adalah organisme
Streptococcus hemolyticus dan Escherichia coli. Infeksi Escherichia coli jarang
terjadi pada anak-anak usia setelah bayi (lebih dari 1 tahun). Meningitis
meningokokus (serebrospinal epidemik) terjadi pada bentuk epidemik dan
merupakan satu-satunya tipe yang ditularkan melalui infeksi droplet dari sekresi
nasofaring. Meskipun kondisi ini dapat berkembang pada setiap usia, risiko
infeksi meningokokus meningkat dengan seringnya kontak dan oleh karena itu
infeksi terutama terjadi pada anak-anak usia sekolah dan adolesens.
Laki-laki lebih sering terkena dibandingkan dengan perempuan terutama
pada periode neonatal. Angka kesakitan tertinggi seteleh timbulnya meningitis
mengenai anak-anak pada usia antara kelahiran sampai dengan empat tahun (di
bawah lima tahun). Faktor maternal seperti ketuban pecah dini dan infeksi ibu
hamil selama trimester akhir merupakan penyebab utama meningitis neonatal.
Terjadinya defisiensi pada mekanisme imun dan berkurangnya aktivitas
leukosit dapat mempengaruhi insiden pada bayi baru lahir, anak-anak dengan
defisiensi
imunoglobulin,
dan
anak-anak
yang
menerima
obat-obatan
dan
kelainan-kelainan
anatomis
seperti
shunt
ventrikuler.
bervariasi organisme.
E. Manifestasi Klinis
1.
2.
3.
Sakit kepala
4.
5.
6.
7.
Pergerakan motorik pada masa awal penyakit biasanya normal dan pada tahap
lanjutan bisa terjadi hemiparese, hemiplegia, dan penurunan tonus otot.
8.
Refleks Brudzinski dan refleks Kernig (+) pada bakterial meningitis dan tidak
terdapat pada virus meningitis.
9.
Nausea
10. Vomiting
11. Demam
12. Takikardia
13. Kejang yang bisa disebabkan oleh iritasi dari korteks cerebri atau
hiponatremia
14. Pasien merasa takut dan cemas.
F. Penularan & Pencegahan
1.
Penularan
Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan melalui batuk, bersin,
sering makan 1 sendok, pemakaian sikat gigi bersama.
Penyakit ini menyerang pada anak dengan kekebalan yang tidak baik, seperti
penderita malnutrisi, kegemukan, anak yang sering sakit dan sebaginya.
2.
Pencegahan
Mencuci tangan yang bersih sebelum makan dan setelah ke toilet umum,
memegang hewan peliharaan. Menjaga stamina (daya tahan) tubuh dengan
makan bergizi dan berolahraga yang teratur adalah sangat baik menghindari
G. Komplikasi
1.
2.
3.
4.
Hidrocepalus yang berat dan retardasi mental, tuli, kebutaan karena atrofi
nervus II (optikus)
5.
6.
Epilepsi
7.
8.
9.
Keterlambatan bicara
10. Kelumpuhan otot yang disarafi nervus III (okulomotor), nervus IV (toklearis),
nervus VI (abdusen). Ketiga saraf tersebut mengatur gerakan bola mata.
H. Pemeriksaan Penunjang
1.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
I.
Managemen Medis
1.
Pengobatan Simtomatis.
a.
Diazepam IV; 0,2 0,5 mg / kg/dosis, atau rektal : 0,4 0,6 mg/kg/
dosis. Kemudian dilanjutkan dengan:
Turunkan panas:
Pengobatan Suportif
Cairan intravena
Zat asam.
J.
Pengkajian Keperawatan
1. Biodata klien
2. Riwayat kesehatan yang lalu
- Apakah pernah menderita penyait ISPA dan TBC ?
- Apakah pernah jatuh atau trauma kepala ?
- Pernahkah operasi daerah kepala ?
3. Riwayat kesehatan sekarang
Aktivitas
Gejala : Perasaan tidak enak (malaise).
Tanda : ataksia, kelumpuhan, gerakan involunter.
Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat kardiopatologi : endokarditis.
Tanda : tekanan darah meningkat, nadi menurun, dan tekanan nadi berat,
takikardi, disritmia.
Eliminasi
Tanda : Inkontinensi dan retensi.
Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, sulit menelan.
Tanda : anoreksia, muntah, turgor kulit jelek dan membran mukosa kering.
Higiene
Tanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri.
Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, parestesia, terasa kaku pada persarafan yang terkena,
kehilangan sensasi, kejang, fotofobia, ketulian dan halusinasi penciuman.
Tanda : letargi sampai kebingungan berat hingga koma, halusinasi, kehilangan
memori, tanda brudzinki positif dan atau kernig positif, rigiditas nukal,
babinski positif, reflek abdominal menurun dan reflek kremastetik hilang pada
laki-laki.
Nyeri/keamanan
Gejala : sakit kepala(berdenyut hebat, frontal).
Tanda : gelisah, menangis.
Pernafasan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
L. Rencana Keperawatan
NANDA
Dx.1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis (iritasi meningen)
NOC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 3 jam pasien menunjukkan
penurunan nyeri, dibuktikan dengan kriteria hasil:
a. Dapat tidur dengan tenang
b. Memverbalisasikan penurunan nyeri
c. Tanda vital DBN
NIC
Rencana intervensi yang akan dilakukan:
1.
2. Kompres dingin (es) pada kepala dan kain dingin pada mata.
b.
c.
Kesadaran meningkat
d.
NIC
Rencana intervensi yang akan dilakukan:
1.
Pasien bed rest total dengan posisi tidur terlentang tanpa bantal.
R/ Perubahan pada tekanan intakranial akan dapat meyebabkan resiko untuk
terjadinya herniasi otak.
2.
3.
Monitor tanda-tanda vital seperti TD, Nadi, Suhu, Respirasi dan hati-hati
pada hipertensi sistolik.
R/ Pada keadaan normal autoregulasi mempertahankan keadaan tekanan
darah sistemik berubah secara fluktuasi. Kegagalan autoreguler akan
menyebabkan kerusakan vaskuler cerebral yang dapat dimanifestasikan
dengan peningkatan sistolik dan diiukuti oleh penurunan tekanan diastolik.
Sedangkan peningkatan suhu dapat menggambarkan perjalanan infeksi.
4.
5.
6.
7.
8.
NANDA
Dx.3. Nausea berhubungan dengan meningitis
NOC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 3 jam pasien menunjukkan
perasaan mual berkurang, dibuktikan dengan kriteria hasil:
a.
b.
NIC
Rencana intervensi yang akan dilakukan:
1.
2.
muntah
Dorong strategi belajar yang digunakan untuk memanajemen nausea.
R/ dengan mempelajari manajemen mual maka apabila suatu saat mual datang,
3.
4.
5.
6.
NANDA
Dx.4. Hipertermi berhubungan dengan penyakit
NOC
b.
NIC
Rencana intervensi yang akan dilakukan:
1.
2.
3.
4.
5.
tindakan nonfarmakologi.
Kenakan klien pakaian yang tipis.
R/ dengan menggunakan pakaian yang tipis maka tubuh tetap terjaga
kelembabanya dan suhunya.
NANDA
Dx.5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual, muntah dan anoreksia
NOC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam pasien menunjukkan
nutrisi kurang teratasi dengan indikator:
a. Mendapat nutrisi yang adekuat
b. Klien tidak mengalami kehilangan BB lebih lanjut
c. Membran mukosa lembab
d. Kulit tidak kering
NIC
Rencana intervensi yang akan dilakukan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Informasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat nutrisi yang adekuat
R/ bekerjasama dan berdiskusi dengan keluarga
9.
NANDA
Dx.7. Kurangnya pengetahuan keluarga sehubungan keterbatasan informasi
NOC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 60 menit pasien menunjukkan
pengetahuan keluarga bertambah, dibuktikan dengan kriteria hasil:
a.
b.
c.
NIC
Rencana intervensi yang akan dilakukan:
1.
2.
3.
4.
Berikan Health Education tentang cara menolong keluarga yang kejang dan
mencegah kejang.
R/ sebagai upaya alih informasi dan mendidik keluarga agar mandiri dalam
mengatasi masalah kesehatan.
NANDA
Dx.8. Resiko injuri berhubungan dengan adanya kejang, perubahan status mental
dan penurunan tingkat kesadaran
NOC
Monitor kejang pada tangan, kaki, mulut dan otot-otot muka lainnya.
R/ Gambaran tribalitas sistem saraf pusat memerlukan evaluasi yang sesuai
dengan intervensi yang tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi.
2.
3.
4.
Daftar Pustaka
Muttaqin, arif. Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan system
persyarafan. Jakarta : Selemba Medika, 2008.
Guyton and hall. Buku ajar fsikologi kedokteran. Jakarta : EGC, 2006.